Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KEGIATAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)

F3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana

KELAS IBU BALITA

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Program Internship

USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

DOKTER INTERNSHIP INDONESIA

Disusun oleh :

dr. Muhamad Tsalis Fithrony

dr. Ahmad Fakhruddin

dr. Amalia Puswitasari

dr. Adriani Sekar C

dr. Ani Safitri

Pusat Kesehatan Masyarakat Masaran 2

Kabupaten Sragen Jawa Tengah

Periode 1 Februari 2017 18 Mei 2017


LATAR Masa kehamilan merupakan masa yang rawan kesehatan,
BELAKANG
baik kesehatan ibu yang mengandung maupun janin yang
dikandungnya sehingga dalam masa kehamilan perlu dilakukan
pemeriksaan secara teratur. Hal ini dilakukan guna menghindari
gangguan sedini mungkin dari segala sesuatu yang
membahayakan terhadap kesehatan ibu dan janin yang
dikandungnya. Setiap tahunnya diseluruh dunia diperkirakan 4
juta bayi meninggal pada tahun pertama kehidupannya dan dua
pertiganya meninggal pada bulan pertama. Penyebab utama
kematian pada minggu pertama kehidupan adalah komplikasi
kehamilan dan persalinan seperti asfiksia, sepsis, dan komplikasi
berat lahir rendah (Depkes RI, 2008).
Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate
merupakan indikator yang lazim digunakan untuk menentukan
derajat kesehatan masyarakat, baik pada tatanan provinsi maupun
nasional. AKB merujuk pada jumlah bayi yang meninggal pada
fase antara kelahiran hingga bayi belum mencapai umur 1 tahun
per 1.000 kelahiran hidup. Saat ini Angka Kematian Bayi (AKB)
di Indonesia adalah tertinggi dibandingkan dengan negara
ASEAN lainnya. Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) 2007, Angka Kematian Bayi (AKB) di
Indonesia 34 per 1000 kelahiran hidup (Depkes, 2009). Bila
dirincikan 157.000 bayi meninggal dunia per tahun atau 430 bayi
meninggal dunia per hari. Dalam Millenium Development Goals
(MDGS), Indonesia menargetkan pada tahun 2015 Angka
Kematian Bayi (AKB) menurun menjadi 17 bayi per 1000
kelahiran.
Pada tahun 2016, Angka Kematian Bayi di Indonesia pun
terus mengalami penurunan. Namun, jumalh ini masih tergolong
tinggi, yaitu sekitar 25 kematian per 1000 kelahiran. Hal ini masih
belum mencapai target yang ditetapkan sebelumnya.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi
Angka Kematian Bayi adalah dengan memberikan pelayanan
kesehatan hingga tempat yang paling terpencil, salah satunya
dengan mengadakan posyandu balita. Posyandu balita merupakan
salah satu kegiatan puskesmas guna memberikan pelayanan
terpadu kepada masyarakat, khususnya untuk anak dan balita. Hal
ini diharapkan dapat menurunkan Angka Kematian Bayi yang ada
di Indonesia.
PERMASALAHAN Jawa Tengah merupakan salah satu daerah yang
menyumbangkan Angka Kematian Bayi yang cukup banyak, yaitu
sebesar 10,75 per 100.000 kelahiran hidup. Banyak hal yang dapat
menyebabkan tingginya Angka Kematian Bayi di seluruh dunia,
salah satunya adalah kurangnya kesadaran dari orang tua untuk
melakukan pemantauan berkala terhadapa anak mereka.
Pemerintah telah menyiapkan program posyandu balita
yang ada pada setiap puskesmas. Dengan adanya program ini
diharapkan dapat memantau tumbuh kembang anak sehingga
dapat mengurangi Angka Kematian Anak dan Bayi pada
khususnya.
PERENCANAAN Kegiatan yang dilakukan adalah pelaksanaan posyandu balita
DAN PEMILIHAN
di salah satu wilayah Puskesmas Masaran II. Adapun alat yang
INTERVENSI
dibutuhkan antara lain
1. Neraca Timbang Badan
2. Pengukur Tinggi Badan
PELAKSANAAN Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 8 april 2017, di
posyandu balita di desa Karang malang. Pada kegiatan ini
dilakukan pengukuran tinggi dan berat badan setiap anak yang
datang, serta mencatatnya pada buku KIA, agar dapat dilihat
grafik tumbuh kembang dari anak tersebut.
MONITORING Secara keseluruhan, kegiatan ini berjalan dengan lancar.
DAN
Hampir seluruh balita yang terdaftar di Posyandu Balita Karang
EVALUASI
malang datang mengikuti kegiatan tersebut. Pada saat pelaksanaan
sedikit mengalami kendala akibat adanya beberapa anak yang
kurang kooperatif saat hendak ditimbang atau diukur tinggi
badannya. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, dapat
menurunkan Angka Kematian Anak dan mencegah adanya gizi
buruk.
DOKUMENTASI
Komentar / Umpan Balik:

Sragen, 16 Mei 2017

Dokter Pendamping,

dr. Wahju Kurniawan

Anda mungkin juga menyukai