Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Mutu dan Kualitas

Mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk atau


jasapeayanan yang berhubngan dengan kemampuannya untukmemberi
kan kebutuhan kepuasaan. Berikut ini definisi-definisi mutu:

1. Juran menyebutkan bahwa mutu produk adalah kecocokan penggunaan


produk untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan

2. Crosby mendefinisikan mutu adalah conformance to requirement, yaitu


sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan

3. Deming mendefinisikan mutu, bahwa mutu adalah kesesuaian dengan


kebutuhan pasar

4. Feigenbaum mendefinisikan mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya

5. Garvin dan Davis menyebutkan bahwa mutu adalah suatu kondisi dinamis
yang berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas,
serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau
konsumen.

Kualitas adalah suatu penilaian konsumen yang sifatnya subjektif yang


ditentukan oleh presepsi terhadap suatu produk atau jasa tertentu (Sowarso dan
Hardjosudarmo). Beberapa pendapat mengenai pengertian kualitas antara lain :

1. Menurut Feigenbaum (1989) dalam Ekoanindiyo (2013) : Kualitas adalah


keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran,
rekayasa, perbaikan dan pemeliharaan yang membangun produk jasa
digunakan untuk memenuhi harapan-harapan dari pelanggan.

2. Menurut Goetch dan Davis (1995) : Kualitas adalah suatu kondisi yang
dinamis yang berkaitan dengan produk, pelayanan, orang, proses dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi apa yang diharapkan.

3. Menurut ASQC (American Society Quality control) : Totalitas


keistimewaan dan karakteristik dari suatu produk atau pelayanan yang
menekankan kemampuannya untuk memuaskan secara penuh sebagian
kebutuhan.

4. Menurut ISO 8420 dari Standar Nasional Industri (SNI) : Gambaran dan
karakteristik yang menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan
kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang dibutuhkan atau yang
tersirat (fitness for use). Ada dua segi umum tentang kualit
B. Perbedaan Mutu dan Kualitas

C. Unsur Mutu

Mutu pelayanan kesehatan sebenarnya menunjuk pada


penampilan (performance) dari pelayanan kesehatan yang dikenal dengan
keluaran (output) yaitu hasil akhir kegiatan dari tindakan dokter dan tenaga
profesi lainnya terhadap pasien, dalam arti perubahan derajat kesehatan dan
kepuasan baik positif maupun sebaliknya.

Sedangkan baik atau tidaknya keluaran tersebut sangat dipengaruhi oleh


proses (process), masukan (input) dan lingkungan(environment). Maka jelaslah
bahwa baik atau tidaknya mutu pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh
unsur-unsur tersebut, dan untuk menjamin baiknya mutu pelayanan kesehatan
ketiga unsur harus diupayakan sedemikian rupa agar sesuai dengan standar dan
atau kebutuhan.

1. Unsur masukan

Unsur masukan (input) adalah tenaga, dana dan sarana fisik,


perlengkapan serta peralatan. Secara umum disebutkan bahwa apabila
tenaga dan sarana (kuantitas dan kualitas) tidak sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan (standardofpersonnel and facilities), serta
jika dana yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan, maka sulitlah
diharapkan baiknya mutu pelayanan.

2. Unsur lingkungan

Unsur lingkungan adalah kebijakan,organisasi, manajemen. Secara


umum disebutkan apabila kebijakan,organisasi dan manajemen tersebut
tidak sesuai dengan standar dan atau tidak bersifat mendukung, maka
sulitlah diharapkan baiknya mutu pelayanan.

3. Unsur proses

Unsur proses adalah tindakan medis,keperawatan atau non medis.


Secara umum disebutkan apabila tindakan tersebut tidak sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan (standard of conduct), maka sulitlah
diharapkan mutu pelayanan menjadi baik.

D. Indikator Mutu

Indikator adalah petunjuk atau tolak ukur, contoh : petunjuk indikator atau
tolok ukur status kesehatan antara lain adalah angka kematian ibu, angka
kematian bayi, status gizi. Petunjuk atau indikator ini (angka kematian ibu)
dapat diukur. Jadi indikator adalah fenomena yang dapat diukur.

Indikator mutu asuhan kesehatan atau pelayanan kesehatan dapat mengacu


pada indikator yang relevan berkaitan dengan struktur, proses, dan outcomes.
Sebagai contoh, indikator struktur: Tenaga kesehatan profesional (dokter,
paramedis, dan sebagainya), Anggaran biaya yang tersedia untuk operasional
dan lain-lain, Perlengkapan dan peralatan kedokteran termasuk obat-obatan,
Metode berupa adanya standar operasional prosedur masing-masing unit, dan
sebagainya; indikator proses berupa memberikan petunjuk tentang pelaksanaan
kegiatan pelayanan kesehatan, prosedur asuhan yang ditempuh oleh tenaga
kesehatan dalam menjalankan tugasnya, Apakah telah sebagaimana mestinya
sesuai dengan prosedur, diagnosa, pengobatan, dan penanganan seperti yang
seharusnya sesuai standar; indikator outcomes merupakan indikator hasil
daripada keadaan sebelumnya, yaitu Input dan Proses seperti BOR, LOS, TOI,
dan Indikator klinis lain seperti: Angka Kesembuhan Penyakit, Angka
Kematian 48 jam, Angka Infeksi Nosokomial, Komplikasi Perawatan , dan
sebagainya.

Selanjutnya Indikator dispesifikasikan dalam berbagai kriteria. Sebagai


contoh: Indikator status gizi dapat lebih dispesifikasikan lagi menjadi kriteria
tinggi badan, berat badan anak. Untuk pelayanan kesehatan, kriteria ini adalah
fenomena yang dapat dihitung.

Setelah kriteria ditentukan dibuatlah standar-standar yang eksak dan dapat


dihitung kuantitatif, yang biasanya mencakup hal-hal yang standar baik,
misalnya: panjang badan bayi baru lahir yang sehat rata-rata (standarnya)
adalah 50 cm; berat badan bayi baru lahir yang sehat standar adalah 3 kg.

Mutu asuhan kesehatan suatu organisasi pelayanan kesehatan dapat diukur


dengan memperhatikan atau memantau dan menilai indikator, kriteria, dan
standar yang diasumsikan relevan dan berlaku sesuai dengan aspek-aspek
struktur, proses, dan outcome dari organisasi pelayanan kesehatan tersebut.

E. Strategi Mutu

Keberhasilan penyelenggaraan makanan dipengaruhi oleh penerapan


prinsip manajemen yang baik. Prinsip manajemen yang paling utama adalah
menetapkan terlebih dahulu strategi berupa dana, daya, peralatan, dan
kesempatan yang tersedia harus digunakan secara tepat dan berhasil guna
berdasarkan kondisi yang ada. Menurut Moehyi (1992) strategi yang dimaksud
dapat digambarkan dalam bentuk bagan berikut:

Bagan 1. Strategi Manajemen Penyelenggaraan makanan


MASUKAN PROSES KELUARAN
(INPUT) (OUTPUT)

Pengawasan

1. Tenaga 1. Perencanaan
2. Pengetahuan dan pelayanan makanan 1. Makanan yang
keterampilan 2. Penyiapan bermutu
3. Material makanan 2. Pelayanan yang
4. Peralatan (pengadaan bahan, baik
5. Dana pengolahan 3. Keuntungan yang
memasak,dsb) memadai
6. Informasi
3.Penyelenggaraan
pelayanan untuk
konsumen

Penyelenggaraan rumah sakit memiliki standar masukan (input) berupa


Pengendalian
biaya, tenaga, sarana dan prasarana (termasuk peralatan di dalamnya) dan metoda.
Standar proses berupa penyusunan anggaran belanja bahan makanan, perencanaan
menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan, pembelian bahan makanan,
penerimaan dan penyimpanan bahan makanan, persiapan bahan makanan,
pengolahan makanan, dan pendistribusian makanan. Standar keluaran (output)
berupa mutu makanan dan kepuasan pasien. Dalam manajemen ini diperlukan
pengorganisasian, organisasi dalam penyelenggaraan makanan adalah kelompok
kegiatan serta tugas dan fungsi masing-masing unit kerja yang ada dalam
organisasi itu serta hubungan kerja antara masing-masing unit kerja. Oleh karena
itu penyelanggaraan makanan diperlukan pengorganisasian yang baik guna
mendapatkan hasil yang memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA

Kadarisman, D. 1996. Program Perbaikan Mutu. Bahan kuliah jurusan Teknologi


Pangan dan Gizi, Fateta. IPB.

Moehyi, S. 1992. Penyelenggaran Makanan Institusi Dan Jasa Boga. Jakarta :


Bhatara

Saputri, Via. 2010. IndikatorMutu Rumah Sakit. Internet:


https://viesaputri.wordpress.com/2010/07/10/indikator-mutu-rumah-sakit/
(Diakses25 September 2017)

Anda mungkin juga menyukai