Handhygiene
H. Nandan Suhendan SKM.,M.MKes
NIP : 196304281994031003
1 Pengertian : Proses yang secara mekanik melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan
menggunakan sabun cair dan air mengalir yang sesuai standar.
2 Tujuan : Menghilangkan semua kotoran dan debris serta menghambat atau membunuh
mikroorganisme pada kulit tangan.
3 Kebijakan : 1 Dilaksanakan Segera : setelah tiba di fasilitas kesehatan dasar.
2 Dilaksanakan Sebelum : kontak langsung dengan pasien, memakai sarung tangan,
pemeriksaan klinis dan tindakan invasive (pemberian suntikan intra vaskuler),
menyediakan / mempersiapkan obat-obatan, mempersiapkan makanan, memberi
makan pasien.
3 Dilaksanakan Diantara : prosedur tertentu pada pasien yang sama dimana tangan
terkontaminasi, untuk menghindari kontaminasi silang.
4 Dilaksanakan Setelah : kontak dengan pasien, melepas sarung tangan, melepas alat
pelindung diri, kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi, eksudat luka
dan peralatan yang diketahui atau kemungkinan terkontaminasi dengan darah,
cairan tubuh, ekskresi (bedpen, urinal) apakah menggunakan atau tidak
menggunakan sarung tangan, menggunakan toilet, menyentuh/melap hidung
dengan tangan, meninggalkan fasilitas kesehatan dasar.
5 Prosedur 2 sampai 8 dilaksanakan 15-20 detik.
6 Prosedur seluruhnya dilaksanakan selama 40-60 detik.
4 Petugas/Sasaran : 1 Tenaga Kesehatan.
2 Tenaga Non Kesehatan.
3 Pasien.
4 Pengunjung Fasilitas Kesehatan Dasar.
5 Peralatan/Sarana/ : 1 Air Mengalir Sesuai Standar.
Prasarana 2 Sabun Cair Yang Mengandung chlorhexidine.
3 Tissue Kertas (Paper Towel).
4 Tempat Sampah.
6 Prosedur : 1 Melepaskan semua perhiasan yang ada di tangan.
2 Basahi tangan dengan air mengalir yang bersih.
3 Tuangkan 3-5 cc sabun cair untuk menyabuni seluruh permukaan tangan.
4 Gosok dengan kedua telapak tangan hingga merata.
5 Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya.
6 Gosok kedua telapak dan sela-sela jari
7 Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci.
8 Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan
sebaliknya.
9 Gosok dengan memutar ujung jari-jari di telapak tangan kiri dan sebaliknya.
10 Bilas kedua tangan air mengalir
7 Dokumen Terkait : 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
270/Menkes/SK/III/2007 Tentang pedoman Manajerial Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya;
2 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
382/menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya ; Edisi Tahun 2011
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
443.1/3343/Dinkes 2
Tanggal Terbit Kepala UPTD YANKES
Cimaung
Handhygiene Handrub
H. Nandan Suhendan SKM.,M.MKes
NIP : 196304281994031003
1 Pengertian : Proses mekanik untuk menghilangkan atau membunuh flora residen dan flora transien
dengan menggunakan handrub antiseptic.
2 Tujuan : Menghilangkan atau membunuh flora residen dan flora transien pada kulit tangan.
3 Kebijakan : 1 Setelah 5-10 kali aplikasi Handrub diharuskan mencuci tangan menggunakan
sabun cair yang mengandung chlorhexidine dan air yang mengalir.
2 Alternative / Untuk efisiensi waktu.
4 Petugas/Sasaran : 1 Medis.
2 Paramedis.
5 Peralatan/Sarana/ : 1 Alcohol Based / Handrub. Alkohol 60% - 90% + gliserin 10% 1-2 cc untuk cuci
Prasarana tangan tanpa air (hand rubs)
2 Wadah berpompa dan memiliki dudukan.
6 Prosedur : 1 Langkah menggunakan handrub sama dengan standar prosedur operasional
handhygiene.
2 Setelah 5 10 kali aplikasi Handrub diharuskan mencuci tangan sesuai dengan
standar prosedur operasional handhygiene.
7 Dokumen Terkait : 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
270/Menkes/SK/III/2007 Tentang pedoman Manajerial Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya;
2 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
382/menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya ; Edisi Tahun 2011
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
443.1/3343/Dinkes 3
Tanggal Terbit Kepala UPTD YANKES
Cimaung
Peralatan Perawatan
Pasien
H. Nandan Suhendan SKM.,M.MKes
NIP : 196304281994031003
1 Pengertian : Proses pencegahan infeksi dari peralatan perawatan pasien melalui tindakan
(precleaning/prabilas), pencucian dan pembersihan, sterilisasi atau disinfeksi tingkat
tinggi (DTT) atau sterlisisasi.
2 Tujuan : Meminimalkan infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme dan menurunkan resiko
penularan penyakit yang mengancam jiwa (HIV/AIDS dan Hepatitis) melalui
pemrosesan alat yang telah digunakan.
3 Kebijakan : Dilaksanakan dengan cara dekontaminasi, pencucian dan pembersihan, disinfeksi tingkat
tinggi (DTT)/sterilisasi pada saat memproses alat-alat yang akan digunakan atau sesudah
tindakan pelayanan kesehatan.
4 Petugas/Sasaran : 1 Medis.
2 Paramedis.
5 Peralatan/Sarana/ : 1 Air mengalir.
Prasarana 2 Sarung tangan rumah tangga.
3 Sikat (boleh menggunakan sikat gigi).
4 Detergen.
5 Alat sterilisasi uap tekanan tinggi (otoklaf).
6 Wadah anti karat untuk larutan chlorin.
7 Larutan chlorin 0,5%.
6 Prosedur : 1 Lakukan Handhygiene.
2 Gunakan alat pelindung diri.
3 Lakukan dekontaminasi selama 10 menit dalam larutan chlorin 0,5%.
4 Lakukan cuci bilas dengan menggunakan air mengalir dan detergen.
5 Lakukan DTT selama 20 menit / sterilisasi menggunakan autoclave selama 30 menit
jika terbungkus / 20 menit jika tidak terbungkus. Apabila menggunakan panas
kering dengan suhu 170oC
6 Bungkus peralatan dengan rapi (bila peralatan tidak dibungkus saat pemrosesan).
7 Berikan label yang ditulis tanggal pemrosesan DTT / sterilisasi.
Simpan peralatan dengan jarak minimal 40-50cm dari lantai bawah, 20-30cm dari
8
dinding dan 30-40cm dari atap.
9 Lakukan Handhygiene.
7 Dokumen Terkait : 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
270/Menkes/SK/III/2007 Tentang pedoman Manajerial Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya;
2 Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Penerbit Departemen Kesehatan Republik
Indonesia bekerjasama dengan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia.
Maternal dan Neonatal Health dan JNPK-KR. Jakarta : EGC Departemen Kesehatan
Republik Indonesia (2007).
3 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
382/menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya ; Edisi Tahun 2011
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
443.1/3343/Dinkes 9
Tanggal Terbit Kepala UPTD YANKES
Cimaung
Penatalaksanaan Linen
H. Nandan Suhendan SKM.,M.MKes
NIP : 196304281994031003
1 Pengertian : Penanganan linen kotor infeksius (linen kotor bekas dipakai oleh pasien dan yang ternoda cairan tubuh dan darah
serta bekas pasien berpenyakit menular) mulai dari pengumpulan, pemilahan, pengangkutan, pencucian dan
pendistribusian, sehingga mencegah infeksi mikroba ke pasien lain, petugas dan lingkungan.
2 Tujuan : Pencegahan infeksi dasar untuk mengurangi penularan penyakit dari linen kotor infeksius linen kotor bekas
dipakai oleh pasien dan yang ternoda cairan tubuh dan darah serta bekas pasien berpenyakit menular.
3 Kebijakan : 1 Petugas yang bekerja dalam pengelolaan linen harus menggunakan pakaian kerja khusus, alat pelindung diri
dan dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala serta dianjurkan memperoleh immunisasi Hepatitis B
2 Tersedia tempat pencucian linen yang dilengkapi dengan sarana penunjangnya berupa mesin cuci,
desinfektan, pengering, meja dan mesin strika.
3 Kantong untuk membungkus linen bersih harus dibedakan dengan kantong yang digunakan untuk
membungkus linen kotor.
4 Menggunakan kereta dorong yang berbeda dan tertutup antara linen kotor dan linen bersih, kereta harus
dicuci dengan desinfektan setelah digunakan mengangkut linen kotor.
5 Waktu pengangkutan linen bersih dan kotor tidak boleh dilakukan bersamaan.
4 Petugas/Sasaran : 1 Medis.
2 Paramedis.
3 Cleaning Service.
5 Peralatan/Sarana/ : 1 Air mengalir.
Prasarana 2 Detergen.
3 Desinfektan.
4 Kereta dorong.
5 Alat pelindung diri.
6 Kantong linen.
7 Mesin cuci dan pengering.
8 Meja dan mesin strika.
6 Prosedur : 1 Lakukan Handhygiene sebelum dan setelah melaksanakan tugas.
2 Gunakan pakaian kerja dan alat pelindung diri.
Pemilahan antara linen infeksius dan non infeksius dimulai dari sumber dan memasukkan linen ke dalam
3
kantong plastic sesuai dengan jenisnya dan diberi label.
Angkut linen kotor yang sudah dibungkus plastik dengan menggunakan kereta dorong khusus untuk linen
4
kotor ke ruang pencucian.
Penerimaan di ruang pencucian dengan mencatat linen yang diterima dan telah terpilah antara infeksius dan
5
non infeksius serta dipilah berdasarkan kekotorannya.
6 Pencucian :
a Menimbang berat linen untuk menyesuaikan dengan kapasitas mesin cuci dan kebutuhan detergen dan
desinfektan.
b Membersihkan linen kotor dari tinja, urine, darah, dan muntahan kemudian merendamnya dengan
menggunakan desinfektan.
c Mencuci dikelompokkan berdasarkan tingkat kekotorannya.
7 Pengeringan
8 penyetrikaan
Penyimpanan linen dipisahkan sesuai dengan jenisnya, linen baru yang diterima ditempatkan di lemari
9
bagian bawah, dan pintu lemari harus selalu tertutup.
10 Pengangkutan linen bersih dengan menggunakan kereta yang berbeda dengan pengangkutan linen kotor.
7 Dokumen Terkait : 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 270/Menkes/SK/III/2007 Tentang pedoman
Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya;
2 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 382/menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya ; Edisi Tahun 2011
3 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
443.1/3343/Dinkes 10
Tanggal Terbit Kepala UPTD YANKES
Cimaung
Pengendalian Lingkungan
H. Nandan Suhendan SKM.,M.MKes
NIP : 196304281994031003
1 Pengertian : Desinfektan standar untuk menghalau pathogen dan menurunkannya secara signifikan di permukaan
terkontaminasi sehingga memutuskan rantai penularan penyakit.
2 Tujuan : Untuk menciptakan lingkungan yang bersih aman dan nyaman sehingga dapat meminimalkan atau mencegah
terjadinya transmisi mikroorganisme dari lingkungan kepada pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat di
sekitar rumah sakit dan fasilitas kesehatan sehingga infeksi nosocomial dan kecelakaan kerja dapat dicegah.
3 Kebijakan : 1 Semua permukaan horizontal di tempat di mana pelayanan yang disediakan untuk pasien harus dibersihkan
setiap hari dan bila terlihat kotor. Permukaan tersebut juga harus dibersihkan bila pasien sudah keluar dan
sebelum pasien baru masuk.
2 Bila permukaan tersebut, meja pemeriksaan, atau peralatan lainnya pernah bersentuhan langsung dengan
pasien, permukaan tersebut harus dibersihkan dan didisinfeksi diantara pasien-pasien yang berbeda.
3 Larutan, kain lap dan kain pel harus diganti secara berkala.
4 Semua peralatan pembersih harus dibersihkan dan dikeringkan setelah digunakan.
5 Kain pel yang dapat digunakan kembali harus dicuci dan dikeringkan setelah digunakan dan sebelum
disimpan.
6 Tempat-tempat disekitar pasien harus bersih dari peralatan serta perlengkapan yang tidak perlu sehingga
memudahkan pembersihan menyeluruh setiap hari.
7 Meja pemeriksaan dan peralatan disekitarnya yang telah digunakan pasien yang diketahui atau suspect
terinfeksi ISPA yang dapat menimbulkan kekhawatiran harus dibersihkan dengan desinfektan segera
setelah digunakan.
8 Bila permukaan tersebut, meja pemeriksaan, atau peralatan lainnya pernah bersentuhan langsung dengan
pasien, permukaan tersebut harus dibersihkan dan didisinfeksi di antara pasien-pasien yang berbeda.
4 Petugas/Sasaran : 1 Medis.
2 Paramedis.
3 Cleaning Service.
5 Peralatan/Sarana/ : 1 Air mengalir.
Prasarana 2 Detergen.
3 Alat pelindung diri.
4 Tempat sampah.
5 Kantong Plastik.
6 Prosedur : 1 Pasang gaun pelindung, celemek, dan sarung tangan karet.
2 Bersihkan bagian permukaan yang terkena tumpahan tersebut dengan air dan detergen menggunakan kain
pembersih sekali pakai.
3 Buang kain pembersih ke wadh limbah tahan bocor yang sesuai.
4 Lakukan disinfeksi pada bagian permukaan yang terkena tumpahan. (catatan : sodium hipoklorit dapat
digunakan untuk disinfeksi, dengan konsentrasi yang dianjurkan berkisar dari 0,05% sampai 0,5%).
5 Lepas sarung tangan karet dan celemek dan tempatkan perlengkapan tersebut ke wadah yang sesuai untuk
pembersihan dan disinfeksi lebih lanjut.
6 Tempatkan gaun pelindung, celemek, dan sarung tangan karet dan masukkan ke wadah yang sesuai.
7 Lakukan Handhygiene.
7 Dokumen Terkait : 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 270/Menkes/SK/III/2007 Tentang pedoman
Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya;
2 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 382/menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya ; Edisi Tahun 2011
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
443.1/3343/Dinkes 11
Tanggal Terbit Kepala UPTD YANKES
Cimaung
4 Petugas/Sasaran : 1 Medis.
2 Paramedis.
3 Cleaning Service.
5 Peralatan/Sarana/ : 1 Air mengalir.
Prasarana 2 Detergen.
3 Sefty box
4 Alat pelindung diri
5 Tempat/plastic sampah padat medis.
6 Prosedur : 1 Identifikasi limbah padat medis (infeksius, potensial bahaya, logam tajam dan benda tajam)
2 Pisahkan limbah padat medis sesuai dengan jenis limbah.
3 Tempatkan limbah sesuai dengan jenisnya.
a. Limbah padat medis infeksius dan potensial menjadi berbahaya dimasukan container anti bocor,
anti tusuk, dengan lapisan kantong plastic warna kuning dan diikat dengan tali.
b. Limbah padat medis logam tajam, benda tajam dimasukan dalam kontainer khusus (safty box) dan
tutup bila sudah mencapai penuh.
c. Limbah padat medis berupa sisa produk farmasi yang meliputi obat-obatan kadaluarsa bila
memungkinkan dikirim kembali kea gen penyedia.
4 Labeling sesuai dengan jenis limbah yang ada didalamnya.
5 Simpan limbah padat medis yang sudah ditempatkan pada wadah di gudang/tempat penyimpanan limbah
padat medis sementara (TPS) yang aman sebelum dikirim /diambil perusahaan pengelola limbah medis
yang sudah ditunjuk.
7 Dokumen Terkait : 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 270/Menkes/SK/III/2007 Tentang pedoman
Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya;
2 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 382/menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya
Pengambilan specimen
urine
H. Nandan Suhendan SKM.,M.MKes
NIP : 196304281994031003
1 Pengertian : Tindakan pengambilan specimen urine untuk pemeriksaan labolatorium
2 Tujuan : Mencegah petugas kesehatan dari kemungkinan penularan akibat percikan urine yang infeksius
3 Kebijakan : 1 Semua pasien dan petugas harus selalu mematuhi prosedur pengambilan specimen urine yang benar
2 Dilakukan pada saat pengambilan specimen urine di fasilitas kesehatan
3 Petugas kesehatan wajib memberikan informasi kepada pasien cara pengambilan specime urine yang benar
Pengambilan specimen
darah
H. Nandan Suhendan SKM.,M.MKes
NIP : 196304281994031003
1 Pengertian : Tindakan pengambilan specimen urine untuk pemeriksaan labolatorium
2 Tujuan : Melaksanakan tindakan pengambilan darah yang aman sehingga mencegah terpapar petugas terhadap setiap
resiko infeksi yang dapat dihindari.
3 Kebijakan : 1 Semua pasien dan petugas harus selalu mematuhi prosedur pengambilan specimen urine yang benar
2 Dilakukan pada saat pengambilan specimen urine di fasilitas kesehatan
3 Petugas kesehatan wajib memberikan informasi kepada pasien cara pengambilan specime urine yang benar
4 Alat suntik dan jarum yang telah digunakan harus segera dibuang, tanpa ditutup kembali, dalam wadah anti
tusuk dan anti bocor yang tertutup, disegel, dan segera di hancurkan sebelum penuh.