1 2 2 2
Aisyah Fatmawaty , Apolarosa Tjendra , Radhia Riski , dan Michrun Nisa
1
Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin, Makassar
2
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar
ABSTRAK
Asam kojat merupakan senyawa yang bersifat hidrofilik dengan aktivitas sebagai pemutih kulit.
Senyawa yang bersifat hidrofilik memiliki kemampuan penetrasi yang rendah. Tujuan penelitian ini adalah
membuat sediaan dalam bentuk krim asam kojat,melihat stabilitas secara fisik dan kemampuan penetrasi
dengan variasi jenis dan konsentrasi enhancer, yaitu dimetil sulfoksida (DMSO), propilenglikol (Pg), dan
isopropil miristat (IPM), dengan variasi konsentrasi masing-masing 1, 2, 4, dan 8 % b/v. Uji stabilitas krim
meliputi uji organoleptis, pengukuran pH, uji tipe emulsi dan uji viskositas sebelum dan sesudah kondisi
dipercepat. Uji permeasi dilakukan dengan menggunakan Franz-like diffusion cell. Bagian donor berisi
sediaan uji sebanyak 1 gram, aseptor berisi Phospate Buffer Saline pH 7,4. Membran difusi menggunakan
kulit tikus Wistar jantan. Uji permeasi dianalisis secara spektrofotometer dilakukan selama 60 menit. Hasil
Hasil uji stabilitas fisik yang meliputi pengamatan organoleptis, pengujian tipe emulsi, pengukuran pH dan
viskositas memberikan hasil yang tidak berbeda signifikan sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil dari
persen asam kojat yang tertranspor pada menit ke 60 dari tiap enhancer yang digunakan memberikan
hasil yang tidak berbeda jauh. Pada enhancer DMSO persen obat tertranspor terbesar diperoleh pada
konsentrasi 1% dan 2%, propilenglikol pada konsentrasi 8% dan DMSO pada konsentrasi 2%.
Kata kunci : enhancer, asam kojat, dimetil sulfoksida, propilenglikol, dan isopropil miristat
Tabel 1. Rancangan Formula Krim Asam Kojat dengan Penyiapan kulit tikus
Variasi Enhancer.
Formula dan komposisi (% b/b) Tikus dianestesi dengan eter, lalu diambil
Nama Bahan kulitnya pada bagian belakang. Bagian kulit yang
F1 F2 F3 dipotong dibersihkan dari lemak-lemak yang masih
menempel, digunting bulu-bulunya dan dicukur de-
Asam Kojat 2 2 2
ngan pisau pencukur dengan hati-hati sampai kulit
DMSO 1,2,4,& 8 - - tikus bersih dari bulu-bulu. Setelah itu kulit dicuci
dengan menggunakan air suling dan dibilas dengan
Propilenglikol - 1,2,4,& 8 -
larutan NaCl 0,9 % untuk melepaskan sisa jaringan
Isopropil yang masih melekat
- - 1,2,4,& 8
miristat .
Vaselin 25 25 25 Uji difusi
Lanolin
20 20 20
Anhidrat Studi difusi dilakukan dengan mengguna-
Setil Alkohol 5 5 5 kan sel difusi Franz. Kompartemen cairan penerima
pada alat sel difusi Franz diisi dengan larutan dapar
Asam Stearat 13 13 13 pH 7,4 sampai penuh (50 ml). Sebanyak 1 g krim
Gliserol 10 10 10 dioleskan secara merata pada kulit tikus yang dile-
Polisorbat 60 1,58 1,58 1,58 takkan pada alat sel difusi Franz tersebut. Stirrer
dimasukkan ke dalam sel difusi Franz. Sel difusi
Sorbitan 60 2,419 2,419 2,419
Franz kemudian diletakkan pada bejana kaca berisi
Metil Paraben 0,05 0,05 0,05 air yang dilengkapi dengan termostat dan termo-
Propil Paraben 0,1 0,1 0,1 meter. Suhu air pada bejana kaca diatur pada 37
tokoferol 0,1 0,1 0,1 1C. Magnetik stirrer dihidupkan dan diatur pada
Oleum Rosae 0,05 0,05 0,05
kecepatan 120 rpm. Pengambilan cuplikan dilaku-
kan pada interval waktu tertentu (0, 15, 30, 45, dan
Aquades ad 100 100 100 60 menit), dengan mengambil medium penerima
(larutan dapar fosfat pH 7,4) sebanyak 5 ml dan
diganti dengan medium penerima dari luar juga
sebanyak 5 ml. Pengambilan sampel disamakan
Fase minyak dibuat dengan melebur vase- untuk setiap pengujian. Sampel yang diperoleh
lin, lanolin anhidrat, setil alkohol, asam stearat, sor- diukur serapannya dengan menggunakan spektro-
fotometer UV.
bitan 60 dan propil paraben pada suhu 70C. Fase
air dibuat dengan melarutkan metil paraben ke
dalam air yang telah dipanaskan, kemudian gliserol
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan polisorbat 60 ditambahkan, dan suhu diperta-
hankan pada 70C.
Evaluasi Krim Asam Kojat
Basis krim didiamkan sampai suhu 45C,
lalu asam kojat ditambahkan sedikit demi sedikit Hasil uji stabilitas fisik yang meliputi peng-
sambil diaduk hingga homogen. Oleum rosae dan amatan organoleptis, pengujian tipe emulsi, peng-
-tokoferol ditambahkan dan diaduk hingga homo- ukuran pH dan viskositas memberikan hasil yang
gen. Basis krim dibuat dengan menambahkan fase tidak berbeda signifikan sebelum dan sesudah per-
minyak ke dalam fase air, diaduk homogen dengan lakuan. Pada pengamatan organoleptis yang meli-
homogenizer puti warna dan bau tidak terjadi perubahan sebelum
dan sesudah perlakuan Pada pengukuran pH, krim
Evaluasi Krim Asam Kojat yang dibuat memiliki rentang pH antara 4,5 sampai
5,0 dan nilai itu masih masuk dalam rentang yang
Evaluasi sediaan krim meliputi pemeriksaan tidak mengiritasi kulit.
organoleptis, pengukuran pH, pengukuran viskosi- Pengujian tipe emulsi juga memberikan ha-
tas, dan penentuan tipe krim sil yang tidak berbeda sebelum dan sesudah per-
lakuan, tipe emulsi yang dihasilkan adalah tipe
Studi Difusi Krim Asam Kojat emulsi A/M. Hasil uji viskositas juga menunjukkan
nilai yang tidak berbeda jauh sebelum dan sesudah
Pembuatan kurva baku asam kojat penyimpanan.
Larutan asam kojat dengan konsentrasi 2, Studi Difusi Asam Kojat Uji Transpor
4, 6, 8 dan 10 ppm diukur serapannya pada pan-
jang gelombang untuk serapan maksimum, kemu- Persentase asam kojat yang mengalami
dian dibuat kurva hubungan antara serapan dan transpor pada menit ke 60 dari tiap enhancer yang
konsentrasi serta ditentukan persamaan kurvanya. digunakan memberikan hasil yang tidak berbeda
jauh. Menariknya disini terlihat bahwa pada formula
Apolarosa Tjendra, dkk, Formulasi , Evaluasi Fisik Dan Permeasi Krim Pemutih Asam Kojat Dengan Variasi Enhancer 141
yang menggunakan enhancer DMSO peningkatan aktif melalui kulit dapat ditingkatkan. Dari hasil ini
konsentrasi malah menyebabkan penurunan per- dapat disimpulkan peningkatan penetrasi dipenga-
sentase asam kojat yang tertranspor. Pada peng- ruhi oleh sifat kelarutan dari zat aktif dan bahan
gunaan Pg, peningkatan persen konsentrasi, malah peningkat penetrasi.
menghasilkan peningkatan persen asam kojat yang
mengalami transpor, sedang pada penggunaan
isopropil miristat cenderung menurunkan persen KESIMPULAN
asam kojat yang tertranspor. (Tabel 2)
Uji stabilitas fisik krim menunjukkan hasil
Tabel 2. Persentase asam kojat yang mengalami transpor yang tidak berbeda sebelum dan sesudah kondisi
dari masing-masing formula dengan variasi jenis dan dipercepat. Hasil dari persen asam kojat yang
konsentrasi enhancer. mengalami transpor pada menit ke 60 dari tiap
Konsentrasi enhancer dan % enhancer yang digunakan memberikan hasil yang
asam kojat tertranspor tidak berbeda jauh. Pada penggunaan enhancer
Enhancer
dimetil sulfoksida (DMSO) persen obat tertranspor
1% 2% 4% 8%
terbesar diperoleh pada konsentrasi 1% dan 2%,
propilenglikol (PG) pada konsentrasi 8% dan
Dimetil sulfoksida 0,06 0,06 0,05 0,04
isopropil miristat (IPM) pada konsentrasi 2%.
Propilen glikol 0,03 0,03 0,03 0,07