Anda di halaman 1dari 8

ABSTRAK

KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI


TRANSFORMASI STRUKTURAL TENAGA KERJA SEKTOR
PERTANIANKE SEKTOR INDUSTRI

(Studi Kasus Pada Kawasan Sub urban Industri Kulit Desa Dilem
Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang)

Indonesia merupakan Negara agraris yaitu Negara pertanian dengan


daratannya yang subur dan didukung oleh iklim yang menguntungkan.
Pertumbuhan ekonomi mengakibatkan perubahan atau transformasi ekonomi.
Transformasi struktural merupakan proses perubahan struktur perekonomian dari
sektor pertanian ke sektor industri atau jasa. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui karakteristik sosial ekonomi apa saja yang mempengaruhi
transformasi tenaga kerja sektor pertanian ke sektor non pertanian. Serta
mengetahui faktor yang paling dominan pada variabel X yaitu: umur, jenis
kelamin, pendidikan, pendapatan, jumlah anggota keluarga, dan kepemilikan
lahan terhadap variabel Y yaitu: transformasi struktural tenaga kerja.
Populasi dalam penelitian ini sebanyak 45 orang dan sampel penelitian
menggunakan sampel jenuh. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
kuisioner. Metode analisa data yang di gunakan yaitu analisis regresi linier
berganda dengan menggunakan SPSS.
Hasil analisis statistik regresi membuktikan bahwa nilai F hitung 47,610 jika
dibandingkan dengan F tabel 3,480 maka 47,610 > 3,480 dengan signifikan 0,000
(< 0,05) sehingga penelitian ini menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan
variabel Umur (X1), Jenis kelamin (X2), Pendidikan (X3), Anggota keluarga (X4),
Pendapatan (X5) dan Kepemilikan lahan (X6) pengaruhnya sebesar 88,3%
terhadap transformasi struktural tenaga kerja (Y). Nilai t hitung variabel
Pendapatan (X5) sebesar 8,250 > 2,350 (t tabel) dengan level signifikan 0,000 (<
0,05) sehingga variabel ini berpengaruh signifikan terhadap transformasi
struktural tenaga kerja (Y) sehingga variabel ini lebih jauh besar pengaruhnya
dalam transformasi struktural tenaga kerja.

Kata kunci: Karakteristik sosial ekonomi, transformasi struktural tenaga kerja.

1
PENDAHULUAN Salah satu indikator ekonomi
Indonesia merupakan Negara penting untuk mengetahui
agraris yaitu Negara pertanian pertumbuhan pendapatan daerah
dengan daratannya yang subur dan dalam hubungannya dengan
didukung oleh iklim yang kemajuan kategori ekonomi tersebut
menguntungkan. Usaha pertanian, adalah PDRB Perkapita yang
budidaya tanaman dan ternak biasanya dipakai sebagai indicator
menjadi kebudayaan yang diturunkan perkembangan kesejahteraan rakyat.
dari generasi ke generasi. Pertanian Pada umumnya, PDRB Perkapita
memegang peranan penting dari ditampilkan berdasarkan Atas Dasar
keseluruhan perekonomian nasional Harga Berlaku karena PDRB
Indonesia. Hal ini dapat ditunjukkan Perkapita selain dipengaruhi faktor
dari banyaknya tenaga kerja yang produksi juga dipengaruhi oleh harga
bekerja pada sektor pertanian atau barang/jasa. Namun gambaran
dari produk nasional yang berasal tersebut tidak dapat langsung
dari pertanian (Sitanggang, 2012). dijadikan sebagai ukuran
Sumanto (2009) menyatakan peningkatan ekonomi maupun
bahwa pertumbuhan ekonomi penyebaran di setiap strata ekonomi
mengakibatkan perubahan atau karena pengaruh inflasi sangat
transformasi ekonomi. Transformasi dominan baik dalam pembentukan
struktural merupakan proses PDRB maupun pendapatan regional.
perubahan struktur perekonomian Sejarah mencatat bahwa
dari sektor pertanian ke sektor industrialisasi di Indonesia akan
industri atau jasa. Pada umumnya di menggeser aktifitas ekonomi
Negara berkembang terjadi masyarakat, yang pada awalnya
transformasi dari sektor pertanian ke bertumpu pada sektor pertanian dan
sektor industri. Kecenderungan tumpuan itu beralih ke sektor
transformasi tenaga kerja dari sektor industri. Kebijakan Pemerintah yang
pertanian ke sektor non pertanian terus mendorong untuk
dialami oleh semua Negara mengembangkan sektor industri
berkembang termasuk Indonesia. (termasuk industri kecil) ini telah
Ledakan penduduk di Negara menyebabkan kesempatan kerja di
berkembang yang begitu pesat sektor industri kecil semakin lama
semakin mempertinggi kemungkinan juga semakin terbuka. Perubahan
beralihnya tenaga kerja pertanian system ekonomi dari ekonomi
tradisional menuju sektor non pertanian ke ekonomi industri sudah
pertanian yang lebih memberikan tentu berpengaruh pada kehidupan
jaminan kehidupan sehari-hari. sosial ekonomi masyarakat.
Sebagai kelanjutannya, sektor Struktur lapangan usaha
informal semakin berkembang di sebagian masyarakat Kabupaten
daerah-daerah pertanian. Banyak Malang telah bergeser dari lapangan
bermunculan industri-industri di usaha pertanian ke sektor non
daerah berbasis pertanian, baik pertanian. Hal ini dapat dilihat dari
industri besar, sedang, kecil maupun besarnya peranan masing-masing
industrI rumah tangga yang beragam. lapangan usaha terhadap total PDRB.
Sumbangan terbesar pada tahun 2014

2
dihasilkan oleh lapangan usaha mengakibatkan penyerapan tenaga
kategori perdagangan besar dan kerja lebih berpusat pada industri.
eceran, reparasi mobil dan motor Meskipun sumber pendapatan utama
sebesar 28,47%, kemudian lapangan Desa Dilem ini adalah pertanian,
usaha kategori industri sebesar dengan munculnya industri kulit ini
27,14%, dan lapangan usaha kategori banyak tenaga kerja sektor pertanian
kontruksi besar sebesar 12,56%. yang beralih ke sektor industri
Sementara peranan lapangan usaha karena dianggap lebih bisa
kategori yang lain kontribusinya memenuhi kebutuhan hidup rumah
dibawah 5%. tangga masyarakat DesaDilem.
Kecamatan Kepanjen tercatat
sekitar 7.908 rumah tangga METODE
menggantungkan dirinya pada sektor Studi di pilih di desa dilem
pertanian (tani, buruh tani, Kecamatan Kepanjen Kabupaten
peternakan, perikanan). Berikutnya Malang yang merupakan pekerja
perdagangan sekitar 6.718 rumah industri kulit yang melakukan
tangga, industri pengolahan sekitar transformasi kerja dari sektor
4.236 rumah tangga, karyawan (PNS, pertanian ke non pertanian.
ABRI) sekitar 4.253 rumah tangga, Pemilihan sampel menggunakan
bangunan sekitar 1.274 rumah sampling jenuh yaitu semua anggota
tangga, jasa jasa sekitar 2.621 populasi dijadikan sampel yaitu
rumah tangga, dan sekitar 4.667 sebanyak 45 orang. Teknik
rumah tangga bergerak pada bidang pengumpulan data adalah data primer
lainnya. Meskipun sektor pertanian yang didapat dari wawancara dan
menempati urutan pertama dalam kuisioner yang bersifat terbuka.
jumlah tenaga kerja, Kecamatan Sedangkan data sekunder diperoleh
Kepanjen sendiri didominasi oleh dari kantor desa dilem dan badan
industri terutama industri kecil. pusat statistik Kabupaten Malang.
Dominasi tersebut dapat dilihat dari Analisa data yang dipakai
presentase jumlah industri kecil yang menggunakan analisis regresi linier
mencapai lebih dari 99% (Kecamatan berganda merupakan teknik statistic
Kepanjen Dalam Angka, 2014). yang digunakan untuk meramal
Hal ini menyebabkan bagaimana pengaruh variabel
penyerapan tenaga kerja di bidang independen terhadap variabel
industri meningkat dan tenaga dependen. Analisis regresi linier
kerjanya berasal dari tenaga kerja berganda dalam penelitian ini
sektor pertanian. Desa Dilem dikenal digunakan untuk mengetahui ada
dengan sentra industri kulit karena tidaknya pengaruh umur, jenis
sebagian masyarakat kelamin, tingkat pendidikan, jumlah
menggantungkan hidupnya pada anggota keluarga, pendapatan, dan
kerajinan kulit ini. Melalui survey kepemilikan lahan terhadap
pendahuluan berdasarkan catatan transformasi tenaga keraja struktural
Desa Dilem memiliki 32 industri pertanian
kecil yang bahan bakunya Y = + 1 1 + 2 2+ 3 3+
menggunakan kulit. Dengan 4 4+ 5 5 + 6 6+ . Y adalah
banyaknya jumlah industri kecil ini Transformasi Struktural Tenaga

3
Kerja; adalah Konstanta; - 6 adalah pada kelompok umur 36 45
adalah Koefisien Regresi; X1 adalah tahun yaitu 21 orang , dan responden
Umur; X2 adalah Jenis Kelamin;X3 kelompok umur 15 25 tahun ada 4
adalah Tingkat pendidikan; X4 adalah orang, responden dalam kelompok
Jumlah Anggota Keluarga; X5 adalah umur 26 35 tahun ada 14 orang,
Pendapatan; X6 adalah Kepemilikan kemudian untuk responden dalam
Lahan; adalah Standar error. Untuk kelompok umur > 45 tahun ada 6
mengetahui ada tidaknya pengaruh orang. Berdasarkan status pendidikan
secara bersama-sama variabel (X3) bahwa responden
independen terhadap variabel dependen berpendidikan Sekolah Menengah
maka dilakukan uji F. Dasar Pertama adalah yang terbanyak SMP
pengambilan keputusannya ialah jika F yaitu 15 orang , kemudian diikuti
hitung < dari F tabel, maka variabel oleh responden yang berpendidikan
independen tidak berpengaruh terhadap Sekolah Menengah Atas SMA yaitu
variabel dependen ( hipotesis ditolak) ada 13 orang, responden yang
dan jika F hitung > dari F tabel, maka berpendidikan Sekolah Dasar SD
variabel independen berpengaruh yaitu 10 orang . Untuk responden
terhadap variabel dependen. Atau yang buta huruf ada 2 orang , untuk
dengan melihat signifikansi t,i responden yang melek huruf tanpa
merupakan kriteria untuk penerimaan pendidikan formal ada 4 orang serta
dan penolakan suatu hipotesis yaitu yang berpendidikan sampai pada
Signifikansi f < 0.05, maka hipotesis perguruan tinggi hanya ada 1 orang.
nol (H0) akan ditolak dan hipotesis Jumlah anggota keluarga (X4
alternatif (Ha) diterima dan Signifikansi )merupakan faktor yang menentukan
f > 0.05, maka hipotesis nol (H0) akan seseorang untuk beralih profesi demi
diterima dan hipotesis alternatif (Ha) untuk memenuhi kebutuhan dirinya
ditolak. Untuk mengetahui seberapa dan tanggungan keluarganya,dari
jauh pengaruh secara parsial antara hasil penelitian didapatkan 22
variabel bebas (X) dengan variabel responden memiliki jumlah anggota
terikat (Y) adalah dengan uji T. keluarga 3-4 orang dan memiliki
Membandingkan nilai t hitung dengan tanggungan keluarga antara 1-2
t tabel atau bisa dengan memperhatikan orang. Deskripsi berdasarkan
sig t, lebih kecil atau sama dengan 0.05 pendapatan (X5) pendapatan di
atau sig t lebih besar dari 0.05. sektor pertanian masih sangat rendah
dibandingkan pendapatan di sektor
HASIL industri hal ini yang mendorong
Dari 45 jumlah responden masyarakat beralih profesi, diketahui
berdasarkan jenis kelamin (X1) bahwa jumlah responden paling
responden terbanyak yaitu laki-laki banyak untuk sektor pertanian adalah
berjumlah 27 orang sebanyak 60% berpenghasilan < Rp 1.000.000/bulan
dibandingkan dan responden berjenis yaitu ada 26 orang sedangkan
kelamin perempuan berjumlah 18 pendapatan di sektor pertanian jauh
orang. Berdasarkan kelompok umur lebih besar yaitu > Rp
(X2) merupakan faktor pendorog 1.000.000/bulan Rp
masyarakat untuk beralih profesi, 2.000.000/bulan yaitu ada 30 orang.
jumlah responden paling banyak Berdasarkan kepemilikan lahan (X6)

4
juga merupakan factor pendorong Y = Variabel terikat yaitu
masyarakat melakukan transformasi transformasi struktural tenaga kerja
structural tenaga kerja dari sektor (Y) yang nilainya akan diprediksi
pertanian ke sektor industri, dari oleh variabel bebas yaitu variabel
hasil penelitian yang sudah dilakukan Umur (X1), Jenis kelamin (X2),
didapatkan 29 responden Pendidikan (X3), Anggota keluarga
mengatakan tidak memiliki lahan dan (X4), Pendapatan (X5) dan
rata-rata dari mereka lebih Kepemilikan lahan (X6) dengan
menggarap lahat milik orang lain besarnya perubahan 4,779 point. b1 =
atau sewa. Koefisien regresi (b1) sebesar 1,338
Setelah nilai dari masing- dengan tanda positif menyatakan
masing variabel diketahui bahwa variabel umur (X1)
selanjutnya di analisis menggunakan berpengaruh positif terhadap
uji refgresi linear berganda. Analisis transformasi struktural tenaga kerja
uji linear berganda penelitian (Y). Perubahan yang terjadi pada
dilakukan dengan tujuan untuk umur sebesar 1,338 point akan
mengukur pengaruh variabel ; Umur berdampak pada perubahan
(X1), Jenis kelamin (X2), Pendidikan transformasi struktural tenaga kerja
(X3), Anggota keluarga (X4), sebesar 4,779 point dengan ketentuan
Pendapatan (X5) dan Kepemilikan yang lainnya tetap. b2 = Koefisien
lahan (X6) dalam mengetahui dan regresi (b2) sebesar 1,328 dengan
menilai besarnya pengaruh variabel tanda positif menyatakan bahwa
tersebut terhadap transformasi variabel jenis kelamin (X2)
struktural tenaga kerja (Y). berpengaruh positif terhadap
transformasi struktural tenaga kerja
Tabel 1
Hasil Analisa Uji Linear Berganda (Y). Perubahan yang terjadi pada
(Unstand jenis kelamin sebesar 1,328 point
Ket
ardized t
era akan berdampak pada perubahan
Variabel Coefficie hitu Sig
nts) ng
nga transformasi struktural tenaga kerja
n sebesar 4,779 point dengan ketentuan
B
Umur (X1) 1,388 6,277 0,0 yang lainnya tetap. b3 = Koefisien
Jenis 1,328 3,673 00
kelamin 0,543 3,282 0,0
regresi (b3) sebesar 0,543 dengan
(X2) 1,930 7,360 01 Ber tanda positif menyatakan bahwa
Pendidikan 2,187* 8,257 0,0 pen variabel pendidikan (X3)
(X3) 0,824 * 02 gar
Anggota 3,570 0,0 uh
berpengaruh positif terhadap
keluarga 00 Sig transformasi struktural tenaga kerja
(X4) 0,0 nifi (Y). Perubahan yang terjadi pada
Pendapatan 00 kan
(X5)* 0,0
pendidikan sebesar 0,543 point akan
Kepemilika 01 berdampak pada perubahan
n lahan (X6) transformasi struktural tenaga kerja
Konstanta = 4,779
t tabel = 2,350
sebesar 4,779 point dengan ketentuan
F hitung = 47,610 yang lainnya tetap. b4 = Koefisien
F tabel = 3,480 regresi (b4) sebesar 1,930 dengan
R Square = 0,883
tanda positif menyatakan bahwa
variabel Anggota keluarga (X4)
berpengaruh positif terhadap

5
transformasi struktural tenaga kerja (X3), Anggota keluarga (X4),
(Y). Perubahan yang terjadi pada Pendapatan (X5) dan Kepemilikan
anggota keluarga sebesar 1,930 point lahan (X6) pengaruhnya sebesar
akan berdampak pada perubahan 88,3% terhadap transformasi
transformasi struktural tenaga kerja struktural tenaga kerja (Y). Lebih
sebesar 4,779 point dengan ketentuan lanjut diketahui pula bahwa nilai t
yang lainnya tetap. b5 = Koefisien hitung untuk variabel Umur (X1)
regresi (b5) sebesar 2,187 dengan sebesar 6,277 > 2,350 (t tabel) dengan
tanda positif menyatakan bahwa level signifikan 0,000 (< 0,05)
variabel pendapatan (X5) sehingga variabel ini berpengaruh
berpengaruh positif terhadap signifikan terhadap transformasi
transformasi struktural tenaga kerja struktural tenaga kerja (Y). Nilai t
(Y). Perubahan yang terjadi pada hitung variabel Jenis kelamin (X2)
pendapatan sebesar 2,187 point akan sebesar 3,673 > 2,350 (t tabel)
berdampak pada perubahan dengan level signifikan 0,000 (<
transformasi struktural tenaga kerja 0,05) sehingga variabel ini
sebesar 4,779 point dengan ketentuan berpengaruh signifikan terhadap
yang lainnya tetap. b6 = Koefisien transformasi struktural tenaga kerja
regresi (b6) sebesar 0,824 dengan (Y). Nilai t hitung variabel
tanda positif menyatakan bahwa Pendidikan (X3) sebesar 3,282 >
variabel kepemilikan lahan (X4) 2,350 (t tabel) dengan level
berpengaruh positif terhadap signifikan 0,000 (< 0,05) sehingga
transformasi struktural tenaga kerja variabel ini berpengaruh signifikan
(Y). Perubahan yang terjadi pada terhadap transformasi struktural
kepemilikan lahan sebesar 0,824 tenaga kerja (Y). Nilai t hitung
point akan berdampak pada variabel Anggota keluarga (X4)
perubahan transformasi struktural sebesar 7,360 > 2,350 (t tabel)
tenaga kerja sebesar 4,779 point dengan level signifikan 0,000 (<
dengan ketentuan yang lainnya tetap. 0,05) sehingga variabel ini
diketahui pula bahwa nilai F hitung berpengaruh signifikan terhadap
47,610 jika dibandingkan dengan F transformasi struktural tenaga kerja
tabel 3,480 maka 47,610 > 3,480 (Y). Nilai t hitung variabel
dengan signifikan 0,000 (< 0,05) Pendapatan (X5) sebesar 8,250 >
sehingga penelitian ini menyatakan 2,350 (t tabel) dengan level
terdapat pengaruh yang signifikan signifikan 0,000 (< 0,05) sehingga
variabel Umur (X1), Jenis kelamin variabel ini berpengaruh signifikan
(X2), Pendidikan (X3), Anggota terhadap transformasi struktural
keluarga (X4), Pendapatan (X5) dan tenaga kerja (Y). Nilai t hitung
Kepemilikan lahan (X6) pengaruhnya untuk variabel Kepemilikan lahan
sebesar 88,3% terhadap transformasi (X6) sebesar 3,570 > 2,350 (t tabel)
struktural tenaga kerja (Y) Kemudian dengan level signifikan 0,000 (<
diketahui pula bahwa nilai R Square 0,05) sehingga variabel ini
pada penelitian ini adalah sebesar berpengaruh signifikan terhadap
0,883 sehingga pengaruh secara transformasi struktural tenaga kerja
keseluruhan variabel Umur (X1), (Y).
Jenbis kelamin (X2), Pendidikan

6
PEMBAHASAN Umur (X1), Jenbis kelamin (X2),
Indonesia sebagai negara Pendidikan (X3), Anggota keluarga
sedang berkembang tentu tidak lepas (X4), Pendapatan (X5) dan
dari ciri-ciri umum negara Kepemilikan lahan (X6) pengaruhnya
berkembang diantaranya yaitu 88,3% terhadap transformasi
besarnya jumlah penduduk, tingkat struktural tenaga kerja (Y).
pendidikan dan pendapatan per Kemudian diketahui pula bahwa
kapita yang rendah serta tingginya nilai R Square pada penelitian ini
angka pengangguran. Selain itu ada adalah sebesar 0,883 sehingga
pula berbagai penulisan yang pengaruh secara keseluruhan variabel
menyebutkan bahwa sektor industri Umur (X1), Jenis kelamin (X2),
mempunyai peranan sebagai sektor Pendidikan (X3), Anggota keluarga
pemimpin (leading sector), tolak (X4), Pendapatan (X5) dan Kepemilikan
ukur dari kemampuan sektor industri lahan (X6) pengaruhnya sebesar 88,3%
sehingga dapat dikatakan sebagai terhadap transformasi struktural tenaga
leading sector adalah kemampuan kerja (Y). Serta Nilai t hitung variabel
sektor industri dalam memberikan Pendapatan (X5) sebesar 8,250 > 2,350
kontribusi pada produk domestik (t tabel) dengan level signifikan 0,000
bruto, jumlah tenaga kerja yang (< 0,05) sehingga variabel ini
terserap, dan sumbangannya terhadap berpengaruh signifikan lebih besar
ekspor barang dan jasa. Sedangkan terhadap transformasi struktural tenaga
peranan sektor industri ditinjau dari kerja (Y) dibandingkan dengan variabel
aspek kesempatan kerja dapat dilihat lainnya.
dari jumlah angkatan kerja yang Pendapatan dapat didefinisikan
dapat terserap dalam sektor industri. sebagai besarnya hasil yang dicapai
Dari tabel satu dibawah akan tampak oleh seseorang dalam kurun waktu
bahwa sektor industri ternyata tertentu ( hari, minggu atau bulan)
mampu membuktikan sebagai salah yang diukur dalam nilai mata uang
satu sektor yang dapat menyerap (rupiah). Pendapatan dapat dilihat
tenaga kerja dalam jumlah besar. dalam dua istilah, relatif dan mutlak.
Berdasarkan hasil penelitian Pendapatan mutlak, sebagaimana
yang dilakukan tentang Karakteristik diteorikan oleh ekonom John
Sosial Ekonomi Yang Maynard Keynes, adalah hubungan
Mempengaruhi Transformasi yang seiring dengan kenaikan
Struktural Tenaga Kerja Sektor pendapatan, sehingga akan
Pertanian ke Sektor Industri Kulit. konsumsi, tetapi tidak pada tingkat
(Studi Kasus Pada Kawasan Sub yang sama (Economy professor,
urban Industri Kulit Desa Dilem 2008). Pendapatan relatif
Kecamatan Kepanjen Kabupaten menentukan seorang atau tabungan
Malang). Didapatkan hasil bahwa keluarga dan konsumsi berdasarkan
nilai F hitung 47,610 jika pendapatan keluarga dalam
dibandingkan dengan F tabel 3,480 kaitannya dengan orang lain.
maka 47,610 > 3,480 dengan Pendapatan adalah sebuah ukuran
signifikan 0,000 (< 0,05) sehingga yang umumnya digunakan karena
penelitian ini menyatkaan terdapat relatif mudah untuk mengetahui
pengaruh yang signifikan variabel individu bagi sebagian besar.

7
Perubahan transformasi Sitanggang, I.R. dan N. D.
struktural tenaga kerja yang terjadi Nachrowi. 2004. Pengaruh
pada masyarakat di desa Dilem Struktur Ekonomi pada
kecamatan Kepanjen kabupaten Penyerapan Tenaga Kerja
Malang adalah dengan berpindahnya Sektoral di Indonesia Analisis
sebagian masyarakat petani ke Model Demometrik. Jurnal
industri kulit, hal ini dikarenakan Ekonomi dan Pembangunan
adanya perubahan nilai pendapatan. Indonesia Vol. 5, h.103 133
Seperti yang disajikan pada tabel 4.6
bahwa pendapatan disektor pertanian Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
sebagian besar responden yaitu 26 Bisnis. Bandung : Alfabeta.
orang (57,8%) menyebutkan
pendapatan perbulannya hanya Sumanto, A. 2009.Identifikasi Faktor-
mencapai kisaran Rp 1 juta, setelah Faktor Sosial-Ekonomi Migrasi
melakukan kegiatan disektor industri Tenaga Kerja (Kasus Ibu Rumah
apakah dengan alasan menjaul lahan, Tangga yang Bekerja dari Sektor
sebagai kerja sampingan atau alasan Pertanian ke Sektor Non
lainnya maka pendapatan sebagian Pertanian.Dalam Jurnal Ekonomi
besar meningkat antara Rp 1 juta Pembangunan Vol. 1, No.2.
Rp 2 juta/bulan yaitu ada 30 orang Malang: Universitas NegeriMalang.
(66,7%).
Apabila kondisi ini terus World Bank, 2006. Factor Affecting
berkembang dan berkelanjutan maka Employment in Rural Non-Farm
lambat laun sektor pertanian Enterprises in Indonesia.
khususnya didesa desa Dilem Revitalizing The Rural Economy:
kecamatan Kepanjen kabupaten AnAssessment of The Investment
Malang akan semakin berkurang. Climate Faced by Non-Farm
Kenyataan ini tentunya menjadi Enterprisesat The District Level,
suatu tantangan bagi pemerintah diakses tanggal 25 Juni 2016, dari
setempat dan pemerintah daerah http://siteresources.worldbank.org
kabupaten Malang untuk mencari /INTINDONESIA/Resources/Pub
solisi dalam memecahkan lication/280016-
transformasi struktural tenaga kerja. 1152870963030/RICAFINALe.pd
f
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. Kabupaten


Malang DalamAngka 2011

Badan Pusat Statistik. Produk


Domestik Regional Bruto Kota
Malang Menurut Lapangan
Usaha 2010 2014

Anda mungkin juga menyukai