DI RS BUNDA
1. Latar Belakang
Surveilans Infeksi nosokomial yang terjadi di RS Bunda dilakukan pengambilan data
setiap bulan, kemudian dibuat laporan data surveilans bulanan, triwulan, per 3 bulan, dan 1
tahun. Kejadian infeksi nosokomial yang dilakukan surveilans antara lain ILO (infeksi luka
operasi), phlebitis, dan ISK (infeksi saluran kemih). Surveilans mulai dilakukan bulan Juli-
september 2016. Dengan hasil data yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Dari data surveilans infeksi nosokomial bulan Juli-september 2016 didapatkan hasil
bahwa kejadian phlebitis menunjukkan angka yang cukup tinggi dibandingkan kejadian
infeksi nosokomial yang lain yaitu infeksi luka operasi (ILO) dan infeksi saluran kemih yang
tidak pernah terjadi di RS Bunda. Meskipun telah ada progress penurunan angka kejadian
phlebitis di setiap bulan mulai bulan Juli-september 2016, tetap perlu dilakukan penyusunan
ICRA (Infection Control Risk Assesment) kejadian phlebitis sebagai suatu perencanaan proses
kontrol infeksi.
PEMAKAIAN KATETER VENA DI RS BUNDA
TRIWULAN III
3
-------------------------------------------------- x 100
312
= 0.89%
2
-------------------------------------------------- x 100
480
= 0.41%
2. Jumlah plebitis Instalasi Ruang Bersalin
--------------------------------------------------------------X 100
Jumlah hari pemakaian kateter vena perifer
1
-------------------------------------------------- x 100
198
= 0.5 %
3
-------------------------------------------------- x 100
420
= 0.71%
1
-------------------------------------------------- x 100
225
= 0.44 %
1
-------------------------------------------------- x 100
318
= 0.31%
1
-------------------------------------------------- x 100
465
= 0.46%
0
-------------------------------------------------- x 100
297
= 0%
ICRA (INFCTION CONTROL RISK ASSESMENT) KEJADIAN PHLEBITIS
DI RS BUNDA
Berdasarkan hasil laporan data surveilans per 3 bulan periode bulan Juli-September
2016 didapatkan angka kejadian phlebitis yang cukup tinggi di RS Bunda. Maka dari itu
dibuat ICRA kejadian phlebitis sebagai suatu perencanaan proses kontrol infeksi.
4. Penentuan Skor
SIKLUS PDSA
Plan (P) Rencana : Mengetahui tingkat kepatuhan perawat dalam penerapan SPO
pemasangan infus
Harapan : perawat melakukan SPO dengan benar
Do (D) Mengamati setiap tindakan pemasangan infus, desinfeksi, observasi
dan perawatan/ dressing area insersi infus sesuai SPO
Membuat penilaian dengan ceklist
Study (S) Analisa hasil survei : Beberapa perawat lupa melakukan prosedur
desinfektan, teknik pemasangan infus kurang benar, lupa melakukan
obsevasi dan perawatan/ dressing area insersi infus
Action (A) Rencana tindak lanjut :
Telaah ulang SPO dan dilakukan perbaikan
Pelatihan petugas tentang prosedur cara pemasangan & pemeliharaan
infus yang benar secara periodik
Memasang infus dengan teknik yang benar dan peralatan steril
Perlu dibuat form audit & dilakukan penilaian kepatuhan pelaksanaan
SPO pemasangan infus secara berkala
Diharapkan rencana tersebut terlaksana secara konsisten
Prioritas masalah terakhir adalah kurangnya kepatuhan hand hygiene dan pemakaian
APD. Sudah dilakukan audit ketaatan hand hygiene dan pemakaian APD setiap bulan sekali,
dan hasil penilaian audit sudah semakin baik setiap bulannya. Namun ketaatan hand hygiene
dan pemakaian APD ini belum mencapai 100%.
SIKLUS PDSA
Plan (P) Terus melakukan sosialisasi hand hygine dan pemakaian APD terutama
pada perawat dan karyawan baru sampai melakukan dengan baik dan
benar kemudian dilakukan penilaian.
Do (D) Dilakukan penilaian/ audit pada perawat dan karyawan baru
Study (S) Analisa hasil survei : perawat masih sering lupa dan melakukan cuci
tangan di 5 moment, dan kurang kesadaran pemakaian APD, sarung tangan
yang tidak steril, masker yang dipakai berulang kali
Action (A) Rencana tindak lanjut :
Sosialisasi berulang hand hygine dan pemakaian APD terutama pada
perawat dan karyawan baru
Dilakukan audit lebih sering dan lebih ketat (diberlakukan punishment)
untuk meningkatkan kepatuhan hand hygine dan pemakaian APD
Diharapkan rencana tersebut terlaksana secara konsisten