NON PSIKOTIK
PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
1
Nomor Rekam Medis : 73990
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A. M
Umur : 66 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Menikah
Alamat : Lingkar II Mendud Rt.002/004 Mendud, Magelang
Pendidikan : SD (tamat)
Pekerjaan : Petani
A. Keluhan Utama
Pasien merasa takut dan cemas menjadi imam masjid sejak 1 bulan lalu
2
Pesantren di Purworejo sekitar 30 tahun yang lalu, pasien adalah satu-satunya imam
di daerah tersebut.
Sejak 8 bulan lalu, pasien menjadi sering bermimpi tentang kematian. Pasien
pernah bermimpi tentang keranda jenazah, hanyut terbawa arus sungai , bertemu
dengan orang yang sudah meninggal dan secara tiba-tiba pasien menjadi sedih dan
takut pada kematian. Pasien suka membaca kitab- kitab yang salah satunya tentang
cerita-cerita siksa neraka, siksa alam kubur, dll sehingga pasien merasa ketakutan dan
cemas ketika membayangkan kehidupan setelah meninggal dunia (di alam kubur dan
siksa hari akhir).
1 bulan yang lalu, rasa takut dan cemas terhadap jamaah masjid yang siap-siap
melakukan sholat berjamaah tersebut muncul secara tiba-tiba dan langsung membuat
pasien gemetar dari tangan hingga ke bagian badan, serta diiringi detak jantung yang
semakin cepat. Selain itu juga timbul rasa dingin di bagian telapak tangan dan kadang
disertai dengan keringat di bagian badan, tangan dan wajah. Namun pasien masih mau
menjadi imam masjid.
2 minggu yang lalu, keluhan dirasakan pasien semakin berat. Pasien semakin
takut untuk menjadi imam di masjid karena bila melihat kerumunan dan barisan
jamaah pun pasien merasa jantungnya berdegup kencang. Sehingga pasien
memutuskan untuk tidak menjadi imam masjid untuk sementara waktu. Pasien juga
menjadi takut dan cemas setiap kali mendengar suara adzan. Pasien juga cemas ketika
mendengar berita kematian yang disiarkan melalui pengeras suara masjid. Pasien juga
merasakan nafsu makan berkurang dan tidur terganggu. Pasien tidur antara pukul 9
malam hingga 11 malam dan akan terbangun 2-3 kali pada tengah malam lalu sulit
tidur lagi dan kemudian akan bangun sekitar pukul 4-5 pagi.
3
Pasien tidak pernah menggunakan NAPZA, pasien juga tidak pernah
mengkonsumsi alkohol, namun pasien merokok sejak th 1980an 2002.
4
3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Tidak didapatkan data valid mengenai riwayat masa kanak pertengahan. Tidak
diketahui apakah pada masa ini pasien mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan
begitu banyak bertanya atau tidak. Pasien mulai masuk SD (dahulu disebut
Sekolah Rakyat) saat berusia 7 tahun. Prestasi pasien di sekolah rata-rata. Pasien
tidak pernah tinggal kelas. Hubungan dengan teman-teman dan guru baik. Tidak
ditemukan data valid tentang kapan pasien dapat mengikat tali sepatunya sendiri,
menulis namanya sendiri, bisa bermain atau mengendarai sepeda, belajar
menghitung, bisa menggambar dan menulis.
5
Pasien menyadari bahwa dirinya seorang laki-laki, selama ini berpenampilan
dan berperilaku seperti laki-laki.
g. Riwayat Situasi Hidup
Saat ini pasien tinggal berenam di rumahnya bersama istri, anak tunggal nya
bersama suaminya dan tiga orang cucu. Pasien tinggal di rumah yang layak
untuk ditinggali.
E. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak keempat dari lima bersaudara. Semua saudara-saudara pasien
telah menikah. Ibu pasien telah meninggal sejak usia pasien 19 tahun. Ayah pasien
telah meninggal sejak th 1980an. Tidak ada keluarga yang memiliki riwayat gangguan
jiwa atau mempunyai keluhan yang sama dengan pasien.
Genogram :
KETERANGAN :
Laki -laki
Perempuan
Pasien
Meninggal dunia
6
F. Kehidupan Sosio-Ekonomi Sekarang
Pasien tinggal bersama istri, anak dan menantunya serta 3 orang cucu. Pasien
memiliki tanah dan sawah yang sebenarnya milik pemerintah Indonesia namun
dibantu dikelola oleh pasien. Setiap kali panen dapat menghasilakn pendapatan yang
cukup. Menantu pasien bekerja sebagai guru pemberi ceramah di beberapa universitas
di Jogjakarta dan juga memiliki counter penjualan pulsa elektronik di dekat
rumahnya.
symptoms
Fungsi sosial
2. Kesadaran
- Neurologis : composmentis
7
- Psikologis : jernih
3. Pembicaraan
- Kualitas : cukup
- Kuantitas : spontan, ide cerita banyak, volume cukup.
4. Sikap
Kooperatif
5. Perilaku
Normoaktif
6. Kontak psikis
Mudah ditarik, mudah dicantumkan.
B. Alam perasaan
1. Mood : Disforik
2. Afek : Appropriste
C. Gangguan persepsi
- Halusinasi :
Auditorik : tidak ada
Visual : tidak ada
Olfaktorik : tidak ada
Taktil : tidak ada
Gustatorik : tidak ada
Somatik : tidak ada
- Ilusi :
Visual : tidak ada
Auditorik : tidak ada
Olfaktorik : tidak ada
Gustatorik : tidak ada
8
D. Fungsi intelektual (kognitif)
- Intelegensi dan kemapuan informasi : baik
- Orientasi :
Waktu : baik
Orang : baik
Tempat : baik
Situasi : baik
- Daya ingat
Jangka segera : baik
Jangka pendek : baik
Jangka panjang : baik
- Konsentrasi dan perhatian : baik
- Kemampuan membaca dan menulis : baik
- Kemampuan visuospasial : baik
- Pikiran abstrak : baik
- Kemampuan menolong diri sendiri : baik
E. Proses pikir
- Arus pikir :
Kuantitatif : remming
Kualitatif : koheren
- Isi pikir : preokupasi
- Bentuk pikir : realistik
F. Pengendalian impuls
Pengendalian diri selama pemeriksaan : baik
Respon pasien terhadap pertanyaan periksa : baik
G. Tilikan
Derajat 6
1. Menyangkal bahwa dirinya sakit (impaired insight)
2. Mengakui dan menyangkal bahwa dirinya sakit pada saat yang bersamaan
3. Menyalahkan orang lain/ faktor eksternal sebagai penyebab sakitnya
9
4. Sadar bahwa sakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tidak diketahui dalam
dirinya
5. Sadar bahwa dirinya sakit tetapi tidak bisa menerapkan dalam
mengatasinya (intelectual insight)
6. Sadar bahwa dirinya sakit dan sudah bisa menerapkannya sampai
kesembuhannya (true insight)
B. Status Neurologis
1. GCS : E4M6V5 = 15
2. Kaku kuduk : (-)
3. Nervus Cranialis : tidak ada kelainan
4. Pemeriksaan motorik :
10
Superior Inferior
Kekuatan 5/5 5/5
Gerakan Bebas/bebas Bebas/bebas
Tonus N/N N/N
Trofi Eutrofi/ eutrofi Eutrofi/eutrofi
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium : tidak dilakukan pemeriksaan
b. Foto thorax : tidak dilakukan pemeriksaan
11
- Kesadaran : Neurologis : composmentis
Psikiatri : jernih
- Pembicaraan : spontan, ide cerita banyak
- Sikap dan perilaku : kooperatif dan normoaktif
- Mood : disforik
- Afek : appropriate
- Arus pikir : remming, koheren
- Isi pikir : preokupasi
- Tilikan : derajat 6 (true insight)
- Gangguan persepsi : (-)
12
VIII. DIAGNOSIS BANDING
F 32 EPISODE DEPRESIF
(PPDGJ III)
Gejala Utama : (pada derajat ringan, sedang dan berat)
- Afek depresif
- Kehilangan minat dan kegembiaraan, dan
- Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah
(rasa lelah yang nyata sesudah bekerja sedikit saja) dan menurunnya
aktivitas
Gejala lainnya :
13
1. F 32.11 Episode Depresif Sedang Dengan Gejala Somatik
Pedoman Diagnosis menurut Pada Pasien Ini
PPDGJ III
Sekurang-kurangnya harus ada 2 Terdapat hilangnya minat dan
dari 3 gejala utama depresi seperti kegembiraan
pada episode depresi ringan Berkurangnya energi mudah
(F30.0) lelah
Ditambah sekurang-kurangnya 3 Kepercayaan diri berkurang
(dan sebaiknya 4) dari gejala Tidur terganggu
lainnya Nafsu makan berkurang
Lamanya seluruh episode Sudah berlangsung selama 1 bulan
berlangsung minimal 2 minggu yang lalu
Mengalami kesulitan nyata untuk Menjadi lebih pendiam
meneruskan kegiatan sosial, Menarik diri dari lingkungan
pekerjaan dan urusan rumah sosial
tangga Perawatan diri baik
Kurang bersemangta pergi melihat
sawahnya
Dengan gejala somatik Jantung berdebar-debar, tangan terasa
lemar dan gemetaran serta terasa dingin
14
dari anxietas lain dan dapat dalam bentuk yang ringan sampai yang berat
(serangan panik)
Anxietas fobik seringkali berbarengan (coexist) dengan deprsi. Suatu episode
depresif seringkali memperburuk keadaan anxietas fobik yang sudah ada
sebelumnya. Beberapa episode depresif dapat disertai anxietas fobik yang
temporer, sebaliknya afek depresif seringkali menyertai berbagai fobia,
khususnya agorafobia. Pembuatan diagnosis tergantung darimana yang jelas-
jelas timbul lebih dulu dan mana yang lebih dominan pada saat pemeriksaan.
15
Pada anak-anak sering terlihat
adanya kebutuhan berlebihan
untuk ditenangkan (reassurance)
serta keluhan-keluhan somatik
berulang yang menonjol
Adanya gejala-gejala lain yang Menarik diri dari lingkungan
bersifar sementara (untuk sosial
beberapa hari) khususnya depresi, Perawatan diri baik
tidak membatalkan diagnosis Rasa malas keluar rumah, untuk
utama Gangguan Anxietas pergi ke sawah
Menyeluruh, selama hal tersebut
tidak memenuhi kriteria lengkap
dari episode depresif (F32.-)
gangguan anxietas fobik (F40.-)
gangguan panik (F41.-) atau
gangguan obsesif kompulsif
(F42.-)
16
keran sesuatu hal hanya dapat dikemukakan satu diagnosis maka gangguan
depresif harus diutamakan
Bila gejala-gejala tersebut berkaitan dengan stress kehidupan yang jelas, maka
harus digunakan kategori F43.2 Gangguan Penyesuaian.
X. TERAPI
a. Rawat jalan
b. Non-farmakoterapi
Suportif
- Memberi dukungan dan perhatian kepada pasien dalam
menghadapi masalah
- Memotivasi pasien agar rajin minum obat dengan teratur dan
rutin kontrol
- Membangkitkan semangat di hari tua pasien
- Membantu menyiapkan mental pasien untuk lebih siap
menghadapai kematian, karena sebagai makhluk Tuhan semua
juga akan kembali kepadaNya.
Kognitif
Menerangkan kepada pasien tentang gejala penyakit pasien yang
timbul akibat cara berpikir yang salah, mengatasi perasaan dan
sikapnya terhadap masalah yang dihadapi
Keluarga
Memberikan edukasi bersama-sama dengan pasien sehingga
diharapkan keluarga dapat membantu dan mendukung kesembuhan
pasien.
Sosio-budaya
17
- Terapi kerja : memanfaatkan waktu luang dengan melakukan
hobi atau pekerjaan yang bermanfaat
- Terapi rekreasi : berlibur
Religius
Bimbingan agar pasien tidak membaca buku yang dapat menakut-
nakuti pasien, misalnya buku tentang siksa neraka dll yang sifatnya
lebih menakut-nakuti pasien.
c. Farmakoterapi
- Antidepresan SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor) :
Fluoxetine tab 1 x 20 mg
- Antianxietas golongan benzodiazepin long acting : Clobazam
tab 1 x 10 mg
XI. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad fungtionum : dubia ad bonam
Ad sanationum : dubia ad bonam
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan dan Sadock. Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku dan Psikiatri
Klinis. Edisi Ketujuh. Jakarta : Binarupa Aksara. 1997. h : 685-729
2. Maslim R. Panduan Praktis, Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Cetakan III. PT
Nuh. Jakarta. 2007. h : 14-22
3. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ III. Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. Jakarta. 2003. h : 64-75
19