Anda di halaman 1dari 8

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

ASURANSI KETENAGAKERJAAN DI PERUSAHAAN

DISUSUN OLEH :

DESRI NURYANI

KELAS III B KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS MIPA

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN AJARAN 2017/2018


ASURANSI KETENGAKERJAAN DI PERUSAHAAN

Pentingnya Asuransi Bagi Tenaga Kerja

Asuransi dikatakan sebagai sebuah investasi untuk masa depan atau sebagai kebutuhan yang
tidak bisa dihindari selama bekerja. Asuransi tenaga kerja merupakan perjanjian antara
dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada
tertanggung dengan menerima premi asuransi kepada perusahaan untuk keselamatan
kerja dengan tujuan untuk memperoleh tingkat kesejahteraan yang cukup memadai.
Asuransi tenaga kerja juga berguna bagi para karyawan dapat mengembangkan
potensi dirinya dengan aman dan nyaman, serta melakukan aktivitasnya secara
maksimal, karena merasa dirinya maupun keluarga terlindungi asuransi bersifat sangat
perlu, dan menjadi sebuah kebutuhan yang mungkin takkan terelakkan bagi seorang karyawan
yang bekerja. Berikut ini beberapa penjelasan mengenai pentingnya asuransi bagi tenaga kerja :

1. Melindungi Kesejahteraan Keluarga


Alasan utama secara umum mengapa karyawan harus terlindungi asuransi adalah karena
karyawan sendiri perlu melindungi kesejahteraan keluarganya melalui pendapatan yang
didapatkan setiap bulannya. Perlindungan tersebut bisa dilihat baik perlindungan secara
langsung yakni jaminan perawatan kesehatan dari asuransi atau secara tidak langsung
yang akan mengenai karyawan seperti pengeluaran besar yang tidak terduga. Dengan
alasan tersebut, karyawan perlu mempertimbangkan apakah sebagai karyawan harus
terlindungi asuransi atau cukup apabila hanya mengandalkan bantuan dari perusahaan
tempat karyawan tersebut bekerja. Belum lagi dengan resiko pekerjaan antara karyawan
yang tentunya berbeda satu dengan yang lainnya.
2. Tabungan Hanya Untuk Masa Depan
Apakah mengandalkan tabungan untuk mengatasi permasalahan itu baik? Hal itu
bergantung pada kemampuan finansial dari karyawan itu sendiri. Apabila memang
karyawan tidak ingin tabungan mereka berkurang karena kebutuhan mendadak yang juga
jumlahnya besar maka hal tersebut menjadi alasan kuat mengapa karyawan harus
terlindungi asuransi. Dengan memiliki asuransi, karyawan memiliki alokasi tersendiri
untuk menjamin dirinya atau melindungi diri dengan mempersiapkan pelayanan
kesehatan seperti melalui asuransi kesehatan atau bahkan yang lebih fatal lagi adalah
dengan melalui asuransi jiwa. Itulah alasan mengapa karyawan harus terlindungi
asuransi di setiap perusahaan tempatnya bekerja dan perusahaan wajib untuk memberikan
pemahaman pada karyawan dari pentingnya asuransi tersebut.

3. Menghindari Pengeluaraan Terlalu Besar

Seperti yang diungkapkan sebelumnya yakni ada dua hal yang dilindungi oleh asuransi
sehingga karyawan harus terlindungi asuransi yakni diri asuransi itu sendiri dan juga
dilindungi dari pengeluaran yang lebih besar yang akan membebani finansial terutama
untuk tabungan. Apalagi jika jumlah tabungan sangatlah terbatas, kemungkinan untuk
terjadi hutang dalam pemenuhan kebutuhan sangatlah tinggi. Oleh Karena itulah
alasan karyawan harus terlindungi asuransi menjadi lebih penting agar secara finansial
karyawan dapat mandiri dan dalam mengatasi berbagai permasalahan karyawan tersebut
tidak perlu menggunakan tabungannya. Dengan demikian kekuatan finansial karyawan
tersebut akan semakin baik dan stabil.

4. Investasi Hari Tua

Kebutuhan kita sebagai karyawan tidak akan berhenti saat kita memasuki masa pensiun.
Hal itulah alasan kedua mengapa karyawan harus terlindungi asuransi dana pensiun yang
akan membantu dalam menjalani hari tua atau masa pensiun. Jangan sampai karena harus
memenuhi kebutuhan sehari hari dan juga kebutuhan yang mungkin datang seorang
karyawan yang telah memasuki masa pensiun terpaksa harus mencari pendapatan
lainnya. Memanfaatkan asuransi sebagai jaminan hari tua memang sangat disarankan
sehingga memang benar sebaiknya karyawan harus terlindungi asuransi di tempat atau
perusahaannnya bekerja. Jangan sampai kesempatan untuk meraih kesejahteraan harus
pupus karena pengeluaran besar yang terjadi tiba tiba dan juga hari pensiun yang penuh
dengan kekhawatiran karena banyak kebutuhan yang masih perlu untuk dipenuhi.

Peraturan Undang Undang Mengenai Pekerjaan dan Penyakit


Bagaimana dengan pekerjaan bila seorang pekerja sakit? Siapa yang akan membayar
pengobatannya dan apa kita bisa kehilangan pekerjaan karena sakit? Cari tau jawabannya disini!

Undang-Undang yang mengatur mengenai hal yang berkaitan dengan pekerja yang sakit
Undang-Undang yang mengatur ketentuan mengenai pekerja yang sakit adalah sebagai berikut :

1. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


Undang-Undang ini mengatur mengenai segala hal yang berhubungan dengan
ketenagakerjaan mulai dari upah kerja, jam kerja, hak maternal, cuti sampai
dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Lebih lengkapnya UU No.13/2003 mengatur
mengenai hal yang berkaitan dengan pekerja yang sakit dalam pasal 93, 153, 156 dan
172.
2. Undang-undang No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Undang-Undang ini mengatur bahwa program Jamsostek wajib dikuti oleh setiap
perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 orang atau lebih, atau
membayar upah paling sedikit Rp 1 juta sebulan.

Siapa yang membayar biaya pengobatan saat pekerja sakit?

Sebagian besar perusahaan akan mendaftarkan pekerjanya menjadi anggota Jamsostek.


Berdasarkan Undang-undang No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga
Kerja, pemeliharaan kesehatan diartikan sebagai upaya penanggulangan dan pencegahan
gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan, termasuk
pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan. Ruang lingkup jaminan pemeliharaan
kesehatan dalam undang-undang ini meliputi:

1. rawat jalan tingkat pertama


2. rawat jalan tingkat lanjutan
3. rawat inap
4. pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan
5. penunjang diagnostik
6. pelayanan khusus
7. pelayanan gawat darurat.
Namun, sayangnya peraturan tersebut hanya berlaku bagi karyawan yang perusahaannya sudah
mendaftarkan diri di Jamsostek. Bagi perusahaan yang belum mendaftarkan perusahaan dan
karyawannya di Jamsostek, biasanya diberlakukan penggantian biaya berobat yang bervariasi
tergantung kebijakan perusahaan yang bersangkutan.

Perusahaan Wajib Mengikut Sertakan Pekerjanya Dalam Program Asuransi Kesehatan

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah salah satu lembaga jaminan sosial
terbesar di Indonesia. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) menawarkan berbagai
macam program mulai dari program kecelakaan kerja, jaminan hari tua hingga program
pemeliharaan kesehatan. Seperti yang sudah disebutkan dalam UU No.3/1992, bahwa
program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) wajib dikuti oleh setiap perusahaan yang
mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 orang atau lebih, atau membayar upah paling sedikit
Rp 1 juta sebulan. Program BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan merupakan haknya tenaga
kerja. Apabila terdapat perusahaan yang belum mengikuti Program BPJS, maka tenaga kerja
dapat melaporkannya ke:

1. Pejabat Penyidik Polisi Negara Republik Indonesia


2. Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) tertentu di Departemen yang tugas dan
tanggungjawabnya meliputi ketenagakerjaan/pegawai Pengawas Ketenagakerjaan pada
Kantor Dinas Tenaga Kerja setempat

Lingkup Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Dalam Asuransi Kesehatan

Sesuai Pasal 6 UU No. 3/1992 dan Pasal 2 ayat (1) PP No. 14/1993, lingkup program
jaminan sosial tenaga kerja saat ini adalah meliputi 4 (empat) program, yakni:

1. jaminan kecelakaan kerja (JKK)

Program Jaminan Kecelakaan Kerja memberikan perlindungan atas risiko-risiko


kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam
perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau sebaliknya dan penyakit yang
disebabkan oleh lingkungan kerja. Iuran pada program jaminan kecelakaan kerja ini
dibayarkan oleh pemberi kerja atau perusahaan yang mana dasar perhitungan nya pada
tingkat resiko lingkungan kerja yang mana besaran iuran nya akan di evaluasi paling
lama setiap 2 tahun sekali.

2. jaminan kematian (JK)


Pada program Jaminan Kematian ini pemberian sebuah uang pertanggungan yang
diberikan kepada ahli waris pekerja ketiga peserta meninggal dunia yang disebabkan oleh
bukan kecelakaan kerja. Untuk iuran JKM ini sendiri sebesar 0,30% dari gaji atau upah
sebulan. Pemberian besaran santunan duka akan dapt diberikan apabila status JKM nya
masih aktif yang terdiri dari :
a. Santunan sekaligus Rp. 16.200.000,-
b. Santunan berkala 24 X Rp. 200.000,- atau sama dengan Rp. 4.800.000,- yang dibayarkan
sekaligus
c. Biaya Pemakaman sebesar Rp. 3.000.000,-
d. Beasiswa pendidikan anak dari peserta/pekerja yang meninggal dunia karena bukan
karena kecelakaan kerja dan telah memiliki masa pembayaran iuran paling sedikit 5 tahun
yang akan diberikan santunan beasiswa pendidikan nya sebesar Rp. 12.000.000,- untuk
setiap peserta.
3. jaminan hari tua (JHT)
Pada program ini kepesertaan bersifat wajib sesuai dengan penahapan kepesertaan, cara
pendaftaran pada program ini melalui kolektif melalui perusahaan dimana pekerja bekerja
dan apabila perusahaan lalai pekerja dapat mendaftarkan secara langsung dengan
melengkapi persyaratan persyaratan yang harus dipenuhui diantara nya : Perjanjian
kerja karyawan, KTP & Kartu Keluarga. Setelah itu pekerja akan memiliki No
Kepesertaan setelah dokument lengkap diterima dan iuran pertama nya sudah diteriam
BPJS Ketenagakerjaan dan Kartu nya biasa nya akan terbit setelah 7 hari kerja. Apabila
pekerja pindah kerja maka peserta wajib meneruskan kepsertaan dengan
menginformasikan JHT nya yang lama keperusahaan baru nya tempat bekerja.
Sedangkan untuk besaran iuran JHT ini sebesar 5,7% dari upah dengan rincian 2% dari
pekerja dan 3,7% nya dari pemberi kerja atau perusahaan dan pembayaran iuran ini
paling lambat diterima sebelum setiap tanggal 15 pada bulan berikut nya. Sedangkan
manfaat JHT itu sendiri adalah memberikan berupa uang tunai yang besarnya merupakan
akumulasi iuaran ditambah dengan hasil pengembangan yang dibayarkan secara
sekaligus pada peserta pada saat usia 56 tahun atau peserta meninggal dunia sebelum usia
tersebut atau peserta mengalami cacat tetap total sebelum usia 56 tahun.
4. jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK)

Dalam hal ini, jaminan bagi pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan termasuk
dalam JPK yang menjadi hak pekerja. Cakupan program JPK ini termasuk Pelayanan Persalinan,
yakni pertolongan persalinan yang diberikan kepada pekerja perempuan berkeluarga atau istri
pekerja peserta program JPK maksimum sampai dengan persalinan ke-3. Besar bantuan biaya
persalinan normal setinggi-tingginya ditetapkan Rp 500.000.

Lama Cuti Berbayar yang Karyawan Dapatkan Saat Sakit

Sakit bukanlah keinginan pekerja, jadi upah kerja tetap harus dibayarkan oleh perusahaan.
Berdasarkan pasal 93 Undang-undang No.13 tahun 2003 mengenai Ketenagakerjaan, upah yang
dibayarkan kepada pekerja yang sakit adalah :

1. Untuk 4 (empat) bulan pertama, dibayar 100% (seratus perseratus) dari upah;
2. Untuk 4 (empat) bulan kedua, dibayar 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari upah;
3. Untuk 4 (empat) bulan ketiga, dibayar 50% (lima puluh perseratus) dari upah; dan
4. Untuk bulan selanjutnya dibayar 25% (dua puluh lima perseratus) dari upah sebelum
pemutusan hubungan kerja dilakukan oleh pengusaha.

Jadi, sebenarnya perusahaan berkewajiban akan upah pekerjanya selama sakit, hanya
perbedaan jumlah upah yang diberikan disesuaikan dengan waktu lama sakit karyawan.

Biaya Pengobatan Karyawan jika Terjadi Kecelakaan Kerja

Ada dua jenis peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang masalah kecelakaan
kerja dan biaya pengobatannya, bila perusahaan ini mengikuti program jamsostek, Undang-
undang no.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang berlaku, Pasal 9 Undang-
Undang No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja menguraikan yang termasuk
jaminan kecelakaan kerja, yaitu meliputi:

1. biaya pengangkutan
2. biaya pemeriksaan, pengobatan, dan/atau perawatan
3. biaya rehabilitasi
4. santunan berupa uang yang meliputi:
a. santunan sementara tidak mampu bekerja
b. santunan cacat sebagian untuk selama-lamanya
c. santunan cacat total untuk selama-lamanya baik fisik maupun mental.

Bahkan Kepres RI No. 22 Tahun 1993 tentang penyakit yang timbul karena hubungan kerja
mengatur hak pekerja bila menderita penyakit karena hubungan kerja, yakni mendapat jaminan
kecelakaan kerja baik pada saat masih dalam hubungan kerja maupun setelah hubungan kerja
berakhir (paling lama 3 tahun sejak hubungan kerja berakhir). Apabila perusahaan tersebut
belum mengikuti program Jamsostek maka acuannya adalah Peraturan Menteri Tenaga
Kerja No.Per-04/Men/1993 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja. Menurut Permen No.
4/1993, kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan hubungan kerja,
termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi
dalam perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke rumah melalui jalan
yang biasa atau wajar dilalui.

Jumlah jaminan kecelakaan kerja yang dibayarkan terdiri dari:

1. pengangkutan dari tempat kejadian ke Rumah Sakit yang terdekat atau ke rumahnya;
2. pemeriksaan, pengobatan dan atau perawatan di Rumah Sakit;

Selain itu juga diberikan santunan berupa uang yang terdiri dari:

1. santunan sementara tidak mampu bekerja sebagai pengganti upah ; atau


2. santunan cacat sebagian untuk selama-lamanya ; atau
3. santunan cacat total untuk selama-lamanya.

Anda mungkin juga menyukai

  • SOP Pemberian Obat IC
    SOP Pemberian Obat IC
    Dokumen3 halaman
    SOP Pemberian Obat IC
    dea ade merisca
    Belum ada peringkat
  • ACAK
    ACAK
    Dokumen15 halaman
    ACAK
    dea ade merisca
    Belum ada peringkat
  • Kata
    Kata
    Dokumen2 halaman
    Kata
    dea ade merisca
    Belum ada peringkat
  • Etika Dan Hukum
    Etika Dan Hukum
    Dokumen32 halaman
    Etika Dan Hukum
    dea ade merisca
    Belum ada peringkat
  • Konstitusi
    Konstitusi
    Dokumen33 halaman
    Konstitusi
    dea ade merisca
    Belum ada peringkat
  • Tugas KWN
    Tugas KWN
    Dokumen21 halaman
    Tugas KWN
    dea ade merisca
    Belum ada peringkat
  • Definisi
    Definisi
    Dokumen2 halaman
    Definisi
    dea ade merisca
    Belum ada peringkat
  • Germas
    Germas
    Dokumen10 halaman
    Germas
    dea ade merisca
    Belum ada peringkat
  • Askep Asianotik Dan Sianotik
    Askep Asianotik Dan Sianotik
    Dokumen15 halaman
    Askep Asianotik Dan Sianotik
    dea ade merisca
    Belum ada peringkat
  • Konsep Dasar AsKep
    Konsep Dasar AsKep
    Dokumen2 halaman
    Konsep Dasar AsKep
    dea ade merisca
    Belum ada peringkat
  • Diabetes Melitus
    Diabetes Melitus
    Dokumen2 halaman
    Diabetes Melitus
    dea ade merisca
    Belum ada peringkat