Pendahuluan
Teori belajar merupakan suatu yang tersusun secara integratif dan digunakan dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Teori belajar memiliki banyak aliran antara lain teori belajar
kognitif, konstruktivis, dan perilaku atau behavior. Teori behavioristik merupakan teori
belajar perilaku dimana manusia belajar dari sesuatu yang berasal dari dirinya dan
sekitarnya sehingga mempengaruhi perilaku. Aliran teori belajar prilaku memandang belajar
adalah suatu bentuk perubahan prilaku yang dapat terjadi akibat adanya suatu pengalaman,
interaksi diri sendiri dan dengan lingkungan atau dengan latihan dengan tujuan
mendapatkan pengetahuan, membentuk sikap dan keterampilan.
Proses tersebut didapatkan tidak hanya terbatas pada lingkungan sekolah saja,
dimanapun seseorang dapat belajar. Belajar pada umumnya dipengaruhi oleh atau
dirangsang oleh lingkungan sehingga respon terhadap lingkungan yaitu membentuk
keterampilan, sikap, atau pengetahuan untuk menanggapinya. Salah satu teori behavioristik
yang akan dibahas adalah teori belajar prilaku oleh Burrhus Frederic Skinneryang merupakan
tokoh behavioristik yang populer dengan teori operan conditioning.
Pembahasan
Teori belajar prilaku selanjutnya disebut sebagai teori belajar operant conditioning
oleh Skinner menekankan bahwa hubungan antara stimulus dan respon terjadi melalui
interaksi dengan lingkungan sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku. Respon yang
diterima oleh seseorang akan saling berinteraksi dan mempengaruhi respon yang dihasilkan.
Respon yang dihasilkan tersebut memiliki konsekuensi-konsekuensi tertentu dimana akan
mempengaruhi munculnya prilaku (Slavin dalam Djiwandono). Komponen proses belajar
terdiri atas stimulus yang diskrminatif dan penguatan untuk menghasilkan respon atau
perubahan tingkah laku. Konsep penguatan atau reinforcement dalam teori Skinner berarti
bahwa konsekuensi yang muncul mengikuti pemunculan suatu perilaku yang memperkuat
kemungkinan munculnya perilaku yang diharapkan. Untuk menjadi efektif, reinforcement
harus diberikan langsung setelah respon yang diharapkan muncul.
Menurut Skinner, penguatan terbagi atas penguatan positif dan negatif. Penguatan
positif berarti bahwa penguatan yang memperkuat munculnya respon yang benar.
Sedangkan untuk penguatan negatif berarti penguatan yang menghilangkan atau mencegah
respon yang tidak diinginkan muncul. Terbentuknya konsekuensi yang menyenangkan akan
memperkuat tingkah laku sedangkan konsekuensi yang tidak menyenangkan akan
memperlemah/menghilangkan atau mencegah akan memperlemah tingkah laku yang
muncul (Djiwandono, 2007:131). Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsekuensi yang
menyenangkan frekuensinya akan bertambah dan sebaliknya konsekuensi yang tidak
menyenangkan akan mengurangi frekuensi untuk dilakukan. Operant (perilaku yang
diperkuat dari konsekuansi yang menyenangkan) merupakan tingkah laku yang dihasilkan
invididu tersebut.
a. Mengidentifikasi hal-hal yang merupakan penguat dari tingkah laku yang akan dibentuk
b. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi aspek-aspek kecil yang membentuk tingkah
laku yang dimaksud
c. Mempergunakan secara urut aspek-aspek sebagai tujuan sementara, kemudian
diidentifikasikan penguat untuk masing-masing aspek
d. Melakukan pembentukan tingkah laku dengan menggunakan urutan aspek-aspek yang
telah disusun.
Apabila aspek pertama telah dilakukan maka penguat akan diberikan sehingga
mengakibatkan aspek tersebut sering dilakukan. Jika hal ini sudah terbentuk maka dilakukan
aspek kedua dan diberi penguat berulang-ulang hingga aspek berikutnya terbentuk. Skinner
berpendapat bahwa yang diperkuat bukan hubungan antara stimulus dan respon akan tetapi
kemungkinan respon yang sama akan terjadi lagi. Dasar dari operant conditioning dalam
pengajaran adalah untuk memastikan respons terhadap stimuli.
psikologi pendidikan sri esti wuryani djiwandono Revisi 2 grasindo, jakarta 2008
c. Statiation adalah metode yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu secara
terus menerus. Sehingga ketika perilaku kurang menyenangkan dinampakkan maka
seseorang akan mendapatkan statiation berupa pengulangan perilaku kurang
menyenangkan secara terus menerus sehingga menimbulkan kejenuhan dan perilaku kurang
menyenangkan oleh individu tersebut tidak dinampakkan lagi.
d. Changing the stimulus environment. Beberapa tingkah laku dapat dikontrol dengan
mengubah kondisi stimulus yang mempengaruhi tingkah laku. Prosedur ini dapat
menjauhkan dari tingkah laku yang tidak diinginkan dan memberi kesempatan lebih banyak
untuk memperkuat tingkah laku yang diinginkan.