ditumbuhkan di dalan suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak.
Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri
(Fardiaz, 1992
Menurut Arthur (1962) sterilisasi yang umum dilakukan antara lain sterilisasi kering, sterilisasi
basah, penyaringan, sterilisasi kimia dan sterilisasi dengan radiasi. Sesuai dengan praktikum
yang dilakukan kita menggunakan strerilisasi basah yaitu menggunakan autoklaf. Sterilisasi
menggunakan autoklaf dilakukan dengan memasukkan agar dan bahan-bahan lain ke dalam
autoklaf selama 15 menit dengan suhu 1210 C pada tekanan 2 atm.
Sterilisasi basah tersebut dilakukan dengan menggunakan air, yang dimanfaatkan adalah uap
airnya dalam proses sterilisasi.
Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan media buatan, PDA atau Potato Dextrose Agar.
PDA termasuk dalam media serbaguna yang lebih dikenal media umum, media umum dapat
digunakan untuk menumbuhkan semua jenis patogen yang dapat ditumbuhkan dimedia buatan.
Potato Dextrose Agar merupakan salah satu media biakan karena kaya akan nutrisi yang
dibutuhkan oleh mikroba untuk hidup. Nutrisi yang diberikan media untuk mikroba berupa
karbohidrat (pati) dari kentang, glukosa dari dekstrosa atau fruktosa serta kandungan air dalam
agar.
King B Agar atau Raja agar B memungkinkan produksi fluoresceine (atau pyoverdin), pigmen
kuning-hijau yang berfluoresensi di bawah sinar ultraviolet dalam strain tertentu Pseudomonas.
Media yang digunakan terutama dalam analisis air untuk deteksi dan diferensiasi Pseudomonas
aeruginosa, yang menghasilkan pigmen karakteristik sementara spesies lain dari Pseudomonas
tidak. Media digambarkan oleh Raja, Ward dan Raney pada tahun 1954, dan kemudian
dimodifikasi sesuai dengan rekomendasi dari US Pharmacopoeia. Para penulis juga bertanggung
jawab untuk pengembangan Raja Sebuah media, yang mendukung produksi pyocyanin (pigmen
biru neon) atas bahwa dari pyoverdine.
Triphenyl klorida tetrazolium, TTC/TZC atau klorida hanya tetrazolium merupakan indikator
redoks umum digunakan dalam percobaan biokimia terutama untuk menunjukkan respirasi
selular. Ini adalah bubuk kristal putih, larut dalam air, etanol , dan aseton , tetapi larut dalam eter
.
IV. KESIMPULAN
Hadiotomo, Ratna Sri. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktikum. Jakarta: PT.
Gramedia (Hlm. 44-46, 55-60)
3.2 Pembahasan
Sterilisasi adalah proses atau kerja untuk membebaskan suatu bahan
seperti medium pertumbuhan mikroba atau peralatan laboratorium dari semua
bentuk kehidupan. Proses sterilisasi dapat dibedakan menurut teknik
pengerjaannya, yaitu sterilisasi dengan penyaringan, khususnya untuk bahan cair
yang bersifat termolabil, seperti ekstrak enzim, serum, toksin bakteri, dan medium
pertumbuhan, sterilisasi dengan pemanasan melalui teknik pemijaran, udara
panas, uap air panas maupun uap air panas bertekanan, sterilisasi dengan senyawa
kimia, seperti etilen oksida, maupun beta propiolacton dan sterilisasi melalui
medium UV.
Untuk sterilisasi dengan menggunakan pemanasan, biasanya yang
digunakan adalah pemanasan kering yaitu menggunakan oven sebagai alat
sterilisasinya, dimana dengan menggunakan suatu siklus oven modern yang
dilengkapi udara yang dipanaskan dan disaring. Rentang suhu khas yang dapat
diterima di dalam bejana sterilisasi kosong adalah lebih kurang 15
o
, jika alat
sterilisasi beroperasi pada suhu tidak kurang dari 250
o
. selain menggunakan oven,
pemanasan kering juga bisa menggunakan alat yang disebut bunsen dan spiritus,
dimana alat ini biasanya untuk mensterilisasi jarum ose yang akan digunakan pada
proses inokulasi mikroba. Sedangkan pada pemanasan basah yaitu menggunakan
alat yang disebut autoclave, dimana alat ataupun bahan yang akan disterilisasi
akan dipanaskan dengan suhu 121
0
C, dengan tekanan 1-2 atm, selama 15 menit.
Medium pertumbuhan mikrobia adalah suatu bahan yang terdiri dari
campuran nutrient yang diperlukan mikrobia untuk pertumbuhannya. Untuk
memberikan kondisi hidup yang cocok bagi pertumbuhan bakteri maka media
harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba, harus
mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan
kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan serta tidak mengandung zat-zat yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroba, dan harus berada dalam kondisi yang steril
sebelum digunakan.
Medium NA berdasarkan susunan kimianya merupakan medium non
sintetik/semi almiah, berdasarkan konsistensinya merupakan medium padat.
Medium ini digunakan untuk pertumbuhan bakteri. Medium PDA menurut
konsistensinya termasuk medium padat, berdasarkan susunan kimianya termasuk
non sintetik/semi alamiah. Medium PDA digunakan untuk menumbuhkan jamur
(fungi).
Komposisi yang digunakan untuk membuat medium NA seberat 11,5
gram adalah bacterial pepton 5 gr/l, meal extract 3 gr/l, agar 15 gr/l dan aquades
500 ml. Sedangkan untuk media PDA seberat 19,5 gram, bahan yang digunakan
meliputi potato extract 4 gr/l, glukosa 70 gr/l, agar 15 gr/l dan aquades 500 ml.
Komposisi NA yang terdiri dari: meal ekstract berfungsi sebagai sumber
karbohidrat, mengandung senyawa nitrogen organik yang dibutuhkan mikroba.
Pepton merupakan sumber protein dan penghasil nitrogen, agar berfungsi sebagai
pemadat medium, dan aquades berfungsi sebagai pelarut. Komposisi PDA yang
terdiri dari: glukosa berfungsi sebagai sumber karbon. Potato ekstract sebagai
sumber karbohidrat, agar berfungsi memadatkan medium serta aquades berfungsi
sebagai pelarut dan sumber oksigen. Medium NA pada tahap akhir berwarna
kuning sedangkan medium PDA berwarna kuning pucat
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diperoleh suatu
kesimpulan, dimana sterilisasi merupakan suatu proses pemusnahan mikrobia
yang tidak kita inginkan dengan cara membunuh mikroorganisme tersebut.
Metode sterilisasi dapat menggunakan cara pemanasan, menggunakan bahan
kimia, penyaringan serta radiasi. Pemanasan dapat terbagi menjadi 2 meliputi
pemanasan basah dengan uap air panas dan autoclave, sedangkan pemanasan
kering dengan cara dibakar serta uap panas.
Tahapan pembuatan medium tumbuh mikroba meliputi pencampuran
semua bahan yang digunakan, yang kemudian dengan proses sterilisasi basah
(autoclave) dan terakhir menginkubasi medium tersebut paling sedikit 2 x 24 jam.
Medium NA pada tahap akhir berwarna kuning, sedangkan medium PDA
berwarna kuning pucat. Medium NA berguna untuk menumbuhkan bakteri dan
medium PDA berguna untuk menumbuhkan fungi.
4.2 Saran
Karena waktu yang dibutuhkan sangat sedikit, maka praktikan kurang
memahami cara pembuatan medium. Untuk itu kecermatan dan ketelitian
praktikan sangat diperlukan agar tidak terjadi kekeliruan dalam memperoleh hasil
yang diinginkan
DAFTAR PUSTAKA
Banyu. 2010. Fermentasi.
http://banyublogz.blogspot.com/2010_01_01_archive.html
Diakses tanggal 10 Oktober 2010
Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktik : Teknik dan
Prosedur Dasar Laboratorium. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kusnadi, Peristiwati, Ammi Syulasmi, Widi Purwianingsih, & Diana
Rochintaniawati. 2003. Mikrobiologi.
http://file.upi.edu/Direktori/D%20-%20FPMIPA/JUR.%20PEND.
%20BIOLOGI/196805091994031%20-%20KUSNADI/BUKU
%20COMMON%20TEXT%20MIKROBIOLOGI%2C%20Kusnadi
%2Cdkk/BAB%20II%20metode.pdf
Diakses tanggal 10 Oktober 2010
Lay, B.W & S. Hastowo. 1992. Mikrobiologi. Rajawali Pers, Jakarta.
Suriawirnia, U. 1995. Pengantar Biologi Umum. Angkasa, Bandung.
Volk & Wheeler. 1993. Mikrobiologi dasar. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Waluyo, L. 2005. Mikrobiologi Umum. UMM Press, Malang
ISOLASI
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari cara mengisolasi mikroba dari berbagai
metode.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum yakni, Agar, Air coberan, Alkohol, Kaldu ikan, dan 2
Jenis rambut yang berbeda,
3.2.3. Metoda
Metoda yang digunakan dalampraktikum isolasi bakteri dan penghitungan jumlah bakteri
adalah sebagai berikut:
1. Metode gores dengan menggunakan tabung reaksi
a. Hidupkan bunsen.
b. Panaskan jarum ose menggunakan bunsen.
c. Ambil sampel ( sampel yang digunakan adalah air comberan ).
d. Goreskan ke dalam tabung reaksi yang telah diisi media agar sebelumnya.
e. Bungkus tabung reaksi menggunakan kertas.
2. Metode gores dengan menggunakan cawan petri
a. Hidupkan bunsen.
b. Panaskan jarum ose menggunakan bunsen.
c. Ambil sampel ( sampel yang digunakan adalah air comberan ).
d. Goreskan jarum ose sampai kuadran 1-2.
e. Kemudian panaskan lagi jarum ose dan ambil sampel kembali.
f. Lanjutkan goresan jarum ose ke kuadran 3-4.
g. Tutup cawan petri, lalu rekatkan cawan petri menggunakan kertas repting.
h. Bungkus cawan petri menggunakan kertas.
3. Metode sebar menggunakan cawan petri
a. Ambil cawan petri yang masih kosong.
b. Tuangkan sampel yang berisi rambut.
c. Panaskan spatula kaca yang telah disterilkan menggunakan alkohol.
d. Ratakan sampel menggunakan spatula kaca tersebut.
e. Tutup cawan petri, lalu rekatkan cawan petri menggunakan kertas repting.
f. Bungkus cawan petri menggunakan kertas.
4. Metoda menghitung bakteri.
a. Buka bungkus kertas cawan petri dan tabung reaksi yang telah di inapkan selama 1 hari.
b. Hidupkan coloni counter, dengan menekan tombol ON pada coloni counter.
c. Letakkan cawan petri tepat dibawah kaca pembesar pada coloni counter.
d. Sebelum menghitung, aturlah terlebih dahulu angka pada coloni counter menjadi angka
0.
e. Amati cawan petri menggunakan kaca pembesar, lalu hitung menggunakan pensil atau
pena untuk memposisikan bakteri yang ada.
f. Lalu catat hasil pengamatan bakteri yang ada.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.6. Hasil
Hasil perhitungan bakteri yang tumbuh dari praktikum penumbuhan bakteri di dalam media
Agar ini adalah sebagai berikut pada tabel :
Tabel. 1. hasil perhitungan
No. Metode Sampel Perhitungan
Air comberan Air rambut
1. Gores - 1x 10126
2. Sebar - Tidak ada
1 x1016
1 x 1048
1 x 10138
2.7. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yang akan dilakukan adalah mengisolasi bakteri dan kemudian
melakukan perhitungan bakteri. Di dalam praktikum hal yang paling utama harus dilakukan,
yaitu melakukan praktikum dengan fokus sehingga meminimalisir kesalahan yang akan terjadi di
dalam praktikum. Dalam praktikum ini mengharuskan kita untuk melakukan sterilisasi dan
pastikan semua alat benar-benar telah steril. Apabila meragukan alat tersebut telah disterilkan
atau belum, sebaik dilakukan sterilisasi ulang pada alat tersebut untuk memastikan alat tersebut
telah steril. Kemudian disini penggunaan media agar PCA, apabila media agar tidak membeku
sempurna atau belum memenuhi kriteria media agar yang bagus untuk media penumbuhan
bakteri akan menyebabkan pada saat setelah dikeluarkan dari dalam oven hasilnya bakteri yang
ditanamkan tidak tumbuh atau hasilnya akan gagal. Namun, perlu diperhatikan lagi pada saat
larutan PCA telah dimasukkan ke dalam cawan petri akan dilakukan pengerakkan cawan petri
dengan membentuk angka 8. Pada saat itu lakukan dengan perlahan saja tidak terlalu cepat juga
tidak terlalu lambat, karena apabila terlalu cepat akan menyebabkan struktur daripada media agar
rusak. Apabila telah rusak dan sampai tidak dapat membeku dengan sempurna akan sama halnya
yang terjadi pada yang dari awal telah tidak dapat membeku dengan sempurna dan hasilnya akan
negatif atau gagal.
Setelah di inkubasi selama 24 jam diperoleh hasil pertumbuhan mikroba. Penggoresan
media yang benar dan baik akan terlihat hasil biakan bakteri murni pada satu titik koloni pada
kuadran empat, sedangakn pada praktikum ini media isolasi bakteri telah mengalami kesalahan
pengoresan sehingga tidak didapatkan biakan murni bakteri pada satu titik pada kuadran empat,
melainkan terdapat banyak titik biakan dan bakteri pada alur penggoresan, kesalahan
penggoresan ini mungkin terjadi pada saat jarum ose tidak didinginkan terlebih dahulu, sehingga
penggoresan pada setiap kuadaran penggoresan terlalu dalam dan tidak melemah sesuai dengan
metode yang ada.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Isolasi suatu mikrobia ialah memisahkan mikrobia tersebut dari lingkungannya di alam dan
menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan.
2. Media agar merupakan substrat yang sangat baik untuk memisahkan campuran mikroorganisme
sehingga masing-masing jenisnya menjadi terpisah-pisah.
3. Ada 2 metode isolasi yang digunakkan saat praktikum yaitu metode gored dan metode tebar.
4. Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media agar
memungkinkannya tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya, juga memungkinkan setiap
selnya berhimpun membentuk koloni.
5. Sel-sel mikroba individu memperbanyak diri secara cepat sehingga dalam waktu 18-24 jam
terbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan koloni. Koloni dapat terlihat oleh mata
telanjang.
5.2. Saran
Dari praktikum yang dilakukan ini sebaiknya kita menggunakkan 4 metode yaitu metode
tuang, gores, terbar, dan tusuk jadi praktikan mendapatkan perbandingan dari masing-masing
metode.
DAFTAR PUSTAKA
B. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan Teknik Isolasi Mikroba adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan memahami teknik pengisolasian mikroba.
2. Untuk mengetahui teknik pemindahan biakan mikroba dari wadah satu ke wadah yang lain
sehingga tidak bercampur dengan bakteri lain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba
lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan
menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni sel yang tetap
pada tempatnya (Nur, I. dan Asnani, 2007).
Dikenal beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan
campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan gores dan
metode cawan tuang. Yang didasarkan pada prinsip pengenceran dengan maksud untuk
memperoleh spesies individu. Dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu
jenis sel yang dapat diamati (Afrianto, 2004).
Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis, antara lain digunakan
dalam mengidentifikasi mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri kultural morfologi, fisiologi dan
serologi dibutuhkan mikroba yang berasal dari satu spesies (Dwidjoseputro, 2005).
Menurut Hadioetomo (1993), ada dua metode yang dilakukan untuk memperoleh biakan
murni yaitu :
1. Metode cawan gores
Metode ini mempunyai dua keuntungan, yaitu menghemat bahan dan waktu. Metode
cawan gores yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya
mikroorganisme yang diinginkan.
2. Metode cawan tuang
Cara lain untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme
adalah dengan mengencerkan spesimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan
didinginkan ( 50 oC ) yang kemudian dicawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba di dalam
spesimen pada umunya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa
tahap sehingga sekurang-kurangnya satu di antara cawan tersebut mengandung koloni terpisah di
atas permukaan ataupun di dalam agar. Metode ini memboroskan bahan dan waktu namun tidak
memerlukan keterampilan yang tinggi.
Metode cawan gores memiliki dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu. Namun
untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan yang biasanya
diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan
akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme seperti yang diinginkan. Dua macam kesalahan
yang umum sekali dilakukan oleh para mahasiswa yang baru mulai mempelajari mikrobiologi
ialah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik-baiknya untuk digores sehingga
pengenceran mikroorganisme menjadi kurang lanjut dan cenderung untuk menggunakan
inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel-sel yang digoreskan (Ratna, 1990).
Menurut Dwidjoseputro (1980), sifat-sifat koloni yang tumbuh pada agar-agar lempengan,
pada agar-agar miring dan pada tusukan gelatin adalah sebagai berikut :
1. Sifat-sifat koloni pada agar-agar lempengan mengenai bentuk, permukaan dan tepi. Bentuk
koloni dilukiskan sebagai titik-titik, bulat berbenang, tak teratur, serupa akar, serum kumparan.
Permukaan koloni dapat datar, timbul mendatar, timbul melengkung, timbul mencembung,
timbul membukit dan timbul berkawah. Tepi koloni ada yang utuh, ada yang berombak, ada
yang berbelah-belah, ada yang bergerigi, ada yang berbenang-benang dan ada yang keriting.
2. Sifat-sifat koloni pada agar-agar miring. Sifat ini berkisar pada bentuk dan tepi koloni dan sifat
itu dinyatakan dengan kata-kata seperti : serupa pedang, serupa duri, serupa tasbih, serupa titik-
titik, serupa batang dan serupa akar.
3. Sifat koloni tusukan dalam gelatin. Ada bakteri yang dapat mengencerkan gelatin. Karena itu,
maka bentuk-bentuk koloninya juga berbeda-beda. Lagipula bentuk koloni yang tidak dapat
mengencerkan gelatin. Bila dilihat dari samping koloni yang tidak mengencerkan gelatin dapat
serupa pedang, tasbih, bertonjol-tonjol dan berjonjot. Jika bakteri mampu mengencerkan gelatin,
maka bentuk koloninya dapat serupa kawah, serupa mangkuk, serupa corong, pundi-pundi dan
berlapis.
Setelah mikroba ditumbuhkan pada media agar tabung maupun cawan dan estelah
inkubasi akan terlihat pertumbuhan bakteri dengan berbagai macam bentuk, ukuran, sifat, dan
berbagai ciri khas yang lain. Ciri-ciri ini akan mengarahkan ke sifat-sifat mikroba tersebut pada
media pertumbuhan, sehingga pengamatan morfologi ini sangat penting untuk diperhatikan
(Ratna,1990).
Bakteri yang memiliki flagella sering kali membentuk koloni yang menyebar terutama
jika menggunakan lempengan agar basah, untuk mencegah menyebarnya koloni maka harus
digunakan agar benar-benar kering (Djida, N., 2000).
BAB III
METODOLOGI
C. Prosedur Kerja
a. Membuat PCA (Plating Count Agar)
1. Mensterilkan tangan dengan menyemprotkan alcohol 70 % secara menyeluruh pada telapak
sampai permukaan lengan.
2. Mensterilkan cawan petri dengan melidah-apikan cawan petri secara merata.
3. Mensterilkan mulut Erlenmeyer dengan cara melidah-apikan pada api Bunsen.
4. Memasukkan medium dengan cara membuka penutup cawan petri dengan sudut 30o dan
mendekatkannya pada api Bunsen.
5. Menutup kembali cawan petri lalu member label pada bagian bawahnya.
6. Menunggu sampai medium yang telah dibuat memadat.
b. Isolasi Bakteri (Teknik Goresan Langsung)
1. Mensterilkan jarum ose dengan membakar sampai pijar pada api bunsen lalu mencelupkan ke
dalam larutan alkohol 70 %
2. Melidah-apikan kembali jarum ose pada api Bunsen.
3. Menyentuhkan jarum ose ke atas bakteri, lalu menggoreskan secara langsung ke agar cawan.
Model goresan langsung seperti gambar :
4. Membungkus agar cawan tersebut dengan menggunakan kertas secara terbalik dan setelah itu
menyimpan ke inkubator dengan suhu 37 oC selama 48 jam.
B. Pembahasan
Percobaan kali ini membahas tentang cara-cara atau teknik yang biasa digunakan dalam
mengisolasi mikroba dari habitat alaminya. Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha
untuk menumbuhkan mikroba di luar lingkungan alamiahnya. Pemisahan mikroorganisme dari
lingkungannya ini bertujuan untuk memperoleh biakan bakteri yang sudah tidak bercampur lagi
dengan bakteri lainnya atau yang disebut biakan murni. Di kehidupan normalnya atau di habitat
alamiahnya mikroba sulit ditemukan dalam bentuk koloni sendiri. Mikroba ini pasti ditemukan
dalam bentuk koloni yang hidup bersama-sama dengan koloni mikroba yang lainnya. Oleh
karena itu, pengisolasian ini dilakukan.
Percobaan ini diawali dengan tahap pengenceran. Dalam hal ini, medium agar yang
digunakan diencerkan terlebih dahulu selama 15 menit pada Hot Plate dengan suhu 300C. Hal
ini bertujuan agar medium yang digunakan dapat mencair setelah disimpan selama beberapa hari
di refrigerator. Setelah diencerkan dengan menggunakan Hot Plate, medium ini didinginkan
sekitar 5 menit namun tidak jangan sampai dingin sekali. Hal ini dilakukan untuk menghindari
medium agar tidak kembali mengeras. Setelah agak dingin, medium ini pun siap untuk
digunakan.
Pengisolasian ini dilanjutkan dengan pembuatan medium tempat mikroba ini nantinya akan
tumbuh atau dengan kata lain membuat habitus sintetisnya. Medium ini terlebih dahulu
disterilkan dengan cara melidah-apikan mulut botol tempat penyimpanan medium agar tersebut.
Begitupun dengan cawan petri itu sendiri. Sebelum semua prosedur kerja dilakukan terlebih
dahulu tangan harus disterilkan menggunakan alcohol 70% yang disemprotkan ke seluruh
permukaan tangan.
Dalam percobaan ini, kami menggunakan jarum ose sebagai media untuk memindahkan
mikroba tersebut dari habitus alaminya. Jarum ose tersebut terlebih dahulu harus disterilkan
dengan cara membakarnya pada bunsen sampai jarumnya pijar. Lalu jarum ose tersebut
didiamkan selama 2 menit, tujuan hal ini yaitu untuk mendinginkan jarum ose-nya yang habis
dipijarkan tadi agar ketika jarum ose itu digoreskan ke dalam cawan petri yang berisi objek
mikroba yang akan diisolasi, tidak segera mematikan mikrobanya.
Praktikum kali ini adalah mempelajari teknik isolasi mikroba dengan cara goresan. Teknik
goresannya dilakukan dalam cawan petri. Dengan menggunakan jarum ose yang sebelumnya
dipanaskan pada api bunsen lalu dicelupkan pada alkohol untuk sterilisasi jarumnya. Goresan
diberikan sangat tipis sekali pada permukaan atas medium dalam cawan petri secara zig-zag,
Pada percobaan ini mikroba yang digunakan hanya satu jenis yaitu bakteri dan
menggunakan dua medium yakni medium NA dan medium PDA.
Medium NA berfungsi untuk membiakan berbagai macam mikroorganisme serta kultur
bakteri. Sedangkan medium PDA berfungsi untuk menumbuhkan fungi jenis kapang. Pada
praktikum ini kita mempelajari bagaimana melakukan teknik inokulasi biakan mikroorganisme
pada medium steril sehingga bisa mendefinisikan bahwa teknik inokulasi adalah pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium lama kemedium baru dengan tingkat ketelitian sangat tinggi
dan dituntut untuk bekerja secara aseptic yaitu bebas dari pengaruh kontaminan mikroorganisme
yang lain. Teknik aseptic dilakukan dengan penyediaan alat-alat kerja yang steril dan bekerja
didekat api Bunsen agar terhindar dari kontaminan udara.pada waktu inokulasi jarum yang
digunakan untuk meindahkan mikroba harus dipijarkan diatas api segera sebelum dan sesudah
melakukan pemindahan. Pemanasan ini menghancurkan semua bentuk kehidupan yang ada pada
permukaan jarum atau alat pemindahan, setelah di inokulasi biakan bakteri disimpan dan
diinkubasi dalam lingkungan yang sesuai untuk petumbuhan.
Setelah diinkubasi selama 48 jam diperoleh hasil pertumbuhan mikroba hanya pada
medium NA, sedangkan pada medium PDA tidak mengalami pertumbuhan sama sekali. Hal ini
dikarenakan mikroba yang diisolasi adalah jenis bakteri, dan bakteri hanya dapat tumbuh pada
medium NA. Jadi yang akan dibahas pada kali ini adalah bagaimana pertumbuhan mikroba pada
medium NA. Pada cawan petri pertama, jumlah koloni yang tumbuh adalah sebanyak 8 koloni
dan memiliki morfologi seperti warna putih susu, tepi berlekuk, bentuk tak beraturan dan
menyebar, permukaan timbul, dan tekstur kusam. Pada cawan petri kedua, jumlah koloni yang
ditemukan adalah sebanyak 4 koloni dan berwarna kream, tepi berlekuk, bentuk tak beraturan
dan menyebar, permukaan timbul, dan tekstur kusam. Pada cawan petri ketiga dan keempat,
masing-masing ditemukan mikroba dengan jumlah 5 koloni dan 1 koloni, dan untuk
morfologinya sama dengan pada cawan petri kedua. Untuk cawan petri terakhir ditemukan
mikroba sebanyak 6 koloni, dan memiliki morfologi seperti warna kream, tepi tak beaturan,
bentuk tak beraturan dan menyebar, permukaan timbul dan tekstur kusam.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut diatas maka dapat dikatakan percobaan tersebut
belum berhasil. Menurut Ratna (1990), bila menggunakan teknik menggores yang baik maka
pada suatu area tertentu pada permukaan medium yang digores, sel-sel bakteri akan terpisahkan
satu dari lainnya. Sel-sel tunggal yang terpisahkan seperti ini disebut sel induk. Bagi kebanyakan
bakteri, setelah masa inkubasi selama 24 jam, satu koloni murni dapat terdiri dari 50-72 generasi
sel yang timbul dari satu sel induk tunggal. Dengan perkataan lain, satu koloni murni terdiri dari
bermilyar-milyar sel anak. Karena itu, hendaklah dipahami bahwa pertumbuhan bakteri
sesungguhnya merupakan pertambahan jumlah sel dan bukan ukuran sel.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan dari percobaan Teknik Isolasi Mikroba adalah sebagai
berikut:
1. Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba diluar dari
lingkungan alamiahnya, untuk memperoleh biakan murni. Biakan murni yaitu mikroba yang
sudah tidak bercampur lagi dengan mikroba lainnya.
2. Teknik yang digunakan untuk teknik isolasi mikroba adalah teknik goresan, yaitu metode
goresan radian, langsung dan kuadran.
3. Medium yang digunakan untuk biakkan murni adalah medium NA untuk biakkan bakteri dan
medium PDA untuk biakkan kapang.
B. Saran
Pada praktikum selanjutnya sebaiknya praktikan lebih memperhatikan lagi pada saat
praktikum dilaksanakan. Agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan kecil yang bisa mempengaruhi
hasil yang diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, L., 2004, Menghitung Mikroba Pada Bahan Makanan, Cakrawala (Suplemen pikiran rakyat
untuk iptek), Farmasi FMIPA ITB : Bandung.
Djida, N., 2000, Metode Instrumental dalam Mikrobiologi Umum, UNHAS Press : Makassar.
Nur Indriyani, Asnani, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi Akuatik, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Unhalu : Kendari.