Persiapan Prabedah
Persiapan Prabedah
2. PERSIAPAN PASIEN
2.1 Check Up Preoperatif Oleh Ahli Bedah
Sebelum dilangsungkan operasi, ahli bedah mulut atau operator biasanya
memeriksakan perencanaan operasi untuk memastikan kembali apakah hasil
yang ditemukan dari pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan fisik dalam
keadaan normal atau tidak. Biasanya para ahli bedah lebih menyukai untuk
mengunjungi pasien sebelum pengobatan operatif dilaksanakan.
Jawaban pasien mengenai penyakit-penyakit sistemik yang kita ajukan
tidaklah menjamin bahwa pasien mengatakan yang sebenarnya. Ia mungkin
tidak meyadari bahwa keadaan itu terjadi. Setidaknya kita harus mengetahui
riwayat kesehatan pasien yang meliputi kesehatan umum, rasa sakit yang ada,
obat-obatan dan pengobatan, alergi, dan tekanan darah. Pertanyaan yang
berkenaan dengan perawatan terakhir dan dokter yang merawat merupakan
informasi tambahan yang bermanfaat.
Jika ahli laboratorium menemukan sejarah dan pemeriksaan fisik dalam
keadaan abnormal, maka operasi harus dibatalkan dan hanya dilakukan medical
treatment saja hingga kondisi fisik pasien memungkinkan untuk dilakukan
operasi dengan resiko yang seminimal mungkin.
Jika seluruh hasil pemeriksaannya ditemukan dalam keadaan normal,
segera dilanjutkan ke ruang operasi, kemudian dilakukan juga pengecekan
terhadap instrument bedah yang akan digunakan, juga peralatan lainnya.
2.1.1 Pemeriksaan Darah Pasien
Tes darah yang dilakukan pada pasien digunakan untuk diagnosis dari
berbagai macam kondisi. Tes ini digunakan sebagai alat bantu dalam
mendiagnosis kondisi oral seperti: menghitung jumlah darah, estimasi dari
hemoglobin, tes untuk waktu perdarahan dan pembekuan darah dan lain-lain.
Estimasi Hemoglobin
Tes ini dapat dibuat dengan berbagai metode. Tes Sahli dilakukan oleh
asam hemati, metode ini pada umumnya digunakan. Nilai hemoglobin normal
adalah 14-17 gm per 100cc (nilai 15,1 unit Sahli dinyatakan sebagai 100 persen).
Tabung yang biasa digunakan adalah Sahli hemoglobinometer, tabung ini diisi
dan ditandai hingga ke 10 dengan 0,1 larutan asam hidrochloric normal. Darah
dimasukkan ke dalam pipet hingga 20 mm, tandai lalu tiup ke dalam tabung yang
mengandung asam, kemudian dicampur dan dibiarkan untuk satu menit. Cairan
diencerkan dengan air destilasi (suling) setetes demi setetes, dicampur setelah
penambahan, dan warna disesuaikan dengan standar dalam perbandingan
tabung. Hasil meniskus dari larutan menunjukkan persentase hemoglobin.
Index Warna
Persentase hemoglobin dibagi dengan persentase sel darah merah
memberikan suatu index warna. Persentase sel darah merah ini ditemukan
dengan membagi 5.000.000 (jumlah normal sel per cu. mm) dengan darah dalam
milimeter kubik dari individu tertentu. Jadi, jika seseorang memiliki 2.500.000 sel
darah merah per milimeter kubik darah, ia memiliki 50 persen dari normal sel-sel
darah merah; jika ada 3,500,00, jumlah sel merah adalah 70 persen dari normal.
Jika hemoglobin individu adalah 40 persen dan persentase eritrosit adalah 50,
indeks warna adalah 40 dibagi dengan 50, atau 0,8. Dalam kasus anemia indeks
warna ini di bawah 1. Pada anemia pernisiosa index warna diatas 1
2.2 Pemeriksaan intra oral pasien
Pemeriksaan rongga mulut setidaknya mencakup jaringan lunak, gigi,
oklusi dan malposisi gigi, serta jaringan pendukung dan stuktur gigi. Semua hasil
riwayat dan pemeriksaan dicatat dengan teliti. Riwayat kesehatan secara
periodik diperbaharui yaitu dua tahun sekali untuk pasien di bawah 40 tahun dan
1 tahun sekali untuk pasien berumur lebih dari 40 tahun.
5. PERSIAPAN RUANGAN
Sejak ditemukan teknik asepsis di ruang operasi, para dokter gigi juga
harus mengetahui dengan segala detailnya teknik tersebut. Sehingga dokter gigi
dapat mengerti mengenai teknik asepsis dan mengadaptasikannya ke dalam
klinik giginya. Asepsis dalam ruang operasi sangat dijaga kebersihannya oleh
supervisornya secara terus-menerus dari satu pasien ke pasien yang lainnya.
Untuk pasien yang ditemukan menderita penyakit menular seperti
tuberculosis, difteri, dan sebagainya, ada persiapan khusus untuk tindakan
asepsisnya. Setelah menerima pasien dengan penyakit menular tersebut, harus
dilakukan sterilisasi secara keseluruhan pada lantai, kursi gigi, meja steril, dan
lampu.
5.1 Dekontaminasi
Kebersihan saja tidaklah cukup untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
kontaminasi silang. Dekontaminasi permukaan-permukaan yang tersentuh
sekresi mulut pasien, instrumen atau tangan operator biasanya bisa diatasi
dengan bahan kimia antikuman (dalam tabel). Semua permukaan kerja yang
terkontaminasi, pertama-tama dilap dengan handuk pengisap untuk
menghilangkan bahan-bahan-bahan organik kemudian didesinfeksi dengan
larutan pemutih (clorox diencerkan dalam perbandingan 1:10 sampai 1:100
tergantung bahan organik yang ada). Hal tersebut dilakukan setiap hari. Pemutih
adalah salah satu bahan anti kuman yang murah dan efektif, namun perlu
diperhatikan bahwa bahan ini bersifat korosif terhadap logam khususnya
alumunium.