Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

SOSIALITAS PANCASILA

.....

Disusun Oleh:

1. Habibi Zikri Siregar 9. M. Syaiful Yahya (14520)


2. Dina Amalia Y (14513) 10. Nabila Alfi Rosyida (14521)
3. Evi Yuana (14514) 11. Nanda Afida (14522)
4. Hani Aprilia (14515) 12. Putri Aditya Padma P (14523)
5. Hanifah Luthfi A (14516) 13. Ramadhani Nur Z (14524)
6. Heni Ratna Sari (14517) 14. Rusdi Al-Rosyid (12525)
7. Intan Laraswhaty (14518) 15. Sabda Apriliana B (14526)
8. Kumala Sari (14519) 16. Almira Wafa Emma

FAKULTAS FILSAFAT

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2016
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya. Tidak
seperti negara lainnya yang hanya memiliki sumber daya alam di daratan saja tetapi
Indonesia juga mempunyai potensi lautan yang melimpah. Bukan hanya alam yang
melimpah ruah namun penduduk Indonesia juga sangat banyak bahkan telah
mencapai dua ratus lima puluh juta jiwa. Indonesia bahkan masuk ke dalam sepuluh
besar negara di dunia dengan jumlah penduduk terbesar. Jumlah penduduk yang besar
ini dikarenakan Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau yang
terbentang dari Sabang sampai Merauke dan dari Pulau We sampai Pulu Rote.
Adanya ribuan pulau ini menjadi Indonesia mempunyai beragam suku dan budaya.
Jumlah penduduk yang sangat banyak menimbulkan banyak berbagai masalah sosial
dalam bidang politik, hukum, ekonomi dan lainnya. Permasalahan sosial yang terjadi
ini menimbulkan berbagai macam masalah yang berujung pada kesenjangan sosial
dan ketidakadilan dalam masyarakat. Kesenjangan sosial dan ketidakadilan di
masyarakat diciptakan oleh negara-negara kaya dalam membangun struktur
masyarakat global. Kesenjangan sosial dan ketidakadilan berawal dari kalangan atas
yang membuat jarak dengan sesama.
Kesenjangan sosial secara nyata dapat dilihat dari gaya hidup orang-orang
kaya dan miskin, dan antara pejabat dan rakyat kecil. Kondisi seperti ini membentuk
pemikiran seakan-akan terbentuk kasta disetiap lapisan kehidupan masyarakat.
Kesenjangan sosial dapat membawa masyarakat kedalam suasana ketidakadilan.
Padahal sila ke-lima Pancasila berbunyi keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Hal ini menunjukan bahwa keadilan tidak memandang latar belakang
seseorang baik kaya, miskin, pejabat, konglomerat, atau rakyat biasa. Setiap orang
mempunyai hak, kewajiban dan keadilan yang sama. Namun pada kenyataannya
keadilan hanya dimiliki oleh beberapa orang saja. Hal inilah yang membuat kelompok
sosialitas tertarik untuk membahas masalah ketidakadilan sosial lebih lanjut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keadaan sosial di Indonesia?
2. Apa saja bentuk ketidakadilan sosial dalam masyarakat?
3. Apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya ketidakadilan sosial?
4. Bagaimana cara untuk meminimalisir terjadinya ketidakadilan sosial?
5. Bagaimana seharusnya peran mahasiswa dalam menyikapi ketidakadilan sosial
berdasar nilai Pancasila?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini ialah:
1. Mengetahui kondisi keadaan sosial di Indonesia
2. Mengetahui bentuk-bentuk ketidakadilan sosial dalam masyarakat
3. Mengetahui faktor yang menyebabkan terjadinya ketidakadilan sosial
4. Menentukan cara untuk meminimalisir terjadinya ketidakadilan sosial
5. Mengetahui dan menentukan peran mahasiswa dalam menyikapi ketidakadilan
sosial berdasar nilai Pancasila
BAB III

PEMBAHASAN

Menurut Abad Badruzaman (2009;284) kesenjangan sosial adalah suatu


ketidakseimbangan sosial yang ada di masyarakat sehingga menjadikan suatu perbedaan yang
sangat mecolok atau dapat juga diartikan suatu keadaan dimana orang kaya mempunyai
kedudukan lebih tinggi dan lebih berkuasa dari pada orang miskin. Masalah kesenjangan
sosial ini mulai dibahas sejak zaman Yunani Kuno sampai sekarang. Namun, penyelesaian
dari kesenjangan sosial ini tidak turut ditemukan karena masalah mengenai kesenjangan
sosial tidak semakin sederhana melainkan semakin kompleks. Masalah kesenjangan sosial
juga semakin tak terpecahkan seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan.

Indonesia adalah negara yang berdasarkan Pancasila. Menurut Pancasila dalam sila
ke-lima yang menyatakan bahwa keadilan sosial diperuntukkan bagi seluruh rakyat
Indonesia. Sila Pancasila ini juga menekankan bahwa keadilan yang dimaksud adalah
keadilan sosial yakni keadilan secara keseluruhan bukan keadilan individu ataupun keadilan
kolektif dari beberapa golongan (Siswanto, 2015).

Namun kenyataannya keadilan sosial yang ada di Indonesia merupakan keadilan


individu dan golongan. Bukan keadilan yang dimaksudkan sesuai kaidah sila ke-lima
Pancasila. Kesenjangan sosial yang terjadi di Indonesia tidak hanya meliputi kesenjangan
dalam aspek sosial saja melainkan juga aspek ekonomi, dan aspek politik serta aspek hukum.

Kesenjangan ekonomi dicontohkan dengan keadaan pertumbuhan ekonomi Indonesia,


tidak meratanya akses dan manfaat pembangunan ekonomi, kemiskinan, kekurangan pangan,
dan pengangguran. Namun dalam hal ini kemiskinan menjadi faktor penting yang
mendominasi terjadinya kesenjangan sosial. Mereka yang tergolong ekonomi lemah
diantaranya orang-orang fakir, miskin, anak yatim, para peminta-minta, para hamba sahaya
yang seharusnya dilindungi oleh negara sekarang ini cendrung dijadikan kambing hitam
negara sebagai penghambat perekonomian negara. Padahal dalam UUD NRI Tahun 1945
telah mengamanatkan bahwa fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh
negara (pasal 34 ayat 1) serta Negara mengembangkan suatu sistem jaminan sosial bagi
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah sesuai dengan martabat
kemanusiaan ( pasal 34 ayat 2).
Dalam aspek hukum terdapat kecenderungan bahwa orang lemah tidak mempunyai
hak untuk mendapatkan perlindungan hukum sedang orang yang berkuasa dapat berlindung
dibawah hukum apapun dan seberapa besarpun kesalahannya. Negara Indonesia adalah
Negara demokrasi yang harus memandang warganya memiliki hak dan kewajiban
diperlakuan sama di muka hukum seperti yang tertuang pada pasal 27 UUD NRI Tahun 1945.
Namun kenyataannya beberapa tahun yang lalu terjadi diskriminasi tahanan kasus pidana
antara orang kaya dan orang miskin. Orang kaya yang terlibat kasus korupsi mendapatkan sel
tahanan dengan fasilitas mewah bagai tinggal di hotel. Sementara orang miskin yang terlibat
kasus kasus pidana kecil saja, seperti mencuri sebuah melon atau dua biji kakau, mencuri
piring, mencuri sandal diperas dan diperlakukan semena-mena oleh aparat penegak hukum.

Sedangkan dalam politik terdapat kecenderungan bahwa orang-orang yang memiliki


koneksi lebih, dalam dunia politik dengan mudah melenggang dan berkecimbung dalam
dunia perpolitikan sedangkan dalam kebijakan politik ekonomi pemerintah cenderung
melakukan KKN dan mendukung konglomerasi ekonomi beberapa pihak yang pasti
menimbulkan ketidakmerataan pengelolaan sumber daya alam yang ada sehingga berdampak
pada munculnya kemiskinan. Bahkan dunia perpolitikan Indonesia saat ini masih diisi oleh
para tikus-tikus penggerogot uang negara disaat masih tingginya angka kemiskinan di
Indonesia. (Kuncoro,1996)

Kesenjangan sosial dalam masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya


adalah kemiskinan. Kemiskinan adalah penyebab utama terjadinya kesenjangan sosial di
masyarakat. Kemiskinan adalah penyebab utama terjadinya kesenjangan sosial di masyarakat.
Menurut Damanhuri dalam buku Demokrasi dan Kemiskinan (2008;20), definisi tentang
kemiskinan memang sangat beragam. Kemiskinan sebagai ketidakmampuan seseorang dalam
memenuhi kebutuhan konsumsi dasar dan meningkatkan kualitas hidupnya. Beberapa
pengertian lainnya memasukkan unsur sosial dan moral sebagai variabelnya. Secara
struktural, kemiskinan dapat dimaknai sebagai kondisi yang tercipta akibat ketimpangan
kepemilikan modal dan alat produksi. Kemiskinan di sini diartikan sebagai ketidakberdayaan
sekelompok masyarakat atas system pemerintahan yang tereksploitasi. Seseorang menjadi
miskin bukan karena malas, bodoh dan atau tidak punya etos kerja yang tinggi, tetapi lebih
karena terdapat struktur sosial yang timpang. Perspektif ini lebih dikenal sebagai kemiskinan
struktural. Golongan kaum miskin struktural contohnya para petani yang tidak memiliki tanah
sendiri, petani yang tanah miliknya begitu kecil sehingga hasilnya tidak cukup untuk
memberi makan kepada dirinya sendiri dan keluarganya. Dalam hal ini petani yang tidak
memiliki tanah sendiri memiliki kecenderungan akan menyewa lahan pertanian milik orang
lain untuk ditanami. Modal yang mereka miliki juga terbatas untuk penyewaan lahan dan
modal pembibitan. Setelah masa panen hasil panen merekapun belum tentu dapat mencukupi
kebutuhan sehari-hari. Bagi petani yang menyewa lahan pertanian apabila mereka menanam
padi maka kesempatan tanam yang mereka miliki adalah 2-3 kali dalam setahun. Sistem sewa
yang terkadang tidak adil dapat merugikan pihak petani misalnya dengan sistem bagi hasil
dengan pemilik lahan yang terkadang tidak masuk akal. Selain itu, bagi petani yang
mempunyai lahan sempit terkadang sering dikecewakan oleh pemerintah dengan kebijakan
impor yang tidak masuk akal. Seperti kasus impor bawang merah beberapa waktu yang lalu,
disaat itu petani baru saja panen bawang tetapi dalam waktu yang sama pemerintah
mengimpor bawang merah dalam jumlah besar yang mengakibatkan petani merugi. Bagi
petani yang mempunyai modal besar dan lahan yang luas kerugian bawang merah mungkin
tidak begitu terasa tetapi bagi petani yang memiliki modal kecil dan lahan yang sempit
kerugian ini sangat terasa karena bawang merah yang mereka tanam tidak laku sehingga
modal mereka tidak kembali. (Sumardjan,1993)

Menurut Breman (1985;166) menggambarkan bahwa bagi yang miskin jalan ke atas
sering kali dirintangi, sedangkan: jalan menuju ke bawah terlalu mudah dilalui. Dengan
kata lain, gejala kesenjangan sosial dan kemampuan kemiskinan lebih disebabkan adanya
himpitan struktural. Tatanan ekonomi dan model pembangunan yang selalu berubah tetap
menempatkan rakyat sebagai korban.

Faktor lain yang mempengaruhi kesenjangan sosial adalah kurangnya lapangan


pekerjaan yang menyebabkan masalah perekonomian masyarakat. Sempitnya lapangan
pekerjaan di Indonesia menjadikan pengangguran yang sangat besar di Indonesia dan
menyebabkan perekonomian masyarakat bawah semakin rapuh. Salah satu karakteristik
tenaga kerja di Indonesia adalah laju pertumbuhan tenaga kerja lebih tinggi ketimbang laju
pertumbuhan lapangan kerja. Faktor-faktor penyebab pengangguran di Indonesia adalah
kurangnya sumber daya manusia pencipta lapangan kerja, kelebihan penduduk/pencari kerja,
kurangnya jalinan komunikasi antara si pencari kerja dengan pengusaha, kurangnya
pendidikan untuk pewirausaha.

Seperti yang telah dikatakan bahwa kesenjangan sosial tidak sesuai dengan sila
kelima Pancasila dan amanat UUDNRI Tahun 1945. Adanya kesenjangan sosial dapat
memicu berbagai masalah lain seperti tindak kriminalitas. Oleh karena itu untuk
meminimalisir efek samping dan tingkat kesenjangan sosial perlu adanya kerja sama antara
masyarakat dan pemerintah. Pemerintah sebagai pihak yang berwenang dan bertanggung
jawab dalam menjalankan amanat perundang-undangan harus secara nyata menjalankan
amanat itu seperti halnya menciptakan lapangan kerja dan meminimalisir kemiskinan dan
meminimalisir korupsi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan
meningkatkan sistem keadilan di Indonesia serta melakukan pengawasan yang ketat terhadap
mafia hukum. Sedangkan bagi masyarakat khususnya para mahasiswa apabila lulus nantinya
jangan sampai bergantung dalam mencari pekerjaan tetapi buatlah lapangan pekerjaan bagi
para pengangguran. Mahasiswa dibentuk untuk menciptakan inovasi baru bukan untuk
menggunakan inovasi orang lain.
BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Kondisi keadaan sosial di Indonesia tidak merata dan masih ada masyarakat di daerah
daerah tertentu yang belum mendapatkan pemerataan untuk memperoleh keadilan
seperti mendapatkan pekerjaan, kebutuhan pangan yang masih kurang tercukupi, serta
kemiskinan yang semakin bertambah setiap tahunnya.
2. Bentuk bentuk ketidakadilan sosial yang ada di indonesia yang mencolok yaitu
ketidakadilan individu dan manusia.
3. Faktor yang menyebabkan ketidakadilan sosial antara lain kesenjangan dalam
berbagai aspek antara lain kesenjangan dalam aspek sosial, ekonomi, politik, dan
hukum.
4. Untuk meminimalisir kesenjangan sosial diperlukan adanya kerja sama antara masyarakat
dan pemerintah.
5. Berdasarkan pancasila peran mahasiswa dalam menyikapi ketidakadilan sosial yang
terjadi yaitu apabila lulus nanti jangan sampai bergantung dalam mencari pekerjaan tetapi
mahasiswa harus bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi para pengangguran.
DAFTAR PUSTAKA

Indonesia, DPR.2016. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
www.dpr.go.id/jdih/uu1945 diakses pada 10 November 2016

Kuncoro, Dorojatun.1996.Kemiskinan di Indonesia. Yayasan Obor. Jakarta

Siswanto, Joko.2015.Pancasila: Refleksi Komprehensif Hal-Ihwal Pancasila. Lembaga


Ladang Kata.Yogyakarta

Sumardjan, Parsudi.1993. Kemiskinan di Perkotaan. Gramedia. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai