Anda di halaman 1dari 6

Antibiotik

menghambat
sintesis
dinding sel
MEKANISME KERJA :
BETA LAKTAM
Antibiotik beta-laktamase bekerja membunuh bakteri dengan cara menginhibisi
sintesis dinding selnya. Pada proses pembentukan dinding sel, terjadi reaksi
transpeptidasi yang dikatalis oleh enzim transpeptidase dan menghasilkan
ikatan silang antara dua rantai peptida-glukan. Enzim transpeptidase yang
terletak pada membran sitoplasma bakteri tersebut juga dapat mengikat
antibiotik beta-laktam sehingga menyebabkan enzim ini tidak mampu
mengkatalisis reaksi transpeptidasi walaupun dinding sel tetap terus dibentuk.
Dinding sel yang terbentuk tidak memiliki ikatan silang dan peptidoglikan yang
terbentuk tidak sempurna sehingga lebih lemah dan mudah terdegradasi. Pada
kondisi normal, perbedaan tekanan osmotik di dalam sel bakteri gram negatif
dan di lingkungan akan membuat terjadinya lisis sel. Selain itu, kompleks
protein transpeptidase dan antibiotik beta-laktam akan menstimulasi senyawa
autolisin yang dapat mendigesti dinding sel bakteri tersebut. Dengan demikian,
bakteri yang kehilangan dinding sel maupun mengalami lisis akan mati.
Laktam

PENISILIN
PENISILIN - G
INDIKASI INFEKSI TENGGOROKAN, MENINGITIS,
PNEUMONIA.
DOSIS INJEKSI I.M 2,4 4,8 g sehari dalam 4 dosis terbagi
atau 4 5 kali
Kontra Indikasi hipersensitivitas (alergi) terhadap penisilin.
Efek samping reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri
sendi, angioudem, anafilaksis, serum sickness-
like reaction; jarang, toksisitas sistem saraf
pusat termasuk konvulsi (terutama pada dosis
tinggi atau pada gangguan ginjal berat), nefritis
interstisial, anemia hemolitik, leukopenia,
trombositopenia dan gangguan pembekuan
darah; juga dilaporkan diare (termasuk kolitis
karena antibiotik).
Spektrum kerja Spectrum sempit
Interaksi obat Dengan vitamin C akan terjadi Inaktivasi
Penisilin, dengan antasida akan terjadi
Kelarutan penisilin G akan berkurang sehingga
jumlah absorbsinya berkurang
PENISILIN - V
INDIKASI Pengobatan infeksi yang disebabkan oleh
bakteri yang sensitif terhadap penicillin
meliputi infeksi saluran pernafasan, otitis
media, sinusitis, kulit, dan saluran kemih.
profilaksis pada demam rheumatoid.
DOSIS Dosis Oral: Infeksi Sistemik: Anak < 12
tahun, 25-50 mg/kg/hari dalam dosis terbagi
setiap 6-8 jam; dosis maksimal 3 g/hari.
Anak > 12 tahun dan dewasa: 125-500 mg
setiap 6-8 jam.
Profilaksis pneumococal: Anak < 5 tahun,
125 mg dua kali sehari. Anak > 5 tahun, dan
dewasa, 250 mg dua kali sehari. Profilaksis
demam reumatoid kambuhan: Anak < 5
tahun, 125 mg dua kali sehari. Anak > 5
tahun, dan dewasa, 250 mg dua kali sehari.
Penyesuaian dosis untuk gagal ginjal: ClCr
<10 mL/menit; diberikan 250 mg setiap 6
jam. Pemberian obat: Oral: Diberikan dalam
keadaan perut kosong untuk meningkatkan
absorbsi obat.
Kontra Indikasi Hipersensitif terhadap penisilin atau
komponen lain dalam sediaan.
Efek samping Gastrointestinal: diare sedang, muntah,
mual, atau kandidiasis. akut interstisial
nephritis konfusi anemia hemolitik positif
coombs test.
Spektrum kerja Spectrum sempit
Interaksi obat Interaksi Dengan Obat Lain: Meningkatkan
efek toksis: Probenezid dapat meningkatkan
kadar penisilin. Aminoglikosida
kemungkinan mempunyai efek sinergi
dengan penisilin. Penisilin kemungkinan
mempunyai meningkatkan efek paparan
metotreksat selama proses terapi
(monitoring). Menurunkan efek: Tetrasiklin
kemungkinan dapat menurunkan efektifitas
dari penisilin. Meskipun masih dalam
penelitian, efek kontrasepsi oral dapat
diturunkan efektifitasnya oleh penisilin.
Interaksi Dengan Makanan: Makanan dapat
menurunkan kadar absorbsi penisilin; dapat
menurunkan kadar obat dalam serum
plasma.

SEFALOSPORIN
Generasi I
sefazolin

INDIKASI Menghambat sintesis dinding selbakteri


melalui ikatan dengan 1 atau lebih ikatan
penisilin protein yang menghambat akhir
dari peptidaglikan
DOSIS Dewasa:1 gram per hari.

Dosis dapat ditingkatkan menjadi 3-5 gram

Anak dan bayi:

20-40 mg/kg/BB yang terbagi dalam 2-4


dosis

Dosis anak dapat ditingkatkan sampai:

100 mg/kg/BB
Kontra Indikasi Hipersensitivitas terhadap sefalosporin

Efek samping Diare, Sakit perut, Muntah, Ruam, Pusing,


Kelelahan, Gatal-gatal, Hepatitis yang bersifat
sementara
Spektrum kerja Spectrum sempit
Generasi II
SEFUROKSIM

INDIKASI Infeksi sedang sampai berat, infeksi saluran


nafas bagian atas, gonore, infeksi saluran
kemih
DOSIS oral: Untuk sebagian besar kasus, termasuk
infeksi saluran napas atas dan bawah: 250
mg dua kali sehari.
Gonore: 1 gram dosis tunggal. ANAK di
atas 3 bulan: 125 mg dua kali sehari

Kontra Indikasi Alergi terhadap antibiotik golongan


sefalosporin
Efek samping diare dan kolitis yang disebabkan oleh
antibiotik (keduany a karena penggunaan
dosis tinggi), mual dan muntah, rasa tidak
enak pada saluran cerna, sakit kepala, reaksi
alergi berupa ruam, pruritus, urtikaria, serum
sickness-like reactions dengan ruam, demam
dan artralgia, anafilaksis, sindroma Stevens-
Johnson, nekrolisis epidermal toksis,
gangguan fungsi hati, hepatitis transien dan
kolestatik jaundice; eosinofil, gangguan
darah (trombositopenia, leukopenia,
agranulositosis, anemia aplastik, anemia
hemolitik); nefritis interstisial reversibel,
gangguan tidur, hiperaktivitas, bingung,
hipertonia dan pusing, nervous
Spektrum kerja Spectrum sempit
Generasi III
SEFOTAKSIM

INDIKASI Infeksi saluran nafas bagian bawah, infeksi


saluran kemih dan kelamin, infeksi kulit dan
jaringan lunak dan infeksi dalam perut.
DOSIS

Kontra Indikasi
Efek samping
Spektrum kerja

Anda mungkin juga menyukai