Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

Puskesmas adalah pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi

mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta

menyelenggararakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan

masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu di

wilayah kerjanya. Tujuan umumnya adalah dicapainya kemampuan hidup

sehat bagi tiap penduduk dalam wilayah kerjanya agar dapat mewujudkan

derajat kesehatan yang optimal. Sedangkan tujuan khususnya yaitu didapatkan

upaya pelayanan yang bermutu, didapatkannya upaya pelayanan yang merata

dalam kuantitas dan kualitasnya, didapatkannya upaya peleyanan kesehatan

yang terjangkau oleh masyarakat, dan didapatkannya peran serta masyarakat

secara aktif. Fungsi puskesmas diantaranya menggerakkan pembangunan

berwawasan kesehatan, memberdayakan masyarakat dan memberdayakan

keluarga, dan memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama.

Pada dasarnya mendapatkan pelayanan kesehatan itu merupakan hak

setiap warga Negara. Namun di saat ini banyak dari penduduk Indonesia

utamanya yang ekonominya menengah ke bawah merasa kesulitan untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan. Apalagi untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan di rumah sakit, untuk sakit batuk dan pilek yang harusnya bisa

ditangani di puskesmas saja masih sangat sulit didapatkan. Padahal puskesmas

merupakan tempat pelayanan yang dapat dijangkau pertama bila terjadi suatu

1
penyakit. Namun apabila citra puskesmas sendiri di masyarakat sudah buruk

masyarakat akan beralih pada pelayanan kesehatan yang lain. Karena banyak

dari mereka yang akan berobat ke puskesmas berekonomi menengah kebawah

maka mereka lebih tertarik beralih berobat kepada dukun atau berbagai orang

pintar yang mereka percayai karena dirasa biayanya lebih murah dan tidak

menggunakan prosedur yang menurut mereka terlalu merepotkan.

Dari kejadian-kejadian di atas menunjukkan bahwa selama ini puskesmas

belum berjalan sesuai dengan tujuan dan tugas pokok sesuai dengan yang

dicanangkan pada saat pembuatan program puskesmas. Hal ini sangat

memprihatinkan disaat puskesmas adalah pelayanan kesehatan satu-satunya

yang diletakkan dekat dengan masyarakat namun keberadaannya tidak dapat

difungsikan dengan baik. Sehingga pelayanan kesehatan tidak dapat

menjangkau semua lapisan masyarakat.

Untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut dibutuhkan pengkajian

ulang tentang tujuan dan fungsi pokok puskesmas. Oleh karena itu dalam

makalah ini akan digambarkan tentang tujuan dan fungsi pokok puskesmas

serta program-program apa saja yang dicanangkan agar puskesmas dapat

menjangkau semua lapisan masyarakat.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. Puskesmas
A. Pengertian Puskesmas

Sistem kesehatan nasional menyebutkan Puskesmas adalah pusat

pembangunan kesehatan yang berfungsi mengembangkan dan membina

kesehatan masyarakat serta menyelenggararakan pelayanan kesehatan

terdepan dan terdekat dengan masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok yang

menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya.

B. Tujuan Puskesmas

Puskesmas memiliki dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

Tujuan umumnya adalah dicapainya kemampuan hidup sehat bagi tiap

penduduk dalam wilayah kerjanya agar dapat mewujudkan derajat kesehatan

yang optimal. Sedangkan tujuan khususnya yaitu didapatkan upaya pelayanan

yang bermutu, didapatkannya upaya pelayanan yang merata dalam kuantitas

dan kualitasnya, didapatkannya upaya peleyanan kesehatan yang terjangkau

oleh masyarakat, dan didapatkannya peran serta masyarakat secara aktif.

II. Manajemen dan Unsur Manajemen

1. Definisi Manajemen

Beberapa definisi manajemen disampaikan oleh para ahli manajemen

antara lain sebagai berikut :

a. Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan

dan pengendalian upaya anggota dan penggunaan semua sumber daya

organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3
b. Manajemen adalah proses pendayagunaan bahan baku dan sumber daya

manusia untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan. Esensi

manajemen adalah aktivitas bekerja dengan orang lain agar mencapai

berbagai hasil. Melalui manajemen dilakukan proses pengintegrasian

berbagai sumber daya dan tugas untuk mencapai berbagai tujuan

organisasi yang telah ditentukan.

Berdasarkan beberapa pengertian manajemen di atas, dapat dikatakan

bahwa manajemen memiliki beberapa ciri antara lain :

a. Manajemen diarahkan untuk mencapai tujuan

b. Manajemen sebagai proses, perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,

pelaksanaan, pengarahan dan pengawasan

c. Tersedia sumber daya manusia, material dan sumber lain

d. Mendayagunakan atau menggerakkan sumber daya tersebut secara efisien dan

efektif

e. Terdapat orang yang menggerakkan sumber daya tersebut (manajer)

2. Unsur Unsur Manajemen

Manajemen berhubungan erat dengan usaha untuk mencapai tujuan

tertentu dengan jalan menggerakkan orang dan sumber-sumber lain yang tersedia.

Dalam fungsinya menggerakkan organisasi, maka manajemen merupakan proses

yang dinamis. Selanjutnya dalam pencapaian tujuan, manajer sebagai pelaksana

menggunakan berbagai unsur yang tersedia dalam organisasi itu. Unsur-unsur

manajemen pada dasarnya terdiri dari 6 M, yaitu :

a. Manusia (men) :

4
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan.

Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk

mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya

manusia adalah makhluk kerja.Dalam pencapaian tujuan menekankan faktor

manusia sebagai faktor utama, manusialah yang melakukan kegiatan dan akivitas.

b. Sarana / bahan (materials) :

Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi.

Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang

ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai

salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi

tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.Bahan apa yang dikelola untuk

mencapai tujuan, berarti bahan yang diperlukan untuk menunjang manajerial

harus cukup tersedia baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitasnya.

c. Mesin (machine) :

Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin

akan membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta

menciptakan efesiensi kerja. Dengan apa cara mengelolanya sehingga benar-benar

dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan.

d. Metode (methode) :

Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara

kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode daat

5
dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan

memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-

fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha.

Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya

tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan

memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap

manusianya sendiri.

e. Pasar / masyarakat (Market) :

Dalam pengertian luas menunjuk kemana hasil tersebut akan dipasarkan

atau di konsumsikan. Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting

sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan

berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan

pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam

perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus

sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.

f. Dana (Money) :

Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang

merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat

diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang

merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu

harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa

uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang

dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu

6
organisasi. Mengingat sifat keterbatasan dan ketidakpastian yang melekat, maka

unsur-unsur ini harus dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien melalui

penyelenggaraan fungsi-fungsi manajemen.

III. Manajemen Puskesmas

Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya

kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas perlu

ditunjang oleh manajeman Puskesmas yang baik. Manajemen Puskesmas adalah

rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran

Puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang

dilaksanakan oleh Puskesmas akan membentuk fungsi-fungsi manajemen.

Berikut beberapa model manajemen dan fungsi penjabarannya :

1. Model PIE (planning, implementation, evaluation)


2. Model POAC (planning, organizing, actuating, controling)
3. Model P1 P2 P3 (perencanaan, pergerakan-pelaksanaan,

pengawasan-pengendalian-penilaian)
4. Model ARRIF (analisis, rumusan, rencana, implementasi dan forum

komunikasi)
5. Model ARRIME (analisis, rumusan, rencana, implementasi,

monitoring, evaluasi)

Dari berbagai model manajemen tersebut sebenarnya mempunyai fungsi

manajemen yang sama. Setiap puskesmas bebas menentukan model manajemen

yang ingin diterapkan, namun yang terpenting mempunyai hasil sebagai berikut :

1. Makin banyaknya fungsi penggerak pembangunan berwawasan

kesehatan, yang ditandai dengan tingginya nilai IPTS (indeks potensi

tatanan sehat)

7
2. Makin baiknya fungsi pemberdayaan masyarakat dengan ditandai

berkembangnya UKBM (upaya kesehatan berbasis masyarakat). Serta

makin aktifnya BPP (badan penyantun puskesmas) dan BPKM (badan

peduli kesehatan masyarakat) dapat dijakdikan indikator

meningkatnya partisipasi masyarakat setempat.


3. Makin bagusnya pemberdayaan keluarga dengan ditandainya IPKS

(indeks potensi keluarga sehat)


4. Makin bagusnya pelayanan kesehatan yang ditandai dengan tingginya

cakupan program (baik program kesehatan dasar maupun program

kesehatan pengembangan). Serta kualitan pelayanan kesehatan yang

ditandai dengan tingginya kepatuhan petugas kesehatan dan makin

baiknya kepuasan pasien.

8
Perbedaan model manajemen puskesmas dapat dilihat ditabel dibawah

ini :

Penerapan Fungsi Manajemen Di Puskesmas

Fungsi Kegiatan
Manajemen
Perenca Micro planning (perencanaan tingkat Puskesmas yang
Naan dilakukan setahun sekali, unsur yang direncanakan meliputi;
kebutuhan tenaga, alat dan sarana, serta penunjang lainnya).
Sedangkan perencanaan obat dan alat kesehatan dilakukan
setiap bulan, dengan cara mengajukan usulan ke Dinas

9
Kesehatan Kabupaten/Kota
Pengorganisa Struktur organisasi Puskesmas, dengan jabatan struktural
sian Kepala Puskesmas, sedangkan lainnya bersifat fungsional
Pembagian tugas, yang berdasarkan program pokok Puskesmas,
terdiri dari 12 s/d 18 program pokok, yang melibatkan tenaga
perawat dan bidan.
Pembagian wilayah kerja, setiap petugas Puskesmas melakukan
pembinaan ke desa-desa
Penggerakan Lokakarya mini Puskesmas, dilakukan tiap bulan dalam rangka
Pelaksanaan koordinasi lintas program dan sektor
Adanya proses kepemimpinan
Dilakukan koordinasi secara lintas program & sektor
Pelaksanaan program pokok puskesmas yang melibatkan
seluruh staf
Pengawasan Melalui pemantauan laporan kegiatan
dan Evaluasi Pemantauan wilayah setempat (PWS)
Supervisi
Rapat rutin (staff meeting)

Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya,

Puskesmas dilengkapi dengan instrumen manajemen yang terdiri dari :

1. PTP (Perencanaan Tingkat Puskesmas)

Perencanaan tingkat Puskesmas akan memberikan pandangan menyeluruh

terhadap semua tugas, fungsi dan peranan yang akan dijalankan dan menjadi

tuntunan dalam proses pencapaian tujuan Puskesmas secara efisien dan efektif.

Perencanaan Puskesmas merupakan inti kegiatan manajemen Puskesmas,

karena semua kegiatan manajemen diatur dan diarahkan oleh perencanaan.

Dengan perencanaan Puskesmas, memungkinkan para pengambil keputusan dan

pimpinan Puskesmas untuk menggunakan sumber daya Puskesmas secara berdaya

guna dan berhasil guna. Untuk menjadikan organisasi dan manajemen Puskesmas

efektif dan berkinerja tinggi diawali dari perencanaan efektif.

10
Penyusunan rencana kegiatan Puskesmas dilakukan secara sistematis untuk

memecahkan masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya, meliputi :

1. Upaya kesehatan wajib

2. Upaya kesehatan pengembangan

3. Upaya penunjang

Adapun tahapan dalam penyusunan perencanaan tingkat puskesmas adalah

sebagai berikut :

1. Persiapaan

Mempersiapkan data yang akan di analisis, sehingga untuk selanjutnya dapat

mempermudah perencanaan yang akan dibuat. Langkah langkah dalam

persiapan :

a) Kepala Puskesmas membentuk tim perencanaan tingkat puskesmas(PTP)

b) Kepala Puskesmas menjelaskan buku PTP kepada tim sehingga tim

memahami langkah-langkah PTP

c) Tim Penyusun PTP mempelajari Kebijakan dan mendengarkan arahan

Strategi dari Dinkes Kab/Kota, Dinkes Propinsi dan Kemkes

2. Analisis Situasi :

Analisis situasi merupakan langkah awal proses penyusunan (rencana

operasional) RO Puskesmas yang bertujuan untuk identifikasi masalah. Secara

konsepsual, analisis situasi Puskesmas adalah proses berikut kecenderungannya

dan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah tersebut, serta potensi sumber

daya Puskesmas yang dapat digunakan untuk melakukan intervensi. Analisis

situasi akan menghasilkan rumusan masalah dan berbagai faktor yang berkaitan

11
dengan masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas serta potensi

sumber daya Puskesmas yang dapat digunakan untuk melakukan intervensi.

Langkah ini dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis data atau fakta

yang berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas.

Analisis ini meliputi data umum dan data khusus. Data umum ini berupa peta

wilayah dan data sumber daya (ketenagaan, obat & bahan habis pakai, peralatan,

sumber pembiayaan, sarana prasarana, data peran serta masyarakat, data

penduduk & sasaran program, data sekolah, data kesling.

3. Rencana Usulan Kegiatan :

Terdapat 2 tahap dalam penyusunan rencana usulan kegiatan (RUK), yaitu :

a. Analisis masalah, meliputi :

1. Identifikasi masalah

2. Prioritas masalah

3. Merumuskan masalah

4. Penyebab masalah

b. Penyusunan RUK

Pada dasarnya menyusun RUK harus memperhatikan berbagai kebijakan

yang berlaku secara global, nasional maupun daerah sesuai dengan hasil kajian

data dan informasi yang tersedia di puskesmas. Puskesmas haruslah

mempertimbangkan masukan dari masyarakat melalui Konsil Kesehatan

Kecamatan/Badan Penyantun Puskesmas. Rencana usulan kegiatan harus

dilengkapi pula dengan usulan pembiayaan untuk kebutuhan rutin, sarana,

12
prasarana, dan operasional puskesmas. RUK yang disusun tersebut merupakan

RUK untuk tahun mendatang (H+1). Penyusunan RUK tersebut disusun pada

bulan januari tahun berjalan (H) berdasarkan hasil kajian pencapaian kegiatan

pada tahun sebelumnya (H-1). Dalam hal ini diharapkan penyusunan RUK telah

selesai dilaksanakan di puskesmas pada akhir bulan januari tahun berjalan (H).

Setelah menyusun, kemudian RUK tersebut dibahas di Dinas

kabupaten/kota, kemudian diajukan ke Pemerintah Daerah kabupaten/kota melalui

Dinas kesehatan kabupaten/kota. RUK yang terangkum dalam usulan Dinas

kesehatan kabupaten/kota akan diajukan ke DPRD untuk memperoleh persetujuan

pembiayaan dan dukungan politis.

Setelah mendapat persetujuan, selanjutnya diserahkan ke puskesmas

melalui dinas kesehatan kabupaten/kota. Berdasarkan alokasi biaya yang disetujui

tersebut puskesmas menyusun rencana pelaksanaan kegiatan.

4.Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Setelah RUK disetujui, dengan alokasi biaya yang ditentukan, puskesmas

membuat rencana pelaksanaan kegiatan. Sumber pembiayaan puskesmas selain

dari anggaran daerah (DAU), adalah dari pusat dan pinjaman/bantuan luar negeri

yang dialokasikan melalui dinas kesehatan kabupaten/kota. RPK disusun dengan

melakukan penyesuaian dan tetap mempertimbangkan masukan dari masyarakat.

Penyesuaian ini dilakukan, karena RPK yang disusun adalah persetujuan atas

RUK tahun lalu (H-1), alokasi yang diterima tidak selalu sesuai dengan yang

diusulkan, adanya perubahan sasaran kegiatan, tambahan anggaran (selain dari

13
DAU), dan lain-lainnya. Penyusunan RPK dilaksanakan pada bulan Januari tahun

berjalan, dalam forum lokakarya mini yang pertama.

2. Lokakarya mini

Lokakarya Mini Puskesmas merupakan suatu pertemuan antar petugas

Puskesmas dan petugas Puskesmas dengan sektor terkait (lintas sektoral) untuk

meningkatkan kerjasama tim, memantau cakupan pelayanan Puskesmas serta

membina peran serta masyarakat secara terpadu agar dapat meningkatkan fungsi

Puskesmas.

3. PKP (Penilaian Kinerja Puskesmas)

Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan

masyarakat telah di bangun Puskesmas. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis

dinas kesehatan kabupaten / kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan

pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu.

Untuk dapat mewujudkan visi, misi, dan tujuan Puskesmas, diperlukan

model manajemen yang cocok dan efektif untuk Puskesmas yang bersangkutan.

Model manajemen yang sering digunakan pada Puskesmas, yaitu :

Model Manajemen P1 P2 P3

Manajemen Puskesmas terdiri dari P1 (Perencanaan), P2 (Penggerakan

Pelaksanaan), dan P3 (Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian)

a. P1 (Perencanaan) Puskesmas : Microplanning Puskesmas.

14
Microplanning adalah penyusunan rencana 5 (lima) tahunan dengan tahapan tiap-

tiap tahun di tingkat Puskesmas untuk mengembangkan dan membina Pos

Pelayanan Terpadu (Posyandu) Keluarga Berencana-Kesehatan diwilayah

kerjanya, berdasarkan masalah yang dihadapi dan kemampuan yang dimiliki

dalam rangka meningkatkan fungsi Puskesmas. (Departemen Kesehatan, 1989).

Tujuan umum microplanning adalah meningkatkan cakupan pelayanan program

prioritas yang mempunyai daya ungkit terbesar terhadap penurunan angka

kematian bayi, anak balita dan fertilitas dalam wilayah kerjanya yang pada

gilirannya dapat meningkatkan fungsi Puskesmas. Sedangkan tujuan khususnya

adalah : (1) mengembangkan dan membina pos-pos pelayanan terpadu KB-

Kesehatan di desa-desa wilayah kerja Puskesmas, sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki dan masalah yang dihadapi sehingga dapat dilaksanakan secara efektif

dan efisien, (2) meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan,

dan (3) meningkatkan kemampuan staf Puskesmas dalam berfikir secara analitik

dan mendorong untuk berinisiatif, kreatif, dan inovatif. Ruang Lingkup

microplanning adalah kegiatan pokok Puskesmas, meliputi 18 kegiatan pokok.

Namun demikian, mengingat dalam Pelita IV prioritas diberikan pada penurunan

angka kematian bayi dan anak balita serta angka fertilitas, maka perencanaan yang

dimaksud baru diarahkan pada 5 (lima) program terpadu KB Kesehatan, yaitu

program Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, Gizi, Imunisasi, dan

Penanggulangan Diare. Kelima program tersebut mempunyai daya ungkit terbesar

terhadap upaya penurunan angka kematian bayi, anak balita, dan angka fertilitas.

15
b. P2 (Penggarakan dan Pelaksanaan) Puskesmas

Tujuan Penggerakan dan Pelaksanaan (P2) Puskesmas adalah

meningkatkan fungsi Puskesmas melalui peningkatan kemampuan tenaga

Puskesmas untuk bekerja sama dalam Tim dan membina kerja sama lintas

program dan lintas sektoral. Komponen Penggerakan Pelaksanaan (P2)

Puskesmas dilakukan melalui Lokakarya Mini Puskesmas yang terdiri dari 4

(empat) komponen meliputi: (1) penggalangan kerjasama Tim yaitu lokakarya

yang dilaksanakan setahun sekali di Puskesmas, dalam rangka meningkatkan kerja

sama antar petugas Puskesmas untuk meningkatkan fungsi Puskesmas, melalui

suatu proses dinamika kelompok yang diikuti dengan analisis beban kerja masing-

masing tenaga yang dikaitkan dengan berbagai kelemahan penampilan kerja

Puskesmas menurut hasil stratifikasi Puskesmas, (2) penggalangan Kerjasama

Lintas Sektoral yaitu dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dan

dukungan sektor-sektor terkait melalui suatu pertemuan lintas sektoral setahun

sekali. Sebagai hasil pertemuan adalah kesepakatan rencana kerja sama lintas

sektoral dalam membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan termasuk

keterpaduan KB-Kesehatan, (3) rapat kerja Tribulanan Lintas Sektoral, sebagai

tindak lanjut pertemuan penggalangan kerja sama lintas sektoral, dilakukan

pertemuan lintas sektoral setiap 3 (tiga) bulan sekali untuk mengkaji hasil

kegiatan kerja sama lintas sektoral selama 3 (tiga) bulan yang lalu dan

memecahkan masalah yang dihadapi, kemudian disusun rencana kerja sama lintas

sektoral bulan selanjutnya, dan (4) Lokakarya Bulanan Puskesmas, yaitu

pertemuan antar tenaga Puskesmas pada setiap akhir bulan untuk mengevaluasi

16
pelaksanaan rencana kerja bulan yang lalu dan membuat rencana bulan yang akan

datang. Adapun tujuan Lokakarya Bulanan Puskesmas adalah (a) disampaikan

hasil rapat dari tingkat kabupaten, kecamatan dan lain sebagainya, (b)

diketahuinya hasil dan evaluasi kegiatan Puskesmas bulan lalu, (c) diketahuinya

hambatan dan masalah dalam pelaksanaan kegiatan bulan lalu, (d) dirumuskannya

cara pemecahan masalah, (e) disusunnya rencana kerja harian petugas selama satu

bulan yang akan datang, (f) diberikannya tambahan pengetahuan baru, (h)

disusunnya POA Puskesmas, baik POA tahunan maupun bulanan, dan (i)

diketahuinya masalah di Puskesmas berdasarkan hasil Stratifikasi Puskesmas

(Departemen Kesehatan, 1988).

c. P3(Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian): Stratifikasi Puskesmas

Stratifikasi Puskesmas adalah upaya untuk melakukan penilaian prestasi kerja

Puskesmas dengan mengelompokkan Puskesmas dalam 3 strata yaitu Strata

Puskesmas dengan prestasi kerja baik (Strata I), Strata Puskesmas dengan prestasi

kerja cukup (Strata II) dan Strata Puskesmas dengan prestasi kerja kurang (Strata

III). Pengelompokkan ketiga strata tersebut digunakan dalam rangka pemantauan

terhadap tingkat perkembangan fungsi Puskesmas, sehingga pembinaan dalam

rangka peningkatan fungsi Puskesmas dapat dilaksanakan lebih terarah. Hal ini

diharapkan agar dapat menimbulkan gairah kerja, rasa tanggung jawab dan

kreatifitas kerja yang dinamis melalui pengembangan falsafah mawas diri.

Adapun tujuan umum Stratifikasi Puskesmas adalah mendapatkan gambaran

tentang tingkat perkembangan fungsi Puskesmas secara berkala dalam rangka

pembinaan dan pengembangannya. Sedangkan tujuan khususnya adalah : (a)

17
mendapatkan gambaran secara menyeluruh perkembangan Puskesmas dalam

rangka mawas diri, (b) mendapatkan masukan untuk perencanaan Puskesmas di

masa mendatang, dan (c) mendapatkan informasi tentang masalah dan hambatan

pelaksanaan Puskesmas sebagai masukan untuk pembinaannya. Aspek yang

dinilai dalam Stratifikasi Puskesmas meliputi hasil kegiatan pokok Puskesmas,

proses manajemen, termasuk berbagai komponen penunjang baik fisik maupun

non fisik dan keadaan lingkungan wilayah kerja Puskesmas yang dapat

berpengaruh terhadap penampilan kerja Puskesmas. Dengan Stratifikasi

Puskesmas ada 3 (tiga) area yang perlu dibina yaitu : (a) Puskesmas sebagai

wadah pemberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pembinaan ini diarahkan

terhadap fasilitas fisik, pelaksanaan manajemen, dan kemampuan pegawai, (b)

pelaksanaan program-program sektor kesehatan maupun program lintas sektoral

yang secara langsung maupun tidak langsung menjadi tanggung jawab Puskesmas

dalam pelaksanaannya maupun sarana penunjangnya dan (c) peran serta

masyarakat dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat dan

produktif (Departemen Kesehatan, 1990).

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Puskesmas adalah pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi

mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta

menyelenggararakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan

masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu di

wilayah kerjanya. Tujuan umumnya adalah dicapainya kemampuan hidup

sehat bagi tiap penduduk dalam wilayah kerjanya agar dapat mewujudkan

derajat kesehatan yang optimal.

Puskesmas perlu ditunjang oleh manajeman Puskesmas yang baik.

Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik

untuk menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien.

Beberapa model manajemen dan fungsi penjabarannya :

19
1. Model PIE (planning, implementation, evaluation)
2. Model POAC (planning, organizing, actuating, controling)
3. Model P1 P2 P3 (perencanaan, pergerakan-pelaksanaan,

pengawasan-pengendalian-penilaian)
4. Model ARRIF (analisis, rumusan, rencana, implementasi dan forum

komunikasi)
5. Model ARRIME (analisis, rumusan, rencana, implementasi,

monitoring, evaluasi)

Selain itu untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan

upayanya, puskesmas dilengkapi dengan instrumen manajemen yang terdiri dari :

1. Perencanaan tingkat Puskesmas


2. Lokakarya Mini Puskesmas
3. Penilaian Kinerja Puskesmas.

Adapun tahapan dalam penyusunan perencanaan tingkat puskesmas adalah

sebagai berikut :

1. Persiapaan

2. Analisis situasi

3. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan

4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Setelah perencanaan, kemudian dilanjutkan dengan lokakarya mini.

Lokakarya Mini Puskesmas merupakan suatu pertemuan antar petugas Puskesmas

dan petugas Puskesmas dengan sektor terkait (lintas sektoral) untuk meningkatkan

kerjasama tim, memantau cakupan pelayanan Puskesmas serta membina peran

serta masyarakat secara terpadu agar dapat meningkatkan fungsi Puskesmas.

Kemudian dilanjutkan dengan penilaian kinerja puskesmas, yaitu suatu upaya

untuk melakukan penilaian hasil kerja/prestasi puskesmas.

20
Adapun untuk dapat mewujudkan visi, misi, dan tujuan Puskesmas,

diperlukan model manajemen yang cocok dan efektif untuk Puskesmas yang

bersangkutan.

Model manajemen yang sering digunakan pada Puskesmas, yaitu :

Model Manajemen P1 P2 P3

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.

Penyelenggara Puskesmas di Era Desentralisasi. Jakarata: Departemen

Kesehatan.2001
2. A.A Gde Muninjaya. Manajemen Kesehatan.EGC : Jakarta.2002
3. Elainel la Monica. Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan.

EGC : Jakarta.2005
4. Departemen Kesehatan RI, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

:128/Menkes/SK/II/2004.
5. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas.

2006

21

Anda mungkin juga menyukai