Anda di halaman 1dari 4

Nama: Tsurayya Nafisah

NPM: 200110150215

Kelas: B

Usaha peternakan memberikan kontribusi signifikan terhadap


pemanasan global?

Ternak secara alami memerlukan lingkungan sebagai tempat tinggal, karena jauh sebelum
didomestikasi hewan liar yang hidup di alam membutuhkan tempat tinggal (habitat) yang juga
sekaligus menyediakan sumber pakan bagi mereka. Menurut kaidah ekologi fenomena ini merupakan
hal yang wajar karena dalam kehidupannya, hewan melakukan interaksi dengan lingkungan tempat
hidupnya. Beberapa fakta berikut menunjukkan bahwa bidang peternakan mempunyai keterkaitan
yang sangat erat dengan aspek lingkungan ditunjukkan dengan berbagai bukti seperti berikut ini:

1. Dua pertiga ternak di dunia berada di negara-negara berkembang


2. Praktek memelihara ternak merupakan usaha peternakan berbasis (multi purposes)
atau dengan tujuan beragam yang dipeliahara secara ekstensif karena ternak
memainkan peranan penting dalam kehidupan keluarga dan merupakan budaya dan
status sosial pemeliharanya.
3. Pemanfaatan areal yang kurang sesuai untuk lahan pertanian sebagai grazing area
ternak merupakan hal yang umum ditemukan
4. Pengelolaan usaha merupakan kombinasi antara usaha peternakan dan tanaman
pertanian/perkebunan, relatif berkelanjutan karena limbah pertanian menjadi sumber
pakan ternak dan kotoran ternak menyediakan pupuk bagi tanaman, sumber energi
keluarga (biogas). Kondisi ini memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan bagi
kehidupan keluarga peternak.

Kondisi ini terus berjalan dan mencapai puncaknya sehingga mempengaruhi hubungan bidang
peternakan dengan lingkungan pada periode revolusi peternakan sebagai akibat dari revolusi
industri. Perubahan yang terjadi membawa dampak terhadap perkembangan usaha peternakan di
negara-negara berkembang. Selain itu juga perkembangan penduduk dunia memacu peningkatan
permintaan produk peternakan sehingga produktivitas ternak semakin dipacu untuk memenuhi
permintaan produk asal ternak. Guna mengimbangi kondisi tersebut, ketersediaan pakan yang
memadai juga diperlukan. Beberapa hal yang menandai terjadinya perubahan dimaksud antara lain:

1. Usaha peternakan menjadi usaha berbasis tunggal (single purpose)


2. Jumlah ternak peliharaan meningkat dengan periode pemeliharaan yang semakin singkat
3. Peningkatan kebutuhan pakan ternak dalam jumlah yang besar, sehingga peternak kecil
cenderung bergantung pada pakan impor (yang lebih efisien untuk mengejar target produksi)
4. Ternak tidak lagi diumbar, tetapi diperlihara dalam kandang (karena memudahkan dalam
pengontrolan penyakit dan produksi
5. Perubahan yang terjadi membawa dampak terhadap degradasi lingkungan termasuk
diantaranya masalah lingkungan yang terjadi di bidang peternakan

Beberapa masalah lingkungan yang terjadi akibat dari perkembangan di bidang


peternakan antara lain seperti yang disebut berikut ini:

1. Meningkatnya limbah peternakan yang mencemari lingkungan sekitar. Dalam situasi seperti
ini pananganan limbah yang efisien menjadi alternatif yang perlu dilakukan.
2. Terjadi peningkatan kadar nitrogen dan fosfor asal kotoran ternak di lingkungan yang pada
akhirnya mempengaruhi kondisi dan kualitas lingkungan
3. Usaha peternakan menjadi sumber lalat dan bau yang merupakan sumber polusi lingkungan
yang berbahaya
4. Berkembangnya berbagai jenis penyakit zoonosis yang mudah menular melalui kondisi
lingkungan yang kurang mendukung

Berkaitan dengan isu pemanasan global akhir-akhir ini, muncul pernyataan yang mencengangkan
dunia peternakan karena menurut perkiraan produksi daging menyebabkan 80% pemanasan global.
Dengan demikian bagaimana produksi daging dapat memicu terjadinya pemanasan global? Benarkah
mengurangi jumlah industri peternakan dengan mengurangi konsumsi daging adalah cara yang paling
efektif untuk memangkas emisi gas rumah kaca?

Mengenal sumber polusi dalam usaha peternakan

1. Sumber polusi
Usaha peternakan sering dituding sebagai sumber pencemaran lingkungan. Hal ini berkaitan
dengan limbah yang dihasilkan yang secara rinci ditunjukan dalam Tabel berikut
2. Gas yang dihasilkan dari usaha peternakan
limbah peternakan menghasilkan gas-gas yang cepat menguap dan menimbulkan bau yang
tidak sedap. Menurut Harsanto (1993) yang dikutip oleh Haryanto (1997), beberapa jenis gas
yang dihasiklkan antara lain CO, CO2, CH4, NO2, NO, NH3, H2S, SO, SO2 yang
konsentrasinya bervariasi menurut jumlah dan species ternaknya. Beberapa hasil penelitian
terhadap konsentrasi gas-gas antara lain:
a. Limbah Sapi PO misalnya menghasilkan gas-gas antara lain: CH4 50-70%; CO2 25-
45%; O2 0,5-3%; N2O 1%; CO 0,1-1% dan H2S 1.000-2.000 ppm
b. Kotoran ayam basah terdiri dari 68,3% air; 1,4% N; 0,7% P2O5 dan 0,1% K2O
c. Kotoran ayam kering terdiri dari 9,5% air; 4,2% N; 3,04% P2O5 dan 1,4% K2O

Kontribusi usaha peternakan terhadap pemanasan global


Efek pemanasan global disebabkan oleh tiga gas yaitu methana, karbon dioksida dan
nitrogen oksida. Ketiganya berasal dari peternakan besar. Dua belas persen emisi gas methana
dihasilkan hanya oleh milyaran ternak yang dipelihara di seluruhdunia.Hal ini jauh lebih
berbahaya, jika kita tahu bahwa satu molekul methana menyumbang efek pemanasan global
25 kali lebih besar daripada satu molekul karbon dioksida.

Menurut laporan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), sektor peternakan sapi, kerbau,
domba, kambing, babi, dan unggas menghasilkan emisi gas rumah kaca yang setara dengan 18 persen
CO2. Sektor peternakan juga menghasilkan 65 persen dinitrogen oksida yang berpotensi terhadap
pemanasan global yang lebih besar daripada CO2 yang sebagian besar berasal dari kotoran ternak.
Tiga puluh tujuh persen dari semua metana yang dihasilkan oleh manusia juga berasal darim sektor
peternakan, dimana metana mempunyai efek pemanasan 23 kali lebih kuat dari CO2. Metana
memiliki dampak sekitar 25 kali CO2. Tetapi sungguh, ketika metana sudah berada di atas sana, di
atmosfer dan bereaksi, ia akan mempunyai dampak 72 kali lebih besar dari CO2 dan itu mempunyai
pengaruh yang sangat besar.

Selain itu peternakan juga menghasilkan 64 persen amonia yang secara signifikan menghasilkan hujan
asam, Emisi amonia dari peternakan mencapai angka 90% dari seluruh tinja cair. Amonia ditemukan
di area tertentu, seperti di peternakan dan juga tempat penyimpanan dan produksi pupuk organik.
Amonia dan Nitrogen yang dihasilkan dapat diturunkan dengan cara mengurangi jumlah ternak,
mengubah makanan ternak, dan mengurangi produksi tinja cair. Hal ini akan menguntungkan tak
hanya secara ekologis tapi juga secara ekonomis.

Beberapa faktor yang ikut menyumbang terjadinya pemanasan global antara lain dari sektor industri
peternakan khususnya produsen pakan dan industri peternakan antara lain:

1. Emisi karbon dari pembuatan pakan ternak


Dalam proses pembuatan pakan ternak memerlukan proses terlebih dahulu pada saat
pengolahan lahan pertanian untuk pakan ternak dapat menghasilkan gas karbon dioksida
sebanyak 28 juta ton pertahunnya. Sedangkan karbon dioksida yang terlepas dari padang
rumput yang terkikis menjadi gurun sebesar 100 juta ton pertahunnya. Pembukaan lahan yang
di gunakan untuk peternakan menyumbang emisi 2,4 miliar ton karbon dioksida pertahunnya.
Sedangkan untuk penggunaan bahan bakar fosil, peternakan menyumbang 90 juta ton karbon
dioksida setiap tahunnya.
2. Emisi karbon dari pencernaan hewan ternak
Dalam proses pencernaan hewan ternak khususnya ruminansia dibantu oleh bakteri
metanogen. Bakteri ini menimbulkan produksi gas metan, gas metan yang di hasilkan dari
pencernaan hewan ternak dalam setahun dapat mencapai 86 juta ton pertahunnya.Sedangkan
metana yang terlepas dari pupuk dari kotoran hewan dapat mencapai 18 juta ton pertahunnya.
3. Emisi karbon dari pengangkutan serta pengolahan hasil ternak
Pada saat pengolahan daging hasil peternakan dapat menghasilkan emisi karbon sebesar
puluhan juta ton pertahunnya. Sedangkan dari pengangkutan hasil ternak ke konsumen dapat
menghasilkan emisi gas karbon dioksida dapat mencapai 10 juta ton pertahunnya.

(sumber: https://fpattiselanno.wordpress.com/2012/11/23/usaha-peternakan-memberikan-kontribusi-
signifikan-terhadap-pemanasan-global/)

Anda mungkin juga menyukai