Anda di halaman 1dari 11

e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014)

PENGARUH ETIKA PROFESI, KECERDASAN INTELEKTUAL,


KECERDASAN EMOSIONAL, DAN KECERDASAN SPIRITUAL
TERHADAP OPINI AUDITOR
(Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Wilayah Bali)

1
Ni Luh Gede Sukmawati, 1Nyoman Trisna Herawati, 2Ni Kadek Sinarwati

Jurusan Akuntansi Program S1


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {niluhgdsukmawati@yahoo.co.id, aris_herawati@yahoo.co.id,


kadeksinar20@gmail.com}@undiksha.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh etika profesi, kecerdasan
intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual terhadap opini auditor.
Penelitian ini dilakukan pada KAP wilayah Bali, dimana auditornya sebagai
sampel dalam penelitian ini. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive
Sampling, dengan sampel 60 responden. Jenis data yang digunakan dalam penelitian
adalah data primer. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
kuesioner. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda dengan
bantuan program SPSS versi 19.00
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) etika profesi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap opini auditor, (2) kecerdasan intelektual berpengaruh positif dan
signifikan terhadap opini auditor, (3) kecerdasan emosional berpengaruh positif dan
signifikan terhadap opini auditor, (4) kecerdasan spiritual berpengaruh positif dan
signifikan terhadap opini auditor, (5) etika profesi, kecerdasan intelektual, kecerdasan
emosional, dan kecerdasan spiritual secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
opini auditor.

Kata kunci: Etika Profesi, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan


Spiritual, Opini Auditor.

Abstract
This research is aimed to know the effect of ethic in profession, intelectuality,
emotionality, and spiritual inteligence toward auditors' opinion.
This research is conducted to public accountants in area of bali in which the
auditors is the sample in this research. Sample is taken by purposive sampling with 60
respondents.the data used in this research is primer data.the method used to collect the
data is delivering qustionaire. The data analysis used is double linear regretion analysis
by appliying spss programe vesion 19.00
The findings of this research shows that (1) ethic in profession gives possitif and
significant impact toward auditors' opinion, (2) intelectuality gives positif and significant
impact toward the auditors'opinion, (3) emotional inteligence gives positif and significant
impact toward auditors' opinion, (4) spiritual inteligence gives possitive impact toward the
auditors' opinion, (5) ethic in profession, intelectuality, emotional inteligence, and spiritual
inteligence simultaneously give significant impact toward the auditors' opinion.

Keywords: Auditors' Opinion, Emotional Inteligence, Ethic in Profession, Intelectuality,


Spiritual Inteligence and.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014)

karena tidak mampu memahami dan


mengaplikasikan pengetahuan dan
PENDAHULUAN pengalamannya baik dalam bidang
Dalam era globalisasi ini, semakin akuntansi maupun disiplin ilmu lain yang
berkembangnya dunia bisnis dengan relevan. Dengan demikian kecerdasan
prakteknya yang sering sekali menyimpang intelektual akan memengaruhi kemampuan
jauh dari aktivitas moral. Padahal auditor untuk melakukan pemeriksaan/audit
pertimbangan etika sangatlah penting bagi dengan baik, tepat dan efektif.
status profesional dalam menjalankan Menurut Goleman (dalam Uno,
aktivitasnya. Salah satu profesi yang ada di 2010: 69), makin kompleks pekerjaan,
dalam lingkungan bisnis yang eksistensinya makin penting kecerdasan emosi. Emosi
dari waktu ke waktu semakin diakui oleh yang lepas kendali dapat membuat orang
masyarakat bisnis itu sendiri adalah profesi pandai menjadi bodoh. Tanpa kecerdasan
auditor. emosi, seseorang tidak akan mampu
Mengingat peranan auditor menggunakan kemampuan kognitif mereka
sangatlah dibutuhkan oleh kalangan dunia sesuai dengan potensi yang maksimum.
usaha, maka mendorong para auditor untuk Widagdo (2001) dalam Kusuma (2011)
memahami pelaksanaan etika yang berlaku menyatakan seseorang dengan kecerdasan
dalam menjalankan profesinya. Etika emosional yang berkembang dengan baik,
profesi merupakan faktor organisasional kemungkinan besar akan berhasil dalam
yang akan mempengaruhi kinerja seorang kehidupannya karena mampu menguasai
auditor. Ada beberapa elemen penting yang kebiasaan berfikir yang mendorong
harus dimiliki oleh auditor, yaitu: (1) produktivitas. Demikian halnya sebagai
keahlian dan pemahaman tentang standar seorang auditor kecerdasan emosional
akuntansi atau standar penyusunan laporan diperlukan untuk membantu auditor di
keuangan, (2) standar dalam melakukan pemeriksaan guna
pemeriksaan/auditing, (3) etika profesi, (4) mendeteksi kebenaran atas laporan
pemahaman terhadap lingkungan bisnis keuangan yang disajikan klien. Sejalan
yang diaudit. Sehingga syarat utama yang dengan penelitian yang dilakukan oleh
harus dimiliki oleh seorang auditor adalah Wijayanti (2012), yang menyatakan bahwa
wajib memegang teguh aturan etika profesi kecerdasan emosional akan mempermudah
yang berlaku. Maka dari itu, etika profesi seorang auditor untuk melakukan
merupakan sarana pengaturan diri yang pemeriksaan, memiliki motivasi yang kuat,
sangat menentukan bagi pelaksanaan mengontrol diri/emosi, rasa empati serta
profesi sebagaimana diharapkan oleh keterampilan dalam bersosialisasi akan
masyarakat membantu auditor dalam menelusuri bukti-
Seorang auditor selain wajib bukti audit serta informasi terkait
memegang teguh aturan etika profesi yang Seorang auditor yang memiliki
berlaku, di dalam bekerja hingga pemahaman atau kecerdasan emosi dan
menentukan opini audit seorang auditor kecerdasan spiritual yang tinggi, akan
juga dituntut untuk menggunakan mampu bertindak atau berperilaku dengan
kecerdasan emosional dan kecerdasan etis dalam profesinya dan organisasi.
spiritualnya, tidak hanya intelektual saja. Apabila seorang auditor tidak memiliki
Seorang auditor dalam membuat keputusan kemampuan spiritual yang tinggi, maka
pasti menggunakan lebih dari satu seorang auditor tersebut bisa saja
pertimbangan rasional, yang didasarkan melakukan hal yang menyimpang misalnya
atas pelaksanaan etika yang berlaku dalam saja tidak jujur. Dalam profesi akuntan,
memberikan opini audit. seorang auditor dituntut integritas, dan
Apabila di dalam melakukan kejujuran agar obyektif. Seorang auditor
pemeriksaan/audit baik auditor junior bisa saja tidak jujur karena mendapat honor
maupun auditor senior hanya mematuhi lebih dari klien. Oleh karena itu Sprititual
etika profesinya saja, tanpa kecerdasan Quotient (SQ) merupakan landasan yang
intelektualnya auditor tidak dapat diperlukan untuk memfungsikan Intelligence
melakukan prosedur audit yang benar Quotient (IQ) dan Emotional Quotient (EQ)
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014)

secara efektif. Secara singkat kecerdasan menerapkan etika dalam bisnis. Selain
spiritual mampu mengintegrasikan dua memahami etika profesi, seorang auditor
kemampuan lain yang sebelumnya telah dalam memberikan sebuah opini juga harus
disebutkan yaitu kecerdasan intelektual dan memahami kecerdasan intelektual,
kecerdasan emosional (Idrus 2002 dalam kecerdasan emosional, dan kecerdasan
Choiriah 2013). spiritual, karena dengan mempunyai ketiga
Banyak kasus kegagalan kecerdasan tersebut seorang auditor
perusahaan yang dikaitkan dengan diharapkan dapat berbuat tegas dalam
kegagalan auditor yang terjadi belakangan memberikan opini yang tepat mengenai
ini, diawali dengan kasus Enron yang laporan keuangan kliennya walaupun dalam
melibatkan salah satu kantor akuntan publik keadaan tertekan.
The Big Five Arthur Andersen. Di Indonesia Ada beberapa permasalah yang
sendiri, kegagalan audit atas laporan perlu dikaji lebih lanjut yaitu pertama,
keuangan PT. Telkom yang melibatkan apakah etika profesi berpengaruh terhadap
KAP Eddy Pianto dan rekan-rekan, dimana opini auditor kedua, apakah kecerdasan
laporan auditan PT. Telkom ini tidak diakui intelektual berpengaruh terhadap opini
oleh SEC (pemegang otoritas terbesar auditor ketiga, apakah kecerdasan
pasar modal di Amerika Serikat). Adanya emosional berpengaruh terhadap opini
peristiwa ini mengharuskan dilakukannya auditor keempat, apakah kecerdasan
audit ulang terhadap laporan keuangan PT. spiritual berpengaruh terhadap opini auditor
Telkom oleh KAP yang lain. dan kelima, apakah etika profesi,
Dari kasus-kasus tersebut kecerdasan intelektual, kecerdasan
membuktikan bahwa masih belum emosional, dan kecerdasan spiritual secara
optimalnya kecerdasan intelektual, simultan berpengaruh terhadap opini
kemampuan mengelola emosi, spiritualitas auditor.
dan pelaksanaan etika profesi oleh auditor, Dalam rangka menjawab
sehingga kinerja yang mereka berikan juga permasalahan tersebut penelitian ini
tidak optimal dan menurunnya kepercayaan bertujuan untuk membuktikan secara
masyarakat terhadap KAP secara umum empiris Pengaruh etika profesi, kecerdasan
dan khusunya KAP dimana mereka bekerja intelektual, kecerdasan emosional, dan
dimata publik. Kepatuhan terhadap kode kecerdasan spiritual terhadap opini auditor.
etik menjadi hal yang penting dalam Hasil dari penelitian ini sangat
menjaga dan meningkatkan kepercayaan bermanfaat, yakni: pertama, manfaat
masyarakat terhadap profesi akuntan dan teoritis yaitu dapat menjadi referensi dan
jasa yang diberikan auditor, disamping memberikan sumbangan konseptual bagi
kepatuhan terhadap SAK, SPAP dan peneliti sejenis maupun bagi maupun
peraturan lainnya. Pernyataan etika profesi civitas akademika lainnya dalam rangka
yang dikeluarkan IAI menjadi standar mengembangkan ilmu pengetahuan untuk
minimum perilaku etis para akuntan publik. perkembangan dan kemajuan dunia
Keputusan auditor dilakukan melalui bentuk pendidikan.
opini mengenai kewajaran laporan Kedua, Manfaat Praktis yakni Dapat
keuangan, maka dari itu auditor digunakan sebagai masukan bagi pihak
menggunakan laporan audit untuk KAP, sebagai bahan masukan dalam
mengkomunikasikan opininya terhadap mengetahui faktor-faktor yang
laporan keuangan yang diperiksanya. mempengaruhi pertimbangan pemberian
Penelitian ini di titik beratkan pada opini auditor, khusunya yang terkait dengan
profesi auditor independen yang bekerja etika profesi, kecerdasan intelektual,
pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di kecerdasan emosional, dan kecerdasan
wilayah Bali, karena aktivitas profesi auditor spiritual sehingga di kemudian hari dapat
tidak terlepas dari aktivitas bisnis yang dijadikan masukan untuk meningkatkan
menuntut mereka untuk bekerja secara kinerjanya. Dan sebagai bahan evaluasi
profesional sehingga selain harus bagi para auditor sehingga dapat
memahami dan menerapkan etika profesi, meningkatkan kinerjanya sebagai akuntan
mereka juga harus memahami dan public
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014)

dengan etika profesi terdiri dari 14 item


pernyataan, bagian ketiga berisikan
METODE sejumlah pernyataan yang berhubungan
Penelitian ini akan dilakukan di dengan kecerdasan intelektual terdiri dari 7
Kantor Akuntan Publik yang ada di wilayah item pernyataan, bagian keempat berisikan
Bali. Rancangan penelitian yang akan sejumlah pernyataan yang berhubungan
digunakan untuk menganilisis penelitian dengan kecerdasan emosional terdiri dari
mengenai Pengaruh Etika Profesi, 11 item pernyataan, bagian kelima
Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan berisikan sejumlah pernyataan yang
Emosional, Kecerdasan Spiritual terhadap berhubungan dengan kecerdasan spiritual
Opini Auditor adalah tipe penelitian yang terdiri dari 6 item pernyataan, dan
penjelasan (explanatory / confirmatory bagian keenam berisikan sejumlah
research), karena penelitian ini bermaksud pernyataan yang berhubungan dengan
untuk menjelaskan hubungan kasual antara opini auditor terdiri dari 8 item pernyataan.
variabel-varibel melalui pengujian hipotesis Metode perskalaan yang digunakan
yang telah durumuskan sebelumnya. dalam penelitian ini adalah skala likert 5
Penelitian ini termasuk dalam penelitian poin untuk setiap pernyataan yang diajukan
dengan pendekatan kuantitatif karena data kepada responden. semua pernyataan
yang digunakan berbentuk angka-angka. merupakan pernyataan positif. Setiap
Data yang digunakan dalam penelitian ini pernyataan disediakan lima alternatif
adalah data primer. Data primer diperoleh jawaban, yaitu Sangat Tidak Setuju (STS),
dengan menggunakan daftar pernyataan Tidak Setuju (TS), Ragu (R), Setuju (S),
(kuesioner) yang telah terstruktur dengan dan Sangat Setuju (SS)
tujuan untuk mengumpulkan informasi dari Variabel bebas (dependent variables)
auditor pada Kantor Akuntan Publik wilayah dalam penelitian ini adalah etika profesi,
Bali. kecerdasan intelektual, kecerdasan
Populasi dalam penelitian ini adalah emosional, kecerdasan spiritual dan
seluruh auditor yang bekerja pada Kantor variabel terikat (independent variable)
Akuntan Publik (KAP) di Bali yang dalam penelitian ini adalah opini auditor.
merupakan anggota Institut Akuntan Publik Analisis data yang digunakan adalah
Indonesia (IAPI) tahun 2013. Pada uji kualitas data yang terdiri dari uji validitas
penelitian ini populasi berjumlah sebanyak dan reliabilitas. Uji asumsi klasik yang
84 auditor. terdiri dari uji normalitas, uji
Teknik penentuan sampel yang multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.
digunakan dalam penelitian ini adalah Uji hipotesis menggunakan uji regresi linear
metode nonprobability sampling dengan berganda, uji koefesien determinasi (R2), uji
teknik purposive sampling, yaitu metode simultan (uji F), dan Uji hipotesi (uji t)
penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu, dimana anggota sampel akan HASIL DAN PEMBAHASAN
dipilih sedemikian rupa sehingga sampel Responden dalam penelitian ini adalah
yang dibentuk tersebut dapat mewakili sifat- auditor yang berkerja pada kantor akuntan
sifat populasi (Sugiyono, 2009: 122). publik wilayah Bali. Dimana jumlah
Sampel yang digunakan dalam penelitian kuesioner yang disebarkan kepada
ini sejumlah 60 responden. responden sebanyak 69 kuesioner,
Penelitian ini menggunakan kuesioner yang dikembalikan sebanyak 60
instrumen berupa kuesioner yang diadopsi kuesioner dan kuesioner yang tidak kembali
dari penelitian Kusuma (2012) dengan sebanyak 9 kuesioner dikarenakan
modifikasi dan penelitian Pande (2012) dan responden menolak mengisi kuesioner
Rubiyanto (2010) dalam Swari (2013) mengingat kesibukan auditor. Semua
dengan modifikasi yang terdiri dari enam kuesioner yang dikembalikan pengisiannya
bagian yaitu: bagian pertama berisikan lengkap dan memenuhi ketentuan sehingga
sejumlah pertanyaan tentang data diri tidak ada kuesioner yang gugur.
responden, bagian kedua berisikan Perhitungan dari data tersebut
sejumlah pernyataan yang berhubungan menghasilkan tingkat pengembalian
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014)

responden (response rate) sebesar 87 Sementara auditor yang mempunyai


persen dan tingkat pengembalian yang pengalaman bergabung dalam satu tim
dapat dianalisis (useable response rate) audit lebih dari lima kali berjumlah 23 orang
sebesar 87 persen. atau sebesar 38,4%, dan tidak terdapat
Karakteristik responden penelitian auditor yang belum pernah bergabung
yang meliputi jenis kelamin, lama berkerja dalam satu tim audit pada penelitian ini.
pada KAP bersangkutan, latar belakang Pengujian statistik deskriptif
pendidikan, jabatan atau posisi, serta mandaptkan hasil untuk Variabel etika
pengalaman bergabung dalam tim audit profesi (X1) mempunyai nilai minimum
selama bekerja pada KAP bersangkutan. sebesar 55,00, nilai maksimum sebesar
Pada penelitian ini dari 60 responden 71,00, mean sebesar 61,82, dan standar
penelitian, terdapat 35 orang atau 58,3% deviasi sebesar 4,98. Ini berarti bahwa
auditor laki-laki, sedangkan terdapat 23 terjadi perbedaan nilai etika profesi yang
orang atau sebesar 41,7% auditor diteliti terhadap nilai rata-rata sebesar 4,98.
perempuan. Dari 60 orang responden pada Variabel kecerdasan intelektual (X2)
penelitian ini, auditor yang bekerja kurang mempunyai nilai minimum sebesar 26,00,
dari sampai dengan 1 tahun pada KAP nilai maksimum sebesar 35,00, mean
yang bersangkutan berjumlah 32 orang sebesar 29,83, dan standar deviasi sebesar
atau sebesar 53,3%. Sementara auditor 2,10. Ini berarti bahwa terjadi perbedaan
yang bekerja lebih dari satu tahun pada nilai kecerdasan intelektual yang diteliti
KAP yang bersangkutan berjumlah 28 terhadap nilai rata-rata sebesar 2,10.
orang atau sebesar 46,7%. Tingkat Variabel kecerdasan emosional (X3)
pendidikan terakhir responden pada mempunyai nilai minimum sebesar 41,00,
penelitian ini didominasi oleh auditor yang nilai maksimum sebesar 55,00, mean
memiliki pendidikan terakhir pada tingkat sebesar 46,78, dan standar deviasi sebesar
S1 yaitu sebanyak 49 orang atau sebesar 4,17. Ini berarti bahwa terjadi perbedaan
81,7%. Auditor yang mempunyai nilai kecerdasan emosional yang diteliti
pendidikan terakhir pada tingkat SMA/D3 terhadap nilai rata-rata sebesar 4,17.
adalah sebanyak 5 orang atau sebesar Variabel kecerdasan spiritual (X4)
8,3%. Auditor yang mempunyai pendidikan mempunyai nilai minimum sebesar 24,00,
terkahir pada tingkat S2 adalah sebanyak 5 nilai maksimum sebesar 30,00, mean
orang atau sebesar 8,3%. Auditor yang sebesar 25,85, dan standar deviasi sebesar
mempunyai pendidikan terakhir pada 2,20. Ini berarti bahwa terjadi perbedaan
tingkat S3 adalah sebanyak 1 orang atau nilai kecerdasan spiritual yang diteliti
sebesar 1,7% Dari 60 responden pada terhadap nilai rata-rata sebesar 2,20.
penelitian ini paling banyak responden Variabel opini auditor (Y) mempunyai
menjabat sebagai junior auditor yaitu nilai minimum sebesar 25,00, nilai
sebanyak 47 orang atau sebesar 78,3%. maksimum sebesar 40,00, mean sebesar
Responden yang menjabat sebagai senior 33,25, dan standar deviasi sebesar 4,11.
auditor yaitu sebanyak 8 orang responden Ini berarti bahwa terjadi perbedaan nilai
atau sebesar 13,3%. Responden yang opini auditor yang diteliti terhadap nilai rata-
menduduki jabatan sebagai manajer yaitu rata sebesar 4,11.
sebanyak 4 orang atau sebesar 6,7%. Uji validitas menunjukkan sejauh mana
Sementara jabatan lain-lain yaitu sebagai alat ukur tersebut mengukur apa yang
supervisor terdapat 1 orang responden atau seharusnya diukur. Pengujian validitas
sebesar 1,7%. Tidak terdapat responden dapat dilakukan dengan menghitung
yang menjabat sebagai partner dalam korelasi antara skor masing-masing butir
penelitian ini. Pengalaman bergabung pernyataan dengan total skor sehingga
dalam satu tim audit bagi masing-masing didapat nilai pearson correlation. Suatu
responden pada KAP yang bersangkutan, instrumen dikatakan valid apabila nilai r
didominasi oleh auditor yang mempunyai pearson correlation terhadap skor total lebih
pengalaman bergabung dalam satu tim besar dari r kritis (0,30). Hasil uji validitas ini
audit kurang dari sama dengan lima kali menunjukkan bahwa seluruh item
berjumlah 37 orang atau sebesar 61,6%. pertanyaan dalam kuesioner memiliki nilai r
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014)

pearson correlation terhadap skor total lebih masing variabel lebih besar dari 10% atau
besar dari r kritis (0,30) artinya seluruh item 0,1. Demikian juga dengan nilai VIF
dinyatakan valid. masing-masing variabel yang lebih kecil
Uji reliabilitas dilakukan terhadap dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa
instrumen dengan menggunakan uji statistik model regresi bebas dari masalah
cronbachc alpha, apabila lebih besar dari multikolinearitas dan dapat digunakan
0,60 maka instrumen yang digunakan dalam penelitian.
reliabel (Ghozali, 2006:42). Hasil yang Hasil uji heteroskedastisitas
diperoleh dari pengujian reliabilitas menunjukan bahwa nilai sig. masing-
instrumen penelitian menunjukkan variabel masing variabel berada di atas 0,05
kecerdasan intelektual, kecerdasan sehingga model regresi yang digunakan
emosional, kecerdasan spiritual, dan opini bebas heteroskedastisitas.
auditor memiliki koefisien Cronbachc Alpha Pada penelitian ini pengujian hipotesis
lebih besar dari 0,60 sehingga dapat dilakukan dengan analisis regresi berganda
dinyatakan bahwa semua pernyataan pada yang dihitung dengan memakai program
kuesioner tersebut reliabel. Statistical Package for The Social Sciences
Hasil pengujian uji normalitas (SPSS). Analisis regresi linear berganda
menunjukkan bahwa koefisien Asymp. Sig berguna untuk mengetahui pengaruh etika
(2-tailed) adalah 0,350 yang lebih besar profesi, kecerdasan intelektual, kecerdasan
dari 0,05. Hal ini berarti model regresi emosional, dan kecerdasan spiritual
berdistribusi normal. terhadap opini auditor pada kantor akuntan
Hasil uji multikolinearitas menunjukkan publik di Bali.
bahwa bahwa nilai tolerance masing-

Tabel 1 Hasil Regresi Linear Berganda

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Variabel Std.
B Error Beta T Sig.
(Constant) -2,886 1,690 -1,708 0,093
Etika Profesi (X1) 0,070 0,032 0,092 2,174 0,034
Kecerdasan
0,230 0,099 0,149 2,326 0,024
Intelektual (X2)
Kecerdasan
0,117 0,047 0,142 2,463 0,017
Emosional (X3)
Kecerdasan Spiritual
1,146 0,119 0,750 9,646 0,000
(X4)
2
Adjusted R 0,903
F Hitung 138,709
Sig. F 0,000
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
sebesar 0,117, 4 = kecerdasan spiritual
Berdasarkan tabel 1 dapat disusun sebesar 1,1,46 = Error.
persamaan regresi sebagai berikut: Nilai konstanta sebesar -2,886 menyatakan
Y = a + 1X1 + 2X2 + 3X3 + 4X4 + ...(1) bahwa apabila variabel etika profesi (X1),
Y= -2,886+ 0,070 X1 + 0,230 X2 + 0,117 X3 kecerdasan intelektual (X2), kecerdasan
+ 1,146 X4 + emosional (X3), dan kecerdasan spiritual
Dimana :Y= opini auditor, a = Bilangan (X4) sama dengan nol, maka opini auditor
kostanta sebesar -2,886, 1 = etika profesi menurun sebesar 2,886 satuan. Nilai
sebesar 0,070, 2 = kecerdasan intelektual koefisien 1 = 0,070 menunjukkan bahwa
sebesar 0,230, 3 = kecerdasan emosional terdapat pengaruh positif antara variabel
etika profesi (X1) terhadap variabel opini
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014)

auditor (Y) sebesar 0,070. Hal ini berarti Hasil uji t terhadap variabel
apabila variabel independensi (X1) naik kecerdasan intelektual (X2) tingkat
sebesar 1 satuan dengan asumsi bahwa signifikansi t untuk uji dua sisi sebesar
variabel bebas lainnya konstan, maka 0,024 maka tingkat signifikansi t untuk uji
variabel opini auditor (Y) akan mengalami satu sisi menjadi 0,012 yang lebih kecil dari
peningkatan sebesar 0,070 satuan. Nilai 0,05 sehingga H2 diterima. Hal ini berarti
koefisien 2 = 0,230 menunjukkan bahwa bahwa kecerdasan intelektual berpengaruh
terdapat pengaruh positif antara variabel positif dan signifikan terhadap opini auditor.
kecerdasan intelektual (X2) terhadap Hasil uji t terhadap variabel
variabel opini auditor (Y) sebesar 0,230. Hal kecerdasan emosional (X3) menunjukkan
ini berarti apabila variabel kecerdasan tingkat signifikansi t untuk uji dua sisi
intelektual (X2) naik sebesar 1 satuan sebesar 0,017 maka tingkat signifikansi t
dengan asumsi bahwa variabel bebas untuk uji satu sisi menjadi 0,0085 yang
lainnya konstan, maka variabel opini auditor lebih kecil dari 0,05 sehingga H3 diterima.
(Y) akan mengalami peningkatan sebesar Hal ini berarti bahwa kecerdasan emosional
0,230 satuan. Nilai koefisien 3 = 0,117 berpengaruh positif dan signifikan terhadap
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh opini auditor.
positif antara variabel kecerdasan Hasil uji t terhadap variabel
emosional (X3) terhadap variabel opini kecerdasan spiritual (X4) menunjukan
auditor (Y) sebesar 0,117. Hal ini berarti tingkat signifikansi t untuk uji dua sisi
apabila variabel kecerdasan emosional (X3) sebesar 0,000 maka tingkat signifikansi t
naik sebesar 1 satuan dengan asumsi untuk uji satu sisi menjadi 0,000 yang lebih
bahwa variabel bebas lainnya konstan, kecil dari 0,05 sehingga H4 diterima. Hal ini
maka variabel opini auditor (Y) akan berarti bahwa kecerdasan spiritual
mengalami peningkatan sebesar 0,117 berpengaruh positif dan signifikan terhadap
satuan. Nilai koefisien 4 = 1,146 opini auditor.
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh Berdasarkan hasil Berdasarkan
positif antara variabel kecerdasan spiritual hasil uji F, nilai Fhitung lebih besar dari nilai
(X4) terhadap variabel opini auditor (Y) Ftabel atau 138,709 > 2,53 dan nilai sig. lebih
sebesar 1,146. Hal ini berarti apabila kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau 0,000 <
variabel kecerdasan spiritual (X4) naik 0,05, maka H05 ditolak atau Ha5 diterima. Ini
sebesar 1 satuan dengan asumsi bahwa menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
variabel bebas lainnya konstan, maka signifikan secara simultan etika profesi,
variabel opini auditor (Y) akan mengalami kecerdasan intelektual, kecerdasan
peningkatan sebesar 1,146 satuan. emosional, dan kecerdasan spiritual
Hasil perhitungan koefisien terhadap opini auditor.
determinasi, didapatkan nilai koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,903. Hal ini Pengaruh Etika Profesi terhadap Opini
mengandung pengertian bahwa 90,3 Auditor
persen variasi opini auditor dipengaruhi Berdasarkan hasil yang disajikan
oleh variasi etika profesi, kecerdasan pada Tabel 1 terlihat bahwa nilai 1 = 0,070
intelektual, kecerdasan emosional, dan dengan tingkat signifikansi uji t uji satu sisi
kecerdasan spiritual, sedangkan sisanya sebesar 0,017 yang menunjukkan angka
9,7 persen dipengaruhi oleh faktor lainnya lebih kecil daripada taraf nyata dalam
yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. penelitian ini yaitu 0,05. Hal tersebut
Berdasarkan hasil uji t terhadap menunjukkan variabel etika profesi
variabel etika profesi (X1) menunjukkan berpengaruh positif dan signifikan secara
tingkat signifikansi t untuk uji dua sisi statistik terhadap opini auditor. Dengan
sebesar 0,034 maka tingkat signifikansi t demikian hipotesis pertama (H1) dapat
untuk uji satu sisi menjadi 0,017 yang lebih diterima yaitu etika profesi berpengaruh
kecil dari 0,05 sehingga H1 diterima. Hal ini positif dan signifikan terhadap opini auditor.
berarti bahwa etika profesi berpengaruh Hasil penelitian ini konsisten dengan
positif dan signifikan terhadap opini auditor. penelitian Kusuma (2012) dimana hasil
penelitiannya menyimpulkan bahwa etika
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014)

profesi berpengaruh positif dan signifikan kecerdasan intelektual auditor nantinya


terhadap pertimbangan tingkat materialitas akan memengaruhi pertimbangan
akuntan publik dalam memberikan sebuah pemberian opini auditor tersebut. Sama
opini. Setiap akuntan publik juga halnya dengan penjelasan sebelumnya
diharapkan memegang teguh Etika Profesi memang tidak semua auditor berhak
yang sudah ditetapkan oleh Institut Akuntan mengeluarkan opini audit namun hingga
Publik Indonesia, agar situasi persaingan sampai pada pernyataan opini tentunya
tidak sehat dapat dihindarkan. Tanpa etika, dilakukan pemeriksaan/audit terlebih dahulu
profesi akuntansi tidak akan ada karena kemudian hasil pemeriksaan tersebut
fungsi akuntansi adalah penyedia informasi menjadi dasar penentuan opini oleh auditor
untuk proses pembuatan keputusan bisnis yang berwenang. Melalui kecerdasan
oleh para pelaku bisnis. Dengan intelektualnya auditor dapat berpikir
menjunjung tinggi Etika Profesi diharapkan rasional untuk mempertimbangkan bukti-
tidak terjadi kecurangan diantara para bukti audit guna menilai kesesuaian laporan
akuntan publik, sehingga dapat keuangan klien yang akan menjadi dasar
memberikan opini auditor yang benar-benar penentuan opini. Tanpa memiliki
sesuai dengan laporan keuangan yang kecerdasan intelektual yang memadai
disajikan oleh kliennya. auditor tidak akan mampu memahami dan
mengaplikasikan pengetahuan serta
Pengaruh Kecerdasan Intelektual keterampilannya baik dalam bidang
terhadap Opini Auditor akuntansi maupun auditing yang
Berdasarkan hasil perhitungan yang diperolehnya pada pendidikan formal
disajikan pada Tabel 1 di atas terlihat maupun non formal. Semakin tinggi
bahwa nilai 2 = 0,230 dengan tingkat pengetahuan auditor dalam bidang
signifikansi t uji satu sisi sebesar 0,012 akuntansi dan bidang auditing atau dengan
yang menunjukkan angka lebih kecil kata lain semakin tinggi aspek kognitif yang
daripada taraf nyata dalam penelitian ini dimiliki auditor berarti semakin tinggi pula
yaitu 0,05. Hal tersebut menunjukkan kecerdasan intelektualnya. Semakin tinggi
variabel kecerdasan intelektual kecerdasan intelektual auditor semakin
berpengaruh positif dan signifikan secara membantu auditor dalam mendeteksi
statistik terhadap opini auditor. Dengan kekeliruan yang terkandung dalam laporan
demikian hipotesis kedua (H2) dapat keuangan klien yang nantinya akan
diterima yaitu kecerdasan intelektual memengaruhi opini auditor.
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
opini auditor. Pengaruh Kecerdasan Emosional
Hasil penelitian ini didukung oleh terhadap Opini Auditor
penelitian Rubiyanto (2010) yang Berdasarkan hasil perhitungan yang
menunjukkan bahwa kecerdasan intelektual disajikan pada Tabel 1 di atas terlihat
berpengaruh terhadap profesi seorang bahwa nilai 3 = 0,117 dengan tingkat
auditor karena dalam melakukan signifikansi t uji satu sisi sebesar 0,0085
pemeriksaan auditor harus memiliki yang menunjukkan angka lebih kecil
kecakapan dan keahlian profesional yang daripada taraf nyata dalam penelitian ini
memadai. Kecakapan profesional auditor yaitu 0,05. Hal tersebut menunjukkan
dapat diukur dengan kecerdasan intelektual variabel kecerdasan emosional
auditor itu sendiri. Selain itu hasil penelitian berpengaruh positif dan signifikan secara
ini didukung oleh Agoes dan Ardana statistik terhadap pertimbangan pemberian
(2009:163) yang menyatakan bahwa untuk opini auditor. Dengan demikian hipotesis
profesi akuntan salah satunya mencakup kedua (H3) dapat diterima yaitu kecerdasan
aspek kognitif yaitu pengetahuan akuntansi emosional berpengaruh positif dan
dan disiplin ilmu terkait (knowledge). Aspek signifikan terhadap pertimbangan
kognitif ini dapat dinilai berdasarkan pemberian opini auditor.
kecerdasan intelektual. Hasil penelitian Hasil penelitian ini didukung oleh
pada kantor akuntan publik di Bali ini penelitian Kusuma (2011) yang
menunjukkan bahwa semakin tinggi menggunakan variabel kecerdasan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014)

emosional terhadap pengambilan Hasil penelitian ini didukung oleh


keputusan auditor yang menunjukkan penelitian Wijayanti (2012) yang
bahwa kecerdasan emosional yang diukur menyatakan bahwa seorang auditor selain
melalui pengendalian diri, motivasi dan dituntut untuk menggunakan
keterampilan sosial berpengaruh positif dan independensinya, di dalam bekerja juga
signifikan terhadap auditor dalam dituntut untuk menggunakan kecerdasan
pengambilan keputusan. Hasil penelitian spiritualnya. Hasil penelitian pada kantor
pada kantor akuntan publik di Bali ini akuntan publik di Bali ini menunjukkan
menunjukkan bahwa semakin tinggi bahwa semakin tinggi kecerdasan spiritual
kecerdasan emosional auditor akan seorang auditor akan semakin
semakin memengaruhi opini auditor itu memengaruhi pertimbangan pemberian
sendiri. Sama halnya dengan penjelasan di opini auditor itu sendiri. Sebagaimana yang
atas bahwa memang tidak semua auditor dikatakan oleh Nggermanto (2002:123)
berhak menentukan opini, namun hingga (dalam Trihandini, 2005), seorang yang
sampai pada pernyataan pendapat mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi
tentunya perlu dilakukan pemeriksaan/audit merupakan orang yang mempunyai prinsip
terlebih dahulu. Di dalam melakukan dan visi yang kuat, mampu mengelola dan
pemeriksaan/audit tanpa kecerdasan emosi bertahan dalam menghadapi kesulitan.
auditor tidak dapat menggunakan potensi Demikian halnya pada seorang auditor,
kemampuan kognitif mereka dengan sebaik untuk dapat sampai pada pernyataan
baiknya. Selain itu melalui kecerdasan pendapat atau opini audit tentunya terlebih
emosional yang tinggi auditor dapat dahulu harus mengumpulkan bukti-bukti
mengelola emosinya ketika menghadapi terkait laporan keuangan yang disajikan
tekanan sehingga dapat tetap fokus dalam klien. Untuk mendapatkan bukti tersebut
melaksanakan tugasnya. Memberikan salah satu cara yang dapat dilakukan
auditor kemampuan untuk memotivasi diri adalah memperoleh informasi terkait dari
sendiri dan bertahan dalam menghadapi pihak lain seperti manajemen, karyawan,
stress atau tekanan. Membantu auditor dan pihak luar yang terkait secara lisan,
bekerja sama dan berinteraksi dengan baik serta keterangan tertulis berupa dokumen
dalam tim sehingga dapat melakukan (Halim 2008:45). Ada kalanya auditor di
pemeriksaan dengan baik. Hasil dalam mengumpulkan informasi tersebut
pemeriksaan ini akan menjadi landasan mengalami kesulitan-keslitan seperti
dalam penentuan opini. Selain itu semakin misalnya adanya pembatasan dari pihak
tinggi kecerdasan emosionalnya, semakin manajemen atau karyawan maupun pihak
terampil auditor mengetahui mana yang lain yang terkait, informasi yang ditutup-
benar terkait dengan laporan keuangan tutupi atau dokumen yang tidak dapat
klien yang nantinya akan memengaruhi ditemukan. Kesulitan tersebut akan dapat di
opini auditor. atasi oleh auditor melalui kecerdasan
spiritualnya yang tinggi yang membantu
Pengaruh Kecerdasan Spiritual terhadap auditor dapat tetap bertahan, mencari
Opini Auditor alternatif lain hingga dapat mengumpulkan
Berdasarkan hasil perhitungan yang bukti secara maksimal yang akan
disajikan pada Tabel 1 di atas terlihat memengaruhi kesimpulan
bahwa nilai 4= 1,146 dengan tingkat pemeriksaan/audit. Dengan demikian
signifikansi t uji satu sisi sebesar 0,000 auditor dapat memenuhi tanggung
yang menunjukkan angka lebih kecil jawabnya sebagai seorang auditor
daripada taraf nyata dalam penelitian ini profesional yang dapat memberikan opini
yaitu 0,05. Hal tersebut menunjukkan audit yang sesuai dengan keadaan
variabel kecerdasan spiritual berpengaruh sebenarnya.
positif dan signifikan secara statistik
terhadap opini auditor. Dengan demikian
hipotesis kedua (H4) dapat diterima yaitu
kecerdasan spiritual berpengaruh positif
dan signifikan terhadap opini auditor.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014)

Pengaruh Secara Simultan Etika Profesi, Kedua, kecerdasan intelektual


Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Emosional, dan Kecerdasan Spiritual opini auditor pada kantor akuntan publik di
terhadap Opini Auditor Bali. Kecerdasan intelektual dapat
Hipotesis kelima menyatakan bahwa ditunjukkan melalui pengetahuan akuntansi
etika profesi, kecerdasan intelektual, dan disiplin ilmu terkait yang dimiliki auditor.
kecerdasan emosional, dan kecerdasan Semakin tinggi kecerdasan intelektual
spiritual secara simultan berpengaruh auditor, semakin mampu auditor melakukan
signifikan terhadap opini auditor. Hasil pemeriksaan/audit dengan baik melalui
pengujian statistik menunjukkan nilai pengetahuannya baik di bidang akuntansi
signifikan pada tingkat signifikansi 0,05 maupun auditing untuk mendeteksi
dengan p value 0,000 atau 0,000 < 0,05. kesesuain antara laporan keuangan klien
Hasil ini didukung oleh hasil perhitungan dengan prinsip akuntansi yang berlaku
nilai f hitung 138,709 > f tabel 2,53. Hal ini umum yang akan memengaruhi opini
menunjukkan bahwa etika profesi, auditor.
kecerdasan intelektual, kecerdasan Ketiga, kecerdasan emosional
emosional, dan kecerdasan spiritual secara berpengaruh positif dan signifikan terhadap
simultan terhadap opini auditor. opini auditor pada kantor akuntan publik di
Dari hasil analisis secara bersama- Bali. Kecerdasan emosional ditunjukkan
sama diketahui bahwa variabel yang melalui kemampuan auditor dalam
dominan mempengaruhi opini auditor mengelola emosinya agar tidak lepas
adalah kecerdasan spiritual, ini dibuktikan kendali sehingga dapat memaksimalkan
dengan nilai koefisien regresi yang paling kemampuan kognitif yang dimilikinya,
besar yaitu 1,146 dibanding dengan mengatur emosi dalam menghadapi
koefisien regresi variabel yang lainnya. tuntutan klien, bekerja sama dan
Selain itu ditunjukkan hasil Adjusted R berkoordinasi dengan baik dalam tim
Square sebesar 0,903 yang menunjukkan sehingga dapat melakukan
bahwa 90,3 persen variabel opini auditor pemeriksaan/audit dengan baik yang akan
dapat dijelaskan oleh etika profesi, memengaruhi opini auditor.
kecerdasan intelektual, kecerdasan Keempat, kecerdasan spiritual
emosional, dan kecerdasan spiritual. Hal berpengaruh positif dan signifikan terhadap
tersebut berarti etika profesi, kecerdasan opini auditor pada kantor akuntan publik di
intelektual, kecerdasan emosional, dan Bali. Kecerdasan spiritual ini ditunjukkan
kecerdasan spiritual ditingkatkan, opini melalui sikap moral. Semakin tinggi
auditor akan semakin meningkat. kecerdasan spiritualnya semakin
membentengi diri auditor untuk berperilaku
SIMPULAN DAN SARAN etis sesuai dengan norma-norma profesi
Simpulan dan norma-norma moral. Selain itu semakin
Berdasarkan hasil analsis data dan tinggi kecerdasan spiritual seorang auditor
pembahasan di atas, maka dapat ditarik semakin mampu ia bertahan dalam
simpulan sebagai berikut: menghadapi kesulitan selama melakukan
Pertama, etika profesi berpengaruh tugasnya sehingga akan memengaruhi
positif dan signifikan terhadap opini auditor kesimpulan pemeriksaan yang dituangkan
pada kantor akuntan publik di Bali. Setiap dalam bentuk opini auditor.
akuntan publik juga diharapkan memegang Kelima, etika profesi, kecerdasan
teguh etika profesi yang sudah ditetapkan intelektual, kecerdasan emosional, dan
oleh Institut Akuntan Publik Indonesia, agar kecerdasan spiritual secara simultan
situasi persaingan tidak sehat dapat berpengaruh signifikan terhadap opini
dihindarkan. Dengan menjunjung tinggi auditor.
etika profesi diharapkan tidak terjadi
kecurangan diantara para akuntan publik, Saran
sehingga dapat memberikan opini auditor Saran-saran yang dapat diberikan
yang benar-benar sesuai dengan laporan berkaitan dengan hasil penelitian serta
keuangan yang disajikan oleh kliennya.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol:2 No:1 Tahun 2014)

untuk kesempurnaan penelitian selanjutnya Kecerdasan Emosional Terhadap


yaitu: Pengambilan Keputusan Bagi
Peneliti selanjutnya disarankan Auditor (Studi Empiris pada Kantor
dapat menambah jumlah sampel dengan Akuntan Publik dan Badan
cara memperluas wilayah penelitan hingga Pemeriksa Keuangan di Semarang),
keluar daerah atau bahkan dapat dilakukan Skripsi. Universitas Diponegoro,
penelitian pada kantor akuntan publik di Semarang.
seluruh Indonesia sehingga hasil penelitian
dapat digeneralisasikan. Selain itu pada Kusuma, Novanda Friska. 2012. Pengaruh
penelitian selanjutnya diharapkan dapat Profesionalisme Auditor, Etika
menambah variabel-variabel lain yang Profesi dan Pengalaman Auditor
dianggap dapat berpengaruh terhadap opini terhadap Pertimbangan Tingkat
auditor. Materialitas, Skripsi. Universitas
Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP) Negeri Yogyakarta.
dapat disampaikan saran agar disamping
secara terus menerus mengirim auditor Rubiyanto, Eko.2010. Pengaruh
untuk mengikuti pendidikan profesi Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan
berkelanjutan guna meningkatkan Emosional, Dan Kecerdasan
kecerdasan intelektual, juga perlu Spiritual Terhadap Etika Profesi
mengadakan atau mengikuti pelatihan- Auditor. Skripsi Sarjana pada
pelatihan yang dapat mempertahankan dan Jurusan Akuntansi pada Fakultas
meningkatkan kecerdasan emosional dan Ekonomi Universitas Udayana.
kecerdasan spiritual.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: Alfabeta
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno dan Ardana, I Cenik. 2009. Swari, Candra Mitha Swari. 2013. Pengaruh
Etika Bisnis dan Profesi : Tantangan Independensi, Kecerdasan
Membangun Manusia Seutuhnya. Intelektual, Kecerdasan Emosional,
Jakarta: Salemba Empat. dan Kecerdasan Spiritual Terhadap
Pertimbangan Pemberian Opini
Choiriah, Anis. 2013. Pengaruh Kecerdasan Auditor. Skripsi Sarjana pada
Emosional, Kecerdasan Intelektual, Jurusan Akuntansi Fakultas
Kecerdasan Spiritual, dan Etika Ekonomi Universitas Udayana.
Profesi Terhadap Kinerja Auditor Trihandini, R.A Fabiola Meirnayati. 2005.
dalam Kantor Akuntan Publik (Studi Analisis Pengaruh Kecerdasan
Empiris pada Auditor dalam Kantor Intlektual, Kecerdasan Emosi dan
Akuntan Publik di Kota Padang dan Kecerdasan Spiritual terhadap
Pekanbaru), Skripsi. Universitas Kinerja Karyawan. Tesis Program
Negeri Padang, Padang. Studi Magister Manajemen Program
Pascasarjana Universitas
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Diponogoro Semarang
Multivariate dengan program
SPSS. Cetakan IV. Badan Uno, Hamzah B. 2010. Orientasi Baru
Penerbit Universitas Diponegoro. Dalam Psikologi Pembelajaran.
Semarang. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Halim, Abdul. 2008. Auditing (Dasar-dasar Wijayanti, Gersontan Lewi. 2012. Peran
Audit LaporanKeuangan) Jilid 1. Edisi Kecerdasan Emosional Dan
keempat. Yogyakarta: UPP AMP Kecerdasan Spiritual Dalam
YKPN. Meningkatkan Kinerja Auditor.
Dalam Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Kusuma, Hendra Sandika. 2011. Pengaruh Akuntansi Vol 1, No.2
Pelaksanaan Etika Profesi dan

Anda mungkin juga menyukai