A. PENGERTIAN
Indonesia merupakan daerah endemis malaria di mana banyak kasus terjadi
dan meningkat secara signifikan .Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
protozoa dari genus Plasmodium melalui gigitan nyamuk Anopheles sp. Malaria
dapat menimbulkan beban sakit dan kematian serta menimbulkan dampak buruk
terhadap sosial ekonomi masyarakat, khususnya bagi penduduk miskin di daerah
endemis malaria (Depkes RI, 2003).
Pemberantasan penyakit malaria dapat dilakukan dengan memberantas
vektornya baik pada stadium dewasa maupun pada stadium jentik. Pada stadium
dewasa umumnya masyarakat menggunakan obat nyamuk semprot, bakar, dan oles
yang banyak dijual bebas. Menurut Soeroto dalam Kurniasih (2006) bahwa
penggunaan obat nyamuk harus berhati-hati karena pada umumnya obat nyamuk
mengandung bahan aktif yang berbahaya dari insektisida pembunuh serangga.
Dampak dari penggunaan insektisida sintetis ini yaitu dapat menimbulkan bau yang
dapat menyebabkan sesak napas, menyebabkan alergi pada kulit, menimbulkan
kerusakan hati, dan menekan produksi sel darah di sumsum tulang sehingga akan
berpengaruh pada kesehatan. Sedangkan pada stadium jentik dapat menggunakan
larvasida baik itu sintetis maupun alamiah. Pemakaian insektisida yang berulang dan
terus menerus dalam waktu yang lama dapat menyebabkan resistensi pada vektor
(Imansyah, 2006).
Mencermati berbagai dampak maupun risiko penggunaan insektisida sintetis,
maka perlu dicari cara lain yang lebih ekonomis, tidak menimbulkan dampak
terhadap manusia tetapi dapat bermanfaat untuk pemberantasan vektor. Oleh karena
itu, penggunaan insektisida nabati atau botanik yang bersifat alamiah merupakan
salah satu alternatif yang perlu dipertimbangkan (Nugroho, 2008).
Insektisida nabati dalam pengendalian vektor umumnya dilakukan pada
stadium jentik (larvasida). Sejak pertama kali dirintis oleh Champbell dan Sulivan
pada tahun 1933, hingga kini telah banyak penelitian yang menguatkan bahwa bahan
tanaman tertentu ternyata memiliki zat beracun bagi serangga. Salah satu tanaman
tersebut yaitu tomat.
Tomat (Solanum lycopersicum L) mudah diperoleh karena sangat dekat
dengan kehidupan masyarakat, mudah dikembangkan karena tanaman ini dapat hidup
di segala musim, dan mudah diekstraksi secara sederhana. Tomat memiliki buah yang
mengandung senyawa alkaloida (senyawa yang bisa bersifat racun dan menggagalkan
proses metamorfosis) dan saponin (senyawa aktif yang bersifat seperti sabun) yang
dapat berfungsi sebagai larvasida (Yulianti, 2007).
Ketika produksi tomat melimpah dan tidak laku di pasaran maka tomat akan
rusak. Hal ini karena tomat merupakan komoditi pertanian yang cepat rusak. Dengan
demikian, perlu adanya upaya pemanfaatan tomat selain sebagai sayuran juga dapat
digunakan sebagai larvasida nabati untuk membasmi jentik nyamuk.
B. TUJUAN
Tujuan dari program ini adalah mengembangkan inovasi teknologi dengan
pembuatan abate alamiah sebagai insektisida nabati untuk memberantas jentik
nyamuk Anopheles sp dari ekstak tomat.
Kegunaan dari program ini adalah :
1. Pendayagunaan sumber daya alam yang ada secara tepat guna.
2. Menjadi solusi tepat dalam mengurangi penggunaan bahan kimia dan usaha
ramah lingkungan dalam menekan prevalensi malaria.
3. Menambah khazanah ilmu serta menjadi acuan dan referensi dalam bidang
kesehatan.
4. Menekan biaya dalam usaha pemberantasan vector, baik biaya yang
dikeluarkan oleh perorangan atau pemerintah (APBN,APBD).
5. Menekan angka prevalensi malaria.
DAFTAR PUSTAKA :
http://pangeranrajawawo.blogspot.co.id/2011/11/pembuatan-abate-alamiah-dari-
ekstrak.html. Diakses pada 18 Oktober 2017.