PENDAHULUAN
I.2 TUJUAN
I.2.1 Tujuan Umum
Tersedianya pedoman sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelayanan medik
dasar yang professional dan bermutu di sarana kesehatan.
1
I.2.2 Tujuan khusus
Terlaksananya penilaian terhadap kinerja pelayanan medik dasar di
puskesmas
1. Poli Gigi : Adalah unit pelayanan di RS yang memberikan pelayanan kesehatan gigi
yang dilaksanakan di ruangan dengan dental unit dan alat-alat (hand instrument)
lainnya.
2. Triage : Adalah pemeriksaan awal pasien yang datang yang tidak disertai dengan
surat rujukan.
3. Pasien BPJS : Adalah pasien yang datang dengan membawa kartu BPJS
4. Pasien umum/ tunai : Adalah pasien yang datang ke poli gigi tanpa/ dengan rujukan
dengan sistem pembayaran tunai (bayar sendiri).
5. Pasien gigi umum : Adalah pasien poli gigi yang perlu perawatan oleh drg umum
dengan kasus kompetensi drg umum.
6. Pelayanan gigi umum : Adalah tindakan pelayanan drg umum pada kasus-kasus
sederhana.
2
7. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan.
8. Tindakan kedokteran gigi yang selanjutnya disebut tindakan kedokteran adalah suatu
tindakan medis berupa preventif, diagnostik, terapeutik dan rehabilitative yang
dilakukan oleh dokter gigi terhadap pasien.
9. Dokter gigi adalah lulusan pendidikan kedokteran gigi di dalam maupun diluar negeri
yang diakui oleh pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan
perundangan.
11. Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat kesempurnaan yang memenuhi kebutuhan
masyarakat yang dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan kesehatan dengan
menggunakan sumber daya yang tersedia, wajar, efisien dan efektivitas serta
memberikan keamanan dan memuaskan sesuai norma dan etika, hokum, dan sosial
budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah dan
masyarakat.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter Gigi di fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Tenaga pelaksana yang digunakan untuk pelayanan tingkat dasar adalah tenaga yang
memiliki surat izin praktek/surat izin kerja, antara lain:
1. Dokter Gigi : 1 orang
Tenaga baru harus melalui orientasi petugas. Tenaga kesehatan mengikuti seminar
dan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
4
Pengaturan dan penjadwalan pelayanan dikoordinir oleh penanggungjawab poli gigi.
Jadwal Kegiatan
BAB III
STANDAR FASILITAS
5
Keterangan: 1. Pintu 7. Lemari alat
Poli gigi UPTD Puskesmas Tawaeli berlokasi di gedung Puskesmas lantai 2 yang
memiliki 1 buah dental unit.
Peralatan :
6
Alat-alat yang tersedia berupa dental unit dan alat hand instrument, skeler, light
curing, sterilisator, lemari alat dan obat, meja tulis dan kursi, 1 set komputer.
Jumlah minimal
No Jenis Peralatan
peralatan kesehatan
I. Set Kesehatan Gigi & Mulut
1. Atraumatic Restorative Treatment (ART)
Enamel access cutter 1 Buah
Eksavator berbentuk sendok ukuran kecil 1 Buah
Eksavator berbentuk sendok ukuran sedang 1 Buah
Eksavator berbentuk sendok ukuran besar 1 Buah
Double ended applier and carver 1 Buah
Spatula plastic 1 Buah
1 Buah
Hatchet
1 Buah
Batu asah
2. Bein lurus besar 1 Buah
3. Bein lurus kecil 1 Buah
4. Bur intan (diamond bur assorted) untuk air jet hand 1 Set
piece (kecepatan tinggi) (round, inverted dan fissure)
5. Bur intan konra angle hand piece conventional 1 Set
(kecepatan rendah) (round, inverted, dan fissure)
6. Ekskavator berujung dua (besar) 5 Buah
7. Ekskavator berujung dua (kecil) 5 Buah
8. Gunting operasi gusi (wagner) (12 cm) 1 Buah
9. Handpiece contra angle 1 Buah
10. Handpiece straight 1 Buah
11. Kaca mulut datar no. 4 tanpa tangkai 5 Buah
12. Klem/pemegang jarum jahit (Mathieu standar) 1 Buah
13. Set kursi gigi elektrik yang terdiri dari:
Kursi gigi 1 Buah
Cuspidor unit 1 Buah
Meja instrument 1 Buah
Foot controller untuk HP 1 Buah
Kompresor oilless 1 PK 1 Buah
14. Jarum exterpasi 1 Buah
15. Jarum K-File (15-40) 1 Buah
16. Jarum K-File (45-80) 1 Buah
17. Light curing 1 Buah
18. Mikromotor dengan straight dan contra angle hand 1 Buah
piece (low speed micromotor portable)
19. Pelindung jari 1 Buah
20. Pemegang matriks 1 Buah
7
21. Penahan lidah 1 Buah
22. Pengungkit akar gigi kanan distal (crier distal) 1 Buah
23. Pengungkit akar gigi kanan mesial (crier mesial) 1 Buah
24. Penumpat plastis 1 Buah
25. Periodontal probe 1 Buah
26. Penumpat semen berujung dua 1 Buah
27. Pinset gigi 5 Buah
28. Polishing bur 1 Set
29. Skeler standar, bentuk cangkul kiri (type 1 Buah
chisel/mesial)
30. Skeler standar, bentuk cangkul kanan (type 1 Buah
chisel/mesial)
31. Skeler standar, bentuk tombak (type hookl) 1 Buah
32. Skeler standar, black kiri dan kanan (type 1 Buah
chisel/mesial)
33. Skeler standar, black kiri dan kanan (type 1 Buah
chisel/mesial)
34. Skelelr ultrasonic 1 Buah
35. Sonde lengkung 5 Buah
36. Sonde lurus 5 Buah
37. Spatula pengaduk semen 1 Buah
38. Spatula penngaduk semen ionomer 1 Buah
39. Set tang pencabutan dewasa
Tang gigi anterior RA dewasa 1 Buah
Tang gigi premolar RA 1 Buah
Tang gigi molar kanan RA 1 Buah
Tang gigi molar kiri RA 1 Buah
Tang molar 3 RA 1 Buah
Tang sisa akar gigi anterior RA 1 Buah
1 Buah
Tang sisa akar gigi posterior RA
1 Buah
Tang gigi anterior dan premolar RB
1 Buah
Tang gigi molar RB kanan/kiri 1 Buah
Tang molar 3 RB 1 Buah
Tang sisa akar RB
40. Set tang pencabutan gigi anak
Tang gigi anterior RA 1 Buah
Tang molar RA 1 Buah
Tang molar susu RA 1 Buah
Tang sisa akar RA 1 Buah
Tang gigi anterior RB 1 Buah
Tang molar RB 1 Buah
1 Buah
Tang sisa akar RB
41. Scalpel, mata pisau bedah (besar) 1 Buah
42. Scalpel, mata pisau bedah (kecil) 1 Buah
43. Scalpel, tangkai pisau operasi 1 Buah
44. Tangkai kaca mulut 5 Buah
8
II. Perlengkapan
1. Baki logam tempat alat steril bertutup 1 Buah
2. Korentang, penjepit sponge (forester) 1 Buah
3. Lampu spiritus isi 120 cc 1 Buah
4. Lemari peralatan 1 Buah
5. Lempeng kaca pengadduk semen 1 Buah
6. Needle destroyer 1 Buah
7. Silinder korentang steril 1 Buah
8. Sterilisator kering 1 Buah
9. Tempat alcohol (deppen glas) 1 Buah
10. Toples kapas logam dengan pegas dan tutup (50x70 1 Buah
mm)
11. Toples pembuangan kapas (50x75 mm) 1 Buah
12. Waskom bengkok (neirbeken) 1 Buah
III. Bahan habis pakai
1. Betadine solution atau desinfektan lainnya Sesuai kebutuhan
2. Sabun tangan atau antiseptic Sesuai kebutuhan
3. Kasa Sesuai kebutuhan
4. Benang silk Sesuai kebutuhan
5. Chromic catgut Sesuai kebutuhan
6. Alcohol Sesuai kebutuhan
7. Kapas Sesuai kebutuhan
8. Masker Sesuai kebutuhan
9. Sarung tangan Sesuai kebutuhan
IV. Meubelair
1. Kursi kerja 3 Buah
2. Lemari arsip 1 Buah
3. Meja tulis biro 1 Buah
V. Pencatatan dan pelaporan
1. Buku register pelayanan Sesuai kebutuhan
2. Kartu rekam medis Sesuai kebutuhan
3. Formulir informed consent Sesuai kebutuhan
4. Formulir rujukan Sesuai kebutuhan
5. Surat keterangan sakit Sesuai kebutuhan
6. Formulir dan surat keterangan lain sesuai kebutuhan Sesuai kebutuhan
pelayanan yang diberikan
9
4. Bur intan (diamond bur assorted) untuk air jet hand 2,1,3 Buah
piece (kecepatan tinggi) (round, inverted dan fissure)
5. Ekskavator berujung dua (besar) 1 Buah
6. Ekskavator berujung dua (kecil) 4 Buah
7. Kaca mulut datar no. 4 tanpa tangkai 13 Buah
8. Klem/pemegang jarum jahit (Mathieu standar) 3 Buah
9. Set kursi gigi elektrik yang terdiri dari:
Kursi gigi 1 Buah
Cuspidor unit 1 Buah
Meja instrument 1 Buah
Foot controller untuk HP 1 Buah
Kompresor oilless 1 PK 1 Buah
10. Pengungkit akar gigi kanan mesial (crier mesial) 1 Buah
11. Penumpat plastis 3 Buah
12. Penumpat semen berujung dua 3 Buah
13. Pinset gigi 4 Buah
14. Skeler standar, bentuk cangkul kanan (type 1 Buah
chisel/mesial)
15. Skeler standar, bentuk tombak (type hook) 1 Buah
16. Sonde lengkung 4 Buah
17. Sonde lurus 1 Buah
18. Spatula pengaduk semen 2 Buah
19. Spatula pengaduk semen ionomer 1 Buah
20. Set tang pencabutan dewasa
Tang gigi anterior RA dewasa 3 Buah
Tang gigi premolar RA 2 Buah
Tang gigi molar kanan RA 2 Buah
Tang gigi molar kiri RA 3 Buah
Tang molar 3 RA 2 Buah
Tang sisa akar gigi anterior RA 2 Buah
1 Buah
Tang sisa akar gigi posterior RA
5 Buah
Tang gigi anterior dan premolar RB
1 Buah
Tang gigi molar RB kanan/kiri 4 Buah
Tang molar 3 RB 1 Buah
Tang sisa akar RB
21. Set tang pencabutan gigi anak
Tang gigi anterior RA 2 Buah
Tang molar susu RA 1 Buah
Tang sisa akar RA 1 Buah
Tang gigi anterior RB 1 Buah
Tang molar RB 1 Buah
Tang sisa akar RB 1 Buah
10
2. Korentang, penjepit sponge (forester) 1 Buah
3. Lempeng kaca pengadduk semen 1 Buah
4. Silinder korentang steril 1 Buah
5. Sterilisator kering 1 Buah
6. Tempat alcohol (deppen glas) 2 Buah
7. Toples kapas 3 Buah
8. Waskom bengkok (neirbeken) 4 Buah
III. Bahan habis pakai
1. Betadine solution atau desinfektan lainnya Sesuai kebutuhan
2. Sabun tangan atau antiseptic Sesuai kebutuhan
3. Kasa Sesuai kebutuhan
4. Alcohol Sesuai kebutuhan
5. Kapas Sesuai kebutuhan
6. Masker Sesuai kebutuhan
7. Sarung tangan Sesuai kebutuhan
IV. Meubelair
1. Kursi kerja 3 Buah
2. Lemari arsip 1 Buah
3. Meja tulis biro 2 Buah
VI. Perlengkapan
1. Buku register pelayanan Sesuai kebutuhan
2. Formulir informed consent Sesuai kebutuhan
3. Formulir rujukan Sesuai kebutuhan
11
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Penanggung jawab poli gigi harus ditetapkan. Pelayanan medik dasar gigi adalah
pelayanan perseorangan yang dilakukan secara kontinyu.
a. Berorientasi pada keluarga dan masyarakat, memperhatikan hak dan kewajiban pasien,
pendidikan pasien dan keluarga sehingga pasien dan keluarga berperan aktif dalam
pengambilan keputusan atas tindakan kedokteran gigi berdasarkan pengetahuan yang
benar dan ilmiah
c. Pencabutan gigi
Pencatatan dilakukan melalui rekam medis yang disusun sedemikian rupa sehingga
memudahkan dokter gigi mendapat informasi penting yang perlu diketahui setiap pasien
datang. Pengkodean klasifikasi diagnosis berdasarkan ICD 10.
2. Perangkat kerja :
12
- Status rekam medis
2. Perangkat kerja :
- Pesawat telepon
- handphone
- Antara poli gigi dengan unit lain dengan nomor ekstensi masing-masing
- Antara poli gigi dengan dokter gigi yang terkait dengan menggunakan HP.
2. Perangkat kerja :
13
- Status rekam medis
- Bila kasus sesuai dengan kompetensi dokter maka dapat langsung dilakukan
perawatan.
- Bila perlu dilakukan rujukan ke unit lain maka dibuatkan surat rujukan.
- Bila penanganan kasus tersebut perlu penanganan drg spesialis maka kasus
dirujuk kepada drg spesialis terkait.
- Petugas poliklinik
2. Perangkat kerja :
- Formulir rujukan
a) Alih rawat : Yaitu drg poli gigi UPTD Puskesmas Tawaeli membuat surat
rujukan kepada drg atau drg spesialis yang dituju dengan memberikan
informasi yang lengkap tentang pasien tersebut.
14
IV.5 Kredensial
Kredensial adalah proses menilai dokter/dokter gigi oleh dinas kesehatan dengan
suatu kriteria mutu yang ditetapkan. Proses ini bertujuan agar kualitas mutu pelayanan
dapat distandarkan. Hal-hal yang dikredensialingkan adalah;
a. Aspek legal: perizinan
b. Sarana dan prasarana sesuai standar
15
Nekrosis pulpa/Gangren pulpa gigi K.04.1
tinggal akar( gigi sisa sudah tidak
mendukung untuk dilakukan
tumpatan)
Pulpitis irreversibel (Akar tunggal, K.044.01
akar jamak yang lurus dengan sudut
pandang kerja pada orifice tidak
terhalang)
Iritasi Pulpa Gigi tetap muda K.04.0
Hyperemia Pulpa Gigi Tetap Muda K.04.0
Lain-lain Nyeri Orofasial K049
Persistensi Gigi Sulung K.00.63
Akar gigi Tertinggal/Facial K.08.3
Fenestrasi/Ulcus Decubitus
Lesi Traumatik K12.04 K14.01K13.1
Kegawatdarurata Abses Periapikal K.04.7
n Gigi Abses Periodontal K.05.2
Dalam rekam medik gigi, data-data penting yang perlu dicatat, dirangkum
dalam blangko rekam medik gigi adalah:
a. Identitas pasien
o Nama
o Jenis kelamin
o pekerjaan
16
b. Keadaan umum pasien
o Golongan darah
o Tekanan darah
c. Odontogram
Pemeriksaan terhadap seluruh keadaan gigi dan mulut pasien dicatatkan pada
kunjungan pertama atau kesempatan pertama, sehingga memberikan gambaran
keadaan secara keseluruhan. Odontogram selalu ditempatkan pada lembar pertama
rekam medik setelah data identitas, keadaan umum, selanjutnya baru diikuti oleh
lembat data perawatan kedokteran gigi yang dilakukan.
Setelah pengisian pertama pembuatan odontogram diulang atau dilengkapi:
o Setiap satu tahun
o Jika sebelum satu tahun banyak restorasi gigi permanen yang dilakukan
o Hubungan oklusi
17
o Tipe langit-langit palatum: dalam, sedang, rendah
Data perawatan kedokteran gigi yang dilakukan dicatat pada setiap kunjungan secara
teliti. Data perawatan kedokteran gigi berisi:
o Tanggal kunjungan
o Kode diagnose
18
IV.8 Pengisian Informed Consent
- Dokter gigi
2. Perangkat kerja :
- Dokter gigi / petugas poli gigi yang bertugas menjelaskan tujuan dari pengisian
informed consent pada pasien/ keluarga.
19
1) Diagnosis dan prognosis secara rinci dan juga prognosis apabila tidak diobati
4) Tujuan dari rencana pemeriksaan atau pengobatan: rincian dari prosedur atau
pengobatan yang dilaksanakan, termasuk tindakan subside seperti penanganan nyeri,
bagaimana pasien seharusnya mempersiapkan diri, rincian apa yang akan dialami
pasien selama dan sesudah tindakan, termasuk efek samping yang biasa terjadi dan
yang serius
6) Nyatakan bila rencana pengobatan tersebut adalah upaya yang masih eksperimental
7) Bagaimana dan kapan kondisi pasien dan akibat sampingannya akan dimonitor atau
dinilai kembali
9) Bila melibatkan dokter yang sedang mengikuti pelatihan atau pendidikan, maka
sebaiknya dijelaskan peranannya di dalam rangkaian tindakan yang akan dilakukan
10) Mengingatkan kembali bahwa pasien dapat mengubah pendapatnya setiap waktu. Bila
hal itu dilakukan maka pasien bertanggungjawab penuh atas konsekuensi pembatalan
tersebut.
11) Mengingatkan bahwa pasien berhak memperoleh pendapat kedua dari dokter lain
20
o Bila tindakan terapetik bersifat kompleks atau menyangkut risiko atau efek samping
yang bermakna
o Bila tindakan kedokteran tersebut memiliki dampak yang bermakna bagi kedudukan
kepegawaian atau kehidupan pribadi dan social pasien
Nama :
Umur/Jenis Kelamin :
Alamat :
Bukti Diri/KTP :
PERSETUJUAN/PENOLAKAN
21
Terhadap diri saya sendiri*/Anak*/Istri*/Suami*/Ayah*/Ibu* saya dengan
Nama :
Umur/Jenis Kelamin :
Alamat :
Dirawat di :
Yang tujuan, sifat dan perlunya tindakan medik tersebut di atas, serta resiko yang dapat
ditimbulkannya dan upaya mengatasinya telah cukup dijelaskan oleh dokter dan telah saya
mengerti sepenuhnya.
Palu,2017
.. ..
BAB V
LOGISTIK
Peralatan:
1. Alat Tulis Kantor
22
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
23
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien tindakan
yang seharusnya diambil
24
o Memperhatikan sikap menghormati dan tenggang rasa
o Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehataan sehingga dapat
tercapainya proses koordinasi tanpa hambatan, aman dan efektif
o Setiap puskesmas harus melakukan pengumpulaana data kinerja yang antara lain
terkait dengan: pelaporan insiden, akreditasi, manajemen risiko, utilisasi, mutu
pelayanan, keuangan.
25
o Setiap puskesmas harus melaksanakan evaluasi intensif terkait dengan semua insiden
dan secara proaktif melakukan evaluasi satu proses kasus risiko tinggi
o Setiap puskesmas harus menggunakan semua data dan informasi hasil analisis untuk
menentukan perubahan system yang diperlukan, agar kinerja dan keselamatan pasien
terjamin.
3. Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit dan
individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang keselamatan pasien.
4. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur, mengkaji, dan
meningkatkan kinerja puskesmas serta meningkatkan keselamatan pasien
Kriteria:
o Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien
o Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari puskesmas
terintegrasi dalam program keselamatan pasien
26
o Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan insiden
termasuk penyediaan informasi yang benar dan jelas tentan analisis akar masalah
Kejadian Nyaris Cedera pada saat program keselamatan pasien mulai dilaksanakan
o Terdapat kolaborasi dan komunikassi terbuka secara sukarela antar unit dan atar
pengelola pelayanan di dalam puskesmas dengan pendekatan antar disiplin
o Tersedia sumber daya dan system informasi yang dibutuhkan dalam kegiatan
perbaikan kinerja puskesmas dan perbaikan keselamatan pasien, termasuk evaluasi
berkala terhadap kecukupun sumber daya tersebut.
Kriteria:
o Setiap puskesmas harus memiliki program pendidikan, pelatihan dan orientasi bagi
staf baru yang memuat topic keselamatan pasien sesuai dengan tugasnya masing-
masing
27
o Setiap puskesmas harus menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok
guna mendukung pendekatan interdisipliner dan kolaboratif dalam rangka melayani
pasien
Standar VII. Komunikasi merupakan kunci staff untuk mencapai keselamatan pasien
Standar:
1. Puskesmas merencanakan dan mendesain proses manaemen informasi keselamatan
pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan eksternal
Kriteria:
o Perlu disediakan anggaran untuk menrencanakan dan mendesain proses manajemen
untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-hal terkait dengan keselamatan
pasien
28
dua identitas berbeda di lokasi yang berbeda di puskesmas, seperti di pelayanan rawat jalan,
UGD, atau ng tindakan termasuk identifikasi pada pasien koma tanpa identitas. Suatu proses
kolaboratif digunakan untuk mengembangkan kebijakan dan/atau prosedur agar dapat
memastikan semua kemungkinan situasi untuk dapat diidentifikasi.
Elemen penilaian:
1. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh menggunaakan
nomor kamar atau lokasi pasien
3. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan specimen lan untuk pemeriksaan
klinis
29
1. Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil pemeriksaan
dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah
2. Perintah lengkap lisan dan telepon atau hasil pemeriksaan dibacakan kembali secara
lengkap oleh penerima perintah
3. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oelh pemberi perintah atau yang
menyampaikan hasil pemeriksaan
30
2. Implementasi kebijakan dan prosedur
3. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika dibutuhkan
secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian yang kurang hati-hati
di area tersebut sesuai kebijakan.
31
Elemen penilaian:
1. Puskesmas menerapkan proses asesmen awal atas pasien terhadap risiko jatuh dan
melakukan asesmen ulang pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau
pengobatan, dan lain-lain.
2. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang pada
hasil asesmen dianggap berisiko jatuh
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
32
Psikososial Bekerja yang monoton Stress kerja
b. Preventif
o Penerapan prinsip pencegahan meliputi cuci tangan pakai sabun, APD, mengganti
alat berbahaya, pengaturan shift kerja
o Vaksinasi hepatitis
o Deteksi dini melalui medical check up: pemeriksaan pekerja sebelum masuk
kerja, pindah, pemeriksaan berkala pada pekerja, pemeriksaan khusus pada
petugas yang terpajan bahan berbahaya seperti petugas lab, radiologi.
c. Kuratif
33
Limbah benda tajam Materi padat yang o Dikumpul dalam safety
memiliki sudut lancip, box
dapat menyebabkan luka o Tidak boleh didaur ulang
o Selanjutnya dilapor ke
tusuk ataupun iris; mis.
petugas kesling untuk
Jarum suntik
ditindaklanjuti
Limbah cair Limbah yang diduga o Ditampung dalam wadah
mengandung pathogen khusus yang tertutup (septy
dalam bentuk air bekas tank)
kumur pasien atau ludah
pasien
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Mutu pelayanan medik adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada seorang
pasien sebaik-baiknya melalui pengetahuan yang konsisten sesuai dengan pengetahuan
terkini, sehingga probabilitas outcome yang diharapkan meningkat.
Pelayanan individual yang dilandasi ilmu klinik sebagai kesehatan perorangan
meliputi aspek pencegahan primer, pencegahan sekunder, pencegahan tersier berupa
rehabilitasi medik.
Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu ke waktu, diperlukan
bakuan mutu berupa pedoman/bakuan yang tertulis yang dapat dijadikan pedoman kerja bagi
tenaga pelaksana.
1. Tiap pelaksana yang ditunjuk memiliki pegangan yang jelas tentang apa dan bagaimana
prosedur melakukan suatu aktifitas
2. Standar yang tertulis memudahkan proses pelatihan bagi tenaga pelaksana baru yang
akan dipercayakan untuk mengerjakan suatu aktifitas
34
3. Kegiatan yang dialksanakan dengan mengikuti prosedur baku yang tertulis akan
menjamin konsistensinya mutu hasil yang dicapai
5. Standar operasional prosedur dan instruksi kerja dibuat oleh tenaga teknis laboratorium
dan disahkan oleh penanggungjawab poli puskesmas
35
SOP Pengkajian awal klinis
SOP Pelayanan Medis
SOP Pendelegasian wewenang
SOP Penyusunan rencana layanan medis.
SOP penyusunaan rencana layanan
terpadu
SOP Layanan terpadu
SOP Pemberian informasi tentang efek
samping dan risiko pengobatan
SOP Pendidikan/penyuluhan pasien
SOP informed consent
SOP evaluasi informed consent, hasil
evaluasi, tindak lanjut
SOP Rujukan
SOP Persiapan pasien rujukan
SOP identifikasi penanganan keluhan
SOP layanan klinis yang menjamin
kesinambungan layanan
SOP pemberian anestesi local di
puskesmas
SOP asuhan gizi
SOP tentang penolakan pasien untuk
menolak atau tidak melanjutkan
pengobatan
SOP alternative penanganan pasien yang
memerlukan rujukan tetapi tidak
mungkin dilakukan
SOP penyediaan obat-obat emergensi di
unit kerja. Daftar obat emergensi di unit
pelayanan
SOP penyimpanan obat emergensi di unit
pelayanan
SOP monitoring penyediaan obat
emergensi di unit kerja. Hasil monitoring
dan tindak lanjut
SOP identifikasi dan penanganan
keluhan
SOP dan bukti pelaksanaan
pendidikan/penyuluhan pada pasien
Rekam medic lengkap
Kepuasan pelanggan
36
BAB IX
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi petugas puskesmas dalam melaksanakan pelayanan
medik dasar gigi di UPTD Puskesmas Tawaeli
Keberhasilan pelayanan medik dasar terkait dengan kepatuhan pemberi layanan
terhadap standar dan prosedur yang ditetapkan.
37
DAFTAR PUSTAKA
3. www.scribd.com/pedoman-pelayanan-rawat-jalan-poli-gigi/
38