Anda di halaman 1dari 4

DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM

IVA
No. Kode : SPO/UKP/RJ/01 Ditetapkan Oleh Kepala
Terbitan : 01 Puskesmas
No. Revisi : 00 Bunut Hilir
SPO Tgl. Mulai Berlaku : 24/11/2014
Halaman : 1/ 3.
DENY KURNIAWAN
NIP: 19850402 200902 1 001

1. Pengertian a. Kanker Leher Rahim adalah keganasan yang terjadi pada leher
rahim yang merupakan bagian terendah dari rahim yang menonjol
ke punfak liang senggama
b. Deteksi dini kanker payudara adalah upaya untuk mendeteksi dan
mengidentifikasi secara dini adanya kanker leher rahim, sehingga
diharapkan dapat diterapi dengan teknik yang dampak fisiknya
kecil dan punya peluang besar untuk sembuh
2. Tujuan 1. Mendeteksi dini dan mengidentifikasi dini adanya kanker leher
rahim
2. Mencegah stadium lanjut kanker leher rahim

3. Kebijakan KMK No.796 tahun 2010 tentang Pedoman Teknis Pengendalian


Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim
4. Referensi Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher
Rahim 2010
5. Alat 1. Kapas lidi atau forceps untuk memegang kapas
2. Speculum
3. Sarung tangan sekali pakai
4. jelly
5. Ember :3
6. Air DTT
7. Larutan asam asetat (3 -5%)
8. Larutan klorin untuk dekontaminasi alat
9. Detergen
10. Air bersih
11. Lampu senter : 1
12. Tempat cuci tangan : 1
6. Prosedur 1. Menjelaskan dan memberi pengertian akan prosedur yang akan
dilakukan pada klien
2. Melakukan anamnesis dan dicatat dalam blangko yang tersedia
3. Memeriksa peralatan dan bahan
4. Memastikan lampu tersedia dan siap digunakan
5. Menanyakan apakah klien sudah BAK dan membersihkan serta
membilas daerah genitalnya bila perlu
6. Meminta klien untuk melepas celana dalam dan memakai sarung
7. Meminta klien berbaring di meja periksa dengan kedua lengan di
samping
8. Memapar seluruh abdomen
9. Perhatikan apakah ada benjolan pada abdomen. Perhatikan letak dan
bentuk pusar
10. Memeriksa abdomen untuk melihat apakah terdapat warna yang tak
biasa, parut, guratan atau ruam dan lesi
11. Menekan dengan ringan menggunakan permukaan jari-jari tangan,
palpasi semua area abdomen. Mengidentifikasi adanya massa,
daerah yang nyeri atau resistensi otot. Mencatat temuan
12. Menekan lebih dalam, tentukan ukuran bentuk, konsistensi, rasa
nyeri, mobilitas dan pergerakan massa. Mencatat massa dan area
yang nyeri yang ditemukan
13. Mengidentifikasi area yang terasa nyeri. Jika terdapat nyeri, apakah
terdapat nyeri lepas
14. Jika ada luka terbuka pada abdomen bagian bawah atau lipat paha,
memakai sarung tangan
15. Meminta klien untuk meletakan kedua tumit pada dudukan. Jika
tidak ada dudukan, bantu klien menaruh kedua kakinya di tepi luar
ujung meja. Tutupi klien dengan selimut atau kain
16. Mencuci tangan dengan air sabun hingga bersih dan dikeringkan
dengan kain bersih dan kering
17. Nyalakan lampu / senter dan mengarahkan senter ke genital
18. Memakai sepasang sarung tangan periksa yang baru atau yang telah
di DTT
19. Menyentuh paha sebelah dalam sebelum menyentuh daerah genital
klien
20. Memperhatikan labia, klitoris, dan perineum apakah terdapat parut,
lesi, inflamasi atau retakan kulit
21. Dengan memisahkan labia mayora dengan dua jari, memeriksa
labia mayora, klitoris, mulut uretra dan mulut vagina
22. Mempalpasi labia minora. Lihat apakah terdapat benjolan, cairan,
ulkus, dan fistula. Rasakan apakah ada ketidakberaturan atau
benjolan dan apakah ada bagian yang terasa nyeri
23. Memeriksa kelenjar Skene untuk melihat adanya keputihan dan
nyeri. Dengan telapak tangan menghadap ke atas, masukan jari
telunjuk ke dalam vagina lalu dengan lembut mendorong ke atas
mengenai uretra dan menekan kelenjar pada kedua sisi kemudian
langsung ke uretra
24. Memeriksa kelenjar Bartholin untuk melihat apakah ada cairan dan
nyeri. Masukan jari telunjuk ke dalam vagina di sisi bawah mulut
vagina dan meraba dasar masing-masing labia mayora. Dengan
menggunakan jari dan ibu jari. Mempalpasi setiap sisi untu mencari
apakah ada benjolan atau nyeri
25. Meminta ibu untuk mengejan ketika menahan labia dalam posisi
terbuka. Apakah terdapat benjolan pada dinding anterior atau
posterior vagina.
26. Ganti sarung tangan
27. Memasang spekulum dan menyesuaikannya sehingga leher rahim
dapat terlihat
28. Memasang cocor bebek spekulum dalam posisi terbuka sehingga
spekulum tetap berada di tempatnya agar leher rahim dapat terlihat
29. Memindahkan lampu/senter sehingga dapat melihat leher rahim
dengan jelas
30. Memeriksa leher rahim apakah curiga kanker serviks atau terdapat
servisitis, ektopion, tumor, ovula naboti atau luka. Bila curiga
Kanker serviks pemeriksaan diakhiri.
31. Menggunakan swab kapas yang bersih untuk menghilangkan cairan
darah, atau mukosa dari leher rahim, Membuang swab kapas yang
telah dipakai ke dalam wadah tahan bocor atau kantung plastik
32. Mengidentifikasi ostium uteri, SSK, dan zona transformasi. Bila
SSK tidak bisa ditampakkan pemeriksaan IVA tidak dilanjutkan
dan bia memungkinkan lanjutkan dengan prosedur pemeriksaan
test PAP.
33. Mencelupkan swab bersih kedalam cairan asam asetat lalu
mengoleskan pada leher rahim. Membuang swab kapas ke dalam
kantung plastik
34. Menunggu minimal 1 menit agar asam asetat terserap dan tampat
perubahan warna putih yang disebut dengan acetowhite
35. Memeriksa SSK dengan teliti:
Memeriksa apakah leher rahim mudah berdarah
Mencari apakah terdapat plak putih yang tebal dan meninggi
atau lesi putih
36. Bila perlu oleskan kembali asam asetat atau usap leher rahim
dengan swab bersih untuk menghilangkan mukosa, darah, atau
debris. Membuang swab ke dalam kantung plastik
37. Bila pemeriksaan visual telah selesai, gunakan swab baru untuk
menghilangkan sisa cairan asam asetat dari leher rahim dan vagina
38. Buang swab ke dalam kantung plastik
39. Melepaskan spekulum dan melakukan dekontaminasi dengan
meletakan spekulum dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
40. Melakukan pemeriksaan bimanual
41. Meminta ibu duduk, turun dari meja periksa dan berpakaian
42. Membersihkan lampu/senter dan alas tempat duduk pasien berturut-
turut dengan larutan klorin 0,5%, cairan deterjen dan air bersih
43. Buang sarung tangan ke dalam kantung plastik
44. Cuci tangan
45. Catat hasil tes IVA
46. Membahas hasil pemeriksaan tes IVA bersama ibu dan menjawab
pertanyaan
7. Hal yang perlu 1. Jika hasil positif dan lesi <75%, maka disarankan krioterapi
diperhatikan 2. Berikan penyuluhan krioterapi dan efek samping
3. Jika ditemukan kelainan, sarankan untuk pemeriksaan lebih lanjut
contoh pap smear
4. Jika curiga kanker, segera rujuk ke dokter spesialis obgyn

8. Unit Terkait 1. Pelayanan deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
2. Rawat jalan

9. Dokumen terkait 1. Rekam medis


2. Catatan tindakan

Anda mungkin juga menyukai