Anda di halaman 1dari 16

Pengertian, Fungsi, Proses Fotosintesis

A. PENGERTIAN FOTOSINTESIS
Fotosintesis adalah proses pembuatan molekul makanan berenergi tinggi dari komponen yang
lebih sederhana, yang dilakukan oleh tumbuhan autotrof (tumbuhan yang dapat membuat
makanan sendiri). Fotosintesis berasal dari kata foton yang artinya cahaya dan sintesis yang
artinya penyusun, jadi fotosintesis juga diartikan dengan proses biokimiawi yang dilakukan
oleh tumbuhan untuk menghasilkan energi (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya.

B. FUNGSI FOTOSINTESIS
Fungsi utama fotosintesis adalah untuk memproduksi glukosa sebagai sumber energi
utama bagi tumbuhan, dengan adanya glukosa ini akan terbentuk sumber energi lemak
dan protein pula. Nah zat-zat ini akan menjadi sumber makanan bagi manusia dan
hewan, oleh karena itu proses fotosintesis ini sangat penting dalam kehidupan kita.
Prose Fotosintesis dapat membersihkan udara. Udara dibersihkan dengan diserapnya
karbondioksida dan dihasilkannya oksigen. Sehingga sering kita dengar penanaman
pohon untuk membersihkan lingkungan, karena ada proses fotosintesis inilah pohon
bisa berguna untuk membersihkan udara kita.
Kemampuan fotosintesis tumbuhan pada masa hidupnya akan membuat sisa sisa
tumbuhan tersebut tertimbun di dalam tanah. Timbunan dari tumbuhan dalam waktu
yang lama akan membuatnya menjadi batu bara yang merupakan bahan baku dan
sumber energi pada kehidupan modern.

C. PROSES FOTOSINTESIS
Sebelum memulai penjelasan, silahkan diperhatikan bagan di bawah terlebih dahulu.

Berdasarkan bagan tersebut maka secara singkat proses fotosintesis dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Dalam proses fotosintesis ada 4 bahan yang harus dimiliki, yaitu :
Karbondikoksida (CO2)
Air
Cahaya Matahari
Klorofil

Karbondikosida akan diambil oleh Stomata (mulut daun) pada daun tumbuhan dari udara
bebas, kemudian air diambil melalui akar tumbuhan dan diangkut komponen pengangkut
pada tumbuhan, kemudian Cahaya matahari akan diambil dalam bentuk energi oleh klorofil
(zat hijau daun). Semua proses ini akan berlangsung membentuk suatu reaksi dan
menghasilkan Oksigen serta Glukosa.
Setelah terdapat glukosa pada tumbuhan, nutrisi ini akan diubah menjadi lemak, protein, dan
nutrisi lainnya. Jadi pada fotosintesis terjadi reaksi yang sangat kompleks, namun secara
singkat reaksinya berlangsung seperti yang telah kami jelaskan.

D. TAHAP-TAHAP REAKSI FOTOSINTESIS


Proses fotosintesis yang terjadi di Kloroplas terdiri atas 2 reaksi, yaitu reaksi terang dan
reaksi gelap.
1. Reaksi Terang
Dikatakan reaksi terang karena dalam prosesnya reaksi ini membutuhkan cahaya matahari.
Reaksi ini terjadi di salah satu ruang kosong pada kloroplas yang disebut membran tilakoid.
Dalam reaksi terang, klorofil akan menyerap cahaya dari matahari, energi yang didapat dari
cahaya matahari akan digunakan untuk memecah molekul air menjadi molekul oksigen dan
hidrogen. Reaksi ini disebut sebagai fotolisis, dan dapat digambarkan dengan reaksi berikut.

2. Reaksi Gelap
Sesuai dengan namanya reaksi gelap merupakan reaksi yang tidak bergantung pada cahaya.
Inti dari proses reaksi gelap merupakan pengubahan Karbondioksida (CO2) menjadi glukosa.
Reaksi gelap ini terjadi pada bagian stroma kloroplas. Reaksi gelap hanya akan terjadi
sesudah terjadinya reaksi terang, dan proses reaksi gelap sangat kompleks, karena
pengubahan Karbondioksida (CO2)

E.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FOTOSINTESIS

1. Faktor Internal
Faktror internal adalah faktor yang berasal dari tumbuhan itu sendiri. Artinya, setiap
tumbuhan yang berbeda jenis, walaupun hidup dalam keadaan lingkungan yang sama akan
berbeda pula reaksi fotosintesisnya, dapat kita katakan faktor internal merupakan faktor
hereditas (keturunan).

Pada beberapa jenis tumbuhan, ada yang tidak bisa membentuk klorofil (albino) sehingga
akan sangat berpengaruh terhadap raksi fotosintesisnya.

2. Faktor Eksternal
a. Kandungan Air dan Mineral dalam tanah
Seperti yang telah kami jelaskan tadi sahabat, air merupakan salah satu bahan baku yang
digunakan untuk reaksi fotosintesis jadi semakin banyak air dalam tanah semakin bagus
reaksi tersebut. Karena Fotosintesis sangat bergantung dari penyerapan air oleh akar
tumbuhan tersebut.

b. Temperatur
Fotosintesis merupakan reaksi yang tergantung kepada enzim, sedangkan kerja enzim ini
dipengaruhi oleh suhu. Enzim tidak bisa bekerja pada suhu kurang dari 5 derajat Celcius dan
diatar 50 derajat celcius, jika suhu tidak sesuai maka fotosintesis tidak akan terjadi. Suhu
terbaik untuk proses fotosintesis adalah diantara 28 30 derajat celcius.

c. Kandungan CO2 di udara


Kandungan CO2 di udara sekitar 0.03 persen, semakin banyak CO2 akan semakin baik rekasi
yang terjadi.

d. Kandungan O2
Rendahnya kandungan O2 di udara dan di dalam tanah akan menghambat respirasi
tumbuhan. Remdajmua respirasi ini juga akan men ghambat pembentukan energi oleh
tumbuhan tersebut
Respirasi Sel (Katabolisme)
Katabolisme
Katabolisme disebut juga respirasi, merupakan proses pemecahan bahan organik menjadi
bahan anorganik dan melepaskan sejumlah energi (reaksi eksergonik). Energi yang lepas
tersebut digunakan untuk membentuk adenosin trifosfat (ATP), yang merupakan sumber
energi untuk seluruh aktivitas kehidupan.
Pada prinsipnya katabolisme merupakan reaksi reduksi-oksidasi (redoks), karena itu dalam
reaksi tersebut diperlukan akseptor elektron untuk menerima elektron dari reaksi oksidasi
bahan organik. Akseptor elektron tersebut diantaranya adalah:
NAD (nikotinamida adenin dinukleotida)
FAD (flavin adenin dinukleotida)
Ubikuinon
Sitokrom
Oksigen
Ada empat langkah dalam proses respirasi, yaitu: glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, daur
Krebs, dan rantai transpor elektron.

1. Glikolisis
Glikolisis berlangsung di sitosol, merupakan proses pemecahan molekul glukosa yang
memiliki 6 atom C menjadi dua molekul asam piruvat yang memiliki 3 atom C. Reaksi yang
berlangsung di sitosol ini menghasilkan 2 NADH dan 2 ATP.

2. Dekarboksilasi Oksidatif
Dekarboksilasi oksidatif berlangsung di matriks mitokondria, sebenarnya merupakan langkah
awal untuk memulai langkah ketiga, yaitu daur Krebs. Pada langkah ini 2 molekul asam
piruvat yang terbentuk pada glikolisis masing-masing diubah menjadi Asetil-KoA (asetil
koenzim A) dan menghasilkan 2 NADH.

3. Daur Krebs
Daur Krebs yang berlangsung di matriks mitokondria disebut juga daur asam sitrat atau daur
asam trikarboksilat dan berlangsung pada matriks mitokondria. Asetil-KoA yang terbentuk
pada dekarboksilasi oksidatif, memasuki daur ini. Pada akhir siklus dihasilkan 6 NADH, 2
FADH, dan 2 ATP. (lihat skema di bawah)

4. Rantai Transpor Elektron


Rantai transpor elektron berlangsung pada krista mitokondria. Prinsip dari reaksi ini adalah:
setiap pemindahan ion H (elektron) yang dilepas dari dua langkah pertama tadi antar akseptor
dihasilkan energi yang digunakan untuk pembentukan ATP.
Setiap satu molekul NADH yang teroksidasi menjadi NAD akan melepaskan energi yang
digunakan untuk pembentukan 3 molekul ATP. Sedangkan oksidasi FADH menjadi FAD,
energi yang lepas hanya bisa digunakan untuk membentuk 2 ATP. Jadi, satu mol glukosa
yang mengalami proses respirasi dihasilkan total 38 ATP.
Tabel berikut menjelaskan perhitungan pembentukan ATP per mol glukosa yang dipecah
pada proses respirasi.
Proses ATP NADH FADH
Glikolisis 2 2
Dekarboksilasi oksidatif 2
Daur Krebs 2 6 2
Rantai transpor elektron 34
Total 38 10 2
Respirasi Anaerob
Oksigen diperlukan dalam respirasi aerob sebagai penerima H yang terakhir dan membentuk
H2O. Bila berlangsung aktivitas respirasi yang sangat intensif seperti pada kontraksi otot
yang berat akan terjadi kekurangan oksigen yang menyebabkan berlangsungnya respirasi
anaerob. Contoh respirasi anaerob adalah fermentasi asam laktat pada otot, dan fermentasi
alkohol yang dilakukan oleh jamur Sacharromyces (ragi).

1. Fermentasi asam laktat


Asam piruvat yang terbentuk pada glikolisis tidak memasuki daur Krebs dan rantai transpor
elektron karena tak ada oksigen sebagai penerima H yang terakhir. Akibatnya asam piruvat
direduksi karena menerima H dari NADH yang terbentuk saat glikolisis, dan terbentuklah
asam laktat yang menyebabkan rasa lelah pada otot. Peristiwa ini hanya menghasilkan 2 ATP
untuk setiap mol glukosa yang direspirasi.
CH3.CO.COOH + NADH > CH3.CHOH.COOH + NAD + E
(asam piruvat) (asam laktat)

2. Fermentasi alkohol
Pada fermentasi alkohol asam piruvat diubah menjadi asetaldehid yang kemudian menerima
H dari NADH sehingga terbentuk etanol. Reaksi ini juga menghasilkan 2 ATP.
CH3.CO.COOH > CH3.CHO + NADH > C2H50H + NAD + E
(asam piruvat) (asetaldehid) (etanol)

Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan


Jaringan Tumbuhan

Tumbuhan tersusun atas banyak sel. Sel-sel itu pada tempat tertentu membentuk
jaringan. Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang
sama dan terikat oleh bahan antarsel membentuk suatu kesatuan.

Seiring tahap perkembangannya, jaringan penyusun tubuh tumbuhan dapat dibedakan


menjadi dua macam, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa.

1. Jaringan Meristem

Jaringan meristem adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat embrional, artinya
mampu secara terus-menerus membelah diri untuk menambah jumlah sel tubuh. Sel
meristem biasanya merupakan sel muda dan belum mengalami diferensiasi dan
spesialisasi. Ciri-ciri sel meristem biasanya berdinding tipis, banyak mengandung
protoplasma, vakuola kecil, inti besar, dan plastida belum matang. Bentuk sel
meristem umumnya sama ke segala arah, misalnya seperti kubus.

Berdasarkan letaknya dalam tumbuhan, ada 3 macam meristem, yaitu meristem


apikal, meristem lateral, dan meristem interkalar. Meristem apikal terdapat di ujung
batang dan ujung akar.
Meristem interkalar merupakan bagian dari meristem apikal yang terpisah dari ujung
(apeks) selama pertumbuhan. Meristem interkalar (antara) terdapat di antara jaringan
dewasa, misalnya di pangkal ruas batang rumput. Meristem lateral terdapat pada
kambium pembuluh dan kambium gabus.

a. Meristem Primer
Meristem primer adalah meristem yang berkembang dari sel embrional. Meristem
primer terdapat misalnya pada kuncup ujung batang dan ujung akar. Meristem primer
menyebabkan pertumbuhan primer pada tumbuhan. Pertumbuhan primer
memungkinkan akar dan batang bertambah panjang. Dengan demikian, tumbuhan
bertambah tinggi.

Meristem primer dapat dibedakan menjadi daerah-daerah dengan tingkat


perkembangan sel yang berbeda-beda. Pada ujung batang terdapat meristem apikal. Di
dekat meristem apikal ada promeristem dan ujung meristematik lain yang terdiri dari
sekelompok sal yang telah mengalami diferensiasi sampai tingkat tertentu.

b. Meristem Sekunder
Meristem sekunder adalah meristem yang berkembang dari jaringan dewasa yang
telah mengalami diferensiasi dan spesialisasi (sudah terhenti pertumbuhannya) tetapi
kembali bersifat embrional. Contoh meristem sekunder adalah kambium gabus yang
terdapat pada batang dikotil dan Gymnospermae, yang dapat terbentuk dari sel-sel
korteks di bawah epidermis.

Jaringan kambium yang terletak di antara berkas pengangkut (xilem dan floem) pada
batang dikotil merupakan meristem sekunder. Sel kambium aktif membelah, ke arah
dalam membentuk xilem sekunder dan ke luar membentuk floem sekunder. Akibatnya,
batang tumbuhan dikotil bertambah besar. Sebaliknya batang tumbuhan monokotil
tidak mempunyai meristem sekunder sehingga tidak mengalami pertumbuhan
sekunder. Itulah mengapa batang monokotil tidak dapat bertambah besar.

2. Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa merupakan jaringan yang terbentuk dari diferensiasi dan spesialisasi
sel-sel hasil pembelahan jaringan meristem. Diferensiasi adalah perubahan bentuk sel
yang disesuaikan dengan fungsinya, sedangkan spesialisasi adalah pengkhususan sel
untuk mendukung suatu fungsi tertentu. Jaringan dewasa pada umumnya sudah tidak
mengalami pertumbuhan lagi atau sementara berhenti pertumbuhannya. Jaringan
dewasa ini ada yang disebut sebagai jaringan permanen. Jaringan permanen adalah
jaringan yang telah mengalami diferensiasi yang sifatnya tak dapat balik
(irreversibel). Pada jaringan permanen sel-selnya tidak lagi mengalami pembelahan.
Jaringan dewasa meliputi jaringan epidermis, gabus parenkima, xilem, dan floem.
Selain itu ada bagian tumbuhan tertentu yang memiliki jaringan kolenkima dan
sklerenkima.

a. Epidermis
Jaringan epidermis ini berada paling luar pada alat-alat tumbuhan primer seperti akar,
batang daun, bunga, buah, dan biji. Epidermis tersusun atas satu lapisan sel saja.
Bentuknya bermacam-macam, misalnya isodiametris yang memanjang, berlekuk-
lekuk, atau menampakkan bentuk lain. Epidermis tersusun sangat rapat sehingga tidak
terdapat ruangan-ruangan antarsel. Epidermis merupakan sel hidup karena masih
mengandung protoplas, walaupun dalam jumlah sedikit. Terdapat vakuola yang besar
di tengah dan tidak mengandung plastida.

1. Jaringan epidermis daun


Jaringan epidermis daun terdapat pada permukaan atas dan bawah daun. Jaringan
tersebut tidak berklorofil kecuali pada sel penjaga (sel penutup) stomata. Pada
permukaan atas daun terdapat penebalan dinding luar yang tersusun atas zat kuting
(turunan senyawa lemak) yang dikenal sebagai kutikula, misalnya pada daun nangka.
Selain itu ada yang membentuk lapisan lilin untuk melindungi daun dari air, misalnya
pada daun pisang dan daun keladi. Ada pula yang membentuk bulu-bulu halus di
permukaan bawah sebagai alat perlindungan, misalnya pada daun durian. Sekelompok
sel epidermis membentuk stomata atau mulut daun. Stomata merupakan suatu celah
pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup atau sel penjaga. Melalui mulut
daun ini terjadi pertukaran gas.

2. Jaringan epidermis batang


Seperi halnya jaringan epidermis daun, jaringan epidermis batang ada yang
mengalami modifikasi membentuk lapisan tebal yang dikenal sebagai kutikula,
membentuk bulu sebagai alat perlindungan.

3. Jaringan epidermis akar


Jaringan epidermis akar berfungsi sebagai pelindung dan tempat terjadinya difusi dan
osmosis. Epidermis akar sebagian bermodifikasi membentuk tonjolan yang disebut
rambut akar dan berfungsi untuk menyerap air tanah.

Stomata adalah celah yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan. Pada semua
tumbuhan yang berwarna hijau, lapisan epidermis mengandung stomata paling banyak
pada daun. Stomata terdiri atas bagian-bagian yaitu sel penutup, bagian celah, sel
tetangga, dan ruang udara dalam. Sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik
yang menyebabkan gerakan sel penutup yang mengatur lebar celah. Sel penutup dapat
terletak sama tinggi dengan permukan epidermis (panerofor) atau lebih rendah dari
permukaan epidermis (kriptofor) dan lebih tinggi dari permukaan epidermis
(menonjol). Pada tumbuhan dikotil, sel penutup biasanya berbentuk seperti ginjal bila
dilihat dari atas. Sedangkan pada tumbuhan rumput-rumputan memiliki struktur
khusus dan seragam dengan sel penutup berbentuk seperti halter dan dua sel tetangga
terdapat masing-masing di samping sebuah sel penutup.

b. Jaringan Gabus
Jaringan gabus atau periderma adalah jaringan pelindung yang dibentuk untuk
menggantikan epidermis batang dan akar yang telah menebal akibat pertumbuhan
sekunder. Jaringan gabus tampak jelas pas tetumbuhan dikotil dan Gymnospermae.

Struktur jaringan gabus terdiri atas felogen (kambium gabus) yang akan membentuk
felem (gabus) ke arah luar dan feloderma ke arah dalam. Felogen dapat dihasilkan
oleh epidermis, parenkima di bawah epidermis, kolenkima, perisikel, atau parenkima
floem, tergantung spesies tumbuhannya. Pada penampang memanjang, sel-sel felogen
berbentuk segi empat atau segi banyak dan bersifat meristematis. Sel-sel gabus
(felem) dewasa berbentuk hampir prisma, mati, dan dinding selnya berlapis suberin,
yaitu sejenis selulosa yang berlemak. Sel-sel feloderma menyerupai sel parenkima,
berbentuk kotak dan hidup. Jaringan gabus berfungsi sebagai pelindung tumbuhan
dari kehilangan air. Pada tumbuhan gabus (Quercus suber), lapisan gabus dapat
bernilai ekonomi, misalnya untuk tutup botol.

c. Parenkima
Di sebelah dalam epidermis terdapat jaringan parenkima. Jaringan ini terdapat mulai
dari sebelah dalam epidermis hingga ke empulur. Parenkima tersusun atas sel-sel
bersegi banyak. Antara sel yang satu dengan sel yang lain terdapat ruang antarsel.

Parenkima disebut juga jaringan dasar karena menjadi tempat bagi jaringan-jaringan
yang lain. Parenkima terdapat pada akar, batang, dan daun, mengitari jaringan lainnya.
Misalnya pada xilem dan floem.

Selain sebagai jaringan dasar, jaringan parenkima berfungsi sebagai jaringan


penghasil dan penyimpan cadangan makanan. Contoh parenkima penghasil makanan
adalah parenkima daun yang memiliki kloroplas dan dapat melakukan fotosintesis.
Parenkima yang memiliki kloroplas disebut sklerenkima. Hasil-hasil fotosintesis
berupa gula diangkut ke parenkima batang atau akar. Di parenkima batang atau akar,
hasil-hasil fotosintesis tersebut disusun menjadi bahan organik lain yang lebih
kompleks, misalnya tepung, protein, atau lemak. Parenkima batang dan akar pada
beberapa tumbuhan berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan, misalnya pada
ubi jalar (Ipomoea batatas). Ada pula sel parenkima yang menyimpan cadangan
makanan pada katiledon (daun lembaga biji) seperti pada kacang buncis (Phaseolus
vulgaris).

d. Jaringan Penguat

untuk memperkokoh tubuhnya, tumbuhan memerlukan jaringan penguat atau


penunjang yang disebut juga sebagai jaringan mekanik. Ada dua macam jaringan
penguat pegat yang menyusun tubuh tumbuhan, yaitu kolenima dan sklerenkima.
Kolenkima mengandung protoplasma dan dindingnya tidak mengalami signifikasi.
Sklerenkima berbeda dari kolenkima, karena sklerenkima tidak mempunyai
protoplasma dan dindingnya mengalami penebalan dan zat lignin (lignifikasi).

1. Kolenkima
Sel kolenkima merupakan sel hidup dan mempunyai sifat mirip parenkima. Sel-selnya
ada Yat mengandung kloroplas. Kolenkima umumnya terletak di dekat perukaan dan
di bawah epidermis pada batang, tangkai daun, tangkai bunga, dan ibu tulang daun.
Kolenkima jarang terdapat pada akar. Sel kolenkima biasanya memanjang sejajar
dengan pusat organ tempat kolenkima itu terdapat.
Dinding sal kolenkima mengandung selulosa, pektin, dan hemiselulosa. Dinding sel
kolenkima mengalami penebalan yang tidak merata. Penebalan itu terjadi pada sudut-
sudut sel, dan disebut kolenkima sudut.

Fungsi jaringan kolenkima adalah sebagai penyokong pada bagian tumbuhan muda
yang sedang tumbuh dan pada tumbuhan herba.

2. Sklerenkima
Jaringan sklerenkima terdiri atas sel-sel mati. Dinding sel sklerenkima sangat kuat,
tebal, dan mengandung lignin (komponen utama kayu). Dinding sel mempunyai
penebalan primer dan kemudian penebalan sekunder oleh zat lignin. Menurut
bentuknya, sklerenkima dibagi menjadi dua, yaitu serabut sklerenkima yang
berbentuk seperti benang panjang, dan sklereid (sel batu). Sklereid terdapat pada
berkas pengangkut, di antara sel-sel parenkima, korteks batang, tangkai daun, akar,
buah, dan biji. Pada biji, sklereid sering kali merupakan suatu lapisan yang turut
menyusun kulit biji.

Fungsi sklerenkima adalah menguatkan bagian tumbuhan yang sudah dewasa.


Sklerenkima juga melindungi bagian-bagian lunak yang lebih dalam, seperti pada
kulit biji jarak, biji kenari dan tempurung kelapa.

e. Jaringan Pengangkut

1. Xilem
Xilem berfungsi untuk menyalurkan air dan mineral dari akar ke daun. Elemen xilem
terdiri dari unsur pembuluh, serabut xilem, dan parenkima xilem. Unsur pembuluh ada
dua, yaitu pembuluh kayu (trakea) dan trakeid. Trakea dan trakeid merupakan sel
mati, tidak memiliki sitoplasma dan hanya tersisa dinding selnya. Sel-sel tersebut
bersambungan sehingga membentuk pembuluh kapiler yang berfungsi sebagai
pengangkut air dan mineral. Oleh karena pembuluh yang membentuk berkas, maka
dikatakan sebagai berkas pembuluh. Diameter xilem bervariasi tergantung pada
spesies tumbuhan, tetapi biasanya 20-700 m. Dinding xilem mengalami penebalan
zat lignin.

Bagian trakeid dapat dibedakan dari trakea karena ukurannya lebih kecil, walaupun
dinding selnya juga tebal dan berkayu. Rata-rata diameter trakeid ialah 30 m dan
panjangnya mencapai beberapa milimeter. Trakeid terdapat pada semua tumbuhan
Spermatophyta. Pada ujung sel trakeid terdapat lubang seperti saringan.

2. Floem
Floem berfungsi menyalurkan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh
bagian tumbuhan. Pada umumnya elemen floem disusun oleh unsur-unsur tapis, sel
pengiris, serabut floem, sklereid, dan parenkima floem. Unsur utama adalah
pembuluh tapis dan parenkima floem. Parenkima floem berfungsi menyimpan
cadangan makanan. Persebaran serabut floem sering kali sangat luas dan berfungsi
untuk memberi sokongan pada tubuh tumbuhan.
Pembuluh tapis terdiri atas sel-sel berbentuk silindris dengan diameter 25 m dan
panjang 100-500 m. Pembuluh tapis mempunyai sitoplasma tanpa inti. Dinding sel
komponen pembuluh tapis tidak berlignin sehingga lebih tipis daripada trakea.
Pembuluh tapis adalah pembuluh angkut utama pada jaringan floem. Pembuluh ini
bersambungan dan meluas dari pangkal sampai ke ujung tumbuhan.

Pembelahan Sel (Mitosis, Meiosis, dan Amitosis)


Berikut ini rangkuman pelajaran Biologi bab Pembelahan Sel.
1. Pembelahan mitosis

Pembelahan mitosis meliputi dua proses pembelahan yang berurutan yaitu koriokinesis
(pembelahan inti) dan sitokinesis (pembelahan sel). Pembelahan mitosis berlangsung dalam
empat tahap.

a. Profase
Ciri-ciri tahap profase sebagai berikut.
1) Benang-kromatin membentuk kromosom.
2) Membran inti larut dan anak inti (nukleolus) menghilang.
3) Kromosom menduplikasi diri menjadi sepasang kromatid.
4) Sentriol membelah dan bergerak ke arah kutub, terbentuk benang-benang spindel.

b. Metafase
Ciri-ciri tahap metafase sebagai berikut.
1) Benang spindel mengikat sentromersentromer kromosom.
2) Kromosom berjajar pada bidang ekuatorial.

c. Anafase
Ciri-ciri tahap anafase sebagai berikut.
Benang-benang spindel memendek, kromatid menuju kutub yang berlawanan.

d. Telofase
Ciri-ciri tahap telofase
1) Mulai terbentuk membran inti.
2) Kromatid menipis dan mulai terbentuk anak inti.
3) Sitoplasma menebal dan terjadi sitokinesis (pembelahan sitoplasma).
Peta Konsep Pembelahan Sel
Advertisement

2. Pembelahan meiosis

Pembelahan meiosis disebut juga pembelahan reduksi karena sel anakan yang tebentuk
memiliki setengah jumlah kromosom sel induk.
Pembelahan meiosis berlangsung dalam dua tahap pembelahan yaitu meiosis I (pengurangan
jumlah kromosom) dan meiosis II prosesnya sama dengan pembelahan mitosis.
Tahap-tahap pembelahan meiosis
a. Meiosis I
1) Profase I
Pada profase I berlangsung tahap-tahap sebagai berikut.
a) Leptonema
Terlihat benang-benang halus pada nukleus.
b) Zigonema
(1) Pembentukan geminus
(2) Terjadi sinapsis
c) Pakinema
Geminus telah terbentuk sempurna
d) Diplonema
(1) Kromosom membelah dan menjauh tetapi terdapat kiasma
(2) Pasangan kromosom homolog memisahkan diri
e) Diakinesis
(1) Kromosom menebal
(2) Geminus menyebar di sepanjang inti
2) Metafase I
Pada metafase I berlangsung tahap-tahap sebagai berikut.
a) Inti dan nukleolus menghilang.
b) terbentuk benang-benang spindel.
c) Kromosom homolog bergerak ke bidang ekuator.
3) Anafase I
Pada anafase I, kromosom homolog berpisah dan bergerak ke kutub berlawanan tanpa
pemisahan sentromer.
4) Telofase I
Pada telofase I berlangsung tahap-tahap sebagai berikut.
a) Membran inti dan anak inti kembali terbentuk.
b) Sel anakan berpisah.
c) Terbentuk 2 sel anakan haploid.

b. Meiosis II
Proses yang terjadi pada meiosis II serupa dengan proses pada mitosis.

3. Pembelahan Amitosis
Amitosis merupakan salah satu cara reproduksi aseksual pada organisme uniselular, sehingga
tidak diawali dengan pembentukan gelendong pembelahan dan peleburan inti.
4. Gametogenesis pada hewan Vertebrata
Gametogenesis pada hewan Vertebrata terdiri atas spermatogenesis dan oogenesis.
a. Spermatogenesis terjadi di dalam testis.
Spermatogenesis menghasilkan sel sperma (n)
b. Oogenesis terjadi dalam ovarium.
Oogenensis menghasilkan ovum (n).
5. Gametogenesis pada tumbuhan berbiji

Gametogenesis meliputi mikrosporogenesis (pembentukan gamet jantan) dan


makrosporogenesis (pembentukan gamet betina).

Materi Genetika dalam Biologi


Biologi: Materi Genetika - Materi genetika terdiri dari kromosom dan gen. Salah satu materi
genetika yaitu kromosom yang terdiri atas DNA dan protein. Informasi genetika yang mengatur
aktivitas sel terletak dalam struktur DNA-nya dan bukan pada proteinnya. Makin banyak jumlah
kromosom, makin besar kandungan DNA-nya.
DNA terdiri atas rangkaian beberapa nukleotida. Nukleotida mengandung nukleosida yang terikat
dengan asam fosfat, sedang nukleosida terdiri atas basa nitrogen.
1. Replikasi DNA - Materi Genetika
Materi genetika berupa DNA mempunyai kemampuan heterokatalik, yaitu mampu membentuk
molekul kimia lain dari sebagian rantainya dan autokatalik, yaitu mampu memperbanyak diri. Ketika
terjadi pembelahan mitosis, pita kembar yang berpilin pada DNA akan dilepas sebagian oleh enzim
DNA polimerase pada ikatan hidrogen antara purin dan pirimidin.

Ikatan tersebut lemah, sehingga mudah pecah dibandingkan dengan ikatan kovalen antara fosfat dan
deoksiribosa. Pada materi genetika, setelah ikatan masing-masing berjauhan, selanjutnya akan
membentuk pasangan baru. Sebagai contoh, rantai A mendapat pasangan baru B, sedangkan rantai B
mendapat pasangan baru A maka terbentuk dua DNA yang masing-masing memiliki rantai AB dan
AB.
2. Kode Genetika
Pada struktur DNA sebagai materi genetika, rangkaian purin dan pirimidin berkelompok-kelompok.
Masing-masing kelompok terdiri atas tiga basa nitrogen (triplet) yang disebut kodogen (kode genetik).
Kodogen tertentu menentukan jenis asam amino yang harus dirangkai. Gambaran rangkaian tersebut
dapat dilihat sebagai berikut. Dalam tubuh manusia terdapat 20 macam asam amino dengan kode-
kode genetiknya, seperti pada tabel berikut ini:

Kode Genetika

3. Perbedaan DNA dan RNA


Perbedaan antara DNA dan RNA sebagai materi genetika dapat dilihat pada tabel berikut:

DNA & RNA

4. Macam-macam RNA
RNA meliputi RNA duta (RNA-d), RNA transfer (RNA-t), dan RNA ribosom (RNA-r).
a. RNA duta (RNA-d)
RNA-d dalam materi genetika berfungsi membawa informasi genetis. RNA-d bertindak sebagai pola
cetakan untuk membentuk polipeptida dengan mengatur urutan asam amino dari polipeptida yang
disusun. RNA-d disebut juga kodon, karena bertugas membawa kode-kode genetik (berupa urutan
basa nitrogen) dan sebagai cetakan untuk mensintesis protein.

b. RNA transfer (RNA-t)


RNA-t dalam materi genetika berfungsi menerjemahkan kodon dari RNA-d dan sebagai pengikat
asam amino yang akan disusun menjadi protein di dalam ribosom. Pada RNA-t terdapat bagian yang
berfungsi sebagai antikodon yang berhubungan dengan kodon dan bagian lain yang berfungsi
mengikat asam amino.

c. RNA ribosom (RNA-r)


RNA-r pada materi genetika terdapat di dalam ribosom dan dihasilkan oleh gen khusus yang terletak
di kromatin pada nukleus.
5. Mekanisme Sintesis Protein
Proses sintesis protein dalam materi genetika melibatkan DNA, RNA-d, RNAt, dan RNA-r. Sintesis
protein dibangun di dalam ribosom dengan asam amino yang terdapat di dalam plasma sebagai
bahannya. Sintesis protein terjadi melalui dua tahap sebagai berikut:

a. Tahap transkripsi
Proses pembentukan RNA oleh DNA dalam materi genetika disebut transkripsi. Pada proses
transkripsi RNA, transfer informasi genetika dapat berlangsung dari DNA ke RNA. Rantai ganda
DNA dibuka oleh enzim polimerase RNA, sekaligus memacu penggabungan ribonukleosida trifosfat
pada rantai tunggal DNA. Melekatnya enzim polimerase RNA dan DNA tersebut akan menyebabkan
terbukanya sebagian kecil dari rantai DNA yang panjang.

Akibatnya, basa-basa nitrogen yang telah bebas pada rantai tunggal DNA akan bekerja sebagai
cetakan (templet) untuk terbentuknya rantai RNA. Ribonukleosida trifosfat yang telah ada yaitu ATP,
GTP, STP, dan UTP akan terikat pada basa nitrogen yang sesuai dari rantai DNA. Dalam materi
genetika, ATP akan menempel pada basa nitrogen timin, GTP akan menempel pada basa nitrogen
sitosin, STP pada basa nitrogen guanin, dan UTP pada basa nitrogen adenin.

Dua buah fosfat dari masing-masing ribonukleosida trifosfat akan menjadi ribonukleosida monofosfat.
Dengan bantuan enzim polymerase RNA, ribonukleosida monofosfat akan bergabung membentuk
rantai ribonukleotida, yang selanjutnya membentuk rantai tunggal RNA sebagai materi genetika.
Setelah beberapa saat pembentukan, RNA melepaskan diri dari cetakan DNA.

Dengan terlepasnya rantai RNA, maka ikatan hidrogen pada rantai DNA yang telah terputus akan
bergabung lagi sehingga terbentuk lagi rantai ganda DNA. Sintesis RNA dimulai dengan basa adenin
atau guanin, dalam hal ini ditentukan oleh basa nitrogen yang terdapat pada rantai DNA cetakan.

Hasil rantai tunggal RNA ini adalah RNA-d yang segera keluar dari nukleus sel menuju ribosom pada
sitoplasma. Satu molekul RNA-d membuat untaian ribosom untuk mensintesis polipeptida.

b. Tahap translasi
Setelah pada tahap transkripsi pada materi genetika, RNA-d melekat ke ribosom maka RNA-t aktif
mengikat asam amino yang larut dalam plasma. Tiap RNA-t mengikat asam amino tertentu,
selanjutnya dibawa ke ribosom. Ujung RNA-t berkaitan dengan RNA-d melalui basa nitrogen
pasangannya.

Basa nitrogen RNA-d yang setangkup dengan basa nitrogen RNA-d disebut antikodon. Skema
perjalanan sintesis protein pada materi genetika sebagai berikut:
DNA-t mencetak RNA-d untuk membawa informasi pembentukan protein berdasar urutan
basa nitrogennya.
RNA-d keluar dari inti menuju ribosom dalam plasma.
RNA-t menuju ke ribosom membawa asam amino yang sesuai dengan kodon yang dibawa
RNA-d. RNA-t bergabung dengan RNA-d sesuai dengan pasangan basa nitrogen.
Asam-asam amino yang terjadi berjajar-jajar dengan urutan yang sesuai kode. Asam amino di
dalam ribosom akan membentuk suatu rangkaian yang disebut polipeptida. Kumpulan
polipeptida disebut protein.
Demikian penjelasan tentang Materi Genetika, semoga bermanfaat. Baca juga penjelasan tentang
Hereditas pada Manusia dan Jaringan Epitel.
Pengertian Sel
Sel adalah unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Kata sel
itu sendiri dikemukakan oleh Robert Hooke (1635 1703) yang berarti kotak-kotak kosong,
setelah ia mengamati sayatan gabus dengan mikroskop. Selanjutnya disimpulkan bahwa sel
terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan protoplasma.
Istilah protoplasma pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje. Menurut Johannes
Purkinje protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu sitoplasma dan nukleoplasma.
Schwaan dan Schleiden (1838), menyatakan bahwa tumbuhan dan hewan mempunyai
persamaan, yaitu tubuhnya tersusun oleh sel-sel. Selanjutnya, teori tersebut dikembangkan
menjadi suatu teori sebagai berikut:
1. Sel adalah satuan struktural terkecil organisme hidup.
2. Sel merupakan satuan fungsional terkecil organisme hidup.
3. Sel berasal dari sel dan organisme tersusun oleh sel.
2. Struktur Sel
Sel terdiri dari 3 bagian utama yaitu membran sel, inti sel, dan sitoplasma:
2.1. Membran Sel / Membran Plasma
Membran sel adalah selaput yang terletak paling luar dan tersusun dari senyawa kimia
lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau lipid dengan senyawa protein). Membran sel
disebut juga membran plasma atau selaput plasma. Fungsi dari membran sel ini adalah
sebagai pintu gerbang yang dilalui zat, baik menuju atau meninggalkan sel.
2.2. Inti Sel (Nukleus)
Inti sel bertugas mengontrol kegiatan yang terjadi di sitoplasma. Fungsi dari inti sel adalah
mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang
berisi DNA untuk mengatur sintesis protein. Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu:
1. Selaput inti (karioteka)
2. Nukleoplasma (kariolimfa)
3. Kromatin / kromosom
4. Nukleous (anak inti)
2.3. Sitoplasma dan Organel Sel
Sitoplasma adalah bagian yang cair dalam sel. Khusus untuk cairan yang beradal dalam inti
sel dinamakan nukleoplasma. Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%). Berfungsi
sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kimia sel. Organel sel
adalah benda-benda yang terdapat dalam sitoplasma dan bersifat hidup serta menjalankan
fungsi-fungsi kehidupan.
1. Ribosom (ergastoplasma) adalah organel sel terkecil di dalam sel. Fungsi dari ribosom adalah
sebagai tempat sintesis protein.
2. Retikulum endoplasma (RE) adalah struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti
sel. Dikenal dua jenis retikulum endoplasma, yaitu: (1) Retikulum endoplasma granuler
(retikulum endoplasma kasar). RE kasar tampak kasar karena ribosom menonjol di
permukaan sitoplasmik membrane; (2) Retikulum endoplasma agranuler (retikulum
endoplasma halus). RE halus diberi nama demikian karena permukaan sitoplasma tidak
mempunyai ribosom.
3. Mitokondria (the power house). Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler
yang menghasilkan banyak energi ATP. Secara garis besar, tahap respirasi pada tumbuhan
dan hewan melewati jalur yang sama, yang dikenal sebagai daur atau siklus Krebs yang
berlangsung di dalam mitokondria.
4. Lisosom. Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan
seluler.
5. Badan golgi (aparatus golgi/diktiosom) berhubungan dengan fungsi menyortir dan mengirim
produk sel. Badan golgi berperan penting dalam sel-sel yang secara aktif terlibat dalam
sekresi. Muka cis berfungsi sebagai penerima vesikula transpor dari RE. Muka trans
berfungsi mengirim vesikula transpor. Vesikula transpor adalah bentuk transfer dari protein
yang disintesis RE.
6. Sentrosom (sentriol) berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel baik mitosis
maupun meiosis.
7. Plastida berperan dalam fotosintesis. Plastida adalah bagian dari sel yang bisa ditemui pada
alga dan tumbuhan (kingdom plantae). Dikenal tiga jenis plastida, yaitu: (1) Leukoplas:
berwarna putih berfungsi sebagai penyimpanan makanan; (2) Kloroplas: plastida berwarna
hijau, berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis; (3)
Kromoplas: plastida yang mengandung pigmen.
8. Vakuola (rongga sel) berisi: garam-garam organik, glikosida, tanin (zat penyamak), minyak
eteris (misalnya jasmine pada melati, roseine pada mawar, zingiberine pada jahe), alkaloid
(misalnya kafein, kinin, nikotin, likopersin, dll), enzim, dan butir-butir pati.
9. Mikrotubulus berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai rangka sel. Selain itu,
mikrotubulus berguna dalam pembentukan sentriol, agela, dan silia.
10. Mikro lamen terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada
otot). Mikro lamen berperan dalam pergerakan sel.
11. Peroksisom (badan mikro) senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak
mengandung enzim oksidae dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).
3. Macam-Macam Sel
Berdasarkan ada tidaknya dinding / selaput inti, maka sel dibedakan menjadi dua yaitu:
struktur sel prokariotik dan struktur sel eukariotik.
Perbedaan struktur sel prokariotik dan struktur eukariotik.
Bagian Sel Prokariot Eukariot
Inti sel Tanpa membran/selaput disebut Selaput inti ada, disebut inti sel (nukleus)
nukleoid
Penutup sel Berupa kapsul (fungsi berbeda Tidak ada pada hewan, pada tumbuhan ada
dengan dinding sel pada tumbuhan) dinding sel
Retikulum Tidak ada Ada
endoplasma
Badan golgi Tidak ada Ada
Mitokondria Tidak ada Ada
Lisosom Tidak ada Ada
sentriol
Ribosom Ada pada sitoplasma Ada (pada sitoplasma dan retikulum
endoplasma)
DNA Berbentuk cincin bercampur Berbentuk pita spiral ganda (double helix)
(bahan gen) dengan sitoplasma terdapat pada inti, mitokondria, dan kloroplas
(pada tumbuhan)
Perbedaan antara sel tumbuhan dan sel hewan
Ada dua macam sel eukariotik yang mempunyai materi penyusun relatif berbeda, yaitu sel
hewan dan sel tumbuhan.
Komponen Sel Tumbuhan Sel Hewan
Ukuran Sel tumbuhan lebih besar Sel hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan
daripada sel hewan
Bentuk Tetap Tidak tetap
Dinding sel Ada Tidak tetap
Plastid Ada Tidak tetap
Lisosom Tidak ada Ada (untuk pencernaan makanan secara
pinositosis/fagositosis)
Sentrida Tidak ada Ada
Badan golgi Duktiosom Badan golgi
Vakuola Pada sel muda kecil dan Tidak mempunyai vakuola, walaupun terkadang
banyak, pada sel dewasa beberapa sel hewan uniseluler memiliki vakuola
tunggal dan besar yang berukuran kecil baik pada sel muda
maupun sel dewasa
Flagella / Tidak ada Ada tetapi tidak semua
sillia
Klorofil Ada Tidak ada
4. Transpor Molekul melalui Membran
1. Transpor pasif adalah transpor yang tidak memerluka energi, meliputi (a) Difusi: perpindahan
zat (padat, cair, dan gas) dari larutan konsentrasi tinggi (hipertonis) ke larutan dengan
konsentrasi rendah (hipotenis), setiap zat akan berdifusi menuruni gradien konsentrasinya,
hasil dari difusi adalah konsentrasi yang sama antara larutan tersebut dinamakan isotonis. (b)
Difusi terfasilitasi: melibatkan difusi dari molekul polar dan ion melewati membran dengan
bantuan protein transport, protein transpor merupakan protein khusus yang menyediakan
suatu ikatan baik bagi molekul yang sedang bergerak. (c) Osmosis: difusi air melalui selaput
semipermeabel. Tekanan osmosis dapat diukur dengan suatu alat yang disebut osmometer.
2. Transpor aktir adalah transpor yang melalui membran dengan melawan kecendrungan alami
yaitu melawan gradien konsentrasi dengan menggunakan energi ATP. Pada transpor aktir
diperlukan energi dari dalam sel untuk melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif primer
dan sekunder: transpor aktir primer membutuhkan energi dalam bentuk ATP. Sedangkan
transpor aktif sekunder memerlukan transpor yang tergantung pada potensial membran.
Kedua jenis transpor tersebut saling berhubungan erat karena transpor aktir primer akan
menciptakan potensial membran dan ini memungkinkan terjadinya transpor aktif sekunder.
3. Endositosis dan Eksositosis; Ekositosis dapat diartikan, keluarnya zat dari dalam sel. Vesikel
dari dalam sel berisi senyawa atau sisa metabolisme. Endositosis merupakan proses
pemasukan zat dari luar sel ke dalam sel. Endositosis memiliki dua macam bentuk yaitu
pinositosis dan fagositosis. Pinositosis merupakan proses pemasukan zat ke dalam ke dalam
sel yang berupa cairan. Fagositosis (fago = makan) merupakan pemasukan zat padat atau sel
lainnya ke dalam tubuh sel.

Anda mungkin juga menyukai