Anda di halaman 1dari 18

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS


Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
443.1/3343/Dinkes 1
Tanggal Terbit Kepala UPTD YANKES
Cimaung

Handhygiene
H. Nandan Suhendan SKM.,M.MKes
NIP : 196304281994031003
1 Pengertian : Proses yang secara mekanik melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan
menggunakan sabun cair dan air mengalir yang sesuai standar.
2 Tujuan : Menghilangkan semua kotoran dan debris serta menghambat atau membunuh
mikroorganisme pada kulit tangan.
3 Kebijakan : 1 Dilaksanakan Segera : setelah tiba di fasilitas kesehatan dasar.
2 Dilaksanakan Sebelum : kontak langsung dengan pasien, memakai sarung tangan,
pemeriksaan klinis dan tindakan invasive (pemberian suntikan intra vaskuler),
menyediakan / mempersiapkan obat-obatan, mempersiapkan makanan, memberi
makan pasien.
3 Dilaksanakan Diantara : prosedur tertentu pada pasien yang sama dimana tangan
terkontaminasi, untuk menghindari kontaminasi silang.
4 Dilaksanakan Setelah : kontak dengan pasien, melepas sarung tangan, melepas alat
pelindung diri, kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi, eksudat luka
dan peralatan yang diketahui atau kemungkinan terkontaminasi dengan darah,
cairan tubuh, ekskresi (bedpen, urinal) apakah menggunakan atau tidak
menggunakan sarung tangan, menggunakan toilet, menyentuh/melap hidung
dengan tangan, meninggalkan fasilitas kesehatan dasar.
5 Prosedur 2 sampai 8 dilaksanakan 15-20 detik.
6 Prosedur seluruhnya dilaksanakan selama 40-60 detik.
4 Petugas/Sasaran : 1 Tenaga Kesehatan.
2 Tenaga Non Kesehatan.
3 Pasien.
4 Pengunjung Fasilitas Kesehatan Dasar.
5 Peralatan/Sarana/ : 1 Air Mengalir Sesuai Standar.
Prasarana 2 Sabun Cair Yang Mengandung chlorhexidine.
3 Tissue Kertas (Paper Towel).
4 Tempat Sampah.
6 Prosedur : 1 Melepaskan semua perhiasan yang ada di tangan.
2 Basahi tangan dengan air mengalir yang bersih.
3 Tuangkan 3-5 cc sabun cair untuk menyabuni seluruh permukaan tangan.
4 Gosok dengan kedua telapak tangan hingga merata.
5 Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya.
6 Gosok kedua telapak dan sela-sela jari
7 Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci.
8 Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan
sebaliknya.
9 Gosok dengan memutar ujung jari-jari di telapak tangan kiri dan sebaliknya.
10 Bilas kedua tangan air mengalir
7 Dokumen Terkait : 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
270/Menkes/SK/III/2007 Tentang pedoman Manajerial Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya;
2 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
382/menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya ; Edisi Tahun 2011
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
443.1/3343/Dinkes 2
Tanggal Terbit Kepala UPTD YANKES
Cimaung

Handhygiene Handrub
H. Nandan Suhendan SKM.,M.MKes
NIP : 196304281994031003
1 Pengertian : Proses mekanik untuk menghilangkan atau membunuh flora residen dan flora transien
dengan menggunakan handrub antiseptic.
2 Tujuan : Menghilangkan atau membunuh flora residen dan flora transien pada kulit tangan.
3 Kebijakan : 1 Setelah 5-10 kali aplikasi Handrub diharuskan mencuci tangan menggunakan
sabun cair yang mengandung chlorhexidine dan air yang mengalir.
2 Alternative / Untuk efisiensi waktu.
4 Petugas/Sasaran : 1 Medis.
2 Paramedis.
5 Peralatan/Sarana/ : 1 Alcohol Based / Handrub. Alkohol 60% - 90% + gliserin 10% 1-2 cc untuk cuci
Prasarana tangan tanpa air (hand rubs)
2 Wadah berpompa dan memiliki dudukan.
6 Prosedur : 1 Langkah menggunakan handrub sama dengan standar prosedur operasional
handhygiene.
2 Setelah 5 10 kali aplikasi Handrub diharuskan mencuci tangan sesuai dengan
standar prosedur operasional handhygiene.
7 Dokumen Terkait : 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
270/Menkes/SK/III/2007 Tentang pedoman Manajerial Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya;
2 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
382/menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya ; Edisi Tahun 2011
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
443.1/3343/Dinkes 3
Tanggal Terbit Kepala UPTD YANKES
Cimaung

Alat Pelindung Diri


Sarung Tangan
H. Nandan Suhendan SKM.,M.MKes
NIP : 196304281994031003
1 Pengertian : Pelindung barrier, sebagai alat pelindung diri (APD) Tangan, untuk melindungi petugas fasilitas
kesehatan dasar dan pasien dari mikroorganisme pada saat proses pelayanan kesehatan.
2 Tujuan : Melindungi tangan petugas fasilitas kesehatan dasar dari bahan dan alat yang dapat menularkan
penyakit dan melindungi pasien dari mikroorganisme yang berada di tangan petugas kesehatan.
3 Kebijakan : 1 Dilaksanakan ketika akan kontak tangan dengan darah atau cairan tubuh lain, membrane
mukosa atau kulit yang terlepas (Sarung Tangan Bersih).
2 Dilaksanakan ketika melakukan prosedur medis yang bersifat invasive misalnya menjahit
luka, pencabutan gigi, pemasangan IUD (Sarung Tangan Steril).
3 Dilaksanakan ketika menangani bahan-bahan bekas pakai yang telah terkontaminasi atau
menyentuh permukaan yang tercemar (Sarung Tangan Bersih atau Sarung Tangan Rumah
Tangga).
4 Dilaksanakan ketika menerapkan Kewaspadaan Transmisi kontak yang diperlukan pada
pasien penyakit menular melalui kontak yang telah diketahui atau dicurigai.
4 Petugas/Sasaran : 1 Petugas Kesehatan.
2 Petugas Non Kesehatan.
5 Peralatan/Sarana/ : 1 Peralatan handhygiene.
Prasarana 2 Sarung Tangan Steril, sarung tangan bersih dan sarung tangan rumah tangga.
3 Wadah berisi larutan khlorin 0,5%.
4 Tempat Sampah infeksius (warna kuning).
6 Prosedur : 1 Lakukan Handhygiene.
2 Gunakan sarung tangan dengan ukuran yang sesuai.
3 Jika kontak dengan pasien, darah atau cairan tubuh gunakan sarung tangan bersih.
4 Jika kontak dengan jaringan dibawah kulit gunakan sarung tangan steril.
5 Ketika melepas sarung tangan, celupkan tangan kedalam larutan khlorin 0,5%.
6 Pegang sarung tangan yang telah dilepas dengan menggunakan tangan yang masih
memakai sarung tangan.
7 Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan dibawah sarung tangan yang
belum dilepas.
8 Lepaskan sarung tangan diatas sarung tangan pertama dan buanglah sarung tangan bekas
ditempat sampah infeksius (warna kuning).
9 Petugas kesehatan harus melepas sarung tangan tersebut sebelum meninggalkan ruangan
pasien dan mencuci tangan dengan air dan sabun atau dengan handrub.
10 Untuk sarung tangan rumah tangga setelah dilepaskan sarung tangan langsung direndam
dalam larutan chlorin selama 10 menit kemudian dicuci bilas dengan air mengalir dan
sabun lau dikeringkan.
7 Dokumen Terkait : 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 270/Menkes/SK/III/2007
Tentang pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasilitas Kesehatan lainnya;
2 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 382/menkes/SK/III/2007
Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas
Kesehatan lainnya ; Edisi Tahun 2011
3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : per 08/Men/VII/2007 Tentang
Alat Pelindung Diri.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
443.1/3343/Dinkes 4
Tanggal Terbit Kepala UPTD YANKES
Cimaung

Alat Pelindung Diri


Masker atau Respirator
H. Nandan Suhendan SKM.,M.MKes
NIP : 196304281994031003
1 Pengertian : Pelindung (barrier), sebagai alat pelindung diri (APD) Hidung, mulut, bagian bawah dagu, rambut
pada wajah,, untuk melindungi petugas fasilitas kesehatan dasar dan pasien dari mikroorganisme
pada saat proses pelayanan kesehatan.
2 Tujuan : Melindungi hidung, mulut, bagian bawah dagu, dan rambut pada wajah petugas sewaktu petugas
kesehatan, batuk atau bersin serta untuk mencegah percikan darah atau cairan tubuh lainnya
memasuki hidung atau mulut petugas kesehatan.
3 Kebijakan : Dilaksanakan ketika kontak dengan pasien yang telah diketahui atau dicurigai menderita penyakit
menular melalui udara atau droplet.
4 Petugas/Sasaran : 1 Petugas Kesehatan.
2 Pasien.
3 Pengunjung fasilitas kesehatan dasar.
5 Peralatan/Sarana/ : 1 Air mengalir sesuai standar.
Prasarana 2 Sabun cair yang mengandung chlorexidine.
3 Tissue Kertas (Paper Towel).
4 Masker atau respirator.
6 Prosedur : 1 Lakukan Handhygiene.
2 Peganglah masker atau respirator dengan satu tangan, posisikan sisi depan bagian hidung
pada ujung jari-jari anda, biarkan tali pengikat masker atau respirator menjuntai bebas
dibawah tangan.
3 Posisikan masker atau respirator dibawah dagu Anda dan sisi untuk hidung berada di atas.
4 Tariklah tali pengikat masker atau respirator yang atas dan posisikan tali agak tinggi
dibelakang kepala Anda di atas telinga. Tariklah tali pengikat respirator yang bawah dan
posisikan tali dibawah telinga.
5 Tariklah tali pengikat respirator yang atas dan posisikan tali agak tinggi dibelakang kepala
Anda diatas telinga. Tariklah tali pengikat respirator yang bawah dan posisikan tali dibawah
telinga.
6 Letakkan jari-jari kedua tangan Anda diatas bagian hidung yang terbuat dari logam. Tekan
sisi logam tersebut (gunakan dua jari dari masing-masing tangan) mengikuti bentuk hidung
Anda. Jangan menekan respirator dengan satu tangan karena dapat mengakibatkan respirator
bekerja kurang efektif.
7 Tutup bagian depan respirator dengan kedua tangan, dan hati-hati agar posisi respirator tidak
berubah.
8 Setelah digunakan untuk melepaskan masker, ingatlah bahwa bagian depan masker telah
terkontaminasi jangan disentuh.
9 Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali atau karet bagian atas.
10 Setelah digunakan buang masker bekas pada tempat sampah infeksius
11 lakukan Handhygiene.
7 Dokumen Terkait : 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 270/Menkes/SK/III/2007
Tentang pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasilitas Kesehatan lainnya;
2 Pedoman Pelatihan Pendekatan Praktis Kesehatan Paru (Practical Approach To Lung Health
PAL) Untuk Tenaga Puskesmas.
3 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 382/menkes/SK/III/2007 Tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan
lainnya ; Edisi Tahun 2011
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
443.1/3343/Dinkes 5
Tanggal Terbit Kepala UPTD YANKES
Cimaung

Alat Pelindung Diri Mata


H. Nandan Suhendan SKM.,M.MKes
NIP : 196304281994031003
1 Pengertian : Pelindung barrier, sebagai alat pelindung diri (APD) Mata, untuk melindungi petugas
kesehatan dan pasien dari mikroorganisme pada saat proses pelayanan kesehatan.
2 Tujuan : Melindungi mata petugas sewaktu petugas fasilitas kesehatan dasar melaksanakan
pelayanan kesehatan untuk mencegah percikan darah atau cairan tubuh lainnya
memasuki mata petugas kesehatan.
3 Kebijakan : Digunakan ketika melaksanakan pelayanan kesehatan untuk mencegah percikan darah
atau cairan tubuh lainnya memasuki mata petugas kesehatan.
4 Petugas/Sasaran : 1 Medis.
2 Paramedis.
5 Peralatan/Sarana/ : 1 Air mengalir.
Prasarana 2 Sabun cair yang mengandung chlorhexidine.
3 Tissue kertas (Paper Towel).
4 Kaca mata atau visor.
5 Larutan chlorin 0,5% Semprot.
6 Air DTT
6 Prosedur : 1 Lakukan Handhygiene.
2 Gunakan kacamata dengan ukuran yang sesuai.
3 Posisikan kacamata di wajah Anda dan pastikan mata terlindungi.
4 Saat melepaskan kacamata setelah digunakan, ingatlah bahwa bagian luar kacamata
atau pelindung wajah telah terkontaminasi.
5 Untuk melepasnya, pegang gagang kacamata.
6 Setelah digunakan lakukan dekontaminasi kacamata menggunakan larutan chlorin
pada bagian luar kacamata.
7 Lakukan Handhygiene.
7 Dokumen Terkait : 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
270/Menkes/SK/III/2007 Tentang pedoman Manajerial Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya;
2 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
382/menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya ; Edisi Tahun 2011
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
443.1/3343/Dinkes 6
Tanggal Terbit Kepala UPTD YANKES
Cimaung

Alat Pelindung Diri


Gaun Pelindung
H. Nandan Suhendan SKM.,M.MKes
NIP : 196304281994031003
1 Pengertian : Pelindung barrier, sebagai alat pelindung diri (APD) menutupi seragam atau mengganti
pakaian biasa, pada saat merawat pasien yang diketahui atau dicurigai menderita penyakit
menular melalui airborne atau droplet.
2 Tujuan : Melindungi baju dan kulit petugas dari secret pada saat merawat pasien yang diketahui
atau dicurigai menderita penyakit menular melalui airborne atau droplet.
3 Kebijakan : 1 Digunakan pada saat merawat pasien yang diketahui atau dicurigai menderita
penyakit menular melalui airborne atau droplet dan kontak dengan bahan yang
berpotensi menularkan penyakit.
2 Gaun pelindung hanya boleh dipergunakan di area fasilitas pelayanan kesehatan
dasar.
3 Gaun pelindung yang dipergunakan adalah gaun pelindung yang menggunakan tali
pengikat di belakang.
4 Petugas/Sasaran : 1 Medis.
2 Paramedis.
5 Peralatan/Sarana/ : 1 Air mengalir.
Prasarana 2 Sabun cair yang mengandung chlorhexidine.
3 Tissue kertas (Paper Towel).
4 Gaun pelindung.
6 Prosedur : 1 Lakukan Handhygiene.
2 Pakai gaun pelindung.
3 Gunakan sarung tangan dan pastikan pangkal sarung tangan harus menuntut ujung
lengan gaun terlindungi sepenuhnya.
4 Setelah melaksanakan tindakan lepaskan sarung tangan.
5 Lepaskan gaun pelindung secara terbalik, pegang bagian dalam gaun pelindung,
karena bagian depan gaun dan lengan gaun pelindung telah terkontaminasi.
6 Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan di wadah yang telah disediakan
untuk diproses ulang atau buang ditempat limbah infeksius.
7 Lakukan Handhygiene.
7 Dokumen Terkait : 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 270/Menkes/SK/III/2007
Tentang pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
dan Fasilitas Kesehatan lainnya;
2 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
3 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 382/menkes/SK/III/2007
Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasilitas Kesehatan lainnya ; Edisi Tahun 2011
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
443.1/3343/Dinkes 7
Tanggal Terbit Kepala UPTD YANKES
Cimaung

Alat Pelindung Diri


Apron
H. Nandan Suhendan SKM.,M.MKes
NIP : 196304281994031003
1 Pengertian : Adalah alat penghalang tahan air untuk sepanjang badan sampai lutut petugas kesehatan.
2 Tujuan : Mencegah cairan tubuh pasien mengenai baju dan kulit petugas kesehatan secara
langsung.
3 Kebijakan : Digunakan pada saat merawat / memberikan pelayanan pasien yang berpotensi
mengeluarkan cairan tubuh yang dapat mengenai tubuh petugas seperti : Pertolongan
Persalinan.
4 Petugas/Sasaran : 1 Medis.
2 Paramedis.
5 Peralatan/Sarana/ : 1 Air mengalir.
Prasarana 2 Sabun cair yang mengandung chlorhexidine.
3 Tissue kertas (Paper Towel).
4 Apron / Celemek tahan air.
6 Prosedur : 1 Pakailah Apron / celemek tahan air.
2 Lakukan Handhygiene.
3 Gunakan sarung tangan.
4 Posisikan gaun pelindung di badan anda dan pastikan pangkal sarung tangan harus
menutupi ujung lengan gaun sepenuhnya terlindungi.
5 Posisikan Apron di bawah gaun pelindung
6 Setelah digunakan lakukan dekontaminasi gaun pelindung dan apron.
7 Lakukan Handhygiene.
7 Dokumen Terkait : 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
270/Menkes/SK/III/2007 Tentang pedoman Manajerial Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya;
2 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
382/menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya ; Edisi Tahun 2011
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
443.1/3343/Dinkes 8
Tanggal Terbit Kepala UPTD YANKES
Cimaung

Peralatan Perawatan
Pasien
H. Nandan Suhendan SKM.,M.MKes
NIP : 196304281994031003
1 Pengertian : Proses pencegahan infeksi dari peralatan perawatan pasien melalui tindakan
(precleaning/prabilas), pencucian dan pembersihan, sterilisasi atau disinfeksi tingkat
tinggi (DTT) atau sterlisisasi.
2 Tujuan : Meminimalkan infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme dan menurunkan resiko
penularan penyakit yang mengancam jiwa (HIV/AIDS dan Hepatitis) melalui
pemrosesan alat yang telah digunakan.
3 Kebijakan : Dilaksanakan dengan cara dekontaminasi, pencucian dan pembersihan, disinfeksi tingkat
tinggi (DTT)/sterilisasi pada saat memproses alat-alat yang akan digunakan atau sesudah
tindakan pelayanan kesehatan.
4 Petugas/Sasaran : 1 Medis.
2 Paramedis.
5 Peralatan/Sarana/ : 1 Air mengalir.
Prasarana 2 Sarung tangan rumah tangga.
3 Sikat (boleh menggunakan sikat gigi).
4 Detergen.
5 Alat sterilisasi uap tekanan tinggi (otoklaf).
6 Wadah anti karat untuk larutan chlorin.
7 Larutan chlorin 0,5%.
6 Prosedur : 1 Lakukan Handhygiene.
2 Gunakan alat pelindung diri.
3 Lakukan dekontaminasi selama 10 menit dalam larutan chlorin 0,5%.
4 Lakukan cuci bilas dengan menggunakan air mengalir dan detergen.
5 Lakukan DTT selama 20 menit / sterilisasi menggunakan autoclave selama 30 menit
jika terbungkus / 20 menit jika tidak terbungkus. Apabila menggunakan panas
kering dengan suhu 170oC
6 Bungkus peralatan dengan rapi (bila peralatan tidak dibungkus saat pemrosesan).
7 Berikan label yang ditulis tanggal pemrosesan DTT / sterilisasi.
Simpan peralatan dengan jarak minimal 40-50cm dari lantai bawah, 20-30cm dari
8
dinding dan 30-40cm dari atap.
9 Lakukan Handhygiene.
7 Dokumen Terkait : 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
270/Menkes/SK/III/2007 Tentang pedoman Manajerial Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya;
2 Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Penerbit Departemen Kesehatan Republik
Indonesia bekerjasama dengan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia.
Maternal dan Neonatal Health dan JNPK-KR. Jakarta : EGC Departemen Kesehatan
Republik Indonesia (2007).
3 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
382/menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya ; Edisi Tahun 2011
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
443.1/3343/Dinkes 9
Tanggal Terbit Kepala UPTD YANKES
Cimaung

Penatalaksanaan Linen
H. Nandan Suhendan SKM.,M.MKes
NIP : 196304281994031003
1 Pengertian : Penanganan linen kotor infeksius (linen kotor bekas dipakai oleh pasien dan yang ternoda cairan tubuh dan darah
serta bekas pasien berpenyakit menular) mulai dari pengumpulan, pemilahan, pengangkutan, pencucian dan
pendistribusian, sehingga mencegah infeksi mikroba ke pasien lain, petugas dan lingkungan.
2 Tujuan : Pencegahan infeksi dasar untuk mengurangi penularan penyakit dari linen kotor infeksius linen kotor bekas
dipakai oleh pasien dan yang ternoda cairan tubuh dan darah serta bekas pasien berpenyakit menular.
3 Kebijakan : 1 Petugas yang bekerja dalam pengelolaan linen harus menggunakan pakaian kerja khusus, alat pelindung diri
dan dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala serta dianjurkan memperoleh immunisasi Hepatitis B
2 Tersedia tempat pencucian linen yang dilengkapi dengan sarana penunjangnya berupa mesin cuci,
desinfektan, pengering, meja dan mesin strika.
3 Kantong untuk membungkus linen bersih harus dibedakan dengan kantong yang digunakan untuk
membungkus linen kotor.
4 Menggunakan kereta dorong yang berbeda dan tertutup antara linen kotor dan linen bersih, kereta harus
dicuci dengan desinfektan setelah digunakan mengangkut linen kotor.
5 Waktu pengangkutan linen bersih dan kotor tidak boleh dilakukan bersamaan.
4 Petugas/Sasaran : 1 Medis.
2 Paramedis.
3 Cleaning Service.
5 Peralatan/Sarana/ : 1 Air mengalir.
Prasarana 2 Detergen.
3 Desinfektan.
4 Kereta dorong.
5 Alat pelindung diri.
6 Kantong linen.
7 Mesin cuci dan pengering.
8 Meja dan mesin strika.
6 Prosedur : 1 Lakukan Handhygiene sebelum dan setelah melaksanakan tugas.
2 Gunakan pakaian kerja dan alat pelindung diri.
Pemilahan antara linen infeksius dan non infeksius dimulai dari sumber dan memasukkan linen ke dalam
3
kantong plastic sesuai dengan jenisnya dan diberi label.
Angkut linen kotor yang sudah dibungkus plastik dengan menggunakan kereta dorong khusus untuk linen
4
kotor ke ruang pencucian.
Penerimaan di ruang pencucian dengan mencatat linen yang diterima dan telah terpilah antara infeksius dan
5
non infeksius serta dipilah berdasarkan kekotorannya.
6 Pencucian :
a Menimbang berat linen untuk menyesuaikan dengan kapasitas mesin cuci dan kebutuhan detergen dan
desinfektan.
b Membersihkan linen kotor dari tinja, urine, darah, dan muntahan kemudian merendamnya dengan
menggunakan desinfektan.
c Mencuci dikelompokkan berdasarkan tingkat kekotorannya.
7 Pengeringan
8 penyetrikaan
Penyimpanan linen dipisahkan sesuai dengan jenisnya, linen baru yang diterima ditempatkan di lemari
9
bagian bawah, dan pintu lemari harus selalu tertutup.
10 Pengangkutan linen bersih dengan menggunakan kereta yang berbeda dengan pengangkutan linen kotor.
7 Dokumen Terkait : 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 270/Menkes/SK/III/2007 Tentang pedoman
Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya;
2 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 382/menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya ; Edisi Tahun 2011
3 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
443.1/3343/Dinkes 10
Tanggal Terbit Kepala UPTD YANKES
Cimaung

Pengendalian Lingkungan
H. Nandan Suhendan SKM.,M.MKes
NIP : 196304281994031003
1 Pengertian : Desinfektan standar untuk menghalau pathogen dan menurunkannya secara signifikan di permukaan
terkontaminasi sehingga memutuskan rantai penularan penyakit.
2 Tujuan : Untuk menciptakan lingkungan yang bersih aman dan nyaman sehingga dapat meminimalkan atau mencegah
terjadinya transmisi mikroorganisme dari lingkungan kepada pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat di
sekitar rumah sakit dan fasilitas kesehatan sehingga infeksi nosocomial dan kecelakaan kerja dapat dicegah.
3 Kebijakan : 1 Semua permukaan horizontal di tempat di mana pelayanan yang disediakan untuk pasien harus dibersihkan
setiap hari dan bila terlihat kotor. Permukaan tersebut juga harus dibersihkan bila pasien sudah keluar dan
sebelum pasien baru masuk.
2 Bila permukaan tersebut, meja pemeriksaan, atau peralatan lainnya pernah bersentuhan langsung dengan
pasien, permukaan tersebut harus dibersihkan dan didisinfeksi diantara pasien-pasien yang berbeda.
3 Larutan, kain lap dan kain pel harus diganti secara berkala.
4 Semua peralatan pembersih harus dibersihkan dan dikeringkan setelah digunakan.
5 Kain pel yang dapat digunakan kembali harus dicuci dan dikeringkan setelah digunakan dan sebelum
disimpan.
6 Tempat-tempat disekitar pasien harus bersih dari peralatan serta perlengkapan yang tidak perlu sehingga
memudahkan pembersihan menyeluruh setiap hari.
7 Meja pemeriksaan dan peralatan disekitarnya yang telah digunakan pasien yang diketahui atau suspect
terinfeksi ISPA yang dapat menimbulkan kekhawatiran harus dibersihkan dengan desinfektan segera
setelah digunakan.
8 Bila permukaan tersebut, meja pemeriksaan, atau peralatan lainnya pernah bersentuhan langsung dengan
pasien, permukaan tersebut harus dibersihkan dan didisinfeksi di antara pasien-pasien yang berbeda.
4 Petugas/Sasaran : 1 Medis.
2 Paramedis.
3 Cleaning Service.
5 Peralatan/Sarana/ : 1 Air mengalir.
Prasarana 2 Detergen.
3 Alat pelindung diri.
4 Tempat sampah.
5 Kantong Plastik.
6 Prosedur : 1 Pasang gaun pelindung, celemek, dan sarung tangan karet.
2 Bersihkan bagian permukaan yang terkena tumpahan tersebut dengan air dan detergen menggunakan kain
pembersih sekali pakai.
3 Buang kain pembersih ke wadh limbah tahan bocor yang sesuai.
4 Lakukan disinfeksi pada bagian permukaan yang terkena tumpahan. (catatan : sodium hipoklorit dapat
digunakan untuk disinfeksi, dengan konsentrasi yang dianjurkan berkisar dari 0,05% sampai 0,5%).
5 Lepas sarung tangan karet dan celemek dan tempatkan perlengkapan tersebut ke wadah yang sesuai untuk
pembersihan dan disinfeksi lebih lanjut.
6 Tempatkan gaun pelindung, celemek, dan sarung tangan karet dan masukkan ke wadah yang sesuai.
7 Lakukan Handhygiene.
7 Dokumen Terkait : 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 270/Menkes/SK/III/2007 Tentang pedoman
Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya;
2 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 382/menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya ; Edisi Tahun 2011
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
443.1/3343/Dinkes 11
Tanggal Terbit Kepala UPTD YANKES
Cimaung

Pengendalian Limbah Padat


Medis
H. Nandan Suhendan SKM.,M.MKes
NIP : 196304281994031003
1 Pengertian : Penanganan limbah padat medis dimpuskesmas yang meliputi pemilihan pada sumber, pengumpulan,
pemindahan, pengangkutan, penyimpanan sementara dan pembuangan akhir ( diangkut oleh pihak ke-3)
2 Tujuan : Mengelola limbah padat medis sesuai dengan ketentuan departemen kesehatan sehingga tidak mencemari
lingkungan yang dapat menjadi sumber penularan penyakit bagi petugas, pasien, pengunjung dan masyarakat
sekitar serta dapat meningkatkan mutu pelayanan puskesmas.
3 Kebijakan : 1 Petugas wajib menggunakan alat pelindung diri seperti: sarung tangan, masker, helm, sepatu kerja, setiap
mulai melakukan tugas serta harus mencuci tangan dengan sabun cair setiap melakukan tugas.
2 Pengambilan limbah padat medis dilakukan tiap hari dari setiap ruangan yang menghasilkan limbah padat
medis.
3 Puskesmas menyediakan gudang/tempat penyimpanan limbah padat medis sementara (TPS) yang aman dan
terhindar dari gambaran hewan, dengan diberi papan nama dan tanda bahaya.
4 Pengawas pelaksanaan harian meliputi :
a. Pengawasan pengambilan limbah medis
b. Pengawasan gudang/penyimpanan limbah padat medis sementara (TPS)
c. Pengawasan pemakaian alat pelindung diri
5 Petugas yang tidak mengenakan alat pelindung diri harus mendapatkan peringatan atau sangsi yang tegas

4 Petugas/Sasaran : 1 Medis.
2 Paramedis.
3 Cleaning Service.
5 Peralatan/Sarana/ : 1 Air mengalir.
Prasarana 2 Detergen.
3 Sefty box
4 Alat pelindung diri
5 Tempat/plastic sampah padat medis.
6 Prosedur : 1 Identifikasi limbah padat medis (infeksius, potensial bahaya, logam tajam dan benda tajam)
2 Pisahkan limbah padat medis sesuai dengan jenis limbah.
3 Tempatkan limbah sesuai dengan jenisnya.
a. Limbah padat medis infeksius dan potensial menjadi berbahaya dimasukan container anti bocor,
anti tusuk, dengan lapisan kantong plastic warna kuning dan diikat dengan tali.
b. Limbah padat medis logam tajam, benda tajam dimasukan dalam kontainer khusus (safty box) dan
tutup bila sudah mencapai penuh.
c. Limbah padat medis berupa sisa produk farmasi yang meliputi obat-obatan kadaluarsa bila
memungkinkan dikirim kembali kea gen penyedia.
4 Labeling sesuai dengan jenis limbah yang ada didalamnya.
5 Simpan limbah padat medis yang sudah ditempatkan pada wadah di gudang/tempat penyimpanan limbah
padat medis sementara (TPS) yang aman sebelum dikirim /diambil perusahaan pengelola limbah medis
yang sudah ditunjuk.
7 Dokumen Terkait : 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 270/Menkes/SK/III/2007 Tentang pedoman
Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya;
2 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 382/menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya

3 Keputusan manteri kesehatan republic Indonesia nomor :1204/Menkes/SK/X/2004 tentang persyaratan


kesehatan lingkungan rumah sakit
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
443.1/3343/Dinkes 12
Tanggal Terbit Kepala UPTD YANKES
Cimaung

Pengendalian Limbah Padat


Medis
H. Nandan Suhendan SKM.,M.MKes
NIP : 196304281994031003
1 Pengertian : Penatalaksanaan oleh petugas kesehatan pada pajanan bahan kimia atau cairan tubuh
2 Tujuan : Tahap awal dalam tindakan mengurangi panjanan bahan kimia atau cairan tubuh
3 Kebijakan : 1 Ketika terpajan bahan kimia.
2 Ketika terpajan sumber potensi HIV, HBV, HCG, Neisseria meningitis, MTB, hepatitis A, Difteri, Varicella
zoster, Bordetella pertussis, Rabies.
3 Apabila terpajan segera hubungi komite pencegahan pengendalian infeksi puskesmas dan segera ke rumah
sakit untuk mendapatkan penatalaksanaan lanjutan

4 Petugas/Sasaran : 1 Petugas kesehatan


2 Air mengalir
3 Cleaning Service.
6 Prosedur : Melakukan tindakan pertolongan pertama, berupa :
a. Jika pajanan pada mata : bilas dengan air mengalir selama 15 menit
1
b. Jika pajanan pada kulir : bilas dengan air mengalir selama 1 menit
c. Jika pajanan pada mulut : segera kumur-kumur dengan air selama 1 menit
2 Lapor kepala komite pengedalian pencegahan infeksi puskesmas
3 Apabila diperlukan segera ke rumah sakit untuk mendapatkan penatalaksanaan lanjutan
7 Dokumen Terkait : 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 270/Menkes/SK/III/2007 Tentang pedoman
Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya;
2 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 382/menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan lainnya
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
443.1/3343/Dinkes 13
Tanggal Terbit Kepala UPTD YANKES
Cimaung

Pengendalian Limbah Padat


Medis
H. Nandan Suhendan SKM.,M.MKes
NIP : 196304281994031003
1 Pengertian : Tindakan pengambilan specimen urine untuk pemeriksaan labolatorium
2 Tujuan : Mencegah petugas kesehatan dari kemungkinan penularan akibat percikan urine yang infeksius
3 Kebijakan : 1 Semua pasien dan petugas harus selalu mematuhi prosedur pengambilan specimen urine yang benar
2 Dilakukan pada saat pengambilan specimen urine di fasilitas kesehatan
3 Petugas kesehatan wajib memberikan informasi kepada pasien cara pengambilan specime urine yang benar

4 Petugas/Sasaran : 1 Petugas kesehatan


2 Pasien
5 Peralatan/Sarana/ : 1 Toilet
Prasarana 2 Pot urine trasparan, bertutup urine satu, tidak bocor
3 Tempat sampah infecsius
4 Air yang mengalir
5 Bengkok atau pispot
6 Cairan desinfektan (aerosol)
7 Sabuncair yang mengandung chlorhexidine
8 Tissue
6 Prosedur : 1 Pasien diberitahukan dan dijelaskan tindakan yang akan dilakukan
2 Pasien dianjurkan melakukan hand hygiene kemudian cebok/membilas sebelum buang air kecil
3 Urine yang keluar permulaan dibiarkan mengalir sedikit, setelah itu urine yang keluar selanjutnya di
tamping dalam bengkok kemudian dituangkan kedalam botol yang tersedia
4 Petugas menggunakan alat pelindung diri sarung tangan bersih
5 Petugas menerima botol specimen urine yang telah terisi
6 Petugas memberikan label specimen (nama dan nomor medrek)
7 Petugas melepas sarung tangan lebih kemudian membuang sarung tangan bekas pada tempat sampah
infeksius
8 Petugas melaksanakan handhgiene
7 Dokumen Terkait : 1 Peraturan meteri kesehatan republic Indonesia nomor 27 tahun 2012 tentang penyelenggaraan labolatorium
pusat kesehatan masyarakat
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
443.1/3343/Dinkes 14
Tanggal Terbit Kepala UPTD YANKES
Cimaung

Pengambilan specimen
urine
H. Nandan Suhendan SKM.,M.MKes
NIP : 196304281994031003
1 Pengertian : Tindakan pengambilan specimen urine untuk pemeriksaan labolatorium
2 Tujuan : Mencegah petugas kesehatan dari kemungkinan penularan akibat percikan urine yang infeksius
3 Kebijakan : 1 Semua pasien dan petugas harus selalu mematuhi prosedur pengambilan specimen urine yang benar
2 Dilakukan pada saat pengambilan specimen urine di fasilitas kesehatan
3 Petugas kesehatan wajib memberikan informasi kepada pasien cara pengambilan specime urine yang benar

4 Petugas/Sasaran : 1 Petugas kesehatan


2 Pasien
5 Peralatan/Sarana/ : 1 Toilet
Prasarana 2 Pot urine trasparan, bertutup urine satu, tidak bocor
3 Tempat sampah infecsius
4 Air yang mengalir
5 Bengkok atau pispot
6 Cairan desinfektan (aerosol)
7 Sabun cair yang mengandung chlorhexidine
8 Tissue
6 Prosedur : 1 Pasien diberitahukan dan dijelaskan tindakan yang akan dilakukan
2 Pasien dianjurkan melakukan hand hygiene kemudian cebok/membilas sebelum buang air kecil
3 Urine yang keluar permulaan dibiarkan mengalir sedikit, setelah itu urine yang keluar selanjutnya di
tamping dalam bengkok kemudian dituangkan kedalam botol yang tersedia
4 Petugas menggunakan alat pelindung diri sarung tangan bersih
5 Petugas menerima botol specimen urine yang telah terisi
6 Petugas memberikan label specimen (nama dan nomor medrek)
7 Petugas melepas sarung tangan lebih kemudian membuang sarung tangan bekas pada tempat sampah
infeksius
8 Petugas melaksanakan handhgiene
7 Dokumen Terkait : 1 Peraturan meteri kesehatan republic Indonesia nomor 27 tahun 2012 tentang penyelenggaraan labolatorium
pusat kesehatan masyarakat
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
443.1/3343/Dinkes 15
Tanggal Terbit Kepala UPTD YANKES
Cimaung

Pengambilan specimen
darah
H. Nandan Suhendan SKM.,M.MKes
NIP : 196304281994031003
1 Pengertian : Tindakan pengambilan specimen urine untuk pemeriksaan labolatorium
2 Tujuan : Melaksanakan tindakan pengambilan darah yang aman sehingga mencegah terpapar petugas terhadap setiap
resiko infeksi yang dapat dihindari.
3 Kebijakan : 1 Semua pasien dan petugas harus selalu mematuhi prosedur pengambilan specimen urine yang benar
2 Dilakukan pada saat pengambilan specimen urine di fasilitas kesehatan
3 Petugas kesehatan wajib memberikan informasi kepada pasien cara pengambilan specime urine yang benar
4 Alat suntik dan jarum yang telah digunakan harus segera dibuang, tanpa ditutup kembali, dalam wadah anti
tusuk dan anti bocor yang tertutup, disegel, dan segera di hancurkan sebelum penuh.

4 Petugas/Sasaran : 1 Petugas kesehatan


2 Pasien
5 Peralatan/Sarana/ : 1 Perlengkapan tindakan (obat, spuit, bak instrument,dll)
Prasarana 2 Sarung tangan bersih, tetapi harus steril bila melakukan pemeriksaan kultur
3 Sabun cair yang mengandung chlorhexidine
4 Air yang mengalir
5 Safety box
6 Botol specimen yang berisi EDTA
7 Bengkok
8 Kapas alkohol
9 Tourniquet
10 Perlak /alas
11 Verban / plester
12 Gunting
6 Prosedur : 1 Lakukan handhgiene
2 pasien diberitahukan dan dijelaskan tindakan yang akan dilakukan
3 Gunakan alat pelindung diri/sarung tangan steril
4 Gunakan alat suntik sekali pakai
5 Memasang perlak/alas
6 Menyiapkan bengkok
7 Memasang toeniquet dan mengajurkan pasien pengepalkan tangan
8 Melakukan desinfeksi di tempat akan dilakukan pengambilan darah
9 Melakukan tindakan pengambilan specimen darah sesuai kebutuhan dengan menusukan jarun ke
permukaan kulit
10 Memasukan specimen darah pada botol specimen
11 Bekas tusukan ditekan dengan kapas alkohol
12 Buang langsung spuit bekas ke dalam safety box, tanpa menutup jarum
13 Petugas memberi label specimen (nama dan nomor medrek)
14 Petugas mengirim specimen ke labolatorium
15 Lepaskan alat pelindung diri/sarung tangan bersih
16 Lakukan handhgiene
7 Dokumen Terkait : 1 Peraturan meteri kesehatan republic Indonesia nomor 27 tahun 2012 tentang penyelenggaraan labolatorium
pusat kesehatan masyarakat
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
443.1/3343/Dinkes 16
Tanggal Terbit Kepala UPTD YANKES
Cimaung

Penempatan pasien dengan


tranmisi udara (TBC)
H. Nandan Suhendan SKM.,M.MKes
NIP : 196304281994031003
1 Pengertian : Penempatan pasien dengan infeksi tramisi udara adalah kewaspadaan standar yang harus diberlakukan terhadap
semua pasien, dengan cara menempatkan pasien pada ruang khusus/terpisah.
2 Tujuan : Memutuskan rantai penularan mikroba penyebab infeksi baik melalui udara
3 Kebijakan : 1 Membatasi ruang gerak pasien.
2 Sirkulasi ruangan harus baik
3 Di berlakukan sejak kedtangan pasien di tempat penerimaan
4 Petugas/Sasaran : 1 Petugas kesehatan
2 Pasien
3 Pengunjung fasilitas kesehatan
5 Peralatan/Sarana/ : 1 Ruang tunggu pasien terpisah untuk pasien TB infeksius yang rawat jalan
Prasarana 2 Masker bedah untuk pasien TB infeksius dan masker N-95 untuk petugas
3 handhiene
4 Tempat sampah tertutup
5 Ventilasi baik mekanik maupun natural
6 Prosedur : 1 Ruang tunggu dan ruang pemeriksaan pasien dengan infeksi transmisi
2 Mewajibkan pasien-pasien TB infeksius dan petugas yang ada di ruangan
3 Ruang pasien infeksius mempunyai pengaturan dan penataan ventilasi
4 Penempatan pasien (perawatan rawat inap)
a. Kamar tersendiri atau kohorting, beri jarak antar pasien kuang lebih 1 meter
b. Sepanjang belum tersedia HEPA filter, gunakan ventilasi natural dan
c. Pertukaran udara ideal kurang lebih 12c/jam, aliran udara terkontrol
5 Pencatatan administrasi
a. Tidak kontak erat dan menjaga jarak minimal 1 meter dari pasien
b. Batasi jumlah petugas seminimal mungkin dilingkungan pasien
c. Pastikan ventilasi ruangan memadai
d. Arah angina dari belakang petugas
e. Memberikan informasi kepada pasien agar mematuhi peraturan
6 Pemeriksaan fisik dan tindakan medis
a. Batasi jumlah petugas dilingkungan pasien seminimal mungkin
b. Pastikan ruangan cukup udara
c. Arah angina terkontrol, dari petugas menuju pasien
d. Ventilasi yang baik
e. Sinar matahari masuk ke ruangan
f. Petugas menggunakan masker N-95 bila pengelola pasien TB infeksius
g. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak pasien
7 Dokumen Terkait : 1 Meteri pencegahan pengendalian infeksi rumah sakit hasan sadikin
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
443.1/3343/Dinkes 17
Tanggal Terbit Kepala UPTD YANKES
Cimaung

Etiket batuk dan bersin


H. Nandan Suhendan SKM.,M.MKes
NIP : 196304281994031003
1 Pengertian : Perilaku petugas kesehatan maupun pasien dalam pengendalian penyebaran infeksi melalui batuk dan bersin
2 Tujuan : Mengendalikan lingkungan untuk mengurangi penularan infeksi pernafasa melalui batuk dan bersin di fasilitas
kesehatan
3 Kebijakan : 1 Langkah pengendalian sumber infeksi harus dilakukan untuk semua orang yang batuk dan bersin
2 Berlaku disemua lingkungan fasilitas kesehatan
3 Dilakukan pada setiap batuk dan bersin
4 Memberikan informasi kepada semua penunjang tentang etiket batuk di fasilitas kesehatan

4 Petugas/Sasaran : 1 Petugas kesehatan


2 Pasien
3 pengunjung
5 Peralatan/Sarana/ : 1 Tissue
Prasarana 2 Tempat sampah tertutup
3 Air yang mengalir
4 Sabun yang menggunakan chlorhexidine
6 Prosedur : 1 Bila anda merasa akan batuk dan bersin, segeralah berpaling/menjauh dari orang-orang disekitar anda
2 Kemudian tutuplah hidung dan mulut anda dengan menggunakan tissue/saputangan atau lengan baju kiri
atas
3 Apabila batur berdahak buanglah dahak di tissue atau dipermukaan tanah yang terpapar sinar matahari
4 Segera buang tissue yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah tertutup
5 Lakukan handhgiene
6 Bila perlu gunakan masker
7 Dokumen Terkait : 1 Peraturan meteri kesehatan republic Indonesia nomor 27 tahun 2012 tentang penyelenggaraan labolatorium
pedoman interim WHO, 2007, pencegahan dan pengendalian infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
2 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 565 tahun 2011 tentang strategi Nasional pengendalian tuberculosis
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PENCEGAHAN PENGENDALIAN INFEKSI PUSKESMAS
Nomor Dokumen Nomor Revisi Halaman
443.1/3343/Dinkes 18
Tanggal Terbit Kepala UPTD YANKES
Cimaung

Menyuntik Yang Aman


H. Nandan Suhendan SKM.,M.MKes
NIP : 196304281994031003
1 Pengertian : Tindakan menyuntik yang dilakukan oleh petugas kesehatan kepada pasien dengan syarat dan cara yang aman
2 Tujuan : Melaksanakan tindakan menyuntik yang aman sehingga mencegah terpaparnya petugas terhadap setiap resiko
infeksi yang dapat dihindari..
3 Kebijakan : 1 Menyuntk yang tidak perlu harus dihindari, dengan menggunakan oral bila sesuai
2 Dilmenyuntik menggunakan jarum yang steril dan sekali pakai untuk satu orang pasien
3 Bila memungkinkan sekali pakai vial walaupun multidose. Jarum atau sepuit yang di pakai ulang untuk
mengambil obat dalam vial multidose dapat menimbulkan kontraminasi mikroba yang dapat menyebar saat
obat dipakai untuk pasien lain
4 Alat suntik dan jarum yang telah digunakan harus segera dibuang, tanpa ditutup kembali, dalam wadah anti
tusuk dan anti bocor yang tertutup, disegel, dan segera di hancurkan sebelum penuh.

4 Petugas/Sasaran : 1 Petugas kesehatan


2 Paramedis
5 Peralatan/Sarana/ : 1 Perlengkapan tindakan (obat, spuit, bak instrument,dll)
Prasarana 2 Alat pelindung Diri sarung tangan bersih
3 Gunakan alat suntik sekali pakai
4 Lakukan tindakan menyuntik
5 Buang langsung spuit bekas pakai ke dalam Safety box tanpa menutu jarumnya
6 Lepaskan alat pelindung diri/sarung tangan
6 Prosedur : 1 Lakukan handhgiene
2 Gunakan alat pelindung diri/ sarung tangan bersih
3 Gunakan alat suntik sekali pakai
4 Lakukan tindakan menyuntik
5 Buang langsung spuit mungkin kedalam safty box tanpa menutup jarum
6 Lepaskan alat pelindung diri/sarung tangan bersih
7 Lakukan handhgiene
7 Dokumen Terkait : 1 Joint ILP/WHO guidelines in healt services and HIV/AIDS
2 Keputusan meteri kesehatan republic Indonesia nomor : 270/menkes/SK/III/2007tentang pedoman
manajerial pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit vdan fasilitas kesehatan lainnya
3 Keputusan menteri kesehatan republic Indonesia nomor : 382/menkes/SK/III/2007 tentang pedoman
pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai