Anda di halaman 1dari 10

e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 Tahun 2015)


PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING)
BERBANTUAN MEDIA KONKRET DALAM MENINGKATKAN
PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK

Ni Luh Mira Wintari1 , I Nyoman Jampel2, Nice Maylani Asril3


1,3
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini,
2
Jurusan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: mira_diamond@ymail.com.,nyoman.jampel@yahoo.com.,
nice.asril@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan perkembangan sosial emosional
melalui penerapan metode bermain peran berbantuan media konkret pada anak
kelompok B1 TK Widya Bhakti Tua. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
(PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus.Subjek penelitian adalah 21 orang anak
kelompok B semester 2 TK Widya Bhakti Tua, kemudian data penelitian tentang
perkembangan sosial emosional dikumpulkan menggunakan metode observasi dengan
instrumen berupa lembar format observasi.Data hasil penelitian dianalisis menggunakan
metode analisis statistik deskriptif dan deskriptif kuantitatif.Hasil analisis data
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan perkembangan sosial emosional anak kelompok
B1 TK Widya Bhakti Tua dari penerapan metode bermain peran berbantuan media
konkret mencapai 23.43%. Pada siklus I sebesar 58.90% yang berada pada kriteria
rendah mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 82.33% tergolong kriteria tinggi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode bermain peran
berbantuan media konkret dapat meningkatkan perkembangan sosial emosional pada
anak kelompok B TK Widya Bhakti Tua.

Kata kunci: metode bermain peran, Media Konkret, perkembangan sosial emosional.

Abstract
This study aims to determine the increase in social emotional development through the
application of methods of playing the role of media aided concrete in group B children
kindergarten Widya Bhakti Tua. This research is a classroom action research (PTK)
carried out in 2 cycles of action. Subjects were 21 children in group B second half of the
Old Kindergarten Widya Bhakti, then the data of research on social development
emotional collected using observation method with instrument in the form of observation
sheet format. Data were analyzed using descriptive statistical analysis and quantitative
descriptive. Hasilanalisis data indicate that an increase in social emotional development
of the in group B children kindergarten Widya Bhakti Tua application of the method of
playing the role of media aided concrete reaches 23:43%. In the cycle of 58.90% which is
at the low criteria increased in the second cycle into 82.33% relatively high criteria. It can
be concluded that the application of the method of playing the role of media aided
concrete can improve the social emotional development in children kindergarten group B
Widya Bhakti Tua.

Key words: methods play a role, concrete media, social emotionaldevelopment.


e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 Tahun 2015)


PENDAHULUAN kemampuan sosial dalam berinteraksi
Pendidikan merupakan upaya yang dengan lingkungan sekitarnya dan ada
dilakukan manusia dalam rangka mencapai beberapa anak yang mengalami kesulitan
kedewasaan yang mencakup seluruh dalam mengikuti kegiatan belajar karena
perkembangan pribadi anak, baik segi secara keseluruhan, proses pembelajaran
intelektual, jasmani dan rohani, sosial didominasi oleh guru, sehingga anak
maupun emosional.Anak usia menjadi pasif dalam mengikuti proses
dini`merupakan usia 0-6 tahun, dimana pembelajaran. Tidak hanya itu, media yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan digunakan oleh guru untuk menyampaikan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan materi juga sangat minim, sehingga anak
dan perkembangan jasmani dan rohani sulit memahami apa yang disampaikan oleh
agar anak memiliki kesiapan dalam guru.Hal tersebut membuat tidak
memasuki pendidikan lebih lanjut. Bermain tercapainya tujuan proses belajar mengajar.
salah satu kegiatan yang sangat penting Ketidaktercapaian dapat dilihat dari nilai
bagi pertumbuhan dan perkembangan akhir perkembangan anak yang
anak.Bermain harus dilakukan atas inisiatif menyatakan bahwa dari 21 anak, 8 anak
anak dan atas keputusan anak itu mendapatkan nilai kurang memuaskan
sendiri.Mulai masuk TK berarti anak mulai ().Berdasarkan data tersebut, maka
belajar menjadi bagian dari kelompok sosial peneliti dapat menarik simpulan bahwa
yang lebih besar daripada keluarga. Untuk perkembangan sosial anak di TK Widya
itu, anak harus sudah memiliki pengertian Bhakti Tua, Kecamatan Marga perlu
bagaimana berprilaku yang baik dan dapat ditingkatkan.Melihat permasalahan
diterima dilingkungan tersebut, guru seharusnya mengubah
barunyaPerkembangan sosial adalah metode agar anak menjadi aktif dalam
sebuah proses interaksi yang dibangun proses belajar mengajar. Apalagi yang
oleh seseorang dengan orang lain. diajar merupakan anak usia dini,
Perkembangan sosial ini berupa jalinan seharusnya guru lebih banyak mengajak
interaksi anak dengan orang lain, mulai dari anak untuk bermain, serta menyelipkan
orang tua, saudara, teman bermain, hingga materi pelajaran dalam permainan tersebut.
masyarakat secara luas. Pengalaman Untuk mengatasi permasalahan tersebut,
sosial awal anak di dalam rumah dimulai peneliti mempunyai sebuah solusi agar
dari hubungan anak tersebut dengan setiap anak menjadi aktif dalam proses belajar
anggota dalam keluarga.Saat hendak mengajar. Solusi yang yang dapat peneliti
masuk TK sewajarnya anak sudah memiliki berikan yaitu menerapkan metode bermain
pengalaman sosial awal dari luar rumah peran. Berdasarkan uraian tersebut, perlu
yang menyenangkan. dilakukan penelitian yang berjudul:
Namun kenyataannya dilapangan, Penerapan Metode Bermain Peran (Role
berdasarkan hasil observasi dan Playing) Berbantuan Media Konkret dalam
pengamatan lansung di lapangan pada hari Meningkatkan Perkembangan Sosial
Rabu, tanggal 15 januari 2015 di TK Widya Emosional Anak di Kelompok B1 Tk Widya
Bhakti Tua ada beberapa anak yang belum Bhakti Tua, Kecamatan Marga, Kabupaten
mampu berinteraksi dengan lingkungan Tabanan Tahun Pelajaran 2014/2015
sekitarnya. Dan dari hasil pengamatan Berdasarkan latar belakang di atas,
langsung dengan Ni Wayan Superni guru dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
TK yang mengajar di kelompok B1, di TK Apakah penerapan metode bermain peran
Widya Bhakti Tua.Dari hasil observasi (Role Playing) berbantuan media konkret
penulis lakukan pada hari selasa, 20 dapat meningkatkan perkembangan sosial
Januari 2015 terdapat permasalahan yang emosional anak di Kelompok B1 Tk Widya
terfokus pada beberapa anak ditemukan Bhakti Tua, Kecamatan Marga, Kabupaten
dalam kegiatan pembelajar penerapan Tabanan Tahun Pelajaran 2014/2015?
metode bermain peran yang berlangsung Berdasarkan perumusan masalah
masih belum memenuhi peningkatan sebagaimana telah dipaparkan di atas,
perkembangan anak terutama dalam maka tujuan penelitian ini dapat dirumuskan
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 Tahun 2015)


sebagai berikut. Untuk mengetahui menyatakan,Media adalah pembawaan
peningkatan perkembangan sosial pesan yang berasal dari suatu sumber
emosional anak setelah diterapkan metode pesan (yang dapat berupa orang atau
bermain peran (Role Playing) berbantuan benda) kepada penerima pesan. Dalam
media konkret pada anak di Kelompok B1 proses belajar-mengajar, penerima pesan
Tk Widya Bhakti Tua, Kecamatan Marga, itu ialah anak. Pembawa pesan (media) itu
Kabupaten Tabanan, Tahun Pelajaran berinteraksi dengan anak melalui indra
2014/2015? mereka. Anak dirangsang oleh media itu
Kegiatan pembelajaran untuk anak untuk menggunakan indranya untuk
usia dini harus memperhatikan metode menerima informasi. Kadang-kadang anak
yang digunakan agar sesuai dengan dituntut untuk menggunakan kombinasi dari
karakteristik anak dan tujuan dari beberapa indra supaya dapat menerima
pembelajaran tersebut. Berikut, beberapa pesan itu secara lebih lengkapJadi, dilihat
pengertian metode bermain peran menurut dari beberapa pendapat para ahli mengenai
beberapa ahli. Menurut Blatner, 2011 pengertian media konkret maka dapat
(dalam Yaumi 2012:166) menyatakan disimpulkan bahwa media konkret
bahwa bermain Peran merupakan suatu merupakan segala sesuatu yang digunakan
metode untuk mengetahui suatu peristiwa dalam kegiatan pembelajaran agar dapat
atau kejadian dalam keadaan sosial yang merangsang pikiran, perasaan perhatian
terdiri dari sejumlah bagian yang sling dan minat anak sedemikian rupa sehingga
berhubungan dan ketergantungan. Bermain terjadi proses belajar antara guru dan anak
peran dapat digunakan dalam ruang kelas dapat berlangsung secara tepat guna dan
atau di luar ruang kelas untuk memahami berdaya guna.
sumber lain, sejarah, dan bahkan dalam Adapun langkah-langkah penerapan
hubungannya dengan ide media konkret menurut Syaiful Aswan
cerita.Berdasarkan uraian di atas dapat (dalam Rahman 2013) sebagai
disimpulkan bahwa bermain peran adalah berikut.Pertama,Guru Menyampaikan
untuk menjadi individu yang diperankan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan
atau mendramatisasikan cara bertingkah media yang disediakan oleh
laku, cara berkomunikasi, guna melatih guru.Kedua,Guru mempersiapkan ruang
kemampuan mengungkapkan perasaan kelas, dan media yang diperlurkan. Ketiga,
dan untuk menjelaskan perasaan, tingkah Guru menyampaikan langkah penyajian
laku dengan tujuan untuk menghayati pelajaran dan manfaat media kepada anak,
perasaan Keempat,Guru menyampaikan langkah
Tujuan yang diharapkan dengan kegiatan pelajaran kepada anak.
pengunaan metode bermain peran (Role Sedangkan menurut Putranto (2012)
Playing) menurut Syaiful (dalam Israwan penerapan media konkret adalah sebagai
2010:5) antara lain adalah sebagai berikut. berikut.Pertama,Guru menyampaikan
Pertma, Agar anak dapat menghayati dan materi/bahan ajar yang akan disampaikan
menghargai perasaan orang lain Dapat kepada anak mengunakan media konkret.
belajar bagaimana membagai tanggung Kedua, Guru memilih media yang akan
jawab. Kedua,Dapat belajar bagaimana dipakai dengan mengunakan media
mengambil keputusan dalam situasai konkret. Ketiga, Guru Menyiapkan proses
kelompok.Ketiga,Merangsang anak untuk pembelajaran mengunakan media konkret,
berpikir dan memecahkan masalah. Keempat, Mencoba dan memastikan media
Media adalah segala sesuatu yang berjalan sesuai dengan harapan.
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan Kelima,Guru menyiapkan media kemudian
dari pengirim ke penerima sehingga dapat menjelaskan kepada anak apa yang harus
merangsang pikiran, perasaan, perhatian anak lakukan saat proses pembelajaran
dan minat anak sedemikian rupa sehingga berlangsung. Keenam.Mulai mengunakan
terjadi proses belajar (Purnawati dan media.Itulah beberapa pendapat para ahli
Eldarni dalam Risanti, 2013:14). mengenai langkah-langkah penerapan
Romiszowki (dalam Kumala, 2011:12) media konkret. Selanjutnya peneliti akan
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 Tahun 2015)


memodifikasi teori-teori diatas sehingga METODE
didapat langkah-langkah penerapan media Penelitian ini akan dilaksanakan pada
konkret secara lengkap. Modifikasi tersebut semester II sesuai dengan jadwal yang
peneliti lakukan dengan cara melengkapi berlaku di Taman Kanak-kanak Widya
satu teori dengan teori lain yang lebih rinci. Bhakti Tua, selama 2 bulan pada bula April
Perkembnagan sosial emosional dan bulan Mei 2015, sebanyak 2 siklus
adalah kemampuan mengadakan yaitu siklus I pada tanggl 13 April sampai
hubungan dengan orang lain, terbiasa tanggal 30 April 2015, dan siklus II pada
untuk sopan santun, mematuhi peraturan tanggal 2 Mei sampai dengan 22 Mei 2015.
dan disiplin dalam kehidupan sehari-hari . Tempat pelaksanaan penelitian ini
dan dapat menunjukkan reaksi emosi yang dilaksanakan di TK Widya Bhakti Tua, Desa
wajar (Dewi dalam Riawati, 2014:345). Tua, Kecamatan Marga, Kabupaten
Perkembangan sosial emosional Tabanan, Tahun Pelajaran 2014-2015
meliputi perkembangan dalam hal emosi, terutama yang berkaitan dengan bidang
kepribadian, dan hubungan interpersonal. pengembangan Sosial Emosional.Subjek
Pada tahap awal masa kanak-kanak, dalam penelitian ini adalah anak-anak TK
perkembangan sosial emosional adalah Widya Bhakti Tua sebanyak 21 orang terdiri
kemampuan tentang proses sosialisasi, dari 13 anak perempuan dan 8 anak laki-
yaitu proses ketika anak mempelajari nilai- laki pada kelompok B semester II TK Widya
nilai dan perilaku yang diterima dari Bhakti Tua, Kecamatan Marga, Kabupaten
masyarakat (Papalia dalam Faizah, Tabanan tahun ajaran 2014/2015. Adapun
2013:112). Berdasarkan definisi di atas objek penelitian ini adalah metode bermain
dapat diambil disimpulan bahwa peran (role playing) berbantua media
perkembangan sosial emosional tidak dapat konkret dalam meningkatkan
dipisahkan satu sama lain karena perkembangan sosial emosional
kemampuan mengadakan hubungan Penelitian ini termasuk penelitian
dengan orang lain, terbiasa untuk sopan tindakan kelas. Dipilihnya PTK karena
santun, mematuhi peraturan dan disiplin penelitian ini akan melakukan perbaikan
dalam kehidupan sehari-hari. kualitas proses dan hasil pembelajaran
Mengenai hubungan pengaruh dengan melakukan refleksi dan perbaikan
metode bermain peran berbantuan media pada tiap siklus penelitian. Perbaikan
konkret terhadap perkembangan sosial kualitas proses dan hasil pembelajaran
emosional anak, sangat erat karena dengan dalam penelitian ini dilakukan pada aspek
metode bermain peran (Role Playing) akan perkembangan sosial emosional di TK
mempengaruhi anak untuk mengetahui Widya Bhakti Tua.Penelitian ini dirancang
perasaan orang lain dan perasaan dirinya dalam bentuk penelitian tindakan kelas.
sendiri. Melatih anak mengetahui perasaan Penelitian tindakan kelas merupakan
orang lain ataupun dirinya sendiri, anak prosedur penelitian di kelas yang dirancang
akan terbiasa mengendalikan emosinya. untuk menanggulangi masalah nyata yang
Selain itu dengan bermain peran kita dialami guru berkaitan dengan siswa di
mampu meningkatkan kemandirian kelas itu.Penelitian ini dirancang dalam dua
anak.Dengan media konkret anak akan siklus.Tiap siklus terdiri atas empat
semakin mudah untuk bermain peran dan tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan
mampu bersosialisasi dengan lingkungan tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi
sekitar. Atas dasar pemikiran tersebut (Arikunto, 2012).Selanjutnya menurut
apabila penerapan metode bermain peran Arikunto (2012:3) Penelitian tindakan kelas
(Role Playing) berbantuan media konkret merupakan suatu pencermatan terhadap
berjalan dengan baik maka cendrung terjadi kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,
peningkatan perkembangan sosial yang sengaja dimunculkan dan terjadi
emosional anak kelompok B1 semester II dalam sebuah kelas secara
Tahun pelajaran 2014/2015 di TK Widya bersama.Sebagaimana telah dijelaskan
Bhakti Tua. sebelumnya PTK terdiri atas rangkaian
empat kegiatan yang dilakukan dalam
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 Tahun 2015)


siklus berulang.Empat kegiatan utama yang lembar kerja yang dibuat sesuai dengan
ada pada setiap siklus, yaitu perencanaan, kegiatan pembelajaran yang telah di
tindakan, pengamatan, dan refleksi yang rencanakan.Kelima, Membuat Instrumen
dapat digambarkan sebagai berikut. Penilaian Instrumen pada penilaian ini
dirancang sesuai dengan data yang ingin
diperoleh di lapangan.Kedua Pelaksanaan
Tindakan, Pada tahap ini, rancangan
Pelaksanaan strategi dan skenario penerapan
Refleksi SIKLUS I pembelajaran akan diterapkan. Dalam
pelaksanaan ini disusun sesuai tahap
Pengamatan pelaksanaan metode bermain peran (role
playing) berbantuan media konkret
Perencanaan khususnya dalam aspek perkembangan
sosial emosional untuk melihat tingkat
Pelaksanaan
Refleksi SIKLUS II perkembangan anak. Langkah-langkah
yang diterapkan dalam pelaksanaan
Pengamatan tindakan disesuaikan dengan penerapan
metode bermain peran antara lain
meningkatkan perkembangan sosial
? emosional anak. Pelaksanaan tindakan
Gambar 1. Rancangan Penelitian Tindakan dilakukan sesuai prosedur yang telah
Kelas (Arikunto, dkk., 2012: 16) dirancang. Kegiatan yang dilakukan pada
pelaksanaan tindakan ini adalah
Pertama perencanan yaitu dalam melaksanakan proses pembelajaran sesuai
tahap ini peneliti merencanakan dengan rencana kegiatan harian (RKH)
Permasalahan pelaksanaan pembelajaran yang telah dipersiapkan. Setiap satu siklus
yang diperoleh melalui refleksi awal di kelas terdiri dari 4 kali pertemuan dengan
yang menjadi objek penelitian, ditetapkan menggunakan rencana kegiatan mingguan
alternatif tindakan dalam kelas berupa (RKM).Ketiga Observasi/Evaluasi :
penerapan metode bermain peran (role mengobservasi proses pembelajaran
playing) berbantua media konkret dalam sesuai dengan langkah-langkah metode
meningkatkan perkembangan sosial bermain peran (Role Playing) berbantuan
emosional pada anak kelompok B. media konkret, memberi penilaian terhadap
Tindakan tersebut diharapakan mampu hasil karya yang telah dilaksanakan pada
meningkatkan perkembangan sosial kegiatan pembelajaran.Keempat Refleksi
emosional anak.Pada tahap perencanaan dilakukan untuk merenungkan dan
terdiri kegiatan sebagai berikut.Pertama, mengkaji hasil tindakan pada siklus I
Menyiapkan Media. Media yang dimaksud tentang perkembangan sosial emosional.
adalah berupa teori-teori menyangkut Hasil renungan dan kajian ini, menjadi
metode bermain peran dan media konkret acuan untuk dicari dan ditetapkan beberapa
yang bisa dimanfaatkan untuk permainan alternatif tindakan baru yang diduga lebih
yang dapat mengembangkan efektif untuk meningkatkan perkembangan
perkembangan sosial emosional sosial emosional anak kelompok B.
anak.Kedua,Membuat Rencana Kegiatan Alternatif tindakan ini akan ditetapkan
Mingguan (RKM) Secara lengkap rencana menjadi tindakan baru pada rencana
kegiatan mingguan dapat dilihat pada tindakan dalam tindakan penelitian kelas
lampiran.Ketiga,Menyiapkan Rencana siklus II.
Kegiatan Harian Penelitian dilakukan Untuk mengumpulkan data tentang
selama dua minggu, setiap siklus dilakukan perkembangan sosial Emosional anak pada
selama satu minggu.Secara umum RKH kelompok B1 TK Widya Bhakti Tua
yang digunakan selama penelitian dapat menggunakan metode observasi,
dilihat pada lampiran.Keempat,Membuat Observasi merupakan pengamatan yang
Lembar Kerja Anak Pada penelitian ini,
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 Tahun 2015)


dilakukan secara langsung untuk mengolah statistik deskriptif seperti disribusi frekuensi,
data perkembangan social emosional anak. grafik, modus (Mo), median (Me), angka
Menurut Arikunto (2012:127) rata-rata (Mean), sedangkan analisis
Metode obsevasi adalah kegiatan deskriptif kuantitatif adalah suatu cara
pengamatan (pengambilan data) untuk pengolahan data yang dilakukan dengan
memotret seberapa jauh efek tindakan telah jalan menerapkan rumus-rumus statistik
mencapai sasaran.Lebih lanjut menurut inferensial untuk menguji suatu hipotesis
Sudjana (2013:84) menyatakan,observasi penelitian yang diajukan peneliti, dan
atau pengamatan sebagai alat penilaian kesimpulan ditarik berdasarkan hasil
banyak digunakan untuk mengukur tingkah pengujian terhadap hipotesis (Agung,
laku individu ataupun proses terjadinya 2012:68).
suatu kegiatan yang dapat diamati, baik
dalam situasi yang sebenarnya maupun HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam situasi buatan. Dengan kata lain Hasil
observasi dapat mengukur atau menilai Penelitian ini dilaksanakan di TK
hasil dan proses belajar misalnya tingkah Widya Bhakti Tua dengan anak yang
laku siswa pada waktu belajar. berjumlah 21 orang.Penelitian ini
Menurut Agung (2012:61) metode dilaksanakan sebanyak 2 siklus selama 2
observasi ialah suatu cara memperoleh bulan dari bulan April dan bulan Mei Tahun
data dengan jalan mengadakan 2015. Data yang dikumpulkan adalah data
pengamatan dan pencatatan secara perkembangan sosial emosional anak. Dari
sistematis tentang sesuatu objek data tersebut dianalisis dengan
tertentu.Jadi dapat disimpulkan bahwa menggunakan metode analisis statistik
observasi adalah cara memperoleh data deskriptif dan metode analisis deskriptif
dengan melakukan pengamatan secara kuantitatif.Hasilnya dapat dipaparkan
langsung. sebagai berikut.Data Perkembangan Sosial
Instrumen yang digunakan untuk Emosional Siklus I.
mengumpulkan data tentang Siklus I dilaksanakan 12 kali
perkembangan sosial Emosional anak pertemuan yaitu 8 kali pertemuan untuk
kelompok B1 TK Widya Bhakti Tua adalah pelaksanaan tindakan dan 4 kali pertemuan
dengan menggunakan lembar observasi, untuk melaksanakan penilaian terhadap
yang terdiri dari empat indikator, yaitu: perkembangan sosial emosional pada anak
dapat bersikap kooperatif dengan teman kelompok B yang berjumlah 21 anak.
melalui metode bermain peran (Role Pelaksanaan tindakan pada siklus I
Playing) dapat Memahami aturan dengan dilaksanakan berdasarkan Rencana
teman melalui metode bermain peran (Role Kegiatan Harian (RKH) yang sudah
Playing) dapat Memahami aturan melalui disiapkan sebelumnya.
metode bermain peran (Role Playing) dan Data anak pada perkembangan
dapat Memiliki sikap gigih (tidak mudah sosial emosional disajikan dalam bentuk
menyerah) a melalui metode bermain peran tabel distribusi frekuensi, menghitung
(Role Playing) Dalam penelitian mean, median, modus, grafik poligon dan
menggunakan 2 variabel, yaitu variabel membandingkan rata-rata dengan model
bebas dan variabel terikat. Adapun variabel PAP skala lima.Dari hasil observasi yang
bebas yaitu metode bermain peran dilaksanakan pada saat melaksanakan
berbantuan media konkret dan variabel pembelajaran perkembangan sosial
terikat yaitu perkembangan social emosional melalui metode bermain peran
emosional. berbantuan media konkret diperoleh data
Penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut.
menggunakan metode analisis data, yaitu
analisis deskriptif kuantitatif. Analisis
statistik deskriptif adalah cara pengelolaan
data yang dilakukan dengan jalan
menerapkan teknik dan rumus-rumus
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 Tahun 2015)


10 bermain peran. Hal inipun secara tidak
8
6 langsung dapat mengefisienkan waktu
4 pembelajaran yang dilangsungkan di dalam
2
0 kelas.
52 57 62 67 Siklus II dilaksanakan 12 kali
pertemuan yaitu 8 kali pertemuan untuk
Mo 55,3 Md = 56,75 M = 58,90 pelaksanaan tindakan dan 4 kali pertemuan
untuk melaksanakan penilaian terhadap
perkembangan sosial emosional pada anak
Gambar 2: Grafik perkembangan sosial kelompok B yang berjumlah 21 anak.
emosional siklus I Pelaksanaan tindakan pada siklus II
dilaksanakan berdasarkan Rencana
Berdasarkan hasil observasi Kegiatan Harian (RKH) yang sudah
ditemukan data bahwa selama pelaksanaan disiapkan sebelumnya.Data anak pada
tindakan pada siklus I terdapat beberapa perkembangan sosial emosional disajikan
kendala yang mengakibatkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi,
perkembangan sosial emosional anak menghitung mean, median, modus, grafik
masih berada pada katagori polygon dan membandingkan rata-rata
rendah.Dengan demikian masih perlu dengan model PAP skala lima.Dari hasil
ditingkatkan pada siklus II. observasi yang dilaksanakan pada saat
Adapun kendala-kendala yang melaksanakan pembelajaran
ditemukan peneliti saat menerapkan siklus I perkembangan sosial emosional melalui
adalah sebagai berikut.Pertama: Anak metode bermain peran berbantuan media
masih bingung dengan media yang peneliti konkret diperoleh data sebagai berikut.
gunakan. Hal ini dikarenakan anak belum
terbiasa melihat dan menggunakan media 10
8
konkret untuk kegiatan bermain 6
peran.Kedua: Beberapa anak terlihat 4
2
kurang tertarik terhadap kegiatan bermain 0
peran karena medianya kurang banyak dan 69 74 79 84 89 94
membutuhkan waktu yang cukup lama
M = 82,3 Mo = 84,5
untuk melaksanakan kegiatan ini.
Adapun solusi yang bisa dilakukan Me = 83,3
untuk mengatasi kendala-kendala diatas
adalah sebagai berikut.Pertama:
Gambar 3 : Grafik perkembangan sosial
Menjelaskan media yang digunakan dan
emosional siklus II
mencontohkan kegiatan bermain peran
sebagai pak tani, koki (tukang masak) dan Melalui perbaikan proses
dokter, pedagang dengan berbantuan pembelajaran dan pelaksanaan siklus II
media konkret di depan kelas serta telah terjadi adanya peningkatan pada
memberikan kesempatan kepada anak perkembangan sosial emosional anak.
untuk mencoba sendiri melakukan kegiatan Adapun temuan-temuan yang diperoleh
bermain peran di depan kelas. Kedua: selama tindakan pelaksanaan siklus II
Menyediakan beberapa media contohnya : adalah sebagai berikut.Pertama: Anak yang
seperti : peralatan pak tani yang terbuat awalnya tidak menyukai kegiatan bermain
dari plastik contohnya: cangkul, sabit, dan peran menjadi semakin tertarik dan
topi pak tani yang terbuat dari anyaman antusias dalam pembelajaran. Karena guru
bambu, peralatan koki yang terbuat dari menyediakan beberapa media dalam
bahan plastik/melamin contohnya: kompor, proses pembelajaran bermain peran.
sendok, sayur-sayuran, buah-buahan, Kedua: Wawasan anak semakin bertambah
penggorengan, dan panci peralatan dokter, karena media yang digunakan bervariasi
untuk masing-masing anak, agar anak lebih contohnya : seperti peralatan pak tani yang
tertarik dan antusias dalam kegiatan terbuat dari plastik contohnya: cangkul,
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 Tahun 2015)


sabit, dan topi pak tani yang terbuat dari rata-rata persentase kemampuan
anyaman bambu, peralatan koki yang perkembangan social emosional anak dari
terbuat dari bahan plastik/melamin siklus I ke siklus II sebesar 23,43%.
contohnya: kompor, sendok, sayur-sayuran, Peningkatan perkembangan sosial
buah-buahan, penggorengan, dan panic, emosional anak melalui kegiatan bermain
peralatan dokter, untuk masing-masing peran disebabkan karena adanya
anak, agar anak lebih tertarik dan antusias penerapan metode bermain peran
dalam kegiatan bermain peran. Hal inipun berbantuan media konkret dapat
secara tidak langsung dapat merangsang anak didik untuk mencapai
mengefisienkan waktu pembelajaran yang tujuan keberhasilan perkembangan sosial
dilangsungkan di dalam kelas.Ketiga: Anak- emosional.
anak terlihat semakin semangat dan Berdasarkan hasil pengamatan dan
senang pada saat kegiatan seni peran temuan yang dilakukan selama
dalam memerankan profesi yang mereka pelaksanaan tindakan I terdapat beberapa
gemari sebagai pak tani, dokter, koki masalah yang menyebabkan
(tukang masak) dan guru. Sehingga dapat perkembangan sosial emosional berada
memotivasi anak untuk meningkatkan pada kriteria sangat rendah.Hal ini
perkembangan sosial emosional. disebabkan karena anak masih bingung
Secara umum proses pembelajaran dengan media yang peneliti gunakan,
dengan menerapkan metode bermain peran dikarenakan anak belum terbiasa melihat
berbantuan media konkret untuk dan menggunakan media konkret untuk
meningkatkan perkembangan sosial kegiatan bermain peran. Hal ini diperbaiki di
emosional anak sudah berjalan dengan siklus II dengan cara menyediakan lebih
baik dan telah mencapai indikator banyak media konkret dalam kegiatan
keberhasilan. Hal ini terlihat dari adanya bermain peran dan memberikan
peningkatan rata-rata persentase (M%) dari kesempatan kepada anak untuk selalu
siklus I ke siklus II, sehingga penelitian ini mencoba mengunakan media konkret
cukup sampai disiklus II dan tidak dalam kegiatan bermain peran. Dengan ini
dilanjutkan ke siklus berikutnya. anak akan lebih tertarik terhadap metode
yang di terapkan tersebut.
Pembahasan Berdasarkan hasil analisis statistik
Berdasarkan hasil penelitian yang deskritif dan analisis deskritif kuantitatif
telah dilaksanakan di TK Widya Bhakti Tua diperoleh rata-rata presentase
pada anak kelompok B1 semester genap perkembangan sosial emosional anak
tahun pelajaran 2014/2015 selama dua kelompok B1 TK Widya Bhakti Tua
siklus menunjukkan terjadi peningkatan Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015
perkembangan sosial emosional.Sebelum pada siklus I sebesar 58,90% yang berarti
diberi tindakan presentase tingkat pada kategori rendah dan setelah
kemampuan perkembangan sosial dilakukan penerapan kembali mengalami
emosional pada anak TK Widya Bhakti Tua peningkatan pada siklus II menjadi 82,33%
tergolong sangat rendah berada dalam yang menunjukkan kategori tinggi.
rentangan 0-54. Hal ini disebabkan karena kegiatan
Sesuai analisis statistik deskritif dan bermain peran dapat membantu
analisis deskritif kuantitatif terhadap metode merangsang anak untuk mengembangkan
bermain peran berbantuan media konkret perkembangan sosial emosional, sehingga
untuk meningkatkan perkembangan sosial anak akan lebih mengetahui perasaan
emosional anak kelompok B1 TK Widya orang lain dan perasaan dirinya sendiri.
Bhakti Tua diperoleh rata-rata presentase anak akan terbiasa mengendalikan
perkembangan sosial emosional pada emosinya dan anak mampu bersosialisasi
siklus I sebesar 58,90% dan rata-rata dan di terima di lingkungan sekitarnya,
presentase perkembangan sosial pendapat ini di dukung oleh
emosional pada siklus II sebesar 82,33%. (Wahyuningtyas 2006:17). Terjadinya
Data ini menunjukkan adanya peningkatan peningkatan ini karena diterapkannya
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 Tahun 2015)


metode bermain peran berbantuan media terjadi peningkatan kemampuan berbahasa
konkret. melalui media konkret, anak dapat lisan dengan media konkret tangan sebesar
mengenal berbagai media nyata (Rahman 27,19%.
2014:3). Adapun maanfaat media konkret Penelitian ini dianggap berhasil di
ini dalam membantu penerapan metode siklus II.Sehubungan dengan hal tersebut,
bermain peran adalah media konkret dapat penerapan metode bermain peran dengan
membantu untuk memperjelas maksud media konkret dapat meningkatkan
yang kita sampaikan, merangsang perserta perkembangan sosial emosional pada anak
didik untuk mempeloreh pengalaman yang hingga mencapai kriteria tinggi tetapi
sama, memberikan pengalaman kepada karena adanya keterbatasan waktu baik
anak tentang peristiwa-peristiwa di dari pihak peneliti maupun pihak sekolah
lingkungan sekitar, dan dapat memberikan maka penelitian ini tidak dilanjutkan ke
kesempatan kepada anak untuk siklus berikutnya untuk mencapai kriteria
mempelajari situasi yang nyata (Sadiman, sangat tinggi.
1990:16). Kelebihan dari media konkret ini
dalam proses pelajaran di TK dapat SIMPULAN DAN SARAN
memberikan pengalaman belajar langsung, Simpulan
menarik perhatian anak, dan dapat melatih Berdasarkan hasil analisis data,
keterampilan anak menggunakan alat maka dapat disimpulkan bahwa terjadi
indera ( Diani, 2012) peningkatan perkembangan sosial
Berdasarkan hasil penelitian yang emosional anak kelompok B TK Widya
telah dilakukan mengenai penerapan Bhakti Tua setelah diterapkan metode
metode bermain peran berbantuan media bermain peran berbantuan media konkret
konkret dapat meningkatkan perkembangan sebesar 23,43%. Hal ini diketahui dari
sosial emosional pada anak kelompok B1 peningkatan rata-rata persentase anak
TK Widya Bhakti Tua semester genap siklus I sebesar 58,90% yang berada pada
tahun pelajaran 2014/2015, dan oleh kategori rendah menjadi sebesar 82,33%
karenanya metode pembelajaran yang pada siklus II yang berada pada katagori
demikian sangat perlu dilakukan secara tinggi.
intensif dan berkelanjutan.
Keberhasilan dalam penelitian ini Saran
sesuai dengan kajian teori yang Berdasarkan simpulan di atas,
mendukung dan didukung oleh penelitian saran-saran yang dapat diajukan adalah
yang dilakukan oleh Dewi (2013) bahwa sebagai berikut.Pertama, Kepada anak,
terjadi peningkatan perkembangan sosial- agar dapat meningkatkan perkembangan
emosional dengan penerapan model sosial emosional melalui metode bermain
pembelajaran (role playing) berbantuan peran berbantuan media konkret.Kedua,
media boneka tangan pada siklus I sebesar Kepada guru, untuk menambah wawasan
52,5% yang berada pada kategori sangat anak tentang media konkret, dalam proses
rendah ternyata mengalami peningkatan pembelajaran dapat menggunakan metode
pada siklus II menjadi 87,18% tergolong bermain peran. Ketiga, Kepada Kepala
pada kategori tinggi. Jadi terjadi Sekolah, agar menyarankan kepada guru-
peningkatan kemampuan sosial-emosional guru untuk menerapkan metode bermain
anak sebesar 34,68%. Selain itu, penelitian peran dengan berbantuan media konkret
yang relevan juga dilakukan oleh karena dapat meningkatkan perkembangan
Purmaningsih (2013) menunjukkan bahwa sosial emosional. Keempat, Kepada peneliti
terjadi peningkatan kemampuan sosial lain yang ingin meningkatkan
emosional anak kelompok A dengan perkembangan sosial emosional anak dan
penerapan kemampuan berbahasa tertarik dengan penelitian ini dapat
berbantuan media konkret pada siklus I menggunakan hasil penelitian sebagai
sebesar 56,93% pada kategori rendah dan bahan kajian untuk meneliti permasalahan
pada siklus II meningkat menjadi sebesar dan dapat dijadikan suatu pembanding
84,12% berada pada kategori tinggi. Jadi dalam penelitian berikutnya.
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 Tahun 2015)


DAFTAR PUSTAKA
Agung, A. A. Gede. 2010. Bahan Kuliah
Statistika Deskriptif. Singaraja:
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Pendidikan Ganesha.

Agung, A. A. Gede. 2011. Metodologi


Penelitian Pendidikan. Singaraja:
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Pendidikan Ganesha.

Ahmad Susanto, M.Pd. 2011.


Perkembangan Anak Usia Dini.
Jakarta:Prenada Media Group

Azhar Arsyad. 2011. Media Pembelajaran.


Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Mazhahir, H. Rahman 1992.Media


Pembelajaran. Jakarta: Penerbit
Lentera.

Muliyasa E. 2003. Strategi Belajar


Mengajar . Jakarta : Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto, dan Surhardjono. 2012.


Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
PT Bumi Aksara

Patmonodewo, S. 1995. Buku Ajar


Pendidikan Prasekolah. Jakarta:
Depdikbud.

Soemiarti Patmonodewo, S. 2003.


Pendidikan Anak Prasekolah.
Jakarta: PT Rineka Cipta

Sadiman,A.S, Rohani, Miarson. 2009.


Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja
GrafindoPerseda

WirawanWahyuningtyas. 2013.
MetodeBermain. Jakarta: Raja
GrafindoPersada.

Muhammad Yaumi. 2012.


PembelajaranBerbasis Multiple
Intelegences.Jakarta:Dian Rakyat

Anda mungkin juga menyukai