SKRIPSI
Oleh:
Mahmud Badaruddin
1111101000135
JAKARTA
1436 H / 2015 M
iii
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang atas
Umum Haji Medan Tahun 2015 dapat diselesaikan. Sholawat dan salam tidak lupa
Skripsi ini merupakan syarat mahasiswa semester VIII (delapan) Program Studi
yang diperoleh selama perkuliahan, penulis dapat menyusun skripsi yang berjudul
1. Kedua orang tua tercinta yang telah memberi semangat, memotivasi serta
doanya.
2. DR. Arif Sumantri. M.Kes sebagai Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Masyarakat.
4. Riastuti Kusuma Wardani S.KM, M.KM dan DR. M. Farid Hamzens M.Si selaku
ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi penulis dan mahasiswa pada
umumnya.
6. Direktur RSUD Kota Sekayu yang telah memberikan izin penelitian skripsi di
7. Kepada pak Dedi, bu Hanif, dan Angga terima kasih telah membantu dan
9. Untuk keluarga Santri Jadi Dokter Musi Banyuasin terimah kasih juga atas
11. Segenap pihak yang belum disebutkan satu persatu atas bantuan, semangat dan
Dengan mengirimkan doa kepada Allah SWT penulis berharap semua kebaikan
yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Amin. Terakhir, penulis
berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca serta
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT............................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
BAB V HASIL
A. Profil RSUD Kota Sekayu Tahun 2015 ........................................................ 53
B. Pengelolaan Persediaan Obat di RSUD Kota Sekayu................................... 59
a. Input Pengelolaan Persediaan Obat........................................................ 60
1) SDM ................................................................................................. 60
2) Anggaran .......................................................................................... 67
3) Sarana&Prasarana ............................................................................ 68
4) Prosedur ........................................................................................... 71
b. Proses Pengelolaan Persediaan Obat...................................................... 74
1) Perencanaan...................................................................................... 74
2) Penganggaran ................................................................................... 77
3) Pengadaan ........................................................................................ 80
4) Penyimpanan .................................................................................... 83
5) Pendistribusian ................................................................................. 86
6) Penghapusan..................................................................................... 89
7) Pengendalian .................................................................................... 91
c. Output Pengelolaan Persediaan Obat ..................................................... 95
1) Ketersediaan Obat yang efektif dan efisien ..................................... 95
BAB VI PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian................................................................................. 98
B. Pengelolaan Persediaan Obat di RSUD Kota Sekayu................................... 98
a. Input Pengelolaan Persediaan Obat........................................................ 99
1) SDM ................................................................................................. 100
2) Anggaran .......................................................................................... 103
3) Sarana&Prasarana ............................................................................ 104
x
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 5.2 Jumlah Tenaga di Gudang Farmasi RSUD Kota Sekayu Tahun 2015 .... 58
Tabel 5.3 Indikator Kinerja Pelayanan RSUD Kota Sekayu Tahun 2015 ................ 59
Tabel 5.4 Jumlah SDM di Gudang Farmasi RSUD Kota Sekayu Tahun 2015 ........ 61
DAFTAR BAGAN
Bagan 5.1 Letak Gudang Farmasi dalam Struktur RSUD Kota Sekayu.................. 60
xiii
DAFTAR ISTILAH
Cito = Pemesanan dilakukan insidental dan harus segera dikirim saat itu
juga
Stock opname = Kegiatan mencocokan kondisi fisik barang gudang dengan kartu
stok
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ayat 1 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Rumah Sakit adalah fasilitas
kesehatan yang bersifat sosio-ekonomi, yaitu suatu jenis usaha walau bersifat
(Adikoesoemo, 1994). Oleh karena itu, rumah sakit sebagai suatu industri
jasa yang mempunyai fungsi sosial dan fungsi ekonomi, kebijakan yang
berlangsungnya hidup rumah sakit. Tanpa usaha efisiensi, rumah sakit jelas
akan cepat bangkrut dan akan tergusur dengan makin berkembangnya rumah
persaingan ketat antar rumah sakit, baik milik pemerintah maupun swasta
kesehatan yang saat ini terbuka bebas (Djojodibroto, 1997). Oleh karena itu,
yang baik, tercepat, berkualitas, tepat dan dengan biaya yang relatif
efektifitas di semua bidang pelayanannya, dan salah satu sistem yang mampu
perencanaan sampai evaluasi yang saling terkait antara satu sama lainnya.
Salah satu bahan logistik yang dikelola oleh rumah sakit adalah
bahan alat kesehatan, alat kedokteran dan gas medis), dan 50% dari
tidak dikelola secara cermat dan penuh tanggung jawab maka dapat
kebutuhan. Jika stok obat terlalu kecil maka permintaan untuk penggunaan
sering kali tidak terpenuhi sehingga pasien/konsumen tidak puas, selain itu
biaya untuk mendapatkan bahan obat dengan waktu cepat guna memuaskan
rusak/kadaluarsa dan ada resiko jika harga bahan/ obat turun (Seto, 2004).
persediaan meningkat. Oleh karena itu penting bagi rumah sakit untuk
2004).
tertentu. Hal ini dibuktikan dengan hasil observasi yang dilakukan oleh
tersedia di instalasi farmasi terutama pada obat fast moving. Hal ini
sakit.
4
menyebutkan bahwa RSU Haji Surabaya juga mengalami stock out pada
tahun 2012. Selama Januari-April 2012 terdapat 116 jenis obat yang
ada 10 jenis obat yang mengalami expired dan rumah sakit mengalami total
dibuktikan dengan hasil observasi yang dilakukan oleh Irene pada gudang
dalam kardus ditumpuk. Selain itu juga ditemukannya vektor yang dapat
Hal serupa juga di alami oleh Rumah Sakit Umum Daerah Kota Sekayu
informan yang dilakukan oleh peneliti di gudang farmasi RSUD Kota Sekayu
pada bulan juni 2015 didapatkan informasi bahwa di gudang farmasi sering
Menurut informan, pada tahun 2014 terdapat 76 (9,5%) dari 800 jenis
tahun 2015 selama periode Januari-Juni 2015 terdapat sekitar 45 (5,6%) dari
800 jenis obat mengalami kekosongan pada waktu yang sama. Hal ini
resep banyak yang keluar. Selain itu juga informan menyebutkan bahwa
pemesanan dilakukan ketika stok obat hampir habis, dan tidak ada
dari bulan Januari sampai Juli 2015 sebanyak 13 (1,6%) dari 800 jenis obat.
B. Rumusan Masalah
Sekayu pada bulan Juni 2015 sering mengalami kekosongan obat. Pada tahun
2014 terdapat sekitar 76 (9,5%) dari 800 jenis obat mengalami kekosongan di
waktu pertengahan atau akhir bulan. Pada tahun 2015 selama periode Januari-
Juni 2015 terdapat sekitar 45 (5,6%) dari 800 jenis obat mengalami
kekosongan pada waktu yang sama. Hal ini menyebabkan pasien harus
membeli sendiri obat ke apotek luar, akibatnya resep banyak yang keluar.
stok obat hampir habis, dan tidak ada perhitungan khusus dalam pemesanan
dan berapa banyak jumlah yang dipesan. Selain itu juga ditemukannya obat-
obatan yang mengalami expired dari bulan Januari sampai Juli 2015
disediakan dalam jumlah yang tepat pada waktu yang dibutuhkan sehingga
yang keluar, akibatnya pasien harus membeli sendiri obat ke apotek luar.
persediaan obat di Gudang Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Sekayu
tahun 2015.
C. Pertanyaan Penelitian
obat di Gudang Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Sekayu tahun
2015?
D. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
E. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penelitian
Gudang Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Sekayu Tahun 2015
dilakukan di Gudang Obat RSUD Kota Sekayu. Penelitian ini akan dilakukan
deskriptif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
kepada kepala Instalasi Farmasi, kepala gudng farmasi, dan staf pelaksana
dokumen.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumah Sakit
berkesinambungan.
Rumah sakit juga merupakan salah satu dari sarana kesehatan tempat
rujukan.
10
kebutuhan medis.
Klasifikasi Rumah Sakit Umum Pasal 6, 10, dan 14, berdasarkan bentuk
kefarmasian yang ditujukan untuk keperluan rumah sakit itu sendiri. Seperti
obat, pengelolaan obat pelayanan atas resep dokter, pelayanan informasi obat,
serta pengembangan obat, bahan dan obat tradisional. Tugas Utama IFRS
dalam rumah sakit baik untuk penderita rawat inap, rawat jalan, maupun
2004). Tujuan tujuan pelayanan farmasi Rumah Sakit adalah pelayanan yang
paripurna sehingga dapat memberikan obat tepat pasien, tepat dosis, tepat
cara pemakaian, tepat kombinasi, tepat waktu dan tepat harga. Selain itu
obat-obat yang dapat digunakan tanpa resep yang meliputi obat wajib di
apotik (OWA), obat bebas terbatas (OBT), dan obat bebas (OB).
tentang obat baru atau obat yang sudah ditarik. Apoteker hendaknya aktif
dikonsumsi.
Apoteker tidak diizinkan mengganti obat yang tertulis dalam resep dengan
obat lain.
4. Pengelolaan Obat
13
C. Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagai
tercapainya tujuan atau sasaran ini adalah sebagai kerjasama dari berbagai
subsistem yang terdapat dalam sistem (Azwar, 1996). Sistem terbentuk dari
(Azwar, 1996) :
2. Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem
direncanakan.
keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
6. Lingkungan yaitu dunia diluar sistem yang tidak dikelola oleh sistem
umum.
Sumber daya manusia di Instalasi Farmasi sesuai dengan PMK no.58 tahun
2014 yaitu apoteker, tenaga teknis kefarmasian dan petugas penunjang lain agar
tercapai sasaran dan tujuan instalasi farmasi rumah sakit. Uraian tugas tertulis dari
masing-masing staf Instalasi Farmasi harus ada dan sebaiknya dilakukan peninjauan
kembali paling sedikit setiap tiga tahun sesuai kebijakan dan prosedur di Instalasi
yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi,
2) Tenaga Administrasi
3) Pekarya/Pembantu pelaksana
15
Instalasi Farmasi Rumah Sakit harus dikepalai oleh seorang Apoteker yang
Sakit. Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit diutamakan telah memiliki pengalaman
E. Anggaran
dalam pengelolaan obat meliputi beberapa aspek antara lain sumber daya
(Depkes, 2008).
1. Sumber anggaran yang berasal dari pemerintah antara lain dari APBN,
2. Sumber anggaran yang berasal dari swasta antara lain CSR (BUMN),
F. Prosedur
pengatur, yang mengatur tahapan suatu proses kerja atau prosedur kerja
tertentu. Oleh karena prosedur kerja yang dimaksud bersifat tetap, rutin, dan
16
organisasi/institusi yaitu:
yang rendah.
antara lain:
tujuan
18
tersebut:
Bagan 2.1
Perencanaan &
peramalan kebutuhan
Penganggaran
Penghapusan
Pengendalian Pengadaan
Persediaan
sakit.
persyaratan kefarmasian.
20
rumah sakit
mendapatkan:
antara lain:
c) Jika ada obat baru, harus ada bukti yang spesifik untuk terapi
Kesehatan.
kabupaten/kota.
rencana distribusi.
a) Metode konsumsi
kebutuhan:
Pemakaian Pertahun
bukan).
yang masih tersedia pada akhir tahun, kebutuhan tahun lalu dan
b) Metode Epidemiologi
ini data tentang jenis penyakit, standar terapi BOR, ALOS, untuk
c) Metode Kombinasi
beberapa kasus obat merupakan obat yang sangat mahal. Hanya ada
C adalah obat yang paling lambat lakunya, obat produk yang paling
jauh lebih besar dan merupakan proporsi penjualan yang lebih kecil,
tidak perlu dan tidak efisien untuk memonitor obat-obat tersebut seketat
1) Kelompok V
terbesar.
2) Kelompok E
3) Kelompok N
datang.
Keterangan:
Desember).
28
Obat
dengan cara:
b. Penganggaran
standar yaitu skala mata uang dan jumlah biaya (Subagya, 1994).
pengorbanan mutu barang yang hendak kita beli. Menurut Seto (2004)
adalah penentuan kebutuhan dari anggaran yang ada, satuan harga yang
1994).
c. Pengadaan
farmasi dengan harga yang layak, dengan mutu yang baik, pengiriman
barang terjamin dan tepat waktu, proses berjalan lancar dan tidak
tinggi.
lain-lain.
tempat.
d. Penyimpanan
dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak
FEFO dan FIFO dan disertai sistem informasi yang selalu menjamin
1) Kemudahan bergerak
mempermudh gerakan.
5) Pencegahan kebakaran
tidak.
e. Pendistribusian
di rumah sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasin
33
rawat inap dan rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis.
unit pelayanan kesehatan secara tepat waktu tepat jenis dan jumlah
Instalasi Farmasi.
dibutuhkan.
34
f. Penghapusan
jika:
2) Telah Kadaluarsa.
pihak terkait.
g. Pengendalian Persediaan
persediaan dan permintaan. Oleh karena itu, hasil stock opname harus
tertentu, misalnya satu bulan atau dua bulan atau kurang dari satu tahun
sumber daya yang tepat, dalam jumlah dan waktu yang tepat serta dapat
persediaan adalah:
2) Menentukan:
harta paling besar bagi sebuah rumah sakit atau apotek. Karena begitu
persediaan obat yang tepat memiliki pengaruh yang kuat dan langsung
(Seto, 2004).
H. Kerangka Teori
Bagan 2.2
Perencanaan &
peramalan kebutuhan
Penganggaran
Penghapusan
Pengendalian Pengadaan
Persediaan
BAB III
A. Kerangka Konsep
guna, tepat sasaran dan jumlah agar tidak terjadi kekosongan atau kelebihan
persediaan.
yang terdiri dari 3 bagian yaitu input, proses, dan output. Dalam pendekatan
sistem, setiap bagian menjadi suatu rangkaian yang saling berkaitan satu
dengan yang lainnya. Input pengelolaan persediaan obat terdiri dari SDM,
sebagai berikut:
SDM Perencanaan
Anggaran Penganggaran Tersedianya
persediaan obat yang
Sarana dan Prasarana Pengadaan efektif dan efisien
Prosedur Penyimpanan
Pendistribusian
Penghapusan
Pengendalian
B. Definisi Istilah
Tabel 3.1
Definisi Istilah
gudang (minimal S1
gudang (minimal S1
farmasi), 1 orang
pengurus barang
(minimal SMA/SMK
pelaksana (minimal
SMA/SMK Farmasi)
Informasi mengenai
kesesuaian pengetahuan
43
pendidikan yang
diperoleh.
gudang farmasi
RSUD Kota
Sekayu.
pengelolaan
persediaan obat di
gudang farmasi
Job des
jumlah obat-
obatan yang
dibutuhkan di
RSUD Kota
Sekayu.
kebutuhan dalam
skala tertentu
45
biaya untuk
pengadaan obat-
obatan yang
dibutuhkan
berdasarkan harga
satuan.
obat-obatan
sesuai dengan
yang telah
direncanakan.
menempatkan
46
obat-obatan yang
diterima pada
tempat yang
pencurian serta
gangguan fisik
yang dapat
merusak mutu
obat.
obat-obatan di Sekayu.
unit-unit tertentu
di rumah sakit
untuk pelayanan
individu.
terpakai karena
kadaluarsa, rusak,
dan lain-lain.
kekurangan/kekos kekurangan/kekosongan
RSUD Kota
Sekayu.
tepat waktu.
3) Stock Opname
49
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang diamati. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
2015.
C. Informan Penelitian
diantaranya:
1. Informan Kunci :
diteliti.
2. Informan Utama:
3. Informan Pendukung
yang diteliti.
D. Instrumen Penelitian
yang digunakan pada penelitian ini antara lain pedoman wawancara, telaah
dokumen, lembar observasi, alat tulis, laptop, kamera dan alat perekam suara.
E. Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer yang
F. Validitas Data
triangulasi, diantaranya:
1. Triangulasi Sumber
Dilakukan dengan cara cross check data dengan fakta dari sumber
2. Triangulasi Metode
G. Pengolahan Data
H. Analisis Data
I. Penyajian Data
Hasil penelitian disusun dan disajikan bentuk matriks dan bentuk narasi
BAB V
HASIL PENELITIAN
umum (BLU), Rumah Sakit pengalami perubahan status institusi dari unit
Banyuasin nomor 451 tahun 2008 pada tanggal 31 maret tentang penerapan
badan pelayanan umum daerah (PKK BLUD) secara penuh. RSUD Kota
Sekayu adalah rumah sakit negeri kelas C. Rumah sakit ini mampu
Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu dalam upaya menjadi pelayanan RUSD
Rumah Sakit rujukan dari 2 (dua) buah Rumah Sakit, RSUD Bayung Lincir
dan RSUD Sungai Lilin, 25 Unit Puskesmas, 103 puskesmas pembantu, 142
poliklinik desa dan 22 puskesmas keliling serta sebagai lahan praktek bagi
54
a. Visi
b. Misi
Sumatera Selatan
PRIMA yaitu:
ibadah.
pelanggan/masyarakat.
berkesinambungan.
teknologi.
external.
56
berkesinambungan.
1. Gedung A
a. PoliklinikFarmasi
b. IGD
c. Radiologi
d. Ruang rapat
e. Aula
g. Administrasi
h. Kantin
i. Bank Sumsel
j. Ruang verifikator
k. Rehabilitasi medic
m. Ruang humas
n. ICU/ICCU/NICU
p. Kamar bedah
q. Haemodialisa
r. Rekam medic
2. Gedung B
Nonatus)
3. Gedung C
a. Ruang gizi
b. Laudry
c. Mushallah
d. Bermain Anak
4. Gedung D
a. IPSRS
b. Bengkel
c. Gneset
d. Kamar jenazah
Tabel 5.1
Kelas Ranap dan Jumlah TT RSUD Kota Sekayu Tahun 2015
No Uraian Jumlah
1 Kelas Utama VIP (Tembesu) 10
2 Kleas I (Petanang) 20
3 Kelas II (Meranti) 20
4 Kelas II (Bangsal Kebidanan) 4 dan 18
5 Kelas III non infeksi (Sungkai) 40
6 Kelas III Infeksi (Medang) 40
7 ICU 4
8 NICU 4
9 Neonatus 5
Total 165 tempat tidur
Sumber: Profil RSUD Kota Sekayu Tahun 2015
Adapun jumlah tenaga medis dan non medis RSUD Kota Sekayu tahun
Tabel 5.2
Jumlah Tenaga Medis dan Non Medis RSUD Kota Sekayu Tahun 2015
pelayanan rawat inap di RSUD Kota Sekayu tahun 2015, dapat dilihat dari
indikator berikut.
Tabel. 5.3
Berdasarkan tabel diatas BOR pada tahun 2015 sebesar 92,7%, GDR
oleh SDM yang ada di Gudang Farmasi RSUD Kota Sekayu. Gudang farmasi
Apoteker, namun letak gudang farmasi terpisah dengan Apotek RSUD Kota
Sekayu. Adapun letak gudang farmasi dalam struktur organisasi RSUD Kota
Bagan 5.1
Sekayu berada dibawah unit Instalasi Farmasi RSUD Kota Sekayu. Oleh
karena itu, gudang farmasi masih merupakan tanggung jawab dari Kepala
Instalasi Farmasi.
a. Input
1) SDM
Tabel 5.4
wawancaranya:
gudang.
obat.
gudang farmasi. Ini terlihat ada beberapa ada beberapa peran yang
dilakukan.
Pada dasarnya SDM yang ada saat ini kurang jumlahnya, tidak
ada yang bertugas untuk mengecek barang yang akan dikirim ke
unit, kemudian mengecek obat yang sudah kadaluarsa atau
rusak (GF-2)
kerja overtime pada petugas, hal ini mengakibatkan ada beberapa tugas
dibawah ini:
Tabel 5.5
Tenaga yang ada saat ini menurut saya sudah cukup baik (GF-
1)
yang tersedia di gudang farmasi RSUD Kota Sekayu saat ini memang
SDM dari tahun sebelumnya. Hal ini menyebabkan beban kerja SDM
yang ada saat ini menjadi bertambah karena penambahan tenaga SDM
2) Anggaran
sumber dana yaitu APBD dan BLUD. Akan tetapi dalam proses
dan prasarana merupakan salah satu hal yang penting dan perlu
obat sudah cukup lengkap. Hal ini juga dibuktikan juga dengan hasil
observasinya:
Tabel 5.6
2015
dalam kondisi yang baik, hanya saja dalam penataannya yang kurang
baik, karena rak-rak yang ada masih kurang memadai untuk meletakkan
selain itu juga gudang farmasi RSUD Kota Sekayu tidak hanya
tersebut. Petugas gudang menjadi tidak leluasa bergerak pada saat akan
akan tetapi alat kesehatan pun disimpan didalamnya. Ini tentu sangat
saat ini tidak lagi cocok untuk pengadaan barang yang besar,
jadi kalau misalnya kami mengadakan barangnya banyak
tergantung kebutuhan juga ya, ya seperti ini numpuk jadi nya,
mau tidak mau harus ditumpuk, karena kondisi gudang nya yang
seperti ini (GF-2)
tetapi luas gudang penyimpanan obat yang kurang memadai. Hal ini
cukup baik dan lengkap. Hanya saja khusus untuk kondisi gudang
4) Prosedur
kalau prosedur atau SOP kita ada disini, jadi semua kegiatan
kita sesuai SOP yang ada (GF-2)
persediaan obat.
tanda tangani oleh Direktur RSUD Kota Sekayu. SOP yang berlaku
pada tahun ini pada dasarnya masih menggunakan SOP pada tahun-
tahun sebelumnya
dapat dikatakan bahwa SOP yang ada cukup singkat dan jelas. Setiap
konten hanya berisi uraian singkat saja dan hanya berjumlah 1 halaman.
73
Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah para SDM yang ada dalam
Kota Sekayu juga sudah mengacu dan sesuai dengan SOP yang ada.
perbekalan farmasi sudah lengkap dan baik. Setiap SOP sudah dibuat
secara singkat dan jelas agar mudah dimengerti oleh para petugas.
Selain itu pengaplikasian SOP juga sudah dapat dikatakan baik, karena
semua proses yang ada sudah sesuai dengan SOP yang ada.
b. Proses
yang direncanakan. Variabel yang terdapat pada proses dalam penelitian ini
pengendalian.
1) Perencanaan Kebutuhan
obat yang berjenis tablet, injek, salp, cair, kapsul dan lain sebagainya.
berupa Laporan Keadaan Obat Tahun 2015 didapatkan hal yang sama
yaitu obat-obat yang berjenis tablet, injek, salp, cair, kapsul dan lain
sebagainya.
Namun tetap saja ada kendala yang sering terjadi dalam proses
harga obat yang ada di e-katalog dengan harga yang sebenarnya pada
2) Penganggaran
dibawah ini.
Berikut pernyataannya:
obat berasal dari dua sumber dana yaitu dari APBD dan BLUD. Dana
informan:
Kami ada dua dana ya, kalau APBD itu kami lakukan
pertrisemester artinya 3 bulan sekali, kalau yang BLUD kami
lakukan setiap bulan. Nah kenapa kami lakukan seperti ini,
karena kalau misalnya dari APBD nya kekurangan obat, ya kami
tutup dengan dana obat dari BLUD. Kalau misalnya obatnya
habis di pertengahan sebelum datang pemesanan lagi ya kami
pesan lagi, jadi dalam 1 bulan itu bisa 2 kali mesannya (GF-2)
masalah atau kendala. Masalah yang sering dihadapi oleh RSUD Kota
dibawah ini.
pengadaan obat.
3) Pengadaan
pengadaan yang ada di RSUD Kota Sekayu dimulai dari pengajuan dari
berikut :
kalau pengadaan obat kita pakai e-katalog ya, ada juga pakai
sistem tender, itu kalau misalnya obat yang di e-katalog tidak
sesuai dengan harga, ada juga pakai pembelian langsung, jadi
distibutor menawarkan ke RS (GF-2)
Berikut pernyataannya:
dilakukan setiap bulan sekali, akan tetapi jika pergerakan obat cepat
pernyataan informan:
82
pembelian cito ke apotek di luar rumah saki. Hal ini seperti yang
Berikut pernyataannya:
gudang.
4) Penyimpanan
obatan yang diterima agar tidak hilang, terhindar dari kerusakan fisik
obat ini menggunkan sistem FIFO (First In First Out) dan FEFO (First
belakang dan sebagian didepan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh
obat-obat pada rak-rak yang masih kosong saja karena belum ada
obat yang sudah ada kemudian dicatat jumlah yang masuk di kartu
stok.
85
kardus obat di dalam gudang farmasi. Hal ini sesuai dengan penjelasan
ini:
kalau untuk saat ini yang menjadi masalah itu kondisi gudang
ya penyimpanan sebenarnya tidak ada kendala yang besar ya,
cuma hanya kurang SDM nya saja, soalnya petugas
pelaksananya cuma satu.... (GF-1)
pernyataannya:
standar operasional prosedur yang ada di gudang farmasi. Selain itu ada
berisi obat-obatan, hal ini disebabkan oleh kondisi gudang yang kurang
memadai.
5) Pendistribusian
dengan mengisi bon permintaan barang atau obat. Setelah itu petugas
obat yang tersisa setelah barang dikeluarkan. Jika obat yang diminta
disediakan oleh pihak gudang hanya sedikit dan bahkan tidak dapat
88
pernyataan wawancaranya:
Hambatannya waktu saya libur atau waktu saya lagi keluar kan
ada permintaan obat, karena ada kunci ganda yang ditinggal di
apotek jadi petugas apotek suka ada yang ngambil obat langsung
ke gudang tanpa laporan dulu ke saya dan tanpa mencatat
apapun, jadi saya bingung pas pendataan obatnya suka ada yang
kurang.. (GF-3)
di rumah sakit. Akan tetapi ada beberapa kendala atau masalah yaitu
6) Penghapusan
atau dikembalikan kepada supplier atau disributor. Jika ada masa obat
yang yang mendekati expired date, petugas gudang akan mencatat masa
merupakan barang yang sering digunakan oleh rumah sakit atau barang
dengan yang baru tanpa ada potongan menggunakan tanda terima dan
informan:
jika ada obat yang kadaluarsa kami catat dan kami panggil
distributornya kesini, bilang bahwa ada beberapa obat yang jenis
90
kalau ada obat yang sudah kadaluarsa, saya catat dan saya
laporkan sama kepala gudang, terus pak dedi menghubungi
ditributornya (GF-3)
cara di bakar untuk obat-obat yang rusak dan tidak dapat dimanfaatkan
lagi.
7) Pengendalian Persediaan
gudang farmasi RSUD Kota Sekayu yaitu melalui stock opname dan
jumlah barang yang ada dalam sistem komputer. Akan tetapi berbeda
barang sudah tidak dapat digunakan kembali. Hal ini diungkapkan oleh
pencatatan kartu stok maka dapat terlihat jumlah sisa stok yang
Kartu stok juga kami pakai disini untuk pendataan obat, jadi
kalau ada obat yang keluar masuk ya kami catatnya di kartu stok,
itu dilakukan setiap hari, jadi kelihatan mana obat yang mau
habis atau belum (GF-3)
RSUD Kota Sekayu tidak menggunakan metode khusus. Hal ini sesuai
tidak ada metode khusus, hanya menggunakan kartu stok dan stock
opname saja (GF-1)
metode khusus tidak ada, cuma bikin pencatatan saja tiap hari
dengan karu stok, terus dilakukan stock opname setiap per 3 bulan
sekali.. (GF-3)
c. Output
Kota Sekayu
tinggi. Jika dilihat dari segi waktu, karena biasanya diawal tahun obat
dana BLUD, maka dapat diadakan setiap bulan sekali. Jika dilihat dari
segi kualitas, sejauh ini ketersediaan obat dapat dipenuhi, hanya saja
sebagainya.
dengan pengelolaan obat yang baik diharapkan jumlah dan jenis obat
yang dimiliki setiap tahun. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh
ketersediaan juga selalu dijaga agar tetap dalam jumlah yang efektif
terjadi pada waktu tertentu. Namun dalam hal kekosongan obat yang
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
1. Wawancara yang dilakukan pada saat jam kerja, sehingga peneliti tidak
sampai ke pengahapusan serta evaluasi yang saling terkait antara satu sama
(Seto, 2004).
memerlukan manajemen yang baik pula. Namun hal tersebut tidak terlepas
oleh Dirjend Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan tahun 2010 bahwa untuk
proses pengelolaan itu sendiri. Faktor input terdiri dari sumber daya manusia,
anggaran, sarana dan prasarana, dan prosedur. Sementara itu, proses dari
sistem (Azwar, 2010). Jika input tidak tersedia dengan baik, maka
di gudang farmasi.
persediaan obat di gudang farmasi terdiri dari satu orang atasan kepala
gudang, satu orang kepala gudang, satu orang pengurus barang, dan
banyak dan itu harus ia kerjakan sendiri, akibanya ada pekerjaan yang
rumah sakit dan petugas farmasi sedang libur atau sedang keluar
farmasi. Dan terkadang petugas unit tidak mencatat obat apa saja yang
seorang pegawai.
dengan baik. Oleh karena itu perlu adanya proses rekrutmen dan seleksi
untuk memenuhi kebutuhan akan SDM, karena SDM yang ada saat ini
C. Anggaran
baik merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan oleh pihak
proses pengelolaan obat. Jika terdapat barang gudang yang rusak, dapat
x 4 m2.
barang yang menumpuk. Oleh karena itu petugas gudang menjadi tidak
Kegiatan akan terlaksana dengan baik jika segala fasilitas atau sarana
E. Prosedur
jawab.
anggota organisasi.
organisasi.
sudah ada dan sudah digunakan sebagai acuan dalam pengelolaan obat
Prosedur yang dibuat sudah cukup baik. Namun masih kurang lengkap,
rutinitas harian.
farmasi RSUD Kota Sekayu, meskipun terkadang masih ada point yang
terganggu.
lebih efisien.
b. Proses
1) Perencanaan
tersedia.
rumah sakit.
110
kebutuhan obat pada periode sebelumnya, selain itu dilihat slow moving
Sekayu pun disertai dengan stok pengaman. Stok pengaman yang dilakukan
oleh gudang farmasi sebesar 10% sampai 20% dari persediaan yang ada. Hal
pengaman (buffer stock) sebesar 10% sampai 20% pada setiap kali melakukan
perhitungan stok pengaman. Hal ini juga sesuai dengan teori yang
111
kurang memperhatikan pola penyakit, oleh karena itu ada obat yang
sering kosong dan ada juga obat yang mengalami over stock. Dalam
pihak rumah sakit mengganti obat dengan obat jenis lain dengan terapi
2) Penganggaran
yang memadai.
112
berasal dari dua sumber dana yaitu APBD dan dana BLUD.
seperti halnya pendapatan atau penghasilan dari rumah sakit itu sendiri.
kedokteran dan gas medis), dan 50% dari pemasukan rumah sakit
penentuan kebutuhan dari anggaran yang ada, satuan harga yang sesuai
3) Pengadaan
farmasi dengan harga yang layak, dengan mutu yang baik, pengiriman
barang terjamin dan tepat waktu, proses berjalan lancar dan tidak
akan dibeli dalam e-catalog sudah memuat daftar, jenis, dan spesifikasi
sedikit waktu, tenaga, dan biaya. Akan tetapi sistem pengadaan ini
sering terjadi masalah pada jenis dan harga obat yang tidak sesuai
tender.
dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua penyedia barang
yang ada di e-catalog terkadang tidak sesuai dengan harga obat yang
obat di gudang farmasi dengan sistem tersebut. Hal ini dilakukan untuk
menutupi kebutuhan obat yang tidak ada atau tidak sesuai dengan harga
bulan, akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa obat juga dapat
yang tinggi.
dalam melakukan distribusi kerumah sakit atau obat yang dipesan tidak
pemesanan, hal ini dikarenakan jarak distributor yang jauh dari rumah
sakit.
Sekayu dan Pedoman yang dibuat oleh Dirjend Bina Kefarmasian dan
4) Penyimpanan
dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak
dilakukan pemberian nama dan kode, begitu juga dengan obat yang
mendekati expired date juga tidak diberi kode atau pelabelan. Akan
diatur sebelumnya.
dengan nama obat dan 33% untuk kemasan dan pelabelan. Hasil
khusus baik obat yang expired date maupun yang tidak expired date.
kode pada obat, maka pihak gudang farmasi RSUD Kota Sekayu bisa
setiap proses menjadi sinkrong atau selaras, komunikasi dan kerja sama
terpelihara
memadai. Gudang farmasi yang dimiliki oleh RSUD Kota Sekayu saat
ini masih kurang dari standar yang telah ditetapkan oleh Dirjend
akan tetapi pada hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh
hanya 3,2 x 3 m2. Hal ini tentu tidak sesuai dengan standar yang telah
tersebut. Petugas gudang menjadi tidak leluasa bergerak pada saat akan
ruang kantor, ruang arsip dokumen, dan ruang penyimpanan. Hal ini
sesuai dengan SOP yang ada di gudang farmasi dan pedoman Dirjen
expired date. Selain itu hambatan yang di alami adalah kondisi gudang
yang kurang memadai dan tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan
pengelolaan obat yang dibuat oleh Dirjend Bina Kefarmasian dan Alat
121
5) Pendistribusian
oleh IFRS sentral ke semua unit rawat inap di rumah sakit secara
sentral.
dengan sistem desentralisasi yaitu melalui Apotk dan unit-unit yang ada
jika ada permasalahan terhadap pemberian resep obat. Jika stok obat di
apotek tersebut sudah habis atau sedikit jumlahnya, maka pihak apotek
maka obat yang disediakan oleh pihak gudang hanya sedikit dan
kosong.
masalah yang sering terjadi adalah ketidaksamaan data obat yang ada di
komputer dengan jumlah obat yang ada digudang farmasi. Hal ini
ini terjadi ketika petugas yang bertugas di gudang farmasi sedang tidak
berada di gudang.
kesehatan yang ada di rumah sakit. Namun ada beberapa kendala yang
antar petugas.
6) Penghapusan
yang sudah tidak memenuhi syarat dikelola sesuai dengan standar yang
(Subagya, 1994):
kepada supplier yaitu 3 bulan sebelum masa expired . Jika obat yang
rusak atau kadaluarsa itu merupakan obat yang sering digunakan oleh
rumah sakit atau obat yang tergolong fast moving biasanya supplier
akan mengganti barang tersebut dengan obat baru. Namun jika barang
tersebut adalah obat yang tergolong slow moving, maka obat tersebut
masa expired nya sudah habis dan tidak bisa dikembalikan lagi atau
yang sudah tidak memenuhi syarat dikelola sesuai dengan standar yang
tidak layak digunakan lagi. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
125
sudah sesuai dengan prosedur penghapusan yang ada di rumah sakit. Ini
7) Pengendalian
dalam jumlah dan waktu yang tepat serta dapat meminimumkan biaya
secara optimal.
kebutuhan untuk setiap pasien merupakan suatu hal yang tidak mudah.
sakit.
hasil stock opname harus sesuai antara data pencatatan dengan jumlah
dengan cara memonitor jumlah stok obat setiap hari dengan pencatatan
melalui kartu stok yang berisikan keterangan tanggal dan jumlah obat
pada kartu stok dengan jumlah fisik persediaan obat pada rak
pemesanan kembali.
c. Output
obat-obatan dalam jumlah yang tepat dan mutu memadai serta waktu
permintaan yang tinggi. Jika dilihat dari segi waktu, karena biasanya
sekali. Jika dilihat dari segi kualitas, sejauh ini ketersediaan obat dapat
data obat yang kadaluarsa pada tahun 2015 periode Januari sampai Juni
yang digunakan berubah, akibatnya banyak obat yang tidak keluar atau
penyusunan belum sesuai dengan jenis dan sediaan, selain itu kondisi
gudang yang tidak memadai serta pengaturan suhu yang tidak teratur.
Hal ini tentu belum dikatakan efisien dan belum sesuai dengan standar
yang dibuat oleh Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Tahun 2010
0%.
banyak obat yang tidak keluar atau tidak digunakan dan menumpuk,
sistem FIFO dan FEFO, tetapi kadang petugas merasa barang selalu
beberapa obat karena obat tersebut tidak bersifat fast moving juga
efektif dan efisien agar kebutuhan obat di rumah sakit dapat terpenuhi
baiknya input yang dimiliki, begitu juga sebaliknya apabila input yang
dimiliki tidak baik, maka output yang dihasilkan akan tidak baik juga.
dan belum sesuai dengan standar yang dibuat oleh Dirjen Kefarmasian
obat kadaluarsa dan rusak sebesar 0%. Berdasarkan data yang diperoleh
lengkap, dan perencanaan yang kurang baik serta sarana yang kurang
BAB VII
A. Simpulan
a. Input
Sekayu hanya ada dua orang yaitu kepala gudang farmasi dan staf
obat.
persediaan obat.
dari ruang kantor, ATK, telpon, lemari, kursi, meja, kipas angin,
AC, dll. Akan tetapi luas gudang masih belum sesuai dengan
b. Proses
tender.
rumah sakit.
c. Output
bulan januari sampai juli 2015 sebanyak 13 (1,6%) item obat dan 45
B. Saran
kadaluarsa).
gudang.
melakukan tugas-tugasnya.
135
opname.
Daftar Pustaka
Adikoesoemo, Suparto. 1994. Manajemen Rumah Sakit. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
Aditama, Tjandra Yoga. 2007. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi 2. UI-Press.
Jakarta.
Ali, Maimun. 2008. Perencanaan Obat Antibiotik Berdasarkan Kombinasi Metode Konsumsi
dengn Analisis ABC dan Reorder Point terhadap Nilai Persediaan dan Turn Over Rasio
di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Darul Istiqomah Kaliwungu Kendal. Tesis.
Universitas Diponegoro.
Anief, Moh. 2001. Manajemen Farmasi. Cet. 1. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi Edisi 4. Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Bowersox, D.J. 2006. Manajemen Logistik. Edisi ke-2. Jakarta: Bumi Aksara.
Blanchard, B.S. 2004. Logistical Engineering and Management 6th ed. Pearson Prentice
Hall. New Jersey.
Damanik, C. 2003. Analisis Fungsi-Fungsi Pengelolaan Obat Rumah Sakit Umum di Provinsi
Bali. Tesis. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Dedik, Oskar. 2005. Pengaruh Faktor Ketepatan Penempatan Dalam Jabatan Terhadap
Prestasi Kerja di Kantor Sekretariat Pemerintah Kabupaten Gresik Tahun 2005. Diakses
dari www.subscribe.com pada 5 November 2015
Depkes RI. 2004. Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Di
Puskesmas. Ditjen Yanfar dan Alkes. Jakarta.
Depkes RI. 2008. Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit. Jakarta:
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI
bekerja sama dengan Japan Interntional Cooperation Agency (JICA).
Dirjen POM, 2002. Pedoman Perencanaan dan Pengelolaan Obat. Depkes RI. Jakarta.
Ermiati, Cut dan Teridah Sembiring. 2012. Pengaruh Fasilitas dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Studi Kasus Ptpn Kebun
Sampali Medan. Darma Agung.
Heizer, Jay dan Render, Barry. 2010. Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat
Maria, Irene. 2010. Analisis Pelaksanaan Penyimpanan Perbekalan Farmasi di Gudang Farmasi
RSUD Kota Bekasi Tahun 2010. Skripsi. FKM UI. Depok.
Jeetu G, Girish T. 2010. Prescription Drug Labeling Mediction Errors: A Big Deal for
Pharmacists. Journal of Young Pharmacists.
Johns, D.T dan Harding, H.A. 2001. Manajemen Operasi untuk Meraih Keunggulan
Kompetitif. PPM. Jakarta.
Kementrian Kesehatan RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit. Jakarta.
Lumenta, A. Nico. 1990. Manajemen Logistik Rumah Sakit Konsep dan Prinsip Manajemen
Rumah Sakit, Jilid 2. Direktorat Rumah Sakit Khusus dan Swasta. Departemen
Kesehatan RI. Jakarta.
Malinggas dkk. 2015. Gambaran Manajemen Logistik Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Umum Daerah DR Sam Ratulangi Tondano. Vol. 5, No. 2b April 2015. Jurnal.
Mordiyoko, Ibnu. 2008. Hubungan Kualifikasi Petugas Penerimaan Pasien Baru Rawat Jalan
Dalam Kualitas Pelayanan di RS Bethesda Yogyakarta. Skrispsi. Universitas
Muhammadiyah. Surakarta.
Moleong, J Lexy. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.
Palupiningtiyas, Retno. 2014. Analisis Sistem Penyimpanan Obat di Gudang Farmasi Rumah
Sakit Mulya Tangerang Tahun2014. Skripsi. FKIK UIN. Jakarta.
Pratiwi, Sauzan. 2012. Gambaran Perencanaan Obat Antibiotik Menggunakan Analisis ABC
di Sub Unit Gudang Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok Tahun 2012.
Skripsi. FKM UI. Depok.
Rohayati, T. 2008. Evaluasi Efisiensi Pengelolaan Penyimpanan dan distribusi Obat Rawat
Inap di Instalasi Farmasi RSUD Karawang Tahun 2007. Tesis Magister Manajemen
Farmasi. Fakultas Farmasi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Sarwono, Jonathan. 2011. Mixed Methods: Cara Menggabungkan Riset Kuantitatif dan Riset
Kualitatif Secara Benar. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.
Sheina, Baby. M.R. Umam, Solikhah. (2010). Penyimpanan Obat di Gudang Instalasi
Farmasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit I. FKM Universitas Ahmad
Dahlan. Yogyakarta. Vol. 4, No. 1, Januari 2010:1-75
Seto, S, dkk. 2004. Manajemen Farmasi, Edisi kedua. Airlangga University Press. Surabaya.
Siagian, S.P. 2009. Manajemen sumber daya manusia. Bumi Aksara. Jakarta.
Siregar. C.J.P. 2004. Farmasi Rumah Sakit dan Teori Penerapan. Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.
Somantri, Anggiani Pratiwi. 2013. Evaluasi Pengelolaan Obat di Instalasi Farmasi di Rumah
Sakit X. Naskah Publikasi. Diakses pada tanggal 15 November 2015 dari
http://eprints.ums.ac.id/26269/10/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
Suciati, Susi dkk. 2006. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol 09, No.1: Analisis
Perencanaan Obat Berdasarkan ABC Indeks Kritis di Instalasi Farmasi. Jakarta:
Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan FKM UI.
Utari, Anindita. 2014. Cara Pengendalian Persediaan Obat Paten dengan Metode Analisis
ABC, Metode Economic Order Quantity (EOQ), Buffer Stock dan Reorder Point (ROP)
di Unit Gudang Farmasi RS Zahirah Tahun 2014. Skripsi. FKIK UIN. Jakarta.
Wardhana, Zendy Priscillia. 2013. Profil Penyimpanan Obat di Puskesmas Pada Dua
Kecamatan Yang Berbeda Di Kota Kediri. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas
Surabaya Vol.2 No.2.
Karakteristik Informan
Nama Informan :
Umur :
Pendidikan :
Jabatan :
Masa Kerja :
Pertanyaan:
I. INPUT
A. SDM
1. Siapa saja yang terlibat dalam pengelolaan persediaan obat di gudang
farmasi RSUD Kota Sekayu?
2. Bagaimana peran mereka masing-masing dalam pengelolaan persediaan
obat di gudang farmasi RSUD Kota Sekayu?
3. Bagaimana komposisi (jumlah dn kualifikasi) tenaga terkait pengelolaan
persediaan obat?
4. Dari segi jumlah, apakah staf yang ada mencukupi dan dapat
menyelesaikan semua pekerjaan yang ada?
5. Apakah pernah dilakukan upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan terkait dengan pengelolaan persediaan obat?
B. Anggaran
1. Apakah ada dana khusus untuk pengelolaan persediaan obat di gudang
farmasi?
2. Darimana sumber anggaran dan Bagaimana mekanisme pencairan
anggaran tersebut?
3. Dana yang dikeluarkan dipergunakan untuk kegiatan apa saja dalam
pengelolaan persediaan obat?
4. Apakah ada kendala atau masalah dalam proses penganggaran?
C. Sarana dan Prsarana
1. Fasilitas apa saja yang digunakan dalam proses pengelolaan persediaan
obat di gudang farmasi RSUD Kota Sekayu?
2. Apakah fasilitas tersebut sudah cukup memadai dalam melaksanakan
proses pengelolaan obat?
3. Bagaimana kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki dalam kegiatan
pengelolaan persediaan obat?
4. Apakah ada kendala atau permasalahan berkaitan dengan sarana dan
prasarana yang dapat menghambat proses pengelolaan obat?
D. Prosedur
1. Apakah terdapat prosedur kerja dalam proses pengelolaan obat?
2. Seperti apa prosedur pengelolaan persediaan obat di gudang farmasi?
Siapa saja yang berperan dalam pembuatan prosedur tersebut?
3. Apakah prosedur yang ada sekarang sudah efektif dalam proses
pengelolaan persediaan obat?
4. Apakah prosedur kerja sudah dilaksanakan dengan baik untuk setiap
kegiatan?
5. Apakah ada kendala yang menghambat pelaksanaan prosedur pengelolaan
obat?
II. PROSES
A. Perencanaan Kebutuhan Obat
1. Bagaimaan proses perencanaan kebutuhan persediaan obat yang dilakukan
oleh Gudang Farmasi RSUD Kota Sekayu?
2. Siapa saja yang terlibat dalam proses perencanaan tersebut?
3. Metode apa yang digunakan dalam proses perencanaan penentuan
kebutuhan obat?
4. Apakah ada metode khusus yang digunakan dalam perencanaan penentuan
kebutuhan obat?
5. Kapan perencanaan penentuan kebutuhan obat dilakukan? Jenis obat apa
saja yang termasuk dalam perencanaan?
6. Apakah perencanaan kebutuhan obat yang selama ini dilakukan oleh pihak
Gudang Farmasi RSUD Kota Sekayu sudah efektif?
7. Adakah kendala dalam proses perencanaan kebutuhan obat? jika ada,
Bagaimana solusinya?
B. Penganggaran
1. Bagaimana proses penganggaran dalam kegiatan pengadaan obat?
2. Siapa saja SDM yang terlibat langsung dan bertanggung jawab dalam
proses penganggaran obat?
3. Berapa dana yang dikeluarkan dalam setiap proses pengadaan obat? Dana
tersebut berasal dari mana saja?
4. Apakah terdapat kendala atau masalah dalam proses penganggaran obat?
5. Bagaimana cara mengatasi kendala tersebut?
C. Pengadaan
1. Bagaimana proses pengadaan obat yang dilakukan oleh pihak Gudang
Farmasi RSUD Kota Sekayu?
2. Siapa saja yang terlibat langsung dan bertanggung jawab dalam proses
pengadaan tersebut?
3. Jenis obat obat apa saja yang diadakan dan berapa jumlah setiap kali
pengadaan?
4. Kapan pengadaan obat dilakukan dan berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk pengadaan obat?
5. Apakah ada kendala dalam proses pengadaan? Jika ada, Bagaimana
solusinya?
D. Penyimpanan
1. Bagaimana proses penyimpanan yang dilakukan oleh petugas gudang obat
RSUD Kota Sekayu?
2. Siapa saja yang terlibat dalam proses penyimpanan obat-obatan tersebut?
3. Metode apa yang digunakan dalam proses penyimpanan?
4. Apa saja yang mempengaruhi proses penyimpanan persediaan obat?
5. Bagaimana pendapat anda mengenai kondisi gudang tempat penyimpanan
obat? Apakah sudah sesuai dengan aturan tata ruang penyimpanan?
6. Apakah ada kendala dalam proses penyimpanan? jika ada, bagaimana
solusinya?
E. Pendistribusian
1. Bagaimana proses distribusi obat di RSUD Kota Sekayu?
2. Siapa saja yang terlibat langsung dan bertanggung jawab dalam proses
distribusi tersebut?
3. Sarana prasarana apa saja yang digunakan dalam proses distribusi obat?
4. Apakah ada kendala yang terdapat pada proses pendistribusian obat? Jika
ada, bagaimana solusinya?
F. Penghapusan
1. Bagaimana proses penghapusan yang dilakukan oleh pihak gudang jika
ada obat-obatan yang mengalami kadaluarsa atau rusak?
2. Siapa saja yang terlibat dan bertanggung jawab dalam proses penghapusan
tersebut?
3. Apakah penghapusan sudah sesuai dengan prosedur yang ada?
4. Apakah ada kendala dalam proses penghapusan? Jika ada, bagaimana
solusinya?
G. Pengendalian
1. Apakah dilakukan pengendalian dan Bagaimana proses pengendalian
persediaan yang dilakukan oleh gudang farmasi RSUD Kota Sekayu?
2. Siapa saja yang terlibat langsung dan bertanggung jawab dalam proses
pengendalian persediaan obat?
3. Metode apa yang digunakan dalam proses pengendalian persediaan obat?
Apakah ada metode khusus dalam proses pengendalian tersebut?
4. Apakah ada kendala dalam melakukan pengendalian persediaan obat? Jika
ada, bagaimana solusinya?
III. OUTPUT
A. Keamanan dan Ketersediaan Obat
1. Bagaimana ketersediaan dan keamanan obat yang disimpan di gudang obat
RSUD Kota Sekayu?
2. Apakah yang diharapkan dari proses pengelolaan obat di gudang farmasi
ini?
3. Bagaimana output yang dihasilkan selama ini? apakah sesuai dengan yang
diharapkan?
Lembar Observasi
SDM
Ketersediaan SDM
No Pernyataan Observasi Hasil Keterangan
Ya Tidak
1 Terdapat atasan kepala gudang
2 Terdapat kepala gudang
3 Terdapat staf administrasi gudang
4 Terdapat staf pelaksana gudang
Penyimpanan
Sarasan&Prasaarana
Pengaturan Penyimpanan
INPUT
3 Bagaimana komposisi (jumlah dn kalau untuk petugas pelaksana di Pada dasarnya SDM yang ada saya rasa agar kinerja bagian
kualifikasi) tenaga terkait pengelolaan gudang saya rasa kurang cukup saat ini kurang jumlahnya, tidak logistik di gudang obat ini lebih
persediaan obat? apakah staf yang ada ya.... ada yang bertugas unuk mengecek optimal, perlu adanya
mencukupi dan dapat menyelesaikan barang yang akan dikirim ke unit, penambahan karyawan lagi deh,
semua pekerjaan yang ada? kemudian mengecek obat yang karena kalo cuma saya repot
sudah kadaluarsa atau rusak jadinya, apalagi untuk ngecek-
ngecek barang yang kadaluarsa
atau pun rusak
Kalau saat barang banyak
saya butuh tambahan tenaga
lagi, karena selain menyusun
barang, saya juga harus
menyiapkan barang sesuai
dengan pesanan dari unit,
belum lagi pengecekan obat
4 Apakah pernah dilakukan upaya untuk Bagian gudang selama ini ....pengetahuan yang dimiliki selama saya disini belum
meningkatkan pengetahuan dan kinerjanya cukup baik dan terampil, tenaga yang ada cukup baik, pernah ikut pelatihan, pihak
keterampilan terkait dengan pengelolaan sampai saat ini belum pernah terjadi walaupun pada awalnya tidak tau gudang atau rumah sakit pun
persediaan obat? masalah yang berkaitan dengan tentang pengelolaan obat, karena belum pernah mengadakan
pengelolaan obat... dia juga orang baru disini, tapi pelatihan-pelatihan tentang
kalo sekarang sudah tau. manajemen logistik gitu..
....kalo menurut saya tenaga yang
sekarang sudah cukup terampil ya,
kalau pelatihan saya rasa belum
perlu dilakukan karena selama ini
juga tidak pernah ada masalah,
kalo misalnya dia ada yang tiaki
tau ditanya ke saya
Darimana sumber anggaran ? dari BLUD sama APBD ada BLUD dan APBD Kurang tahu
Dana yang dikeluarkan dipergunakan untuk kegiatan apa - - -
saja dalam pengelolaan persediaan obat?
Apakah ada kendala atau masalah dalam proses - - -
penganggaran?
No Pertanyaan Variabel Sarana dan Prasarana Informan 1 (GF-1) Informan 2 (GF-2) Informan 3 (GF-3)
Fasilitas apa saja yang digunakan dalam proses sarana dan prasarana yang kalau fasilitas yang digunakan ...banyak ya kalo fasilitas, ada
pengelolaan persediaan obat di gudang farmasi RSUD digunakan cukup lengkap ya banyak ya, ada kantor, ada rolli untuk ngangkut barang kalo
Kota Sekayu? tentunya ya.... telpon, ada tempat datang, ada telpon untuk
penyimpanan dan lain-lain pemesana barang dari unit-unit,
hhahahah banyak kalau mau ada lemari, rak-rak, banyak deh
disebutin satu-satu pokoknya..
Apakah fasilitas tersebut sudah cukup memadai dalam ......sebenarnya kalau saya .....Saya rasa cukup kalo ...klo dari segi sarana dan
melaksanakan proses pengelolaan obat? lihat fasilitasnya sudah cukup fasilitasnya, paling gudang prasarana yang ada
memadai ya, tapi memang ya, sebenarnya gini kami sebenarnya sudah ada cukup
gudang penyimpanan agak pihak gudang sudah beberapa ya, hanya saja klo menurut
sempit ya, karena mungkin kali ngusulin untuk saya itu gudangnya masih
banyak barangnya, perbesaran gudang, karena menjadi kendala disini, kalo
sebenarnya sudah saya kondisi gudang saat ini tidak misalnya barang datang, saya
usulkan ke atas untuk lagi cocok untuk pengadaan susah untuk nyusunnya,
perbesaran gudang, tapi barang yang besar, jadi kalo jangankan nyusunnya,
belum ada tanggapan, enggak misalnya kami ngadain naroknya aja saya bingung,
tau saya kenapa... barangnya banyak tergantung mangkanya di tumpuk kayak
kebutuhan juga ya, ya gini gini
numpuk jadi nya, mau enggak
mau harus ditumpuk, karena
kondisi gudang nya yang
seperti ini
Bagaimana kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki Cukup lengkap dan baik Lengkap lah, tapi gudangnya kalo fasilitas sudah cukup ya,
dalam kegiatan pengelolaan persediaan obat? kurang memadai tapi kalao gudang kayknya
belum pas, soalnya gudangnya
enggak memadai lagi untuk
penampungan barang
Apakah ada kendala atau permasalahan berkaitan dengan Tidak ada saya rasa enggak ada ya, kalo kendala alat enggak ada
sarana dan prasarana yang dapat menghambat proses semuanya lengkap ya, semuanya lengkap, tapi ya
pengelolaan obat? itu yang saya bilang td...
Proses
Adakah kendala dalam proses perencanaan kebutuhan perencanaannya sudah ...kita kan disini pake e- -
obat? jika ada, Bagaimana solusinya? sesuai kalau menurut saya, katalog, jadi kendala yang
tapi kendalanya obat yang sering muncul itu tidak
kami pesan terkadang tidak sesuainya harga obat yang di
sesuai harganya dengan e-katalog dengan distributor,
harga distributornya... jadi kami ganti saja obatnya
dengan obat yang terapinya
... kadang realisasinya tidak sama dan harganya juga
sesuai dengan yang kita sama
rencanakan, misal
perencanaan kita segini, eh masalah stok out banyak ya.
tiba-tiba pasien banyak kan, misal masalah pada
ya akhirnya stok kita habis perencanaan, bulan kemaren
tidak ada kasus, dan kita
enggak pesen, nah tapi bulan
ini tiba-tiba ada kasus,
biasanya untuk penyakit yang
pola nya tidak menentu,
akhirnya kita pesen cito
Siapa saja SDM yang terlibat langsung dan bertanggung ya direktur, bagian yang terlibat itu direktur, -
jawab dalam proses penganggaran obat? keuangan, terus saya juga bagian keuangan, bu H
(Kepala Instalasi Farmasi),
kalau kami disini cuma ngasih
daftar obat sesuai
formularium dan disana
sudah ada anggaran per item
obatnya...
Berapa dana yang dikeluarkan dalam setiap proses kalau untuk obat lebih besar .... nah kalau dana yang -
pengadaan obat? Dana tersebut berasal dari mana saja? ya anggarannya, kurang lebih dikeluarkan oleh RS untuk
sekitar 10 M pertahun, itu obat pertahun itu bisa 10_an
untuk obat ya, belum untuk M, itu sudah dari dua sumber
yang lain dana tadi, biasanya
disini kami melakukan Kami ada dua dana ya, kalo
pemesanan obat biasanya APBD itu kami lakukan
setiap bulan ya, kalau pertrisemester artinya 3 bulan
menggunakan dana BLU sekali, kalau yang BLUD
sebulan sekali biasanya, kami lakukan setiap bulan.
kalau pake APBD pesannya 3 Nah kenapa kami lakukan
bulan sekali... seperti ini, karena kalau
misalnya dari APBD nya
kekurangan obat, ya kami
tutup dengan dana obat dari
BLUD. Kalau misalnya
obatnya habis di pertengahan
sebelum datang pemesanan
lagi ya kami pesan lagi, jadi
dalam 1 bulan itu bisa 2 kali
mesannya
Apakah terdapat kendala atau masalah dalam proses kendalanya terkadang ...sebenarnya kendala dalam -
penganggaran obat? anggaran yang ada saat ini penganggaran itu dananya
sepertinya kurang, pada hal ya, dananya kurang terus ya
kita sudah pakai dua sumber meskipun sudah pake dana
dana ya, dana APBD dan BLUD dan APBD tetap saja
dana BLUD kurang, karena permintaan
pasien meningkat dan juga
ada harga itu yang mahal dan
urgent, nah itu yang bikin
dana kita cepat habis
Jenis obat obat apa saja yang diadakan dan berapa jumlah semua jenis obat yang akan Panduan pengadaan obat -
setiap kali pengadaan? diadakan berdasarkan disini ya berdasarkan
formularium rumah sakit formularium rumah sakit, jadi
jenis obatnya sudah ada di
formularium itu
Kapan pengadaan obat dilakukan dan berapa lama waktu ....biasanya sih 1 bulan Kalau pengadaannya ya Setau saya sih obat yang
yang dibutuhkan untuk pengadaan obat? sekali ya, tapi tergantung kami lakukan 1 bulan sekali, diadakan biasanya sebulan
obatnya, kalau obatnya cepat atau bisa jadi 2 kali dalam 1 sekali, atau enggak kalo obat
habis ya pihak gudang pesan bulan, itu kalau obatnya cepat nya cepat habis, pak Dedi
mesan lagi, bisa sebulan itu 2
lagi, tapi kalau habis ya...
kali
perencanaannya ya
tergantung dana yang
digunakan
Apakah ada kendala dalam proses pengadaan? Jika ada, kendalanya ya itu kadang masalah yang terjadi ya dari -
Bagaimana solusinya? anggarannya yang kurang ditributornya, kadang kita
dan enggak cukup, nah kalau melakukan pemesanannya
dari eksternalnya sering hari ini, distributornya datang
mengalami keterlambatan 3 hari yang akan datang, atau
dari distributornya, itu obat yang kami pesan tidak
dikarenakan jarak yang jauh ada sama distributor tersebut,
ya dari tempat pemesanan terpaksa kami pesan dengan
distributor lainnya dan itu
memakan waktu atau kalau
memang mendesak melakukan
cito dan kadang dananya
yang kurang, akibatnya
kosong lagi obat yang
dibutuhkan
Siapa saja yang terlibat dalam proses penyimpanan ya itu tugas petugas gudang, yang nyimpan barang kalau kalo penyimpanan saya yang
obat-obatan tersebut? mereka yang menyimpan kalau barang datang ya itu si A, melakukannya, barang datang
barang datang dia juga yang nyusun di cek kalo sudah sesuai saya
barangnya masukkan ke gudang
Metode apa yang digunakan dalam proses kami pakai FIFO disini kami terapkan metode biasanya berdasarkan abjad
penyimpanan? FIFO dan FEFO sama dan FIFO
berdasarkan abjad....
Apa saja yang mempengaruhi proses penyimpanan tidak ada, semuanya lancar- sejauh ini enggak ada ya, kalo menurut saya
persediaan obat? lancar saja hanya kalau dapat proses gudangnya ya yang sudah
penyimpanan yang sempit, sama petugasnya yang
mempengaruhi penyimpanan kurang
ya kondisi gudang
Bagaimana pendapat anda mengenai kondisi gudang kondisinya cukup baik, cuma ya itu tadi, luas gudangnya belum sesuai sih kalo
tempat penyimpanan obat? Apakah sudah sesuai dengan luasnya saja yang kurang yang kurang memadai menurut saya, sempit, banyak
aturan tata ruang penyimpanan? barang numpuk
Apakah ada kendala dalam proses penyimpanan? jika kalau untuk saat ini yang Kalau kendala enggak ada kalo menurut saya kondisi
ada, bagaimana solusinya? menjadi masalah itu kondisi ya, semuanya berdasarkan gudangnya yang enggak layak
gudang ya penyimpanan prosedur, tapi ya itu kita lagi klo untuk penampungan
sebenarnya tidak ada kendala kekurangan SDM itu yang barang-barang lagi, soalnya
yang besar ya, cuma hanya pertama, yang kedua kondisi nih kalo misalnya obat datang
kurang SDM nya saja, soalnya gudang enggak terus saya simpan digudang,
petugas pelaksananya cuma memungkinkan lagi untuk saya bingung mau diletakkan
satu.... penyimpanan dalam skala dimana lagi, jadi saya
besar. Sebenarnya sudah tumpuk-tumpuk aja kayak
kami ajuhkan ke atasan tapi gini, nanti klo sudah ada
belum ada omongan lagi dari tempat yang kosong baru saya
atas, ya kami mau gimana pisahin
lagi, cuma bisa nunngu aja
OUTPUT