Pengertian
Definisi konseptual adalah kelainan otak yang ditandai
dengan bangkitan epilepsi yang terus
menerus dengan konsekuensi neurobiologis,
kognitif, psikologis dan sosial. Definisi ini
mensyaratkan terjadinya minimal satu kali
bangkitan epileptik.
Kejang demam
(sederhana atau
kompleks)
Riwayat Keluarga
Riwayat epilepsi dan
kejang demam pada
keluarga
Penyakit neurologis
lain
Pemeriksaan Fisik dan neurologis
Lingkar kepala
Dismorfik
Kelainan kulit
Pemeriksaan jantung
Hiperventilasi, evaluasi psikogenik
Defisit neurologis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
EEG
Pola EEG tertentu dapat menunjukkan suatu sindrom
Epilepsi umum idiopatik
Childhood absence epilepsy : 3 Hz SWC
Juvenile myoclonic epilepsy : 4 6 Hz polyspikes
wave complex
Epilepsi parsial idiopatik
Benign Rolandic Epilepsy :stereotyped
biphasic centrotemporal spike wave
Epilepsi umum simtomatik/kriptogenik
Spasme infantile : hypsarrhythmia
Lennox Gestaut Syndrome :slow generalized SWC
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan temuan
gelombang epilepsi pada rekaman EEG interiktal:
Waktu perekaman
Perekaman berulang
Kegunaan:
Umumnya digunakan untuk perencanaan operasi
epilepsi
Membantu identifikasi regio epileptogenik
I. Bangkitan parsial
Bangkitan Absence
(Lena)
Tipikallena
Atipikal lena
Bangkitan klonik
Bangkitan tonik
Bangkitan tonik-klonik
Bangkitan
atonik/astatik
KLASIFIKASI SINDROMA EPILEPSI
1.3. Epilepsi
kriptogenik
2. Epilepsi umum dan sindroma
Sindroma Lennox-Gastaut
Bangkitan epilepsi
Sindroma spesifik yang dapat
memperberat
keadaan penyakit
lain. Termasuk
penyakitdimana
bangkitan merupakan
gejala awal yang
penting dari penyakit
tersebut
3. Epilepsi dan sindroma epilepsi dengan Bangkitan neonatal
bangkitan yang tidak dapat ditentukan umum / Epilepsi mioklonik berat
parsial
pada masa anak
Epilepsi dengan
Dengan gelombang tajam lambat
bangkitan umum kontinu saat
maupun parsial tidur
Afasia akibat epilepsi
3. Epilepsi dan sindroma epilepsi (sindroma Landau-Kleffner)
dengan bangkitan yang tidak Epilepsi lain dari
dapat ditentukan umum / parsial kelompok ini yang tidak
disebut di
atas
Kejang demam
Bangkitan / status
epileptikus terisolasi
Bangkitan yang hanya
terjadi jika ada gangguan
metabolik akut / keadaan
toksik oleh berbagai
faktor, diantaranya
alkohol, obat- obatan,
eklamsia, hiperglikemia
nonketotik
Diagnosis Banding
Benign myoclonus
Sandifers syndrome
Hyperekplexia
Breath-holding attack
Night terrors Masturbatory episodes
Alternating hemiplegia
Syncope
Migraine
Shuddering attacks
Movement syndrome
Parasomnias
Inattention / daydreaming
Tatalaksana
Tata laksana epilepsi dengan obat anti epilepsi (OAE) di PPK I
OAE Bangkitan fokal Bangkitan umum Bangkitan tonik Bangktan Bangkitan
sekunder klonik mioklonik
Lena
bulan).
Jika dalam penurunan dosis, bangkitan timbul
kembali, OAE diberikan kembali dengan dosis
terakhir yang sebelumnya dapat mengontrol
bangkitan
Tata laksana epilepsy dengan OAE di PPK 1
Untuk dokter di PPK 1, jika diagnosis epilepsi
sudah ditegakkan, dapat mulai dengan OAE
lini pertama dan jika tidak berhasil mengatasi
bangkitan dengan monoterapi lini pertama,
maka dirujuk ke PPK 2.
Tata laksana epilepsi dengan OAE di PPK 2
Pasien ditangani oleh dokter Spesialis Saraf atau
dokter Spesialis Anak.
Apabila pasien sudah diberi OAE lini pertama
sampai dosis maksimal dan belum dapat mengatasi
bangkitan maka mulai dengan OAE yang kedua,
sedangkan OAE yang pertama diturunkan
bertahap.OAE yang kedua memiliki cara kerja
yang berbeda dari OAE yang pertama. Jika tidak
berhasil dengan OAE yang kedua selanjutnya
pasien dirujuk ke PPK 3.
Tata laksana epilepsi di PPK 3
Di PPK 3 pasien ditangani oleh Spesialis Saraf Anak
dari Departemen Neurologi atau dari Departemen IK.
Anak.
Penanganan pasien sesuai dengan Sindrom Epilepsi
yang diderita pasien.
EDUKASI
Edukasi mengenai minum obat secara teratur
Edukasi mengenai penghindaran faktor pencetus
Edukasi kontrol ulang secara teratur
PROGNOSIS
RISIKO terjadinya relaps meningkat pada :
Anak dengan epilepsi simtomatik
Awitan bangkitan umur 12 tahun
Prognosis
Morbiditas dan mortalitas tinggi. Lima puluh persen
penyandang hidup dengan gangguan psikomotor dan
defisit neurologik berat.
Dalam beberapa bulan dapat berlanjut menjadi sindrom
West (75%), dan selanjutnya sindrom Lennox Gastaut (12%)
Sindrom West
Awitan pada usia 4-6 bulan, jarang sekali terjadi
sebelum usia 3 bulan atau setelah 12 bulan, laki-laki
lebih banyak dari pada perempuan dengan
perbandingan 3:2.
Manifestasi klinik
Spasme infantil berupa gerakan aksial singkat dan
mendadak lebih sering fleksi dibanding ekstensi
ekstremitas atau berupa campuran fleksi ekstremitas atas
dengan ekstensi ekstremitas bawah, simetris/ asimetris,
diikuti dengan teriakan.
Gambaran EEG
Interiktal :Hypsarrhythmia berupa gelombang tajam multifokal
dengan amplitudo tinggi dengan irama dasar tidak beraturan,
simetris pada 2/3 kasus, asimetris pada1/3 kasus.
Iktal : pola elektro-dekrimental berupa gelombang lambat
menyeluruh dengan amplitudo tinggi, diikuti aktivitas amplitudo
rendah
Pencitraan
CT scan kepala dapat ditemukan hidraensefali, schizencephaly
dan agenesis corpus callosum
MRI : dapat mendeteksi disgenesis kortikal, gangguan migrasi
neuron, gangguan mielinasi.
Tata laksana
Belum ada terapi yang efektif. ACTH dengan dosis 150
unit/m2/hari atau 20-40 units/m2/hari dapat
menurunkan kejang pada 60-80% kasus. Dosis diturunkan
perlahan dalam 4 sampai 8 minggu
Valproate, Zonisamide,Vigabatrin, Topiramate dapat
digunakan.
Diet ketogenik
Prognosis
Baik
Kurang dari 10% kasus berkembang menjadi GTCS pada
usia 8-15 tahun atau kadang-kadang 20-30 tahun.
Dapat berkembang menjadi Juvenile Myoclonic Epilepsy.
Epilepsi Mioklonik pada Remaja
Awitan pada usia 5-16 tahun, prevalensi 8-10% diantara
epilepsi pada dewasa dan dewasa muda. Laki-laki sama
dengan perempuan.
Manifestasi klinik :
Trias bangkitan sebagai berikut :
1. Bangkitan mioklonik saat bangun tidur terutama pada
ekstremitas atas
2. .Bangkitan umum tonik klonik
3. Bangkitan absans tipikal terjadi lebih dari 1/3
kasus dengan gangguan kesadaran ringan
Gambaran EEG
Iktal :polispike menyeluruh (10-16 Hz) atau 4-6 Hz
SWC, sinkron bilateral, predominan frontal, dengan
durasi 0,5-2 detik, diikuti perlambatan ireguler.
Saat lena : 3Hz SWC.
Stimulasi fotik akan mengaktivasi gelombang kejang
Interiktal :spike wave 4-6 Hz, polispike dan SWC 3 Hz
pada 20% kasus.
Tatalaksana
Asam valproat
Levetiracetam
Prognosis
Prognosis baik, 80-90% terkontrol dengan obat.
Pasien yang mempunyai ketiga trias bangkian
sekaligus, resisten terhadap pengobatan.
Epilepsi benigna dengan gelombang
paku di daerah sentrotemporal
Awitan pada usia 3-13 tahun (puncak 9-10 tahun), laki-laki lebih
banyak daripada perempuan dengan perbandingan 3:2.
Manifestasi klinik:
Bangkitan hemifasial sensorimotor (30% pasien). Bangkitan motorik
pada bibir bawah berupa klonik beberapa detik sampai menit.
Bangkitan oro-pharyingo-laryngeal (OPL), terjadi pada 53% kasus,
yang terdiri dari manifestasi sensori motor di daerah dalam mulut, lidah,
pipi, gusi, dan daerah pharyingo-laryngeal.
Gangguan bicara merupakan gejala iktal yang sering ditemui (40%).
Hipersalivasi
Gambaran EEG
EEG interiktal
Irama dasar pada umumnya normal
Spike wave yang terletak di sentrotemporal
EEG iktal
Prognosis
Baik, terjadi remisi lengkap tanpa defisit neurologis
sebelum usia 15-16 tahun.