NPM: 200110150215
Kelas: B
Ternak secara alami memerlukan lingkungan sebagai tempat tinggal, karena jauh sebelum
didomestikasi hewan liar yang hidup di alam membutuhkan tempat tinggal (habitat) yang juga
sekaligus menyediakan sumber pakan bagi mereka. Menurut kaidah ekologi fenomena ini merupakan
hal yang wajar karena dalam kehidupannya, hewan melakukan interaksi dengan lingkungan tempat
hidupnya. Beberapa fakta berikut menunjukkan bahwa bidang peternakan mempunyai keterkaitan
yang sangat erat dengan aspek lingkungan ditunjukkan dengan berbagai bukti seperti berikut ini:
Kondisi ini terus berjalan dan mencapai puncaknya sehingga mempengaruhi hubungan bidang
peternakan dengan lingkungan pada periode revolusi peternakan sebagai akibat dari revolusi
industri. Perubahan yang terjadi membawa dampak terhadap perkembangan usaha peternakan di
negara-negara berkembang. Selain itu juga perkembangan penduduk dunia memacu peningkatan
permintaan produk peternakan sehingga produktivitas ternak semakin dipacu untuk memenuhi
permintaan produk asal ternak. Guna mengimbangi kondisi tersebut, ketersediaan pakan yang
memadai juga diperlukan. Beberapa hal yang menandai terjadinya perubahan dimaksud antara lain:
1. Meningkatnya limbah peternakan yang mencemari lingkungan sekitar. Dalam situasi seperti
ini pananganan limbah yang efisien menjadi alternatif yang perlu dilakukan.
2. Terjadi peningkatan kadar nitrogen dan fosfor asal kotoran ternak di lingkungan yang pada
akhirnya mempengaruhi kondisi dan kualitas lingkungan
3. Usaha peternakan menjadi sumber lalat dan bau yang merupakan sumber polusi lingkungan
yang berbahaya
4. Berkembangnya berbagai jenis penyakit zoonosis yang mudah menular melalui kondisi
lingkungan yang kurang mendukung
Berkaitan dengan isu pemanasan global akhir-akhir ini, muncul pernyataan yang mencengangkan
dunia peternakan karena menurut perkiraan produksi daging menyebabkan 80% pemanasan global.
Dengan demikian bagaimana produksi daging dapat memicu terjadinya pemanasan global? Benarkah
mengurangi jumlah industri peternakan dengan mengurangi konsumsi daging adalah cara yang paling
efektif untuk memangkas emisi gas rumah kaca?
1. Sumber polusi
Usaha peternakan sering dituding sebagai sumber pencemaran lingkungan. Hal ini berkaitan
dengan limbah yang dihasilkan yang secara rinci ditunjukan dalam Tabel berikut
2. Gas yang dihasilkan dari usaha peternakan
limbah peternakan menghasilkan gas-gas yang cepat menguap dan menimbulkan bau yang
tidak sedap. Menurut Harsanto (1993) yang dikutip oleh Haryanto (1997), beberapa jenis gas
yang dihasiklkan antara lain CO, CO2, CH4, NO2, NO, NH3, H2S, SO, SO2 yang
konsentrasinya bervariasi menurut jumlah dan species ternaknya. Beberapa hasil penelitian
terhadap konsentrasi gas-gas antara lain:
a. Limbah Sapi PO misalnya menghasilkan gas-gas antara lain: CH4 50-70%; CO2 25-
45%; O2 0,5-3%; N2O 1%; CO 0,1-1% dan H2S 1.000-2.000 ppm
b. Kotoran ayam basah terdiri dari 68,3% air; 1,4% N; 0,7% P2O5 dan 0,1% K2O
c. Kotoran ayam kering terdiri dari 9,5% air; 4,2% N; 3,04% P2O5 dan 1,4% K2O
Menurut laporan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), sektor peternakan sapi, kerbau,
domba, kambing, babi, dan unggas menghasilkan emisi gas rumah kaca yang setara dengan 18 persen
CO2. Sektor peternakan juga menghasilkan 65 persen dinitrogen oksida yang berpotensi terhadap
pemanasan global yang lebih besar daripada CO2 yang sebagian besar berasal dari kotoran ternak.
Tiga puluh tujuh persen dari semua metana yang dihasilkan oleh manusia juga berasal darim sektor
peternakan, dimana metana mempunyai efek pemanasan 23 kali lebih kuat dari CO2. Metana
memiliki dampak sekitar 25 kali CO2. Tetapi sungguh, ketika metana sudah berada di atas sana, di
atmosfer dan bereaksi, ia akan mempunyai dampak 72 kali lebih besar dari CO2 dan itu mempunyai
pengaruh yang sangat besar.
Selain itu peternakan juga menghasilkan 64 persen amonia yang secara signifikan menghasilkan hujan
asam, Emisi amonia dari peternakan mencapai angka 90% dari seluruh tinja cair. Amonia ditemukan
di area tertentu, seperti di peternakan dan juga tempat penyimpanan dan produksi pupuk organik.
Amonia dan Nitrogen yang dihasilkan dapat diturunkan dengan cara mengurangi jumlah ternak,
mengubah makanan ternak, dan mengurangi produksi tinja cair. Hal ini akan menguntungkan tak
hanya secara ekologis tapi juga secara ekonomis.
Beberapa faktor yang ikut menyumbang terjadinya pemanasan global antara lain dari sektor industri
peternakan khususnya produsen pakan dan industri peternakan antara lain:
(sumber: https://fpattiselanno.wordpress.com/2012/11/23/usaha-peternakan-memberikan-kontribusi-
signifikan-terhadap-pemanasan-global/)