Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bulan
Bulan adalah benda angkasa yang paling dekat dengan bumi. Bulan juga
menjadi benda yang kedua yang paling terang setelah matahari dan satu-satunya
permukaan benda langit yang diamati dengan mudah.
Bulan adalah bola batu raksasa yang mengitari bumi. Permukaannya
gersang, dipenuhi kawah yang berasal dari ledakan meteorit miliaran tahun yang
lalu. Bulan mungkin terbentuk saat planet lain bertubrukan dengan bumi muda.
Pecahan batuan dari peristiwa itu muncul bersama dan membentuk bulan.

Jarak rata-rata Bumi-Bulan dari pusat ke pusat adalah 384.403 km, sekitar
30 kali diameter Bumi. Diameter Bulan adalah 3.474 km, sedikit lebih kecil dari
seperempat diameter Bumi. Ini berarti volume Bulan hanya sekitar 2% volume
Bumi dan tarikan gravitasi di permukaannya sekitar 17% daripada tarikan
gravitasi Bumi. Bulan beredar mengelilingi Bumi sekali setiap 27,3 hari (periode
orbit), dan variasi periodik dalam sistem Bumi Bulan - Matahari
bertanggungjawab atas terjadinya fase-fase Bulan yang berulang setiap 29,5 hari
(periode sinodik).Massa jenis Bulan (3,4 g/cm) adalah lebih ringan dibanding
massa jenis Bumi (5,5 g/cm), sedangkan massa Bulan hanya 0,012 massa Bumi.
Saat malam datang, bulan memancarkan cahayanya namun sama seperti
planet-planet lain bulan tidak memiliki sumber cahaya sendiri. Bulan dapat dilihat
oleh kita dibumi karena mendapat pantulan sinar dari matahari.
Muka bulan yang menghadap bumi selalu sama, yakni hanya separo.
Separo lagi tidak pernah menghadap bumi. Rupa bulan dibagi dalam lima
kelompok , yaitu :
1. Laut
Bulan memiliki bagian-bagian yang tampak gelap, halus, dan datar, yang
dinamakan laut atau maria. Laut disini bukan laut seperti di bumi mengandung air.
Laut pada bulan adalah bagian yang halus, permukaannya datar, warnanya agak
gelap, dan tidak baik dalam memantulkan cahaya matahari.
2. Pegunungan
Melalui foto foto teleskop, manusia dapat menentukan lokasi dan tinggi
beberapa pegunungan di bulan. Beberapa puncak tingginya lebih dari 9000 meter
diatas permukaan bulan, salah satu pegunungan yang terdapat di bulan adalah
Pegunungan Apenine.
3. Kawah
Pada permukaan bulan terdapat beribu ribu kawah dengan berbagai
macam ukuran dan diameter yang mencapai 800 km.
4. Sinar
Sinar bulan adalah sinar yang memancar ke beberapa arah dari beberapa kawah
bulan. Sinar bulan tidak menghasilkan bayangan. Menurut penyelidikan dan
penelitian sinar bulan terjadi dari gumpalan-gumpalan bahan yang terlempar
keluar dari dalam kawah, kemudian memantulkan cahaya yang lebih baik
daripada disekililingnya sehingga jauh nampak bersinar.
5. Lembah
Dibeberapa dataran di bulan, ditemukan daerah yang berkelok kelok
yang mirip dengan dasar sungai yang sudah tua ataupun seperti dasar jurang.
Sebagian ahli geologi memperkirakan bahwa lembah bulan adalah merupakan
retakan tua yang berisi debu debu. Di bulan udara yang mengeilinginya
memiliki gravitasi yang sangat kecil, sehingga kita dapat melihat melalui
tayangan film para astronot yang melayang layang, mengambang di uadara.
Gravitasi bulan kira kira 1/6 kali dari gravitasi bumi, sehingga menyebabkan
daya tarik di bulan lebih lemah untuk mengikat atmosfernya. Inilah yang
menyebabkan kondidi dan suhu di permukaan bulan dapat berubah dengan sangat
cepat. Di bulan sangat sunyi karena bunyi atau suara tidak bisa merambat. Langit
di bulan nampak sangat hitam, tidak biru seperti di bumi. Di bulan tidak ada siklus
air.
2.2 Teori Terbentuknya Bulan
Pembentukan Bulan memiliki banyak teori yang masih saja menjadi
perdebatan. Berikut teori-teori pembentukan Bulan.
1. Teori Co-Akresi
Seorang astronom Prancis bernama Edouard Roche mengusulkan teori
pembentukan Bulan yang bernama teori Co-Akresi. Teori ini bercerita bahwa
Bulan tercipta karena terkondensasi dari materi kemudian berputar seperti awan
debu panas yang menciptakan Bumi. Awan debu panas ini perlahan terkontaksi
kemudian mendingin membentuk cincin gas disekelilingnya. Cincin Gas
tersebutlah yang membentuk Bulan. Masalahnya, hipotesis ini tidak mampu
menjelaskan momentum sudut dalam sistem Bumi-Bulan atau mengapa Bulan
memiliki inti besi yang relatif kecil dibandingkan Bumi sedangkan logikanya jika
Bulan dan Bumi terbentuk dari gas yang sama maka kandungannya pun
seharusnya sama. (25% dari jari-jarinya sedangkan Bumi 50%dari jari-jarinya).

2. Teori pembelahan (Fisi)


George Darwin putra dari ilmuan terkenal Charles Darwin penulis Origin
of Species pada tahun 1878 mengumumkan Teori Fisi. Darwin menyimpulkan
bahwa Bulan secara bertahap bergerak menjauh. Darwin mulai
mempertimbangkan apa yang akan terjadi jika saja waktu diputar kembali. Seperti
menjalankan film dalam hitungan mundur. Darwin juga menyimpulkan bahwa
dahulu Bulan bersatu dengan Bumi. Sebagian kecil dari Bumi terpisah kemudian
membentuk Bulan. Namun, putaran Bumi dan orbit bulan tidak sesuai dengan
pola yang diprediksi oleh teori fisi ini. Bumi akan berputar lebih cepat untuk
memperhitungkan tingkat rotasinya sekarang ini.

3. Teori Penangkapan (Capture)


Pada tahun 1909 Thomas Jefferson Jackson See telah menhabiskan waktu
menganalisis hipotesis baik co-Akresi maupun Fisi. Tetapi Thomas
mengembangkan ide yang sangat berbeda yaitu teori Penangkapan (Capture).
Teori ini menyatakan gravitasi Bumi menarik Bulan yang terbentuk di tempat
berbeda dalam tata surya kemudian sedang berjalan dari bagian yang jauh dari tata
surya. Tapi kemudian bergerak terlalu dekat dengan Bumi sehingga ditangkap
oleh gravitasi Bumi. Skenario penangkapan inilah yang menarik astronot Appolo
membawa batu bulan ke Bumi. Mineral di dalamnya ternyata mirip dengan yang
ada di mantel Bumi(sama sekali tidak asing). Namun teori ini tidak dapat
menjelaskan perbedaan kandungan besi antar Bumi dan Bulan. Kelemahannya
juga tidak ada penjelasan mengenai media penolak bagi objek sebesar Bulan
sehingga tidak menabrak Bumi.

4. Teori Tubrukan Besar


Pada tahun 1974 muncul teori yang menyatakan Bulan diperkirakan
terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, tak lama setelah pembentukan Bumi.
Meskipun terdapat sejumlah hipotesis mengenai asal usul Bulan, hipotesis yang
paling diterima saat ini menjelaskan bahwa Bulan terbentuk dari serpihan yang
terlepas setelah sebuah benda langit seukuran Mars bernama Theia bertubrukan
dengan Bumi. Tabrakan ini cukup besar sehingga menyebarkan maetri pecahan
Bumi dan Theia di sekitar Bumi. Materi tersebut kemudian saling terikat oleh
gravitasi, dan membentuk Bulan. Pembuktian ini dilakukan dengan mempelajari
rasio antara isotop, seperti oksigen, titanium, silikon dll. Menurut model tubrukan
ini, Bulan sebagian besar terbentuk dari materi Theia antara 70-90 persen
sementara sisanya berasal dari bumi.

2.3 Gerak Edar Bulan


Gerak edar bulan terdiri dari 3 gerakan sekaligus, yaitu :
1. Gerak rotasi
Perputaran Bulan pada porosnya disebut rotasi Bulan. Untuk satu kali rotasi,
Bulan membutuhkan waktu sebulan (29 hari). Rotasi Bulan tidak memberikan
pengaruh apa pun terhadap kehidupan di Bumi.
2. Gerak revolusi
Selain berputar pada porosnya, bulan juga bergerak mengelilingi bumi yang
disebut revolusi bulan. Akibat revolusi bulan, bulan akan tampak berubah-ubah
jika dilihat dari bumi yang disebut dengan fase bulan. Fase bulan dipengaruhi oleh
posisi bulan terhadap bumi dan matahari.
3. Gerak bulan mengelilingi matahari bersama-sama dengan bumi
Meskipun melakukan 3 gerakan sekaligus, tetapi kala rotasi bulan sama
dengan kala revolusinya. Sekali bulan mengelilingi bumi, sekali pula bulan
mengelilingi porosnya, sehingga bagian bulan yang menghadap bumi selalu sama.

2.4 Fase Bulan


Bulan seolah-olah bersinar disebabkan bulan memantulkan kembali
cahaya yang diterimanya dari matahari. Karena bulan itu beredar mengelilingi
bumi, maka bagian-bagian muka bulan berbeda-beda pula yang mendapat cahaya
matahari.
Akibatnya kadang-kadang kita lihat seluruh muka bulan yang terang,
tetapi pada waktu lain hanya sebagian kecil dari muka bulan yang terang karena
mendapat sinar matahari. Keadaan ini menyebabkan seolah-olah bulan itu
berubah-rubah bentuknya. Hal ini disebut fase dari bulan.
Fase bulan adalah perubahan bentuk bulan di lihat dari bumi. Fase bulan
itu tergantung pada kedudukan bulan terhadap matahari dilihat dari bumi. Fase
bulan disebut juga aspek bulan. Berikut ini adalah deskripsi dari masing-masing
fase Bulan :
1. Fase 1(Hari pertama) New Moon (Bulan baru)
Bulan berada pada posisi 0. Bagian Bulan yang tidak terkena sinar
Matahari menghadap ke Bumi. Akibatnya, Bulan tidak tampak dari Bumi.
2. Fase 2(Hari keempat) Waxing Crescent (Sabit Muda)
Bulan berada pada posisi 45. Dilihat dari Bumi, Bulan tampak
melengkung seperti sabit. Selama fase ini, kurang dari setengah bulan yang
menyala dan selama fase berlangsung, bagian yang menyala secara bertahap akan
lebih besar.
3. Fase 3 (Hari kedelapan) Third Quarter (Kuartal III)
Bulan berada pada posisi 90. Bulan tampak berbentuk setengah lingkaran.
4. Fase 4 (Hari kesebelas) Waxing Gibbous (Bulan Bungkuk)
Bulan berada pada posisi 135. Dilihat dari Bumi, Bulan tampak seperti
cakram. Awal fase ini ditandai saat bulan berbentuk setengah ukuran. Selama fase
berlangsung, bagian yang datar akan lebih besar.
5. Fase 5 (Hari keempat belas) Full Moon (Bulan purnama)
Bulan berada pada posisi 180. Bulan purnama adalah salah satu fase
bulan di mana bulan terletak di belakang bumi ditinjau dari matahari. Karena
satu siklus bulan lamanya 29.5 hari, maka bulan purnama biasanya terjadi di
antara hari ke-14 dan 15 dalam kalender lunar. Hal ini terjadi ketika bulan berada
di sisi berlawanan dari Bumi.
6. Fase 6 (Hari ketujuh belas) Waning Gibbous (Bulan Bungkuk)
Bulan berada pada posisi 225. Dilihat dari Bumi, penampakan Bulan
kembali seperti cakram. Selama fase ini, bagian dari bulan yang terlihat dari Bumi
secara bertahap menjadi lebih kecil. Bulan terlihat berbentuk ligkaran. Setelah
melakukan putaran 2 minggu, bulan kini kembali kebentuk semula.
7. Fase 7 (Hari kedua puluh satu) First Quarter (Kuartal I)
Bulan berada pada posisi 270. Penampakan Bulan sama dengan Bulan
pada posisi 90. Bulan tampak berbentuk setengah lingkaran.
8. Fase 8 (Hari kedua puluh lima) Waning Crescent (Sabit tua)
Bulan berada pada posisi 315. Penampakan Bulan pada posisi ini sama
dengan posisi Bulan pada 45. Bulan tampak berbentuk seperti sabit. Selanjutnya,
Bulan akan kembali ke kedudukan semula, yaitu Bulan mati. Posisi Bulan mati
sama dengan posisi Bulan baru. Bedanya, Bulan baru menunjukkan fase awal,
sedangkan Bulan mati menunjukkan fase akhir.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Bulan adalah bola batu raksasa yang mengitari bumi. Permukaannya
gersang, dipenuhi kawah yang berasal dari ledakan meteorit miliaran tahun yang
lalu. Bulan mungkin terbentuk saat planet lain bertubrukan dengan bumi muda.
Pecahan batuan dari peristiwa itu muncul bersama dan membentuk bulan. Bulan
juga menjadi benda yang kedua yang paling terang setelah matahari dan satu-
satunya permukaan benda langit yang diamati dengan mudah.
Gerak edar bulan terdiri dari 3 gerakan sekaligus, yaitu :
1. Gerak rotasi
2. Gerak revolusi
3. Gerak bulan mengelilingi matahari bersama-sama dengan bumi
Fase bulan adalah perubahan bentuk bulan di lihat dari bumi. Fase bulan
itu tergantung pada kedudukan bulan terhadap matahari dilihat dari bumi. Fase
bulan disebut juga aspek bulan. Bulan mengalami delapan fase, antara lain :
1. Fase 1(Hari pertama) New Moon (Bulan baru)
2. Fase 2(Hari keempat) Waxing Crescent (Sabit Muda)
3. Fase 3 (Hari kedelapan) Third Quarter (Kuartal III)
4. Fase 4 (Hari kesebelas) Waxing Gibbous (Bulan Bungkuk)
5. Fase 5 (Hari keempat belas) Full Moon (Bulan purnama)
6. Fase 6 (Hari ketujuh belas) Waning Gibbous (Bulan Bungkuk)
7. Fase 7 (Hari kedua puluh satu) First Quarter (Kuartal I)
8. Fase 8 (Hari kedua puluh lima) Waning Crescent (Sabit tua)

.
DAFTAR PUSTAKA
Derlina., G, E. 2011. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Medan: FMIPA
UNIMED.
Tanudidjaja, M. M.1996.Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Tjasyono, B.2006.Ilmu Kebumian dan Antariksa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai