Anda di halaman 1dari 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan akan bahan aditif di Indonesia baik dalam bidang pangan dan non-pangan
semakin meningkat. Salah satu bahan aditif tersebut adalah Triasetin. Triasetin dihasilkan
dari reaksi antara Gliserol dan Asam Asetat, dimana gliserol dapat diperoleh dari hasil
samping pembuatan biodiesel. Gliserol yang notabenenya adalah limbah dengan
mengubahnya menjadi bioaditif yang memiliki nilai kemanfaatan yang lebih tinggi.
Kegunaan dari triasetin diterapkan secara luas untuk farmasi, kosmetik dan bahan bakar
aditif.
Produksi triasetin tergantung dengan banyaknya gliserol yang dihasilkan sebagai hasil
samping proses pembuatan biodiesel. Jumlah gliserol biasanya sebesar 10% -berat dari
jumlah biodiesel yang dihasilkan [Heng Wepoh, 2015]. Pada tahun 2025 target produksi
biodiesel di Indonesia sebesar 4,7 juta kiloliter. Data tersebut menunjukkan bahwa gliserol
yang dihasilkan sebanyak 470.000 kiloliter [Blueprint Pengelolaan Energi Nasional, 2010].
Gliserol yang dihasilkan harus diolah menjadi bahan yang lebih bermanfaat seperti triasetin.

1.2 Peluang Pasar


Potensi gliserol yang dihasilkan di Indonesia sangat besar dan mengalami peningkatan
setiap tahunnya sehingga dipilih gliserol tersebut sebagai bahan baku pembuatan Triasetin.

1.3 Pentingnya Pendirian Pabrik


Pendirian pabrik triasetin dari gliserol akan membantu menyediakan produk yang
berguna sebagai bahan aditif dalam industri pangan dan nonpangan. Pabrik triasetin yang
didirikan, diharapkan mampu mengurangi ketergantungan terhadap impor yang selama ini
harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan triasetin di Indonesia. Disamping itu, produksi
triasetin juga akan mampu meningkatkan nilai ekonomis dari gliserol yang dianggap sebagai
limbah atau hasil samping produksi biodiesel.

Gliserol yang digunakan sebagai bahan baku diperoleh dari PT. Sinar Oleochemical
International dan PT. Flora Sawita dengan masing-masing kapasitas produksi sebesar 12.250
ton/tahun dan 5.400 ton/tahun, lokasi perusahaan tersebut terletak di Kota Medan [Direktorat
Jendral Industri Agro dan Kimia, 2014]. Pertimbangan pemilihan lokasi pabrik yang akan
didirikan berdasarkan lokasi strategis yang tentunya dekat dari sumber bahan baku.

Anda mungkin juga menyukai