Anda di halaman 1dari 19

CASE BASED DISCUSSION

NON PSIKOTIK

PEMBIMBING :

dr. Aliyah Himawati R, Sp KJ

DISUSUN OLEH :

Mario Larsen Manurung (0561050083)

Fitria Maryolin (0761050082)

Nelson Reynaldo Harahap (0761050083)

Lizsa Dewi Oktavyanti (0761050080)

Ravensca Tamaela (07610500)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA

PERIODE 14 MEI 2012 9 JUNI 2012

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

1
Nomor Rekam Medis : 73990

Tanggal Kunjungan : 28 Mei 2012

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A. M
Umur : 66 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Menikah
Alamat : Lingkar II Mendud Rt.002/004 Mendud, Magelang
Pendidikan : SD (tamat)
Pekerjaan : Petani

II. RIWAYAT PSIKIATRIK


Alloanamnesis diperoleh dari :
Nama : Tn. W
Umur : 35 tahun
Hubungan : Menantu
Pekerjaan : Wiraswasta

A. Keluhan Utama
Pasien merasa takut dan cemas menjadi imam masjid sejak 1 bulan lalu

B. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan merasa takut dan cemas menjadi imam di
masjid dekat rumahnya sejak 1 bulan yang lalu. Rasa takut dan cemas yang dirasakan
pasien muncul tiba-tiba ketika pasien melihat banyak jamaah di masjid yang sudah
siap untuk melakukan sholat berjamaah. Awalnya, pasien adalah seorang imam di
masjid tersebut. Pasien selalu menjadi pemimpin sholat 5 waktu secara berjamaah dan
menjadi pemberi ceramah di masjid tersebut. Pasien juga sudah menjadi imam di
masjid tersebut sejak tahun 1975. Sejak lulus dari pendidikan santri di Pondok

2
Pesantren di Purworejo sekitar 30 tahun yang lalu, pasien adalah satu-satunya imam
di daerah tersebut.
Sejak 8 bulan lalu, pasien menjadi sering bermimpi tentang kematian. Pasien
pernah bermimpi tentang keranda jenazah, hanyut terbawa arus sungai , bertemu
dengan orang yang sudah meninggal dan secara tiba-tiba pasien menjadi sedih dan
takut pada kematian. Pasien suka membaca kitab- kitab yang salah satunya tentang
cerita-cerita siksa neraka, siksa alam kubur, dll sehingga pasien merasa ketakutan dan
cemas ketika membayangkan kehidupan setelah meninggal dunia (di alam kubur dan
siksa hari akhir).
1 bulan yang lalu, rasa takut dan cemas terhadap jamaah masjid yang siap-siap
melakukan sholat berjamaah tersebut muncul secara tiba-tiba dan langsung membuat
pasien gemetar dari tangan hingga ke bagian badan, serta diiringi detak jantung yang
semakin cepat. Selain itu juga timbul rasa dingin di bagian telapak tangan dan kadang
disertai dengan keringat di bagian badan, tangan dan wajah. Namun pasien masih mau
menjadi imam masjid.
2 minggu yang lalu, keluhan dirasakan pasien semakin berat. Pasien semakin
takut untuk menjadi imam di masjid karena bila melihat kerumunan dan barisan
jamaah pun pasien merasa jantungnya berdegup kencang. Sehingga pasien
memutuskan untuk tidak menjadi imam masjid untuk sementara waktu. Pasien juga
menjadi takut dan cemas setiap kali mendengar suara adzan. Pasien juga cemas ketika
mendengar berita kematian yang disiarkan melalui pengeras suara masjid. Pasien juga
merasakan nafsu makan berkurang dan tidur terganggu. Pasien tidur antara pukul 9
malam hingga 11 malam dan akan terbangun 2-3 kali pada tengah malam lalu sulit
tidur lagi dan kemudian akan bangun sekitar pukul 4-5 pagi.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya


1. Riwayat Gangguan Psikiatrik
Pasien tidak memiliki riwayat gangguan jiwa sebelumnya
2. Riwayat Gangguan Medis Umum
Pasien pernah dirawat di RSM karena patah tulang tungkai kanan akibat
kecelakaan motor th.1980. Pasien belum pernah mengalami kejang, tidak ada
riwayat asma dan alergi, HT disangkal, DM disangkal, riwayat trauma kepala
disangkal.
3. Riwayat penggunaan NAPZA, alkohol dan rokok

3
Pasien tidak pernah menggunakan NAPZA, pasien juga tidak pernah
mengkonsumsi alkohol, namun pasien merokok sejak th 1980an 2002.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien adalah anak keempat dari lima bersaudara. Riwayat prenatal dan perinatal
tidak didapatkan data yang valid. Tidak diketahui apakah kehamilan pasien
merupakan kehamilan yang dikehendaki oleh ibu dan ayah pasien atau tidak.
Tidak diketahui bagaimana kondisi ibu saat hamil apakah sehat dan tidak ada
kelainan atau tidak. Apakah kelahiran dengan usia kehamilan 9 bulan atau
kurang/ bahkan lebih. Tidak diketahui siapa yang membantu proses persalinan
ibu pasien dahulu.

2. Riwayat Masa Kanak Awal (0-3 tahun)


Pasien diasuh oleh orang tuanya dan tinggal di rumah orang tuanya di daerah
Mungkid, Magelang. Tidak didapatkan data valid mengenai riwayat tumbuh
kembang pasien seperti mengangkat kepala-berbalik telungkup atau tengkurap-
bisa duduk sendiri-merangkak-berdiri-berjalan apakah sesuai dengan usia
kronologisnya atau tidak. Juga tidak didapatkan data valid tentang pada usia
berapa pasien senang mengikuti objek dengan mata, saat melihat wajah orang
tersenyum, terkejut tehadap suara, mengenal ibunya dan menahan benda di
genggamannya.
Tidak didapatkan data valid pula mengenai usia pasien saat mamou mengarahkan
matanya pada benda kecil, tertawa atau menjerit saat diajak bermain, tersenyum
saat melihat mainan lucu atau gambar, mulai meraih mainan atau mendekati
seseorang, memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain, memegang benda
kecil dengan ibu jari, bergembira dengan melempar bola, mengeluarkan kata ma
atau pa, mengenali anggota keluarga nya, merasa takut dengan orang asing,
bermain tepuk tangan dan cilukba.
Tidak didapatkan data valid kapan pasien mulai dapat menirukan bunyi yang di
dengar, bicara suku kata, menunjukkan rasa ingin tahu yang besar, memasukkan
semua benda ke mulut dan mengerti perintah sederhana, mulai belajar 3-6 kata,
menyusun kubus 2-4 buah, belajar makan dan minum sendiri, mulai
memperlihatkan rasa cemburu atau bersaing terhadap orang lain, toilet training.

4
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Tidak didapatkan data valid mengenai riwayat masa kanak pertengahan. Tidak
diketahui apakah pada masa ini pasien mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan
begitu banyak bertanya atau tidak. Pasien mulai masuk SD (dahulu disebut
Sekolah Rakyat) saat berusia 7 tahun. Prestasi pasien di sekolah rata-rata. Pasien
tidak pernah tinggal kelas. Hubungan dengan teman-teman dan guru baik. Tidak
ditemukan data valid tentang kapan pasien dapat mengikat tali sepatunya sendiri,
menulis namanya sendiri, bisa bermain atau mengendarai sepeda, belajar
menghitung, bisa menggambar dan menulis.

4. Riwayat Masa Kanak Akhir (pubertas) dan Remaja

Pasien mengenyam pendidikan hingga tamat Sekolah Rakyat (sekarang Sekolah


Dasar), kemudian melanjutkan belajar agama di Pondok pesantren di Purworejo.
Pasien belum pernah berpacaran sampai keluar dari pondok pesantren

5. Riwayat Masa Dewasa


a. Riwayat Pendidikan
Pasien bersekolah dari SD (dahulu disebut sebagai Sekolah Rakyat), setelah
itu melanjutkan belajar agama di pondok pesantren di Purworejo.
b. Riwayat Pekerjaan
Sejak kembali dari pondok pesantren, pasien tinggal menetap di Mendut,
Mungkid dan bekerja sebagai petani di lahan sayurnya sampai th 1975 setelah
itu pasien menjadi imam di masjid dekat rumahnya.
c. Riwayat Pernikahan
Pasien menikah satu kali saat usia pasien 24 tahun , setelah berkenalan lalu
berpacaran selama 6 bulan.
d. Riwayat Hukum
Pasien tidak pernah melakukan tindakan yang melanggar hukum.
e. Riwayat Kehidupan Beragama
Pasien seorang pemeluk agama Islam yang rajin beribadah, sholat 5 waktu dan
rajin mengaji.
f. Riwayat Psikoseksual

5
Pasien menyadari bahwa dirinya seorang laki-laki, selama ini berpenampilan
dan berperilaku seperti laki-laki.
g. Riwayat Situasi Hidup
Saat ini pasien tinggal berenam di rumahnya bersama istri, anak tunggal nya
bersama suaminya dan tiga orang cucu. Pasien tinggal di rumah yang layak
untuk ditinggali.

E. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak keempat dari lima bersaudara. Semua saudara-saudara pasien
telah menikah. Ibu pasien telah meninggal sejak usia pasien 19 tahun. Ayah pasien
telah meninggal sejak th 1980an. Tidak ada keluarga yang memiliki riwayat gangguan
jiwa atau mempunyai keluhan yang sama dengan pasien.
Genogram :

KETERANGAN :
Laki -laki

Perempuan

Pasien

Meninggal dunia

6
F. Kehidupan Sosio-Ekonomi Sekarang
Pasien tinggal bersama istri, anak dan menantunya serta 3 orang cucu. Pasien
memiliki tanah dan sawah yang sebenarnya milik pemerintah Indonesia namun
dibantu dikelola oleh pasien. Setiap kali panen dapat menghasilakn pendapatan yang
cukup. Menantu pasien bekerja sebagai guru pemberi ceramah di beberapa universitas
di Jogjakarta dan juga memiliki counter penjualan pulsa elektronik di dekat
rumahnya.

G. Taraf Dapat Dipercaya


Alloanamnesis : dapat dipercaya
Autoanamnesis : dapat dipercaya

H. Grafik Perjalanan Penyakit

symptoms

Okt 2011 April 2012 saat ini

Fungsi sosial

III. STATUS MENTAL


A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien laki-laki, penampilan sesuai usia, rawat diri cukup, cara berpakaian
rapi (memakai baju koko warna biru tua, celana panjang hitam serta jaket),
rambut beruban, warna putih, rapi, kebersihan diri cukup.

2. Kesadaran
- Neurologis : composmentis

7
- Psikologis : jernih

3. Pembicaraan
- Kualitas : cukup
- Kuantitas : spontan, ide cerita banyak, volume cukup.

4. Sikap
Kooperatif

5. Perilaku
Normoaktif

6. Kontak psikis
Mudah ditarik, mudah dicantumkan.

B. Alam perasaan
1. Mood : Disforik
2. Afek : Appropriste

C. Gangguan persepsi
- Halusinasi :
Auditorik : tidak ada
Visual : tidak ada
Olfaktorik : tidak ada
Taktil : tidak ada
Gustatorik : tidak ada
Somatik : tidak ada

- Ilusi :
Visual : tidak ada
Auditorik : tidak ada
Olfaktorik : tidak ada
Gustatorik : tidak ada

8
D. Fungsi intelektual (kognitif)
- Intelegensi dan kemapuan informasi : baik
- Orientasi :
Waktu : baik
Orang : baik
Tempat : baik
Situasi : baik
- Daya ingat
Jangka segera : baik
Jangka pendek : baik
Jangka panjang : baik
- Konsentrasi dan perhatian : baik
- Kemampuan membaca dan menulis : baik
- Kemampuan visuospasial : baik
- Pikiran abstrak : baik
- Kemampuan menolong diri sendiri : baik

E. Proses pikir
- Arus pikir :
Kuantitatif : remming
Kualitatif : koheren
- Isi pikir : preokupasi
- Bentuk pikir : realistik

F. Pengendalian impuls
Pengendalian diri selama pemeriksaan : baik
Respon pasien terhadap pertanyaan periksa : baik

G. Tilikan
Derajat 6
1. Menyangkal bahwa dirinya sakit (impaired insight)
2. Mengakui dan menyangkal bahwa dirinya sakit pada saat yang bersamaan
3. Menyalahkan orang lain/ faktor eksternal sebagai penyebab sakitnya

9
4. Sadar bahwa sakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tidak diketahui dalam
dirinya
5. Sadar bahwa dirinya sakit tetapi tidak bisa menerapkan dalam
mengatasinya (intelectual insight)
6. Sadar bahwa dirinya sakit dan sudah bisa menerapkannya sampai
kesembuhannya (true insight)

IV. PEMERIKSAAN FISIK


A. Status Internus
1. Keadaan umum : tampak sakit ringan, kesan gizi cukup
2. Kesadaran : composmentis
3. Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Nadi : 92 x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,5oC
4. Kepala : normocephali, tidak ditemukan bekas luka
5. Mata : sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis,
pupil isokor, refleks cahaya +/+
6. Leher : kelenjar getah bening dan tiroid tidak membesar
7. Paru : suara napas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
8. Jantung : Bunyi jantung I-II reguler, murmur -, gallop -
9. Abdomen : datar, bising usus (+), supel, nyeri tekan (-), hepar
dan lien tidak teraba membesar
10. Ekstremitas : tonus dan pergerakan otot normal, edema (-)

B. Status Neurologis
1. GCS : E4M6V5 = 15
2. Kaku kuduk : (-)
3. Nervus Cranialis : tidak ada kelainan
4. Pemeriksaan motorik :

10
Superior Inferior
Kekuatan 5/5 5/5
Gerakan Bebas/bebas Bebas/bebas
Tonus N/N N/N
Trofi Eutrofi/ eutrofi Eutrofi/eutrofi

5. Pemeriksaan sensibilitas : +/+ ; +/+


6. Refleks fisiologis : ++/++ ; ++/++
7. Refleks patologis : -/- ; -/-

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium : tidak dilakukan pemeriksaan
b. Foto thorax : tidak dilakukan pemeriksaan

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


- Pasien laki-laki, 66 tahun datang dengan keluhan takut dan cemas
menjadi imam masjid sejak 1 bulan lalu. Sejak 8 bulan lalu, pasien
menjadi sering bermimpi tentang kematian. Pasien suka membaca
kitab- kitab yang salah satunya tentang cerita-cerita siksa neraka, siksa
alam kubur, dll sehingga pasien merasa ketakutan dan cemas ketika
membayangkan kehidupan setelah meninggal dunia (di alam kubur dan
siksa hari akhir). 1 bulan yang lalu, rasa takut dan cemas pasien
melihat banyak jamaah di masjid yang sudah siap untuk melakukan
sholat berjamaah dan meminta pasien menjadi imam. Gemetar, denyut
jantung >>>, dingin di telapak tangan, keringat + . 2 minggu lalu
keluhan dirasakan semakin berat.
- Takut dan cemas setiap kali mendengar suara adzan.
- Cemas ketika mendengar berita kematian yang disiarkan melalui
pengeras suara masjid
- Nafsu makan berkurang
- Tidur terganggu. Pasien tidur antara pukul 9 malam hingga 11 malam
dan akan terbangun 2-3 kali pada tengah malam lalu sulit tidur lagi dan
kemudian akan bangun sekitar pukul 4-5 pagi.

11
- Kesadaran : Neurologis : composmentis
Psikiatri : jernih
- Pembicaraan : spontan, ide cerita banyak
- Sikap dan perilaku : kooperatif dan normoaktif
- Mood : disforik
- Afek : appropriate
- Arus pikir : remming, koheren
- Isi pikir : preokupasi
- Tilikan : derajat 6 (true insight)
- Gangguan persepsi : (-)

VII. GEJALA YANG DIDAPAT


Sindrom anxietas
- Kecemasan ketika orang-orang menyapa di mesjid dan memintanya
menjadi imam
- Takut dengan orang-orang yang berkumpul di masjid
- Takut melihat keranda jenazah
- Takut mendengar suara adzan dan berita duka cita dari pengeras suara
masjid
- Takut akan kematian
- Minat dan rasa senang berkurang
- Dada berdebar-debar
- Tangan terasa lemas lunglai serta dingin
- Mudah lelah
- Hati murung dan sedih

12
VIII. DIAGNOSIS BANDING

F 32 EPISODE DEPRESIF
(PPDGJ III)
Gejala Utama : (pada derajat ringan, sedang dan berat)
- Afek depresif
- Kehilangan minat dan kegembiaraan, dan
- Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah
(rasa lelah yang nyata sesudah bekerja sedikit saja) dan menurunnya
aktivitas

Gejala lainnya :

- Konsentrasi dan perhatian berkurang


- Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
- Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
- Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
- Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
- Tidur terganggu
- Nafsu makan berkurang

13
1. F 32.11 Episode Depresif Sedang Dengan Gejala Somatik
Pedoman Diagnosis menurut Pada Pasien Ini
PPDGJ III
Sekurang-kurangnya harus ada 2 Terdapat hilangnya minat dan
dari 3 gejala utama depresi seperti kegembiraan
pada episode depresi ringan Berkurangnya energi mudah
(F30.0) lelah
Ditambah sekurang-kurangnya 3 Kepercayaan diri berkurang
(dan sebaiknya 4) dari gejala Tidur terganggu
lainnya Nafsu makan berkurang
Lamanya seluruh episode Sudah berlangsung selama 1 bulan
berlangsung minimal 2 minggu yang lalu
Mengalami kesulitan nyata untuk Menjadi lebih pendiam
meneruskan kegiatan sosial, Menarik diri dari lingkungan
pekerjaan dan urusan rumah sosial
tangga Perawatan diri baik
Kurang bersemangta pergi melihat
sawahnya
Dengan gejala somatik Jantung berdebar-debar, tangan terasa
lemar dan gemetaran serta terasa dingin

2. F 40 Gangguan Anxietas Fobik


Anxietas dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang jelas (dari luar
individu itu sendiri), yang sebenarnya pada saat kejadian ini tidak
membahayakan.
Kondisi lain (dari diri individu itu sendiri) seperti perasaan takut akan adanya
penyakit (nosofobia) dan ketakutan akan perubahan bentuk badan
(dismorfofobia) yang tak realistik dimasukkan dalam klasifikasi F45.2
(gangguan hipokondrik)
Sebagai akibatnya, objek atau situasi tersebut dihindari atau dihadapi dengan
rasa terancam
Secara subjektif, fisiologik dan tampilan perilaku, anxietas fobik tidak berbeda

14
dari anxietas lain dan dapat dalam bentuk yang ringan sampai yang berat
(serangan panik)
Anxietas fobik seringkali berbarengan (coexist) dengan deprsi. Suatu episode
depresif seringkali memperburuk keadaan anxietas fobik yang sudah ada
sebelumnya. Beberapa episode depresif dapat disertai anxietas fobik yang
temporer, sebaliknya afek depresif seringkali menyertai berbagai fobia,
khususnya agorafobia. Pembuatan diagnosis tergantung darimana yang jelas-
jelas timbul lebih dulu dan mana yang lebih dominan pada saat pemeriksaan.

3. F 41.1 Gangguan Cemas Menyeluruh


Pedoman Diagnosis Menurut Pada Pasien Ini
PPDGJ III
Penderita harus menunjukkan Selalu merasa takut dan cemas
anxietas sebagai gejala primer bahwa pasien akan meninggal
yang berlangsung hampit setiap dunia sewaktu-waktu
hari untuk beberapa minggu Takut dan cemas membayangkan
sampai beberapa bulan, yang alam kubur dan kehidupan setelah
tidak terbatas atau hanya meninggal dunia
menonjol pada keadaan situasi Takut mendengar suara adzan
khusus tertentu saja (sifatnya free Takut mendengar berita duka cita
floating atau mengambang) Takut melihat keranda jenazah
Gejala tersebut biasanya Jantung berdebar-debar, gemetar,
mencakup unsur-unsur berikut : lengan terasa lemas dan dingin
- kecemasan (khawatir akan nasib
buruk, merasa seperti di ujung
tanduk, sulit konsentrasi, dsb)
- ketegangan motorik (gelisah,
sakit kepala, gemetaran, tidak
dapat santai)
- overaktivitas otonomik (kepala
terasa ringan, berkeringat, jantung
berdebar-debar, sesak napas,
keluhan lambung, pusing kepala)

15
Pada anak-anak sering terlihat
adanya kebutuhan berlebihan
untuk ditenangkan (reassurance)
serta keluhan-keluhan somatik
berulang yang menonjol
Adanya gejala-gejala lain yang Menarik diri dari lingkungan
bersifar sementara (untuk sosial
beberapa hari) khususnya depresi, Perawatan diri baik
tidak membatalkan diagnosis Rasa malas keluar rumah, untuk
utama Gangguan Anxietas pergi ke sawah
Menyeluruh, selama hal tersebut
tidak memenuhi kriteria lengkap
dari episode depresif (F32.-)
gangguan anxietas fobik (F40.-)
gangguan panik (F41.-) atau
gangguan obsesif kompulsif
(F42.-)

4. F 41.2 Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi


Pedoman Diagnosis Menurut PPDGJ III
Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, dimana masing-masing tidak
menunjukkan ragkaian gejala yang nyata atau cukup berat untuk menegakkan
diagnosis tersendiri. Untuk anxietas, beberapa gejala otonomik harus
ditemukan walaupun tidak terus-menerus, disamping rasa cemas atau
kekhawatiran berlebihan
Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan, maka harus
dipertimbangkan kategori gangguan anxietas lainnya atau gangguan anxietas
fobik
Bila ditemukan sindrom depresi dan anxietas yang cukup berat untuk
menegakkan masing-masing diagnosis, maka kedua diagnosis tersebut harus
ditegakkan, dan diagnosis gangguan campuran tidak dapat digunakan. Jika

16
keran sesuatu hal hanya dapat dikemukakan satu diagnosis maka gangguan
depresif harus diutamakan
Bila gejala-gejala tersebut berkaitan dengan stress kehidupan yang jelas, maka
harus digunakan kategori F43.2 Gangguan Penyesuaian.

IX. DIAGNOSIS MULTI ALXIAL


Axis I : F 41.2 Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi
Axis II : R 46.8 Diagnosis tertunda
Axis III : Dalam batas normal
Axis IV : Masalah psikosoial penderita belum dapat ditegakkan
Axis V :GAF 60-51 (gejala sedang (moderate), disabilitas sedang)

X. TERAPI
a. Rawat jalan
b. Non-farmakoterapi
Suportif
- Memberi dukungan dan perhatian kepada pasien dalam
menghadapi masalah
- Memotivasi pasien agar rajin minum obat dengan teratur dan
rutin kontrol
- Membangkitkan semangat di hari tua pasien
- Membantu menyiapkan mental pasien untuk lebih siap
menghadapai kematian, karena sebagai makhluk Tuhan semua
juga akan kembali kepadaNya.
Kognitif
Menerangkan kepada pasien tentang gejala penyakit pasien yang
timbul akibat cara berpikir yang salah, mengatasi perasaan dan
sikapnya terhadap masalah yang dihadapi
Keluarga
Memberikan edukasi bersama-sama dengan pasien sehingga
diharapkan keluarga dapat membantu dan mendukung kesembuhan
pasien.
Sosio-budaya

17
- Terapi kerja : memanfaatkan waktu luang dengan melakukan
hobi atau pekerjaan yang bermanfaat
- Terapi rekreasi : berlibur
Religius
Bimbingan agar pasien tidak membaca buku yang dapat menakut-
nakuti pasien, misalnya buku tentang siksa neraka dll yang sifatnya
lebih menakut-nakuti pasien.

c. Farmakoterapi
- Antidepresan SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor) :
Fluoxetine tab 1 x 20 mg
- Antianxietas golongan benzodiazepin long acting : Clobazam
tab 1 x 10 mg

XI. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad fungtionum : dubia ad bonam
Ad sanationum : dubia ad bonam

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan dan Sadock. Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku dan Psikiatri
Klinis. Edisi Ketujuh. Jakarta : Binarupa Aksara. 1997. h : 685-729
2. Maslim R. Panduan Praktis, Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Cetakan III. PT
Nuh. Jakarta. 2007. h : 14-22
3. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ III. Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. Jakarta. 2003. h : 64-75

19

Anda mungkin juga menyukai