Anda di halaman 1dari 5

A.

Penilaian Teknik Pengelolaan Kebisingan


1. Menentukan lokasi pengukuran kebisingan.
2. Mengetahui sumber kebisingan atau jenis kebisingan.
a. Intermitten Noise (Kebisingan Terputus-putus).

Intermittten Noise adalah kebisingan diana suara timbul dan menghilang secara perlahan-
lahan. Termasuk dalam intermitten noise adalah kebisingan yang ditimbulkan oleh suara
kendaraan bermotor dan pesawat terbang yang tinggal landas.

b. Steady State Noise (Kebisingan Kontinyu)

Dinyatakan dalam nilai ambang tekanan suara (sound pressure levels) diukur dalam
octave band dan perubahan-perubahan tidak melebihi beberapa dB per detik, atau
kebisingan dimana fluktuasi dari intensitas suara tidak lebih 6dB, misalnya : suara
kompressor, kipas angin, darur pijar, gergaji sekuler, katub gas.

c. Impact Noise.

Impact noise adalah kebisingan dimana waktu yang diperlukan untuk mencapai puncak
intensitasnya tidak lebih dari 35 detik, dan waktu yang dibutuhkan untuk penurunan
sampai 20 dB di bawah puncaknya tidak lebih dari 500 detik. Atau bunyi yang
mempunyai perubahan-perubahan besar dalam octave band. Contoh : suara pukulan palu,
suara tembakan meriam/senapan dan ledakan bom.

3. Menentukan titik untuk pengukuran kebisingan.


4. Menggambar denah tempat yang akan diukur.
5. Mengetahui alat untuk mengukur kebisingan. Alat untuk mengukur kebisingan :
a) Sound level meter
b) Sound survei meter
c) Noise Analizer
d) Noise Desimeter
6. Mengetahui cara pengoperasian alat dengan benar.
a. Tekan power untuk menghidupkan alat
b. Untuk daerah pemukiman gunakan weighting A
c. Untuk daerah industri gunakan C
d. Geser tombol slow pada respons bila ingin mengukur metode 100 kali
e. Geser tombol fast jika sumber suara stabil
f. Max Hold untuk sumber suara yang terputus-putus
g. Pasang alat penangkap suara
h. Geser range dB pada 30 80 untuk suara rendah 50 100 suara stabil, 80 130 suara
tinggi.
i. Tekan / geser Power DC bila menguakkan baterai, AC bila menggunakan listrik.
j. lakukan pengukuran dan catat hasil pengukuran
7. Baku mutu kebisingan
SNI 16-7063-2004 Nilai ambang batas iklim kerja (panas), kebisingan, getaran
tangan-lengan dan radiasi sinar ultra ungu di tempat kerja

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP-


48/MENLH/11/1996 TENTANG BAKU TINGKAT KEBISINGAN
B. Penilaian Teknik Pengelolaan Getaran
1. Menentukan lokasi pengukuran getaran.
2. Mengetahui sumber getaran.
3. Menentukan titik untuk pengukuran getaran.
4. Menggambar denah tempat yang akan diukur.
5. Mengetahui alat untuk mengukur getaran. Alat untuk mengukur getaran vibration
meter
6. Mengetahui cara pengoperasian alat dengan benar.
a. Periksa Alat
Sensor Getaran - Kabel Sensor - Power ON/OFF
Tombol - Battery Componen - Display/LCD
b. Hidupkan Alat dgn menekan tombol Power ON/OFF
c. Tempelkan Sensor ke sumber getaran
d. Catat angka yang muncul di display
e. Pastikan Tingkat getaran dengan cara :
Modus (Nilai yg sering muncul)
Median ( Nilai Tengah) Angka terendah + Angka Tertinggi : 2)
Nilai Rata-rata (Jlh keseluruhan sampel dibagi jumlah sampel)
7. Baku mutu kebisingan
SNI 16-7063-2004 Nilai ambang batas iklim kerja (panas), kebisingan, getaran
tangan-lengan dan radiasi sinar ultra ungu di tempat kerja

Keputusan Menteri Tenaga Kerja NO : KEP51/MEN/I999, tentang nilai ambang


batas faktor fisika di tempat kerja. Peraturan ini dibuat untuk melindungi pekerja
dari resiko getaran mekanis. Peraturan ini mengatur secara khusus tentang getaran
yang merambat melalui tangan (Hand Transmitted Vibration).

Nilai Ambang Batas Getaran pada Lengan dan Tangan (Kepmenaker NO : KEP
51/MEN/I999)

Jumlah waktu kerja per hari kerja Nilai percepatan pada frekuensi dominan (m/s2)
4 jam dan kurang dari 8 jam 4
2 jam dan kurang dari 4 jam 6
1 jam dan kurang dari 2 jam 8
kurang dari 2 jam 12
C. Penilaian Teknik Pengelolaan Radiasi
1. Menentukan lokasi pengukuran radiasi.
2. Mengetahui sumber radiasi.
a. Sumber Radiasi Alam Radiasi alam dapat
berasal dari sinar kosmos, sinar gamma dari kulit bumi, hasil peluruhan radon dan
thorium di udara, serta berbagai radionuklida yang terdapat dalam bahan makanan.
b. Sumber Radiasi Buatan Radiasi buatan
adalah radiasi yang timbul karena atau berhubungan dengan kegiatan manusia;
seperti penyinaran di bidang medic, jatuhan radioaktif, radiasi yang diperoleh pekerja
radiasi di fasilitas nuklir, radiasi yang berasal dari kegiatan di bidang industri :
radiografi, logging, pabrik lampu, dsb.
3. Menentukan titik untuk pengukuran radiasi
4. Menggambar denah tempat yang akan diukur.
5. Mengetahui alat untuk mengukur getaran. Alat
untuk mengukur getaran vibration meter
6. Mengetahui cara pengoperasian alat dengan
benar.
a. Susunan peralatan untuk mendeteksi dan mengukur radiasi
1) Fluks atau kuantitas : Jumlah radiasi pada suatu lokasi pengukuran
2) Energi : kekuata dari setiap radiasi yang dipancarkan
3) Intensitas : hasil perkalian fluks dengan energi
4) Laju Dosis : intensitas dalam bentuk satuan proteksi radiasi
b. Cara pengukuran radiasi
Terdapat dua cara pengukuran radiasi yaitu cara pulsa (pulse mode) dan cara arus (current
mode). Sistem pengukur yang digunakan dalam kegiatan proteksi radiasi, seperti
survaimeter dan monitor radiasi biasanya menerapkan cara arus (current mode)
sedangkan dalam kegiatan aplikasi dan penelitian menerapkan cara pulsa (pulse mode).
1) Cara pulsa
Setiap radiasi yang mengenai alat ukur akan dikonversikan menjadi sebuah pulsa
listrik, baik dengan mekanisme ionisasi maupun sintilasi. Bila kuantitas radiasinya
semakin tinggi maka jumlah pulsa listrik yang dihasilkannya semakin banyak.
Sedangkan semakin besar energinya semakin tinggi pulsanya.
Informasi yang dihasilkan dengan cara pulsa adalah
jumlah pulsa (cacahan)
tinggi pulsa listrik.

Untuk meng "konversi" kan sebuah radiasi menjadi sebuah pulsa listrik dibutuhkan
waktu tertentu, yang sangat dipengaruhi oleh jenis detektornya. Bila terdapat dua
buah radiasi yang datang secara berurutan dengan selang waktu lebih cepat daripada
waktu konversi detektor, maka radiasi yang terakhir tidak akan tercacah.

2) Cara Arus
Pada cara arus, radiasi yang memasuki detektor tidak dikonversikan menjadi pulsa
listrik secara satu per satu, melainkan rata-rata dari akumulasinya dalam konstanta
waktu tertentu dan dipresentasikan sebagai arus listrik. Semakin banyak kuantitas
atau energi radiasi per satuan waktu yang memasuki detektor, akan semakin besar
arusnya.

Karena proses konversi pada cara arus ini tidak dilakukan secara individual maka
cara ini tidak dapat memberi informasi jumlah pulsa (cacahan) maupun tinggi setiap
pulsa. Informasi yang dihasilkan cara pulsa ini adalah intensitas radiasi yang
sebanding dengan perkalian jumlah pulsa dan tingginya.

7. Baku mutu kebisingan


SNI 16-7063-2004 Nilai ambang batas iklim kerja (panas), kebisingan, getaran
tangan-lengan dan radiasi sinar ultra ungu di tempat kerja

Anda mungkin juga menyukai