Anda di halaman 1dari 12

PEREKONOMIAN INDONESIA

DISUSUN OLEH:
CALVIN PEMBRI GULTOM
VADHLIL DZIL IKRAM AMAYA

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS RIAU
2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA yang telah
memberikan rahmat, taufik dan hidaya-nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Penulisan makalah yang berjudul Masalah pengangguran di Indonesia ini, bertujuan
untuk mengetahui pengaruh dan dampak dari pengangguran terhadap masyarakat Indonesia pada
umumnya. Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Itu dikarenakan
kemampuan penulis yang terbatas. Namun berkat dorongan serta bimbingan dari Bapak guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia, serta berbagai bantuan dari berbagai pihak, akhirnya pembuatan
makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Penulis berharap dengan penulisan
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca umumnya
serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengembangkan dan meningkatkan
prestasi di masa yang akan datang.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2

BAB I
PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG 3
B RUMUSAN MASALAH 4
C TUJUAN PENULISAN 4
D METODE PENGUMPULAN DATA 5
E SISTEMATIKA PENULISAN 5

BAB II
PEMBAHASAN
A DEFINISI PENGANGGURAN 6
B MASALAH PENGANGGURAN DI INDONESIA 6
C KEADAAN PENGANGGURAN DI INDONESIA 8
D KEDAAN ANGKATAN KERJA DAN KEADAAN KESEMPATAN KERJA 8
E PENGANGGURAN MENGAKIBATKAN KEMISKINAN 9

BAB III
PENUTUP
A KESIMPULAN 10
B SOLUSI MASALAH PENGANGGURAN DI INDONESIA 11

DAFTAR PUSTAKA 11

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Perekonomian Indonesia sejak krisis ekonomi pada pertengahan 1997 membuat kondisi ketenaga
kerjaan Indonesia ikut memburuk. Sejak itu,pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tidak pernah
mencapai 7 hingga 8 persen. Padahal, masalah pengangguran erat kaitannya dengan pertumbuhan
ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi ada, otomatis penyerapan tenaga kerja juga ada. Setiap
pertumbuhan ekonomi satu persen, tenaga kerja yang bisa terserap bisa mencapai 400 ribu orang.
Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 3-4 persen, tentunya hanya akan menyerap 1,6 juta
tenaga kerja, sementara pencari kerja mencapai rata-rata 2,5 juta pertahun. Sehingga, setiap tahun
pasti ada sisa pencari kerja yang tidak memperoleh pekerjaan dan menimbulkan jumlah
pengangguran di Indonesia bertambah.
Bayangkan, pada 1997, jumlahpengangguran terbuka mencapai 4,18 juta. Selanjutnya,
pada 1999 (6,30juta), 2000 (5,81 juta), 2001(8,005 juta), 2002(9,13 juta) dan 2003(11,35
juta). Sementara itu, data pekerja dan pengangguran menunjukkan, pada 2001: usia kerja (144,033
juta), angkatan kerja (98,812 juta). Penduduk yang kerja (90,807 juta), penganggur terbuka (8,005
juta), setengah penganggur terpaksa (6,010 juta), setengah penganggur sukarela (24,422 juta).
Pada 2002: usia kerja(148,730 juta), angkatan kerja(100,779 juta), penduduk yang
kerja(91,647 juta), penganggur terbuka (9,132 juta), setengah penganggur terpaksa (28,869 juta),
setengah penganggur sukarela tidak diketahui jumlah pastinya. Hingga tahun 2002 saja telah
banyak pengangguran, apalagi di tahun 2003 hingga 2007 pasti jumlah penggangguran semakin
bertambah dan mengakibatkan kacaunya stabilitas perkembangan ekonomi Indonesia

B. Rumusan Masalah
Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, maka penulis mengambil rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian definisi pengangguran
2. Apa yang menjadi masalah pengangguran di Indonesia
3. Bagaimana keadaan pengangguran di Indonesia
4. Bagaimana keadaan angkatan kerja dan kesempatan kerja
5. Pengangguran mengakibatkan kemiskinan
6. Apa janji realisasi Industri untuk menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran.
7. Sajian data pengangguran di indonesia
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulis membuat makalah yang berjudul Masalah Pengangguran di Indonesia adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahu Definisi Pengangguran
2. Mengetahui apa yang menjadi masalah pengangguran di Indonesia.
3. Mengetahui keadaan pengangguran di Indonesia
4. Mengetahui keadaan angkatan kerja dan kesempatan kerja
5. Mengetahui akibat yang ditimbulkan dari pengangguran.
6. Mengetahui dampak pengangguran di Indonesia terhadap pertumbuhan asean
7. Merealisasikan Industri untuk menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran
8. Mengetahui data data tentang pengangguran.

D. Metode Pengumpulan Data


Dalam penyusunan makalah ini, perlu sekali pengumpulan data serta sejumlah informasi
aktual yang sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas. Sehubungan dengan masalah tersebut
dalam penyusunan makalah ini,penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yang
pertama browsing di Internet, kedua dengan membaca media cetak dan dengan pengetahuan yang
penulis miliki.

E. Sistematika Penulisan
Makalah Masalah Pengangguran di Indonesia ini disusun dengan urutan sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Pada bagian ini dijelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah,tujuan penulisan, metode
pengumpulan data, dan sistematika penulisan.
Bab II Pembahasan
Pada bab ini ditemukan pembahasan yang terdiri dari definisipengangguran, apa masalah
pengangguran di indonesia,
bagaimana keadaan pengangguran di indonesia, bagaimana keadaan angkatan kerja dan
keadaankesempatan kerja, kenapa pengangguran mengakibatkan kemiskinan, apa dampak
pengangguran di indonesia terhadap pertumbuhan asean, apa realisasi industri untuk menyerap
tenaga kerja dan mengurangi pengangguran, serta penyajian data pengangguran di Indonesia.
Bab III Penutup
Bab terakhir ini memuat kesimpulan dan solusi terhadap masalahpengangguran di Indonesia.
Daftar Pustaka
Pada bagian ini berisi referensi-referensi dari berbagai media yang penulis gunakan untuk
pembuatan makalah ini.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Pengangguran
Definisi pengangguran secara teknis adalah semua orang dalam referensi waktu tertentu,
yaitu pada usia angkatan kerja yang tidak bekerja, baik dalam arti mendapatkan upah atau bekerja
mandiri, kemudian mencari pekerjaan, dalam arti mempunyai kegiatan aktif dalam mencari kerja
tersebut. Selain definisi di atas masih banyak istilah arti definisi pengangguran diantaranya:
Definisi pengangguran menurut Sadono Sukirno pengangguran adalah suatu keadaan
dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum
dapat memperolehnya
Definisi pengangguran menurut Payman J. Simanjuntak pengangguran adalah orang yang
tidak bekerja berusia angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua
hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan.
Definisi pengangguran berdasarkan istilah umum dari pusat dan latihan tenaga kerja

B. Masalah Pengangguran di Indonesia


Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,sedang mencari
kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha
mendapatkan pekerjaan. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak
sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran sering
kali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas
dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan
timbulnyakemiskinan dan masalah- masalah sosial lainnya. Tingkat pengangguran dapat dihitung
dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang
dinyatakan dalam persen.
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran
konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmurandan kesejahteraan.
Pengangguran yang berkepanjangan juga dapatmenimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap
penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat
menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per
kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah
"pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga
kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang
ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan ditandai dengan jumlah penganggur dan
setengah penganggur yang besar, pendapatan yang relative rendah dan kurang merata.
Sebaliknya pengangguran dan setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan
pemborosan sumber daya dan potensi yang ada,menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber
utama kemiskinan, dapatmendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal, dan dapat
menghambat pembangunan dalam jangka panjang. Kondisi pengangguran dan setengah
pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan sumber daya dan potensi yang ada, menjadi
beban
keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat mendorong peningkatan
keresahan sosial dan kriminal; dan dapat menghambat pembangunan dalam jangka
panjang. Pembangunan bangsa Indonesia ke depan sangat tergantung pada kualitas sumber daya
manusia Indonesia yang sehat fisik dan mental serta mempunyai ketrampilan dan keahlian
kerja,sehingga mampu membangun keluarga yang bersangkutan untuk mempunyai pekerjaan dan
penghasilan yang tetap dan layak, sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup, kesehatan dan
pendidikan anggota keluarganya. Dalam pembangunan Nasional, kebijakan ekonomi makro yang
bertumpu pada sinkronisasi kebijakan fiskal dan moneter harus mengarah pada penciptaan dan
perluasan kesempatan kerja. Untuk menumbuh kembangkan usaha mikro dan usaha kecil yang
mandiri perlu keberpihakan kebijakan termasuk akses, pendamping, pendanaan usaha kecil dan
tingkat suku bunga kecil yang mendukung. Kebijakan Pemerintah Pusat dengan kebijakan
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota harus merupakan satu kesatuan yang saling
mendukung untuk penciptaan dan perluasan kesempatan kerja. Gerakan Nasional Penanggulangan
Pengangguran (GNPP), Mengingat 70 persen penganggur didominasi oleh kaum muda, maka
diperlukan penanganan khusus secara terpadu program aksi penciptaan dan perluasan kesempatan
kerja khusus bagi kaum muda oleh semua pihak.

C. Keadaan Pengangguran di Indonesia


Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang
tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja.Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan
pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja.
Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja,
yang disebabkan antara lain; perusahaan yang menutup/mengurangi bidang usahanya akibat krisis
ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif; peraturan yang menghambat inventasi; hambatan
dalam proses ekspor impor, dll. Menurut data BPS angka pengangguran pada tahun 2002, sebesar
9,13 juta penganggur terbuka, sekitar 450 ribu diantaranya adalah yang berpendidikan tinggi. Bila
dilihat dari usia penganggur sebagian besar (5.78 juta) adalah pada usia muda (15-24 tahun). Selain
itu terdapat sebanyak 2,7 juta penganggur merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan (hopeless).
Situasi seperti ini akan sangat berbahaya dan mengancam stabilitas nasional.Masalah lainnya
adalah jumlah setengah penganggur yaitu yang bekerja kurang dari jam kerja normal 35 jam
perminggu, pada tahun 2002 berjumlah 28,87 juta orang. Sebagian dari mereka ini adalah yang
bekerja pada jabatan yang lebih rendah dari tingkat pendidikan, upah rendah, yang mengakibatkan
produktivitas rendah. Dengan demikian masalah pengangguran terbuka dan setengah penganggur
berjumlah 38 juta orang yang harus segera dituntaskan.

D. Keadaan Angkatan Kerja dan Keadaan Kesempatan Kerja


Masalah pengangguran dan setengah pengangguran tersebut di atas salah satunya
dipengaruhi oleh besarnya angkatan kerja. Angkatan kerja di Indonesia pada tahun 2002 sebesar
100,8 juta orang.

Mereka ini didominasi olehangkatan kerja usia sekolah (15-24 tahun) sebanyak 20,7 juta. Pada
sisi lain,45,33 juta orang hanya berpendidikan SD kebawah, ini berarti bahwa angkatan
kerja.di.Indonesia.kualitasnya.masih.rendah. Keadaan lain yang juga mempengaruhi
pengangguran dan setengah pengangguran tersebut adalah keadaan kesempatan kerja. Pada tahun
2002, jumlah orang yang bekerja adalah sebesar 91,6 juta orang. Sekitar 44,33 persen kesempatan
kerja ini berada disektor pertanian, yang hingga saat ini tingkat produktivitasnya masih tergolong
rendah. Selanjutnya 63,79 juta dari kesempatan kerja yang tersedia tersebut berstatus informal.
Ciri lain dari kesempatan kerja Indonesia adalah dominannya lulusan pendidikan SLTP ke bawah.
Ini menunjukkan bahwa kesempatan kerja yang tersedia adalah bagi golongan berpendidikan
rendah. Seluruh gambaran di atas menunjukkan bahwa kesempatan kerja di Indonesia mempunyai
persyaratan kerja yang rendah dan memberikan imbalan yang kurang layak. Implikasinya adalah
produktivitas tenaga kerja rendah.

E. Pengangguran Mengakibatkan Kemiskinan


Tanggal 17 Oktober lalu komunitas global baru saja merayakan hari anti kemiskinan se-
dunia. Akan tetapi di negeri ini, kemiskinan adalah simbol social yang nyaris absolut dan tak
terpecahkan. Sejak masa kolonial hingga saat ini,

predikat negeri miskin seakan sulit lepas dari bangsa yang potensi kandungan kekayaan
alamnya terkenal melimpah. Cerita pilu kemiskinan seakan kian lengkap dengan terjadinya
berbagai musibah alam dan bencana buatan: gempa bumi, tsunami, lumpur panas Lapindo, dan
kebakaran hutan yang di ikuti kabut asap. Kantung-kantung kemiskinan di negeri ini kian hari kian
menyebar bakvirus ganas, mulai dari lapis masyarakat pedesaan, kaum urban perkotaan,
penganggur, hingga ke kampung-kampung nelayan. Lepas dari perdebatan indikator yang
digunakan, data kemiskinan di negeri ini terus menunjukkan trend memburuk. Jumlah orang
miskin di Indonesia mencapai 17 persen dari populasi penduduk yang kini telah mencapai angka
220 juta jiwa. Menurut data resmi Susenas (BPS, 2006), jumlah penduduk miskin meningkat dari
35,10 juta jiwa (15,97 persen) menjadi 29,05 juta jiwa (17,75persen). Sementara jumlah
penganggur menurut data Sakernas (BPS, 2006) juga terus meningkat dari 10,9 juta jiwa (10,3
persen) pada Februari 2005menjadi 11,1 juta jiwa (10,4 persen) pada Februari 2006.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengangguran adalah seorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapatkan
pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Pengangguran menyebabkan tingkat pendapatan
nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah
makro ekonomi yang paling utama.
Pengangguran disebabkan oleh besarnya angkatan kerja tidak seimbang, kebutuhan jumlah
dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang, penyediaan dan
pemanfaatan tenaga kerja tidak seimbang.

3.2 Saran
Dari kesimpulan diatas maka saya dapat menyarankan hal-hal sebagai berikut :
Peningkatan pada mobilitas modal dan tenaga kerja dan segera memindahkan kelebihan tenaga
kerja dari tempat dan sektor yang kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sektor yang kelebihan ke
tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan.
Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan kerja (lowongan)
kerja yang kosong dan mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.

DAFTAR PUSTAKA

Assauri Sofyan.1997. Matematika Ekonomi. Jakarta: Rajawali Pers.


Baridwan, zaki. 1984. Intermediate accounting. Yogyakarta: BPEE
Budiono, Dr. 2002. Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPEE
Chotib, Dzazuli, Suharmo, Tri, Abubakar, Catio. 2007. Ekonomi. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia
http://mediaindo.co.id
http://www.esdm.go.id/beritagas.php?news_id=468
http://kompas.com/kompas-cetak/0412/28/ekonomi/1464300.htm
http://id.m.wikipedia.org/wiki/pengangguran
http://pelajaranilmu.blogspot.com/2012/06/pengertian-pengangguran.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai