Anda di halaman 1dari 17

Beranda

Laporan Pasteurisasi
Mayonaise

RSS Feed Twitter

Education Blog
Media pembelajaran Intelektual
Mutiara Hari Ini
"Ketika harapan tak sesuai dengan kenyataan,ketika imoian tak jua menghampri, ketika
keinginan hanyalah angin belaka. Maka pada saat itu, hati mulai sibuk menata diri untuk
menerima. Menerima rasa yang sesakkan dada. Hingga butir bening pun mengalir tak terasa.
Saat itulah, ada yang berbisik : Hanya Allah Yang Maha Adil put..."

Beranda
Mayonaise
Laporan Pasteurisasi

Mutiara hari ini


"Ketika yang dicari hanyalah sebuah nilai untuk kepopuleran dunia, maka pada saat itu pula
itulah yang ia dapatkan. Namun, ketika yang dicari itu adalah ilmu untuk kehidypan akhirat,
maka pada saat itu pula keduanya akan diperoleh."
(Putri Wulandari)

History
277
Putri Wulandari. Diberdayakan oleh Blogger.

Kehidupan Sang Ayah


"Sektor pertanian merupakan satu-satunya bidang yang mengalami pertumbuhan positif saaat
krisis ekonomi melanda dunia."

Digital clock
Tentang saya

Putri Wulandari
Lihat profil lengkapku

Pengikut
Ada kesalahan di dalam gadget ini

Blog Archive
2013 (2)
Juli (2)
o
Jul 03 (1)
Rindu Mamakku Sayang
Jul 10 (1)

Beranda
Education
Business Relation
Kuliah
Featured
Agroindustri
Note

Laporan Pasteurisasi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suhu tinggi diterapkan baik dalam pengawetan maupun dalam pengolahan pangan.
Pemberian suhu tinggi pada pengolahan dan pengawetan pangan didasarkan kepada kenyataan
bahwa pemberian panas yang cukup dapat membunuh sebagian besar mikroba dan
menginaktifkan enzim. Selain itu makanan menjadi lebih aman karena racun-racun tertentu rusak
karena pemanasan. Salah satu pengawetan makan dengan suhu tinggi adalah dengan
menggunakan metode pasteurisasi.
Pasteurisasi merupakan suatu proses pemanasan yang menggunakan suhu rendah dibawah
100 . Tujuan pasteurisasi adalah untuk mengurangi populasi mikroorganisme pembusuk
sehingga bahan pangan yang dipasteurisasi tersebut akan mempunyai daya awet beberapa hari
(seperti produk susu pasteurisasi) sampai beberapa bulan (seperti produk sari buah pasteurisasi).
Selain itu, pasteurisasi juga bertujuan untuk menonaktifkan enzim-enzim dan
memeperpanjang daya simpan. Pasteurisasi dapat dilakukan menjadi dua, yaitu Low
Temperature Long Time atau LTLT dengan suhu 63 oC selama 30 menit dan High Temperature
Short Time atau HTST dengan suhu 72 oC selama 15 detik.
Oleh sebab itu, dalam pengamatan kali ini akan dilakukan beberapa percobaan dengan
menggunakan kedua metode pasteurisasi. Bahan yang akan digunakan adalah sari buah jeruk dan
susu.

1.2 Tujuan Pengamatan


Tujuan dari pengamatan ini adalah:
- Untuk mempasteurisasi susu sapi dan sari jeruk agar mikroba dapat dibunuh
- Untuk mengamati perbedaan sari buah jeruk dan susu sapi setelah dipasteurisasi dengan
menggunakan kedua metode pasteurisasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dalam pengawetan maupun dalam pengolahan pangan, suhu tinggi sering diterapkan
guna untuk membunuh sebagian mikroba dan menonaktifkan enzim. Adanya mikroba dan
kegiatan enzim dapat merusak bahan makanan meskipun disimpan dalam wadah tertutup.
Lamanya pemberian panas dan tingginya suhu pemanasan ditentukan oleh sifat dan jenis bahan
makanan serta tujuan dari prosesnya. Setiap jenis pangan memerlukan pemanasan yang berbeda
untuk mematikan mikroba yang terdapat didalamnya. Yang dimaksud dengan pengawetan
menggunakan suhu tinggi adalah proses-proses komersial dimana penggunaan panas terkendali
dengan baik, misalnya dengan pasteurisasi. Pada umumnya, pasteurisasi menggunakan dua
metode yang berbeda dalam prosesnya, yaitu metode LTLT atau Low Temperatur Long Time
dan HTST atau High Temperatur Short Time. Ada juga metode yang lain, yaitu metode Ultra
High Temperatur atau UHT.
2.1 Definisi Pasteurisasi
Pasteurisasi adalah sebuah proses pemanasan makanan dengan tujuan membunuh
organisme merugikan seperti bakteri, virus, protozoa, kapang, dan khamir. Tidak seperti
sterilisasi, pasteurisasi tidak dimaksudkan untuk membunuh seluruh mikroorganisme dimakanan.
Pasteurisasi bertujuan untuk mencapai "pengurangan log" dalam jumlah organisme, mengurangi
jumlah mereka sehingga tidak lagi bisa menyebabkan penyakit (dengan syarat produk yang telah
dipasteurisasi didinginkan dan digunakan sebelum tanggal kadaluwarsa).
Pasteurisasi juga merupakan suatu proses pemanasan bahan pangan sampai suatu suhu
tertentu untuk membunuh mikroba patogen atau penyebab penyakit seperti bakteri penyebab
penyakit TBC, disentri, diare, dan penyakit perut lainnya. Dengan pasteurisasi masih terdapat
mikroba, sehingga bahan pangan yang telah dipasteurisasi mempunyai daya tahan simpan yang
singkat. Mikroba terutama mikroba non patogen dan pembusuk masih ada pada bahan pangan
yang dipasteurisasi dan bisa berkembang biak. Oleh karena itu daya tahan simpannya tidak lama.
Selain itu, sisa mikroorganisme yang masih ada setelah pasteurisasi dapat dikendalikan dengan
metode pendinginan tersebut. (Anonim,2012)

Pasteurisasi diperlakuan pemanasan yang lebih ringan dari sterilisasi dan biasanya suhu
yang digunakan dibawah 100 yaitu 63-72 . Umumnya, bahan pangan yang telah
dipasteurisasi akan diawetkan lagi dalam suhu dingin untuk mempertahankan daya simpan bahan
pangan tersebut agar lebih lama.

2.2 Tujuan Pasteurisasi


Tujuan pasteurisasi secara umum adalah untuk memusnahkan sel-sel vegetatif dari
mikroba patogen, pembentuk toksin dan pembusuk. Beberapa mikroba yang dapat dimusnahkan
dengan perlakuan pasteurisasi adalah bakteri penyebab penyakit, seperti Mycobacterium
tuberculosis, Salmonella, dan Shigella disenteriae. Selain itu, pasteurisasi juga dapat
memusnahkan bakteri pembusuk yang tidak berspora, seperti pseudomonas, Achromobacter,
Lactobacillus, Leuconostoc, Proteus, Micrococcus dan Arobacter serta kapang dan khamir.
Tujuan lain dari pasteurisasi diantaranya adalah untuk memperpanjang daya simpan
bahan atu produk, agar dapat menimbulkan citarasa yang lebih baik pada prodiuk, pada
susudapat menginaktifkan enzim fosfatase dan katalase yaitu enzim yang membuat susu rusak.
Selain itu, dikhawatirkan jika menggunakan suhu yang erlalu tinggi akan megkibatkan kerusakan
mutu pada bahan pangan. Diketahui bahwa mikroba penyebab kebusukan pertama adalah
mikroorganisme yang sensitif terhadap panas.

2.3 Efek Pasteurisasi


Proses pasteurisasi dapat menghancurkan 90 99% bakteri yang ada di dalam susu,
dengan kemungkinan kerusakan yang sangat kecil bagi laktosa casein dan unsur lemak, akan
tetapi vitamin C dapat rusak. Oleh sebab itu, proses pasteurisasi tidak semuanya dapat
menguntungkan, ada beberapa efek yang ditimbulkan dari proses pasteurisasi, diantaranya dapat
mempertahankan nilai nutrisi dan karakteristik sensori bahan pangan hasil pasteurisasi, hanya
dapat memepertahankan umur simpan bahan pangan untuk beberapa hari saja, dapat
menyebabkan perubahan terjadinya perubahan warna, aroma, dan flavor, mengakibatkan
degradasi vitamin bahan.

2.4 Susu
Salah satu bahan pangan yang digunakan dalam proses pasteurisasi adalah susu. Air susu
(milk) adalah sekresi dari kelenjar susu pada mamalia yang merupakan cairan kompleks yang
mengandung komponen zat nutrisi untuk makanan hewan muda (Walstra dan Jennes, 1984).
Menurut Ressang dan Nasution (1986), air susu sapi adalah air susu yang tidak dikurangi atau
dibubuhi sesuatu apapun dan diperoleh dengan pemerahan sapi-sapi sehat secara kontinyu dan
sekaligus. Sedangkan menurut Bylund (1995) susu adalah makanan pada mamalia muda selama
periode dalam hidupnya yang dibutuhkan sebagai sumber energi dan untuk pertumbuhan dan
juga mengandung antibody yang dapat memproteksi mamalia muda terhadap infeksi (malakaa,
2007).
Sifat susu yang perlu diketahui adalah bahwa susu merupakan media yang baik
sekali bagi pertumbuhan mikrobia sehingga apabila penanganannya tidak baik akan dapat
menimbulkan penyakit yang berbahaya (zoonosis). Disamping itu susu sangat mudah sekali
menjadi rusak terutama karena susu merupakan bahan biologik (Anonima, 2007)
Air susu selama didalam ambing atau kelenjar air susu dinyatakan steril, akan tetapi
begitu berhubungan dengan udara air susu tersebut patut dicurigai sebagai sumber penyakit bagi
ternak dan manusia. Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku,
panas jenis dan kekentalannya. Sedangkan sifat kimia susu yang dimaksud adalah pH dan
keasamannya.(Anonimb, 2007)

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu : Pukul 13.30-16.10 WIB
Hari/tanggal : Rabu, 17 Oktober 2012
Tempat : Gedung Baru FPTK UPI lt.2

3.1 Alat dan Bahan


Alat :
- Botol kaca : untuk susu/sari buah yang akan dipasteurisasi
- Penangas Air : untuk mempasteurisasi bahan pangan
- Panci : sebagai wadah botol yang sedang dipanaskan
- Alat tulis : untuk mencatat hasil pengamatan
- Termometer : untuk mengukur suhu bahan pangan yang dipsteurisasi
- Freeezer : untuk menyimpan bahan pangan yang telah dipasteurisasi sebagai perlakuan terakhir
bahan pangan
Bahan :
- Sari buah jeruk
- Susu sapi

3.1 Prosedur Kerja


- Menyiapkan beberapa buah jeruk
- Mengambil sari-sarinya dan memasukkan kedalam botol yang telah disiapkan
- Memasukkan susu sapi yang telah disiapkan kedalam botol.
- Masukkan bahan yang akan dipasteurisasi kedalam penangas air dengan mengggunakan kedua
metode pasteurisasi, yaitu HTST dan LTLT
- Mengamati bahan-bahan tersebut dan mencatat hasilnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 4.1 pengamatan susu LTLT (kel.1)
Warna Rasa Aroma Tekstur
H1 (ruang) Putih Agak tawar Agak manis Mengental
H2 (ruang) Terbentuk 2 - Aroma asam Mengental
lapisan. Atas:
krem. Bawah:
putih susu
H7 (kulkas) Terbentuk 2 Rasa susu segar Susu segar Terbentuk
lapisan. Atas: 2 lapisan,
putih atas
kekuningan. mengental
Bawah: putih
susu

Tabel 4.2 pengamatan susu LTLT (kel.2)


Warna Rasa Aroma Tekstur
H1 (ruang) Putih susu Susu Susu -
H2 (ruang) Terdapat 2 fase. Tawar Bau susu basi -
Atas: putih susu.
Bawah: putih
susu (++)
H7 (kulkas) Terdapat 2 fase. Susu Susu -
Atas: putih susu.
Bawah: putih
susu (++)

Tabel 4.3 pengamatan susu HTST (kel.3)


Warna Rasa Aroma Tekstur
H1 (ruang) Putih susu Agak asin Amis Liquid
H2 (ruang) Putih sedikit - Asam Kental,
kuning terdapat
endapan
diatas
H7 (kulkas) Putih susu Susu segar, Liquid
namun tdk
dominan

Tabel 4.4 pengamatan susu HTST (kel.4)


Warna Rasa Aroma Tekstur
H1 (ruang) Putih Gurih Wangi susu -
H2 (ruang) Tdk homogen, Tawar Bau tengik -
Atas : gading
Tengah: air
Bawah: putih
susu
H7 (kulkas) Putih susu Enak Harum -

Tabel 4.5 pengamatan sari jeruk LTLT (kel.5)


Warna Rasa Aroma Tekstur
H1 (ruang) Orange Manis, asam, Jeruk (++) Cair
kesat
H2 (ruang) Terdapat dua Asam(+++) Khas jeruk (+) Menggumpal
lapisan pada
Atas: kuning, permukaan
pucat, dasar.
bening(+) Atas: (++)
Bawah: kuning, Bawah(+)
gelap(+)
H7 (kulkas) Terdapat dua Asam(+) Khas jeruk (+) Pada
lapisan. agak pahit karna permukaan
Atas: kuning biji dasar
pucat menggumpal,
Bawah: kuning atas cair (+),
telur bawah
terdapat
gumpalan

Tabel 4.5 pengamatan sari jeruk LTLT (kel.6)


Warna Rasa Aroma Tekstur
H1 (ruang) kuning-orange Manis asam Aroma jeruk (++++) Air
(+++)
H2 (ruang) Atas: kuning Manis (++) Bau asam jeruk (+++) Atas air
muda air sedikit pahit biji bawah
Bawah : kuning serat bulir
pekat bulir
H7 (kulkas) Atas: kuning Asam agak Bau asam jeruk (+) Atas air
muda air hambar (+) sedikit pahit biji bawah
Bawah: kuning bulir
pekat bulir lembur

Tabel 4.5 pengamatan sari jeruk HTST (kel.7)


Warna Rasa Aroma Tekstur
H1 (ruang) Kuning orange Manis (++) Jeruk (++++) Air
H2 (ruang) Atas: kuning Manis (++) Asam jeruk (+++) Atas: air
muda (air) sedikit pahit Bawah:serat
Bawah: kuning karan biji bulir
pekat (bulir)
H7 (kulkas) Atas: kuning Manis(+) Asam jeruk (++) Atas: air
muda (air) sedikit pahit Bawah:
Bawah: kuning karan biji bulir lembut
pekat (bulir)

Tabel 4.5 pengamatan sari jeruk HTST (kel.8)


Warna Rasa Aroma Tekstur
H1 (ruang) Kuning Asam Menyengat Terpisah
H2 (ruang) Atas : kuning Asam Aroma jeruk Terdapat
Bawah: kuning endapan
pekat dan dua
fase
H7 (kulkas) Atas: kuning Asam sedikit Wangi jeruk, tapi Terpisah
Bawah: kuning pahit sedikit berkurang dua fase,
pekat dibawah
terbentuk
endapan

4.2 Pembahasan
Pasteurisasi adalah perlakuan panas yang lebih ringan dari sterilisasi, biasanya suhu yang
digunakan dibawah 100 . Tujuan dari pasteurisasi adalah 1). Membunuh semua bakteri patogen
(penyebab penyakit) yang umumnya dijumpai pada bahan pangan yaitu bakteribakteri patogen
yang berbahaya ditinjau dari kesehatan masyarakat; 2). Memperpanjang daya tahan simpan
bahan panagn dengan jalan mematikan bakteri pembusuk dan menonaktifkan enzim pada bahan
pangan yang asam (pH <4,5), misalnya pasa bir, anggur, sari buah (Tjahjadi, 2011).
Pada setiap bahan pangan yang diamati dari hasil pasteurisasi, terdapat berbagai perbedaan.
Pengamatan kali ini menggunakan dua bahan pangan yang berbeda, yaitu susu sapi dan sari
jeruk. Metode yang digunakan adalah Low Temperatur Long Time (LTLT) dan metode High
Temperatur Short Time (HTST). Metode LTLT menggunakan suhu 63 dengan waktu 30 menit
dan 15 menit. Sedangkan metode HTST menggunakan suhu 72 dengan waktu 10 detik dan 15
detik.
a) Susu Sapi
Susu merupakan salah satu bahan pangan yang mudah rusak. Sehingga banyak mikroba
yang menggunakan susu sebagai media pertumbuhannya. Oleh sebab itu, susu yang telah keluar
dari ambing binatang, seharusnya dibersihkan dari mikroba patogen penyebab penyakit
berbahaya. Salah satu cara membersihkan mikroba patogen adalah dengan melakukan proses
pasteurisasi.
Pada tabel yang telah tersedia, dapat diamati bahwa susu mengalami perbedaan antara dua
metode yang telah digunakan dalam mempasteurisasi susu. Sehingga warna, aroma, dan flavor
susu masing-masing berbeda. Berikut akan dibahas mengenai perbedaan ciri-ciri fisik susu mulai
dari warna, aroma, dan flavor susu.
- Warna, warna air susu dapat berubah dari satu warna kewarna yang lain, tergantung dari bangsa
ternak, jenis pakan, jumlah lemak, bahan padat dan bahan pembentuk warna. Warna air susu
berkisar dari putih kebiruan hingga kuning keemasan. Warna putih dari susu merupakan hasil
dispersi dari refleksi cahaya oleh globula lemak dan partikel koloidal dari casein dan calsium
phosphat. Warna kuning adalah karena lemak dan caroten yang dapat larut. Bila lemak diambil
dari susu maka susu akan menunjukkan warna kebiruan.
Warna pada setiap pasteurisasi mengalami perubahan, dari H1 warnanya masih telihat putih,
namun, setelah dua hari hingga tujuh hari warna berubah menjadi kuning. Hal itu karena karena
lemak dan karoten dalam susu terlarut dan tergumpalkan.

- Rasa, Air susu terasa sedikit manis disebabkan oleh laktosa, sedangkan rasa asin berasal dari
klorida, sitrat dan garam-garam mineral lainnya. (Buckle et al,1987) menyatakan bahwa cita rasa
yang kurang normal mudah sekali berkembang di dalam susu dan hal ini mungkin merupakan
akibat dari sebab-sebab fisiologis seperti cita rasa pakan sapi yang mencemari pakan dan air
minum sapi, sebab-sebab dari enzim yang menghasilkan cita rasa tengik karena kegiatan lipase
pada lemak susu, sebab-sebab kimiawi oleh oksidasi lemak, sebab-sebab dari bakteri yang timbul
sebagai akibat pencemaran dan pertumbuhan bakteri yang menyebabkan peragian laktosa
menjadi asam laktat dan hasil samping metabolik lainnya yang mudah menguap, dan sebab-
sebab mekanis.

- Aroma, aroma air susu mudah berubah dari yang sedap menjadi bau yang tidak sedap. Hal ini
dipengaruhi oleh sifat lemak air susu yang mudah menyerap bau disekitarnya. Demikian juga
bahan pakan ternak sapi dapat merubah aroma air susu.
Maka pada pengamatan ini, aroma lama-kelamaan menjadi asam dan tengik karena sifat lemak
air susu yang mudah menyerap bau disekitarnya.

- Tekstur, tekstur air susu dipengaruhi oleh viskositas air susu. Seperti BJ maka viskositas air
susu lebih tinggi daripada air. Viskositas air susu biasanya berkisar 1,5 2,0 cP. Pada suhu 20C
viskositas whey 1,2 cP, viskositas susu skim 1,5 cP dan susu segar 2,0 cP. Bahan padat dan
lemak air susu mempengaruhi viskositas. Temperatur ikut juga menentukan viskositas air susu.
Sifat ini sangat menguntungkan dalam pembuatan mentega.
Pada pengamatan, tekstur susu lama-kelamaan semakin menental atau menggumpal, hal ini
karena kasein susu juga tergumpalkan.

Dari semua tabel yang membahas tentang susu, pada perlakuan susu pasteurisasi suhu
kulkas membentuk endapant karena pH dalam kulkas rendah. Suatu protein sangat mudah
diendapkan pada pH rendah, karena pada saat itu muatan listriknya nol. Aroma susu tetap sama
kerena sebagian besar mikroorganisme dalam susu mati karena proses pasteurisasi
(mikroorganisme mati pada suhu tinggi).
Di dalam susu terdapat protein susu. Protein susu ini mengendap dan terkoagulasi karena
protein mempunyai titik isoelektrik protein dimana jika protein diberi pemanasan protein akan
terdenaturasi (pecah) dan disimpan pada pH dibawah 4,6 muatan listriknya menjadi nol.
Di dalam susu terkandung protein total 3,3%. Protein susu mengandung ke Sembilan
asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh manusia. Ada dua kategori utama protein susu yang
dibedakan dari sisi komposisi kimia dan sifat fisiknya yaitu kasein dan whey. Kasein adalah
protein yang paling banyak tersedia di susu. Protein ini relatif tidak bisa larut dan cenderung
membentuk struktur yang disebut misel yang meningkatkan kelarutannya di air. Whey adalah
limbah dari pembuatan keju atau limbah pembuatan mentega. Whey adalah serum susu yang
terdiri dari komponen utamanya adalah laktosa (4-7 %) dan protein (0.6 1.0 %).
Protein serum terdiri dari -laktoglobulin 50%, -laktalbumin 20%, albumin,
immunoglobulin, laktoferin, trasferin dan sebagian kecil protein dan enzim. Whey tidak
mengandung fosfor tapi mengandung asam amino sulfur yang membentuk ikatan disulfide. Jika
ikatan rusak maka protein mengalami denaturasi.
b) Sari Jeruk
Pada pengamatan pasteurisasi sari jeruk, penghitungan total mikroorganisme dalam bahan
pangan penting untuk mengetahui tingkat kesegaran dan kualitas sari jeruk pasteurisasi selama
penyimpanan. Jumlah kandungan mikroorganisme pada sari jeruk segar merupakan salah satu
faktor yang menentukan kisaran waktu antara sari jeruk saat pasteurisasi dan diterima konsumen,
menurut Robinson dan Tamime (1981).
Sari jeruk yang telah mengalami proses pasteurisasi baik dengan metode High
Temperature Short Time (HTST) maupun metode Low Temperature Long Time (LTLT), masih
layak untuk dikonsumsi sampai penyimpanan 15-21 jam pada suhu 27,5 (suhu kamar) dan
penyimpanan pada suhu lemari es selama satu minggu atau lebih yang tidak terjadi perubahan
cita rasa yang nyata. Karena proses pateurisasi biasanya disertai dengan cara pengawetan lain
yaitu setelah di pasteurisasi sari buah jeruk disimpan pada suhu dingin yang menyebabkan daya
simpan sari buah jeruk akan lebih lama.
Pada dasarnya tujuan utama pateurisasi pada sari buah jeruk yang memiliki ph < 4,5
adalah untuk menginaktivasi enzim yaitu enzim pektinesterase dan enzim polygalacturonase
yang banyak terdapat pada sari buah. Dan memiliki tujuan penunjangnya yaitu menghancurkan
mikroba penyebab pembusukan (ragi dan kapang) untuk memperpanjang umur simpan selama
beberapa waktu.
Untuk jumlah kadar air pada sari buah jeruk dipengaruhi oleh metode pasteurisasi yaitu
dipengaruhi oleh suhu dan lama pasteurisasi, namun tidak dipengaruhi oleh lama waktu
penyimpanan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil pengamatan ini adalah :
- Susu pasteurisasi tidak mudah mengasam karena sebagian mikroorganisme dalam susu telah
mati dan enzim-enzim dalam susu pun telah terdenaturasi.
- Susu yang disimpan dalam refrigator mempunyai hasil yang lebih baik karena lingkungan
disekitar susu mempunyai bau yang cukup baik. Dan suhu dalam refrigator pun optimum yaitu
sekitar 10C.
- Susu yang disimpan dalam suhu ruang lebih mudah tengik karena lemak susu lebih mudah
menyerap bau lingkungan sekitarnya.

5.2 Saran
Saran yang dapat kami sampaikan adalah :

- Sebelum bahan pangan akan dipasterurisasi, segera tutup botol sehingga mikroba di udara
yang masuk tidak terlalu banyak.
- Segera bersihkan peralatan yang sudah dipakai ketika selesai melakukan praktikum

DAFTAR PUSTAKA
CarmencitaTjahjadi,Herlina Marta.2008.Pengantar Teknologi Pngan Volume 1. Jatinagor: Universitas
Padjajaran.
Tjahjadi, C dan Herlina Marta. 2011. Pengantar Teknologi Pangan. Bandung: Universitas Padjajaran
Muchtadi,dkk.2010.Teknologi Proses pengolahan Pangan.Bandung:Alfabeta

0 komentar:

Posting Komentar

Beranda
Langganan: Postingan (Atom)

Search

Image
Popular Hari Ini
Pengolahan Permen Jelly Rosella

Pengolaha permen Jelly sangan mengesankan, namun sedikit sulit, jika dibanding
pembuatan permen biasa. Berikut aan dijelaskan bagaimana p...

Rindu Mamakku Sayang

Sebuah rindu yang merayapi relung hati ini.

Blogger templates
Blogger news
Blogroll
Dokumen Penting
Copyright 2017 Education Blog | Powered by Blogger
Design by NewWpThemes | Blogger Theme by Lasantha - Premium Blogger Templates |
NewBloggerThemes.com

Anda mungkin juga menyukai