DISUSUN OLEH :
DESRI NURYANI
FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS BENGKULU
Asuransi dikatakan sebagai sebuah investasi untuk masa depan atau sebagai kebutuhan yang
tidak bisa dihindari selama bekerja. Asuransi tenaga kerja merupakan perjanjian antara
dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada
tertanggung dengan menerima premi asuransi kepada perusahaan untuk keselamatan
kerja dengan tujuan untuk memperoleh tingkat kesejahteraan yang cukup memadai.
Asuransi tenaga kerja juga berguna bagi para karyawan dapat mengembangkan
potensi dirinya dengan aman dan nyaman, serta melakukan aktivitasnya secara
maksimal, karena merasa dirinya maupun keluarga terlindungi asuransi bersifat sangat
perlu, dan menjadi sebuah kebutuhan yang mungkin takkan terelakkan bagi seorang karyawan
yang bekerja. Berikut ini beberapa penjelasan mengenai pentingnya asuransi bagi tenaga kerja :
Seperti yang diungkapkan sebelumnya yakni ada dua hal yang dilindungi oleh asuransi
sehingga karyawan harus terlindungi asuransi yakni diri asuransi itu sendiri dan juga
dilindungi dari pengeluaran yang lebih besar yang akan membebani finansial terutama
untuk tabungan. Apalagi jika jumlah tabungan sangatlah terbatas, kemungkinan untuk
terjadi hutang dalam pemenuhan kebutuhan sangatlah tinggi. Oleh Karena itulah
alasan karyawan harus terlindungi asuransi menjadi lebih penting agar secara finansial
karyawan dapat mandiri dan dalam mengatasi berbagai permasalahan karyawan tersebut
tidak perlu menggunakan tabungannya. Dengan demikian kekuatan finansial karyawan
tersebut akan semakin baik dan stabil.
Kebutuhan kita sebagai karyawan tidak akan berhenti saat kita memasuki masa pensiun.
Hal itulah alasan kedua mengapa karyawan harus terlindungi asuransi dana pensiun yang
akan membantu dalam menjalani hari tua atau masa pensiun. Jangan sampai karena harus
memenuhi kebutuhan sehari hari dan juga kebutuhan yang mungkin datang seorang
karyawan yang telah memasuki masa pensiun terpaksa harus mencari pendapatan
lainnya. Memanfaatkan asuransi sebagai jaminan hari tua memang sangat disarankan
sehingga memang benar sebaiknya karyawan harus terlindungi asuransi di tempat atau
perusahaannnya bekerja. Jangan sampai kesempatan untuk meraih kesejahteraan harus
pupus karena pengeluaran besar yang terjadi tiba tiba dan juga hari pensiun yang penuh
dengan kekhawatiran karena banyak kebutuhan yang masih perlu untuk dipenuhi.
Undang-Undang yang mengatur mengenai hal yang berkaitan dengan pekerja yang sakit
Undang-Undang yang mengatur ketentuan mengenai pekerja yang sakit adalah sebagai berikut :
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah salah satu lembaga jaminan sosial
terbesar di Indonesia. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) menawarkan berbagai
macam program mulai dari program kecelakaan kerja, jaminan hari tua hingga program
pemeliharaan kesehatan. Seperti yang sudah disebutkan dalam UU No.3/1992, bahwa
program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) wajib dikuti oleh setiap perusahaan yang
mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 orang atau lebih, atau membayar upah paling sedikit
Rp 1 juta sebulan. Program BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan merupakan haknya tenaga
kerja. Apabila terdapat perusahaan yang belum mengikuti Program BPJS, maka tenaga kerja
dapat melaporkannya ke:
Sesuai Pasal 6 UU No. 3/1992 dan Pasal 2 ayat (1) PP No. 14/1993, lingkup program
jaminan sosial tenaga kerja saat ini adalah meliputi 4 (empat) program, yakni:
Dalam hal ini, jaminan bagi pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan termasuk
dalam JPK yang menjadi hak pekerja. Cakupan program JPK ini termasuk Pelayanan Persalinan,
yakni pertolongan persalinan yang diberikan kepada pekerja perempuan berkeluarga atau istri
pekerja peserta program JPK maksimum sampai dengan persalinan ke-3. Besar bantuan biaya
persalinan normal setinggi-tingginya ditetapkan Rp 500.000.
Sakit bukanlah keinginan pekerja, jadi upah kerja tetap harus dibayarkan oleh perusahaan.
Berdasarkan pasal 93 Undang-undang No.13 tahun 2003 mengenai Ketenagakerjaan, upah yang
dibayarkan kepada pekerja yang sakit adalah :
1. Untuk 4 (empat) bulan pertama, dibayar 100% (seratus perseratus) dari upah;
2. Untuk 4 (empat) bulan kedua, dibayar 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari upah;
3. Untuk 4 (empat) bulan ketiga, dibayar 50% (lima puluh perseratus) dari upah; dan
4. Untuk bulan selanjutnya dibayar 25% (dua puluh lima perseratus) dari upah sebelum
pemutusan hubungan kerja dilakukan oleh pengusaha.
Jadi, sebenarnya perusahaan berkewajiban akan upah pekerjanya selama sakit, hanya
perbedaan jumlah upah yang diberikan disesuaikan dengan waktu lama sakit karyawan.
Ada dua jenis peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang masalah kecelakaan
kerja dan biaya pengobatannya, bila perusahaan ini mengikuti program jamsostek, Undang-
undang no.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang berlaku, Pasal 9 Undang-
Undang No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja menguraikan yang termasuk
jaminan kecelakaan kerja, yaitu meliputi:
1. biaya pengangkutan
2. biaya pemeriksaan, pengobatan, dan/atau perawatan
3. biaya rehabilitasi
4. santunan berupa uang yang meliputi:
a. santunan sementara tidak mampu bekerja
b. santunan cacat sebagian untuk selama-lamanya
c. santunan cacat total untuk selama-lamanya baik fisik maupun mental.
Bahkan Kepres RI No. 22 Tahun 1993 tentang penyakit yang timbul karena hubungan kerja
mengatur hak pekerja bila menderita penyakit karena hubungan kerja, yakni mendapat jaminan
kecelakaan kerja baik pada saat masih dalam hubungan kerja maupun setelah hubungan kerja
berakhir (paling lama 3 tahun sejak hubungan kerja berakhir). Apabila perusahaan tersebut
belum mengikuti program Jamsostek maka acuannya adalah Peraturan Menteri Tenaga
Kerja No.Per-04/Men/1993 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja. Menurut Permen No.
4/1993, kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja,
termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi
dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke rumah melalui jalan
yang biasa atau wajar dilalui.
1. pengangkutan dari tempat kejadian ke Rumah Sakit yang terdekat atau ke rumahnya;
2. pemeriksaan, pengobatan dan atau perawatan di Rumah Sakit;
Selain itu juga diberikan santunan berupa uang yang terdiri dari: