Anda di halaman 1dari 45

Materi 1.

A. LANDASAN HISTORIS

Bangsa Indonesia terbentuk melalui proses yang panjang :

- Zaman kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majopahit, dll.

- Memiliki prinsip atau pandangan hidup yang kuat dan mandiri

- Memiliki nilai-nilai yang melekat dalam kehidupan.

B. LANDASAN KULTURAL.

Bangsa Indonesia memiliki suatu pandangan hidup dan filsafat hidup sebagai
ideologinya.

*. Nilai-nilai kemasyarakatan.

*. Nilai-nilai kenegaraan.

*. Indonesia sbg bangsa yang heterogen (suku, agama, ras, budaya.

*. Pancasila sbg petunjuk yang kuat untuk mempersatukan bangsa yang


beragam

C. LANDASAN YURIDIS

* UUD 1945

* UU Nomor : 20 Tahun 2003 ttg. Sistem Pendidikan Nasional

* PP Nomor 60 Tahun 1999. tentng Pendidikan Tinggi

* Kepmen Dikti 265/Dikti/Kep/2000 Kurikulum Pancasila

D. LANDASAN FILOSOFIS

Nilai-Nilai yang hidup dan berkembang dalam masyarakat adalah:

Ketuhanan.
Kemanusiaan.
Kesatuan
Musyawarah dan kerakyatan.
Berkeadilan.
PEMBAHASAN PANCASILA SECARA ILMIAH
SYARAT-SYARAT SUATU ILMU :

A. MEMPUNYAI OBYEK
B. MEMPUNYAI METODE
C. MEMPUNYAI SISTEM
D. BERSIFAT UNIVERSAL

A. OBYEK PANCASILA :

1. OBYEK FORMAL
2. OBYEK MATERIAL

ad. 1.OBYEK FORMAL :

PANCASILA DAPAT DIPANDANG DALAM BERBAGAI SUDUT


PANDANG
Misalnya dilihat dari sudut :

- Moral, maka Pancasila mempunyai obyek pembahasan pada moral


Pancasila

- Ekonomi, maka obyek pembahasannya pada Ekonomi Pancasila. dll.

Ad.2. OBYEK MATERIAL:

Pancasila merupakan sasaran pembahasan dan pengkajian yang bersifat


empiris dan non empiris. Secara Empiris Pancasila merupakan hasil budaya
Bangsa Indonesia. Dengan demikian obyek material Pancasila adalah bangsa
Indonesia dengan segala aspek budaya. Secara non empiris meliputi nilai-
nilai budaya nilai moral, religi, sifat dan karakter dalam masyarakat,
berbangsa dan bernegara.

B. MEMPUNYAI METODE

Yaitu suatu cara atau system pendekatan yang digunakan untuk


mendapatkan suatu kebenaran yang bersifat obyektif.

Salah satu pembahasan Pancasila adalah dengan menggunakan metode


Analitika Syntetic.

C. MEMPUNYAI SISTEM
Pancasila merupakan satu kesatuan yang utuh. Merupakan kesatuan yang
majemuk tunggal. Sila-sila Pancasila tidak berdiri sendiri, akan tetapi saling
memberi makna satu dengan lainnya.

D. BERSIFAT UNIVERSAL

Kajian Pancasila tidak dibatasi oleh ruang, keadaan, situasi, kondisi maupun
jumlah tertentu. Pancasila mengandung esensi yang bersifat universal.

TINGKATAN PENGETAHUAN ILMIAH

Pengetahuan Deskriptif ( bagaimana )


Pengetahuan Kausal (mengapa)
Pengetahuan Normatif ( kemana)
Pengetahuan Esensial (apa )

BEBERAPA PENGERTIAN PANCASILA


1. Pancasila Secara Etimologis
2. Pancasila Secara Historis
3. Pancasila Secara Terminologis

Ad. 1. Secara Etimologis

Panca = lima, Sila = dasar, azas, fundamen

Ad.2. Secara Historis

Secara Historis

Ditetapkan tgl 1 Juni 1945 setelah melalui proses sidang-sidang, BPUPKI,


PPKI, Piagam Jakarta

Ad.3.Secara Terminologis

Ditetapkan dalam:

Pembukaan UUD 1945 alinea ke empat.

Penjabarannya pada Batang Tubuh UUD 1945 yang terdiri:

16 BAB, 37 pasal dan Aturan peralihan ( 4 pasal ), dan


Aturan peralihan ( 2 ayat)

RUMUSAN PANCASILA

1.KETUHANAN YANG MAHA ESA.

2.KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB.

3.PERSATUAN INDONESIA.

4.KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT

KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN

/PERWAKILAN

5.KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT

INDONESIA
Materi 2

PERJUANGAN BANGSA INDONESIA


PADA MASA KEJAYAAN

A. MASA KERAJAAN SRIWIJAYA

Berdiri Abad VII (600 1400)

Letak bagian selatan Selat Malaka (Sekitar Palembang Sekarang).

Raja pertama Wangsa Syailendra (Termuat dalam prasasti Kedukan Bukit di


kaki gunung Siguntang yang bertarikh 605 caka atau 683 M).

Wilayahnya meliputi :

Selat Malaka
Selat Karimata
Selat Sunda
Pantai Siam
* Beberapa kerajaan yang ditaklukan dan masuk dalam kekuasaannya
seperti :
Kerajaan Melayu di Jambi (686 M )
Kerajaan Bangka (688 M)
Kerajaan Tulang Bawang
Kerajaan Brunai
Kerajaan Taruma Negara

Tahun 775 merupakan kerajaan terbesar, bentuk kerajaan Maritim


yang bercirikan kedatuan ( Datuk)
Sriwijaya terkenal sebagai :

Kunci lalu lintas perdagangan di Selat Sunda

Beberapa hal yang merupakan awal kepribadian bangsa :

o Perdagangan
o Hubungan luar negeri
o Kehidupan keagamaan/kepercayaan
o System kedatuan ; terdapat adanya:
Petugas pengumpul barang dagangan
Pengawas
Pengaruh Hindu dan Budha
o Kasta dalam masyarakat :
Brahmana ; Pendeta, Raja-raja
Ksatria
Waisya ; Pedagang, petani
Sudra ; Tidak mempunyai pekerjaan
o Kebudayaan barat Teknologi

B.MASA KERAJAAN MOJOPAHIT

Berdiri tahun 1293 : Oleh Raden Wijaya (Brawijaya).

Masa kejayaan dibawah kekuasaan Hayam Wuruk dan Patih Gajahmada


serta Laksamana Nala.

Wilayahnya :

Mulai Semenanjung Melayu (Malaysia sekarang), Irian Jaya,


Kalimantan Utara.

Ciri keagungan Mojopahit :

Satya Bhakti Aprabu ; Setia kepada Negara dan Kerajaan.

Tan Satresna ; tak pernah memikirkan pribadi dan balas


jasa.

Hanyanken Musuh ; keberanian dan kemampuan


menghalau musuh.

Prabu Ginung Pratina ; selalu mengagungkan kebesaran


raja dan Negara.

Tekad Mojopahit oleh Panglima Gajah Mada untuk menumpas


pemberontakkan sadeng adalah Sumpah Palapa yaitu tekad untuk
mempersatukan Nusantara, yaitu : Seram, Tanjung Haru, Pohan, Dompo,
Bali, Palembang, dan Tumasik.

Susunan ketatanegaraan Mojopahit (dalam buku NEGARAKERTAGAMA


Mpu Prapanca) tahun 1365, sbb :

Bidang Ketata Negaraan :


Negara Pusat / Agung

Daerah Bawahan

Susunan Pemerintahan :

Raja
Dewan Mahkota / Dewan Sabta Prabu
Dewan Menteri
Majelis Pendeta (Darmadyaksa)
Kesenian dan Kebudayaan

Misalnya. Bangunan Candi, bangunan Istana, dll.


Beberapa nilai-nilai kebudayaan yang dapat kita gali dari kebesaran
keprabuan Mojopahit :

Semboyan Bhineka Tunggal Ika ( Mpu Tantular = Sutasoma)

Nilai Kemanusiaan = Kerukunan

Nilai Keagamaan = Hindu dan Budha

Nilai Persatuan = Saling menolong

Nilai Kerakyatan = Musyawarah, Damai

Nilai Keadilan = Melindungi Masyrakat

Nilai Budaya = Sopan santun, kerja keras, dll.

Hubungan Luar Negeri.


Materi 3

C. PERJUANGAN SEBELUM TAHUN 1900

Pada akhir abad Ke XIX dan permulaan abad XX, Bangsa Belanda telah
menguasai seluruh kepulauan Nusantara.
Pada awal kedatangan bangsa Belanda pimpinan Cornelis De Houtman
tahun 1596 mendarat di Indonesia.
Bangsa-bangsa Barat yang datang ke Indonesia dengan tujuan dagang
seperti :
~ Portugis
~ Spanyol
~ Inggris
~ Belanda
Mereka memperebutkan Indonesia karena:
~ Kesuburan
~ Hasil Bumi.
Sejak datangnnya bangsa-bangsa penjajah, bangsa Indonesia
memperjuangkan apa yang sudah dimilikinya (Sriwijaya dan Mojopahit)
sehingga dapat dikatakan sebagai suatu tonggak sejarah penting dalam
perjuangan bangsa
Pada awal kedatangan bangsa Belanda adalah berdagang;
sehingga :
~ Diterima baik oleh bangsa Indonesia
Akan tetapi :
~ Berubah menjadi penjajah mereka mengasai bidang:
Ekonomi, Politik, Sosial, Budaya, Keamanan
Melancarkan politik devide et impera dengan cara memecah belah bangsa
:
~ Muncul dengan kerajaan-kerajaan baru
~ Monopoli perdagangan
~ Tanam paksa
~ Membatasi orang-orang untuk pendidikan.
Segala kekayaan Indonesia diangkut ke Belanda :
~ Rempah-rempah sangat dibutuhkan.
~ Negeri Belanda tergolong miskin
Dgn kenyataan ini bangsa Indonesia melak perlawanan, antara lain:
Sultan Agung di Mataram, tahun 1645
Sultan Agung Tirtajasa di Banten, 1650
Sultan Hasanuddin di Makassar, 1660
Untung Suropati dan Trunojoyo di Jawa Timur, 1670
Iskandar di Minangkabau, 1680
Pada awal abad XIX Belanda mengubah system politik kolonialnya, yaitu
Membentuk perseroan dagang Partikelir yang disebut Vereenigde Oost-
Indische Compagnie (VOC) akhir abad ke 17 (1602)
Melihat kondisi bangsa Indonesia pada waktu itu yang penuh dengan
penindasan dan kesengsaraan dalam bidang :
~ Ekonomi / perdagangan
~ Pendidikan
~ Sosial, budaya
~ Politik
Maka pada permulaan abad ke 19 bangsa Indonesia mengadakan
perlawanan seperti :
Pattimura Ambon/Maluku, 1817
Imam Bonjol Minangkabau, 1822-1837
Diponegoro Mataram, 1825-1930
Sultan Badaruddin Palembang, 1817
Pangeran Antasari Kalimantan, 1860
Jelantik Bali, 1850
Anak Agung Made Lombok, 1895
Teuku Umar Aceh, 1873-1904
Sisingamangaraja Batak, 1900
dll.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sifat perlawanan sehingga


mengalami kegagalan
Melakukan perlawanan fisik
Terjadi didaerah masing-masing
Tidak ada koordinasi
Tidak ada persatuan
Penjajah menggunakan tenaga-tenaga bangsa Indonesia sendiri utnuk
menghantam bangsanya sendiri
Peralatan yang sangat sederhana
System pecah belah (adu domba)
D.PERJUANGAN SETELAH TAHUN 1900

1. Perjuangan Antara tahun 1908-1927

Menyadari bahwa dengan perjuangan fisik tidak cukup untuk


mengusir bangsa penjajah.

Perlu ada cara yang lebih terkoodinir dan terpadu.

Sehingga lahirlah organisasi yang bergerak di bidang pendidikan dan


sosial. (20-Mei-1908) yang diberi nama Budi Utomo yang dipimpin oleh
Dr Wahidin Sudiro Husodo.

Tujuan Budi Utomo :

Menciptakan kesadaran Kebangkitan nasional, dalam bidang :

~ Pendidikan

~ Sosial

~ Kebudayaan

~ Politik

Keanggotaan Budi Utomo :

~ Kalangan Priyayi (Bupati, Wedana, Pegawai)

~ Kaum terpelajar

Faktor-faktor penyebab Budi Utomo mengalami kemunduran :

1. Keanggotannya

2. Dipengaruhi kebudayaan Jawa

3. Bersikap moderat dengan Belanda

Tahun 1911 di Surakarta didirikan organisasi ekonomi yang berasaskan


Islam dengan nama Serikat Dagang Islam oleh H. Samanhudi.

Organisasi mengalami perkembangan sehingga tahun 1912 dirubah


menjadi Serikat Islam yang tidak hanya terbatas pada golongan
pedagang Islam.
Faktor kemunduran Serikat Islam :

Pertentangan dalam tubuh pimpinan sehingga muncul paham Komunisme


melalui Indische Social

persatuan dan kesatuan untuk perjuangan Kemerdekaan yang mempunyai


wadah organisasi :

~ Muhamadiyyah

~ NU

~ PKI

~ Taman Siswa

2. Perjuangan Antara Tahun 1927-1938


Setelah ada koordinasi perjuangan ditingkatkan untuk menuntut
kemerdekaan, maka lahirlah organisasi-organisasi :

~ PNI 9-7-1928

~ PPKI sebagai Federasi PNI, Budi Utomo, Pasundan, Kaum Betawi,


dsb.

~ Pemuda-pemuda tidak ketinggalan yang dipelopori oleh :

Muh. Yamin

Kuntjoro Purbopranoto

Wongso Suseno, dll.

Mengumandangkan ikrar Sumpah Pemuda, yang berisi pengakuan


adanya :

Bangsa

Tanah air

Bahasa yaitu Indonesia.

PNI bubar 25 April 1931, kemudian Partindo didirikan, 30 April 1931


oleh Mr. Sartono. Tujuan Partindo adalah :
~ Menentang Imperialisme, Kapitalisme dan bersikap non
Koperasi.
~ Lahir pula Pendidikan Nasional Indonesia oleh Bung Hatta dan
Sutan Syahrir.

3. Perjuangan Antara Tahun 1938-1942

Pada tahun 1939 lahirlah gabungan politik Indonesia yang merupakan


Federasi Partai Indonesia.

Gerakan ini terkenal dengan nama Indonesia Berparlemen.

Karena gerakan-gerakan yang non koperasi belum berhasil, maka dirubah


menjadi berkoperasi dengan pemerintah Hindia Belanda.

4. Perjuangan Antara Tahun 1942-1945

Pemerintah Hindia Belanda menyerah kepada Jepang di Kalijati, 9


Maret 1942.

Pada awal Jepang berada di Indonesia, banyak semboyan yang


dikumandangkan, seperti :

Nippon Indonesia sama-sama (Rumpun Asia)

Nippon Indonesia Saudara tua

Nippon Cahaya Asia

Jepang memahami apa yang, diinginkan oleh Indonesia, yakni


kemerdekaan

Untuk menarik simpati, dan tujuan agar bangsa Indonesia membantu


dalam PD II, maka :

Dijanjikan akan Kemerdekaan

Membebaskan dari penjajahan barat

Membentuk BPUPKI (29-April-1945)

Terbentuknya BPUPKI secara legal Indonesia :

~ Mempersiapkan kemerdekaannya.
~ Dilakukan sidang-sidang BPUPKI (tugas BPUPKI selesai)

Dibentuk PPKI (9-Agustus-1945)

(DOKURITZU JUNBI IINKAI)

Organisasi inilah yang bertugas untuk :

~ Menentapkan dasar Negara

~ Menetapkan Presiden dan Wakil Presiden.

Materi 4

E. PROSES PERUMUSAN PANCASILA DAN KEMERDEKAAN


INDONESIA

A. LAHIRNYA BPUPKI

Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia


(BPUPKI) adalah badan bentukan pemerintah Jepang dengan nama
Dokuritzu Jumbi Choosakai pada tanggal 29 April 1945, yang
pelantikannya tanggal 28 Mei 1945, oleh Saiko Syikikan.

BPUPKI terdiri :

Ketua : Dr. Radjiman Wedyodiningrat

Ketua Muda : Ichibanggase

Ketua Muda : R. Pandji Soeroso

Anggota : 60 orang, terdiri :

54 orang Indonesia
4 orang keturunan Cina
1 orang keturunan Eropa
1 orang keturunan Arab

Anggota Istimewa : 7 orang Jepang

Sidang-sidang pertama yang dilakukan mulai tanggal 29 Mei 1945 s/d 1


Juni 1945.
Pada sidang Pertama oleh Ketua: Dr. Radjiman telah
membicarakan tentang dasar Indonesia merdeka.

Muhammad Yamin tampil pada tanggal 29 Mei 1945 dengan


mengemukakan konsep dasar Indonesia merdeka baik secara lisan
maupun secara tertulis. Konsep tersebut :

1.Ketuhanan yang Maha Esa

2.Kebangsaan Persatuan Indonesia

3.Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab

4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan


dalam permusyawaratan/perwakilan

5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

( Naskah Persiapan UUD 1945 )

R.P Soepomo pada tgl 31 Mei 1945 pandangan tentang Indonesia


merdeka :

Negara yang akan dibentuk harus berdasarkan aliran pikiran


kenegaraan (staatsidee) Negara kesatuan yang bersifat
integalistis atau Negara nasional yang bersifat totaliter.

Setiap WN dianjurkan untuk hidup berketuhanan, tetapi urusan Negara


terpisah dengan urusan agama, urusan agama diserahkan kepada pemeluk
agama masing-masing.

Dalam susunan pemerintahan Negara harus dibentuk Badan


Permusyawaratan agar pimpinan Negara dapat bersatu jiwa dengan
wakil-wakil rakyat.

Sistem ekonomi hendaknya diatur berdasarkan asas kekeluargaan, system


tolong menolong, dan system koperasi.

Negara Indonesia yang berdasar atas semangat kebudayaan Indonesia


asli, dengan sendirinya akan bersifat Negara Asia Timur Raya.
Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945, merumuskan dasar
Indonesia merdeka yaitu dengan memberi nama Pancasila
dengan susunan sebagai berikut :

1.Kebangsaan Indonesia

2.Internasionalisme atau Perikemanusiaan

3.Mufakat atau demokrasi

4.Kesejahteraan sosial

5.Ketuhanan yang berkebudayaan

Panitia kecil (Panitia 9) merumuskan dasar Negara yang


terkenal dengan nama Jakarta Charter atau Piagam Jakarta,
merumuskan sebagai berikut :

1.Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam


bagi pemeluk-pemeluknya

2.Kemanusian yang adil dan beradab

3.Persatuan Indonesia

4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan


dalam permusyawaratan/perwakilan

5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pada Sidang yang kedua tanggal 10 s/d 17 Juli 1945. Ir. Soekarno sebagai
Ketua Panitia Sembilan melaporkan hasil kerja kepada BPUPKI, yaitu
konsep Piagam Jakarta dan konsep Pembukaan UUD.

Dengan demikian selesailah kerja BPUPKI setelah menerima rancangan


tersebut. (16 Juli 1945).

Setelah sidang BPUPKI selanjutnya tanggal 9 Agustus 1945 dibentuklah


Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritzu Junbi
Iinkai.

Pada tanggal 10 Agustus 1945, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta masing-
masing sebagai Ketua dan Wakil ketua PPKI dan Dr. Radjiman bertolak
ke Indo Cina memenuhi panggilan Panglima Angkatan Perang Jepang di
Kawasan Asia Tenggara untuk merundingkan tentang kemerdekaan
Indonesia.

Di sepakati :

PPKI akan dilantik tanggal 18 Agustus 1945

Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

Oleh karena tanggal 14 Agustus 1945 Jepang kalah dalam Perang Dunia
kedua sehingga kesepakatan tersebut tidak lagi dilaksanakan.

PPKI mengadakan rapat tanggal 15 Agustus 1945 dengan tujuan akan


mengumumkan kemerdekaan Indonesia dan mengesahkan UUD, akan
tetapi terjadi peristiwa Rengasdengklok sehingga nanti tanggal 16
Agustus 1945 baru dicapai kata sepakat untuk mengumumkan
kemerdekaan pada esok harinya.

Pada tanggal 17 Agustus 1945 pada hari Jumat pukul 10.00


diproklamirkan kemerdekaan Indonesia dan pada tanggal 18 Agustus
1945 disahkan pembukaan UUD dan Pancasila sebagai dasar Negara
Republik Indonesia.

PROKLAMASI KEMERDEKAAN

Naskah

Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain


diselenggarakan dengan cara yang saksama dan dalam tempo yang
sesingkat-singkatnya.

Jakarta, 17 Agustus 1945

Atas Nama Bangsa Indonesia

Soekarno Hatta

Arti Proklamasi

Arti Proklamasi
Menurut kata-katanya :

Suatu pernyataan yang memberitahukan bahwa Indonesia telah Merdeka.

Pernyataan bahwa Indonesia telah berdiri sebagai yang telah lepas dari
belenggu penjajahan.

Bangsa Indonesia siap untuk mempertahankannya.

Arti Kejiwaan, Arti Religius.

Pada akhir pidato diucapkan Insya Allah yang mengandung pengertian :

Di berkati oleh Allah. Swt

Dengan pertolongan Allah yang telah memberi karunia-Nya

1. Jiwa Kemanusiaan.

2. Kembali pada nilai-nilai kemanusiaan sesuai dengan harkat dan


martabat sebagai manusia.

3. Jiwa Persatuan.

4. Barsatu padu dalam segala langkah atau

perbuatannya.

5. Jiwa kerakyatan.

6. Proklamasi adalah pengetahuan ttg

kehendak rakyat.

Pancasila Sebagai Dasar Negara R I

Pancasila yang dikukuhkan dalam sidang I dari BPPK pada tanggal 1


Juni 1945 adalah di kandung maksud untuk dijadikan dasar bagi negara
Indonesia merdeka. Adapun dasar itu haruslah berupa suatu filsafat yang
menyimpulkan kehidupan dan cita-cita bangsa dan negara Indonesa yang
merdeka. Di atas dasar itulah akan didirikan gedung Republik Indonesia
sebagai perwujudan kemerdekaan politik yang menuju kepada
kemerdekaan ekonomi, sosial dan budaya.
Pengertian Filsafat

Istilah filsafat secara etimologis merupakan padanan kata


falsafah (Arab) dan philosophy (Inggris) yang berasal dari bahasa
Yunani (philosophia).

Kata philosophia merupakan kata majemuk yang terususun dari


kata philos atau philein yang berarti kekasih, sahabat, mencintai
dan kata sophia yang berarti kebijaksanaan, hikmat, kearifan,
pengetahuan.

Dengan demikian philosophia secara harafiah berarti mencintai


kebijaksanaan, mencintai hikmat atau mencintai pengetahuan.

Cinta mempunyai pengertian yang luas. Sedangkan kebijaksanaan


mempunyai arti yang bermacam-macam yang berbeda satu dari
yang lainnya.

Istilah philosophos pertama kali digunakan oleh Pythagoras.

Ketika Pythagoras ditanya, apakah engkau seorang yang


bijaksana?

Dengan rendah hati Pythagoras menjawab, saya hanyalah


philosophos, yakni orang yang mencintai pengetahuan.

Ada dua pengertian filsafat, yaitu:

Filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti produk.

Filsafat sebagai ilmu atau metode dan filsafat sebagai


pandangan hidup

Filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis.

Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk,


sebagai pandangan hidup, dan dalam arti praktis.

Ini berarti Filsafat Pancasila mempunyai fungsi dan peranan


sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku dan
perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia.
Pengertian Filsafat Pancasila

Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan


pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan
ideologi Pancasila.

Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai


refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara
dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan
pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.

Pancasila dikatakan sebahai filsafat, karena Pancasila merupakan


hasil permenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the
faounding father kita, yang dituangkan dalam suatu sistem (Ruslan
Abdul Gani).

Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan penngertian ilmiah


yaitu tentang hakikat dari Pancasla (Notonagoro).

Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dilakukan


dengan cara deduktif dan induktif.

Cara deduktif yaitu dengan mencari hakikat Pancasila serta


menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan
pandangan yang komprehensif.

Cara induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya


masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti dan makna yang
hakiki dari gejala-gejala itu.

Susunan isi arti Pancasila meliputi tiga hal, yaitu:

1. Isi arti Pancasila yang umum universal, yaitu hakikat sila-


sila Pancasila yang merupakan inti sari Pancasila sehingga
merupakan pangkal tolak dalam pelaksanaan dalam bidang
kenegaraan dan tertib hukum Indonesia serta dalam realisasi
praksis dalam berbagai bidang kehidupan konkrit.

2. Isi arti Pancasila yang umum kolektif, yaitu isi arti


Pancasila sebagai pedoman kolektif negara dan bangsa
Indonesia terutama dalam tertib hukum Indonesia.
3. Isi arti Pancasila yang bersifat khusus dan konkrit, yaitu isi
arti Pancasila dalam realisasi praksis dalam berbagai bidang
kehidupan sehingga memiliki sifat khhusus konkrit serta
dinamis (lihat Notonagoro, 1975: 36-40)

Pengertian Ideologi

Istilah ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep,
pengertian dasar, cita-cita dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harafiah
ideologi berarti ilmu tentang pengertian dasar, ide atau cita-cita. Cita-cita yang
dimaksudkan adalah cita-cita yang tetap sifatnya dan harus dapat dicapai
sehingga cita-cita itu sekaligus merupakan dasar, pandangan, paham.

Ideologi yang semula berarti gagasan, ide, cita-cita itu berkembang


menjadi suatu paham mengenai seperangkat nilai atau pemikiran yang oleh
seseorang atau sekelompok orang menjadi suatu pegangan hidup.

Beberapa pengertian ideologi:

A.S. Hornby mengatakan bahwa ideologi adalah seperangkat


gagasan yang membentuk landasan teori ekonomi dan politik atau
yang dipegangi oleh seorang atau sekelompok orang.

Soerjono Soekanto menyatakan bahwa secara umum ideologi


sebagai kumpulan gagasan, ide, keyakinan, kepercayaan yang
menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut bidang politik,
sosial, kebudayaan, dan agama.

Gunawan Setiardja merumuskan ideologi sebagai seperangkat ide


asasi tentang manusia dan seluruh realitas yang dijadikan pedoman
dan cita-cita hidup.

Frans Magnis Suseno mengatakan bahwa ideologi sebagai suatu


sistem pemikiran yang dapat dibedakan menjadi ideologi tertutup
dan ideologi terbuka.

Ideologi tertutup

Ideologi tertutup, merupakan suatu sistem pemikiran tertutup.


Ciri-cirinya: merupakan cita-cita suatu kelompok orang untuk
mengubah dan memperbarui masyarakat; atas nama ideologi
dibenarkan pengorbanan-pengorbanan yang dibebankan kepada
masyarakat;

Isinya bukan hanya nilai-nilai dan cita-cita tertentu, melainkan


terdiri dari tuntutan-tuntutan konkret dan operasional yang keras,
yang diajukan dengan mutlak.

Ideologi terbuka

Ideologi terbuka, merupakan suatu pemikiran yang terbuka.

Ciri-cirinya: bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak dapat dipaksakan


dari luar, melainkan digali dan diambil dari moral, budaya masyarakat itu
sendiri;

Dasarnya bukan keyakinan ideologis sekelompok orang, melainkan hasil


musyawarah dari konsensus masyarakat tersebut; nilai-nilai itu sifatnya
dasar, secara garis besar saja sehingga tidak langsung operasional

Fungsi utama ideologi

Fungsi utama ideologi dalam masyarakat menurut Ramlan Surbakti


(1999) ada dua, yaitu:

1.Sebagai tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai secara bersama oleh
suatu masyarakat, dan

2.Sebagai pemersatu masyarakat dan karenanya sebagai prosedur


penyelesaian konflik yang terjadi dalam masyarakat.

Pancasila sebagai ideologi mengandung nilai-nilai yang berakar pada


pandangan hidup bangsa dan falsafat bangsa. Dengan demikian
memenuhi syarat sebagai suatu ideologi terbuka

Sumber semangat yang menjadikan Pancasila sebagai ideologi terbuka


adalah terdapat dalam penjelasan UUD 1945: terutama bagi negara
baru dan negara muda, lebih baik hukum dasar yang tertulis itu hanya
memuat aturan-aturan pokok, sedangkan aturan-aturan yang
menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan kepada undang-undang
yang lebih mudah caranya membuat, mengubah dan mencabutnya
Sifat Ideologi

Ada tiga dimensi sifat ideologi, yaitu dimensi realitas, dimensi idealisme,
dan dimensi fleksibilitas.

1. Dimensi Realitas: nilai yang terkandung dalam dirinya, bersumber dari


nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, terutama pada waktu ideologi
itu lahir, sehingga mereka betul-betul merasakan dan menghayati bahwa
nilai-nilai dasar itu adalah milik mereka bersama. Pancasila mengandung
sifat dimensi realitas ini dalam dirinya.

2. Dimensi idealisme: ideologi itu mengandung cita-cita yang ingin


diicapai dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Pancasila bukan saja memenuhi dimensi idealisme ini tetapi
juga berkaitan dengan dimensi realitas

3. Dimensi fleksibilitas:

Ideologi itu memberikan penyegaran, memelihara dan memperkuat


relevansinya dari waktu ke waktu sehingga bersifat dinamis, demokrastis.
Pancasila memiliki dimensi fleksibilitas karena memelihara, memperkuat
relevansinya dari masa ke masa.

Makna Pancasila sebagai Ideologi Bangsa

Makna Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia adalah bahwa nilai-


nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila itu menjadi cita-cita
normatif bagi penyelenggaraan bernegara.

Dengan kata lain, visi atau arah dari penyelenggaraan kehidupan


berbangsa dan bernegara Indonesia adalah terwujudnya kehidupan yang
ber-Ketuhanan, yang ber-Kemanusiaan, yang ber-Persatuan, yang ber-
Kerakyatan, dan yang ber-Keadilan

Pancasila sebagai ideologi nasional selain berfungsi sebagai cita-cita


normatif penyelenggaraan bernegara, nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila merupakan nilai yang disepakati bersama, karena itu juga
berfungsi sebagai sarana pemersatu masyarakat yang dapat
memparsatukan berbagai golongan masyarakat di Indonesia.

Pancasila Sebagai Jiwa Dan Kepribadian Bangsa Indonesia


Menurut Dewan Perancang Nasional, yang dimaksudkan dengan
kepribadian Indonesia ialah : Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa
Indonesia, yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa
lainnya.

Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia adalah pencerminan dari


garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia sepanjang masa.

Pancasila yang kita gali dari bumi Indonsia sendiri merupakan :

Dasar negara kita, Republik Indonesia, yang merupakan sumber dari


segala sumber hukum yang berlaku di negara kita.

Pandangan hidup bangsa Indonesia yang dapat mempersatukan kita


serta memberi petunjuk dalam masyarakat kita yang beraneka ragam
sifatnya.

Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, karena Pancasila memberikan


corak yang khas kepada bangsa Indonesia dan tak dapat dipisahkan dari
bangsa Indonesia, serta merupakan ciri khas yang dapat membedakan
bangsa Indonesia dari bangsa yang lain.

Terdapat kemungkinan bahwa tiap-tiap sila secara terlepas dari yang lain
bersifat universal, yang juga dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia ini,
akan tetapi kelima sila yang merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan itulah yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.

Tujuan yang akan dicapai oleh bangsa Indonesia :

Suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual
berdasarkan Pancasila di dalam wadah negara kesatuan Republik
Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat
dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib dan
dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka,
bersahabat, tertib dan damai.

Perjanjian luhur rakyat Indonesia yang disetujui oleh wakil-wakil rakyat


Indonesia menjelang dan sesudah Proklamasi Kemerdekaan yang kita
junjung tinggi, bukan sekedar karena ia ditemukan kembali dari
kandungan kepribadian dan cita-cita bangsa Indonesia yang terpendam
sejak berabad-abad yang lalu, melainkan karena Pancasila itu telah
mampu membuktikan kebenarannya setelah diuji oleh sejarah perjuangan
bangsa.

Oleh karena itu yang penting adalah bagaimana kita memahami,


menghayati dan mengamalkan Pancasila dalam segala segi kehidupan.

Tanpa ini maka Pancasila hanya akan merupakan rangkaian kata-kata


indah yang tertulis dalam Pembukaan UUD 1945, yang merupakan
perumusan yang beku dan mati, serta tidak mempunyai arti bagi
kehidupan bangsa kita.

Apabila Pancasila tidak menyentuh kehidupan nyata, tidak kita rasakan


wujudnya dalam kehidupan sehari-hari, maka lambat laun kehidupannya
akan kabur dan kesetiaan kita kepada Pancasila akan luntur.

Mungkin Pancasila akan hanya tertinggal dalam buku-buku sejarah


Indonesia.

Apabila ini terjadi maka segala dosa dan noda akan melekat pada kita
yang hidup di masa kini, pada generasi yang telah begitu banyak
berkorban untuk menegakkan dan membela Pancasila.

Akhirnya perlu juga ditegaskan, bahwa apabila dibicarakan mengenai


Pancasila, maka yang kita maksud adalah Pancasila yang dirumuskan
dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu :

Ketuhanan Yang Maha Esa.

Kemanusiaan yang adil dan beradab.

Persatuan Indonesia.

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawratan / perwakilan.

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Rumusan Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 itulah


yang kita gunakan, sebab rumusan yang demikian itulah yang ditetapkan
oleh wakil-wakil bangsa Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 dalam
sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Seperti yang telah ditunjukkan oleh Ketetapan MPR No. XI/MPR/1978,
Pancasila itu merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh dari kelima
silanya.

Dikatakan sebagai kesatuan yang bulat dan utuh, karena masing-masing


sila dari Pancasila itu tidak dapat dipahami dan diberi arti secara sendiri-
sendiri, terpisah dari keseluruhan sila-sila lainnya.

Memahami atau memberi arti setiap sila-sila secara terpisah dari sila-sila
lainnya akan mendatangkan pengertian yang keliru tentang Pancasila.

Kuliah V

UNDANG-UNDANG DASAR 1945

UUD 1945 terdiri dari

Pembukaan
Batang Tubuh terdiri :
- 37 pasal

- 1 aturan tambahan dan

- 2 ayat aturan peralihan

Penjelasan.

PEMBUKAAN UUD 1945

1. HAKIKAT PEMBUKAAN UUD 1945

1. Sebagai Tertib Hukum Tertinggi


memiliki 2 aspek yang utama:

faktor mutlak bagi terwujudnya tertib hukum tertib hukum tertinggi.


Pembukaan UUD 1945 termuat didalamnya meliputi suasana kebatinan
dari UUD Negara Indonesia, serta mewujudkan suatu cita-cita hukum

Pokok-Pokok pikiran yang ada dalam pembukaan UUD 1945 harus


dikonkritkan (dijelmakan) dalam Batang Tubuh UUD 1945 (pasal)

Penjabaran direalisasikan kedalam hukum-hukum positif yang terdiri:


TAP MPR, UU, PP, dll.

2. Memenuhi Syarat Tertib Hukum Indonesia

Syarat-syarat sbb :

(2) Adanya kesatuan subyek, yaitu penguasa yang mengadakan


peraturan hukum.
(3) Adanya kesatuan asas kerohanian yaitu adanya sumber dari segala
sumber hukum
(4) Adanya kesatuan daerah yaitu dimana berlakunya peraturan
tersebut.
(5) Adanya kesatuan waktu yaitu waktu berlakunya peraturan-
peraturan.
Dengan demikian kedudukan Pembukaan UUD 1945 dalam tertib hukum
Indonesia sbb:

1. Menjadi dasar, krn memberikan faktor mutlak adanya tertib hukum.


2. Memasukan diri didalamnya sebagai ketentuan hukum yang tertinggi.

3. Sebagai Pokok Kaidah Negara yang Fundamental.

Karena didalamnya memberikan faktor mutlak bagi tertib hukum baik


yang tertulis maupun yang tidak tertulis.

Pokok kaidah Negara yang fundamental adalah:


(1) Dari segi terjadinya, ditentukan oleh Pembentuk Negara.

(2) Dari segi Isinya, memuat:

* Dasar tujuan Negara

* Ketentuan diadakannya UUD Negara

* Bentuk Negara.

* Dasar filsafat Negara (asas kerohanian negara)

Dalam hubungannya dengan Pasal-Pasal UUD 1945, Kedudukan


Pembukaan UUD 1945 sbb:
1. Pembukaan terpisah dengan batang tubuh UUD.

2. Pembukaan mempunyai kedudukan yang lebih tinggi.

3. Pembukaan menguasai hukum dasar tertulis maupun yang tidak


tertulis.

4. Pokok-Pokok pikiran dalam Pembukaaan dijabarkan dalam pasal-


pasal UUD 1945

4. Pembukaan UUD 1945 tetap Terlekat pada Kelangsungan Hidup


Negara RI.

Mempunyai kedudukan yang sangat kuat karena tidak dapat dirubah;


alasan - alasanya:

1. Sbg Staatfundamentalnorm, ini ditentukan oleh Pembentuk Negara


yaitu suatu lembaga yang menentukan dasar Negara, bentuk Negara,
kekuasaan Negara.
2. Pembukaan UUD 1945 merupakan sumber mutlak adanya tertib
hukum di Indonesia.
3. Dari segi yuridis tidak dapat dirubah, dan dari segi materil tetap
terlekat pada kelangsungan hidup Negara RI.

TATA URUTAN PERUNDANG-UNDANGAN

1. PEMBUKAAN UUD 1945


2. BATANG TUBUH UUD 1945.
3. TAP MPR
4. UUD
5. U U
6. PERATURAN PEMERINTAH
7. KEPMEN
8. PERDA.
Kuliah VI

2. PENGERTIAN ISI PEMBUKAAN UUD 1945

Pembukaan terdiri 4 Alinea :

Alinea I :

a. Tekat bangsa Indonesia untuk merdeka, bebas dari


penjajahan merupakan dalil objektif.

b. Berdiri dibarisan terdepan dalam menentang dan menghapuskan


penjajahan di dunia.

Alinea II:

a. Perjuangan pergerakkan telah sampai pada tingkat yang


menentukan.

b. Momentum yang dicapai harus dimanfaatkan untuk menyatakan


kemerdekaan.

c. Kemerdekaan bukan tujuan akhir, akan tetapi harus diisi dengan


mewujudkan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Alinea III:

a. Motivasi cita luhur riil dan materiil tugas Indonesia untuk


menyatakan kemerdekaannya.

b. Motivasi spiritual yang luhur bahwa maksud menyatakan


kemerdekaan diberkati oleh Allah. Swt yang maha Kuasa

Alinea IV:

a. Menetapkan tujuan Negara :


Melindungi segenap bangsa Indonesia
Memajukan kesejahteraan umum
Mencerdaskan kehidupan bangsa
Ikut melaksanakan ketertiban dunia
b. Menetapkan bentuk Negara ialah Republik

c. Menetapkan dasar Negara ialah Pancasila

HUBUNGAN LOGIS ANTAR ALINEA

Alinea I terdapat : Hak Kemerdekaan bangsa berarti :

Hak yang melekat pada manusia/bangsa yaitu hak kodrat dan


hak moral.
Penjajahan tidak sesuai dengan hakikat kemanusiaan dan
keadilan.
Alinea II terdapat : Hak pribadi (bangsa) karena :

Pihak penjajah tidak memberikan hak kodrat dan hak moral


Bangsa Indo. Berjuang menentukan nasibnya sendiri.
Kemerdekaan dijelmakan dalam suatu Negara yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

Alinea III terdapat Pernyataan untuk kemerdekaan atas perjuangannya


sendiri :
Perjuangan didasari oleh hak kodrat dan hak moral
Perjuangan diridhoi dan dirahmati oleh Allah SWT.
Alinea IV merupakan konsekuensi dari suatu perjuangan meliputi
pembentukan pemerintahan Negara yang meliputi 4 prinsip Negara:
Tujuan Negara; melindungi segenap bangsa dan tumpah darah
Indonesia, dst
Ketentuan diadakannya UUD Negara.
Ketentuan tentang bentuk Negara ( Republik)
Ketentuan tentang dasar filsafat Negara (Pancasila).

3. KEDUDUKAN PEMBUKAAN UUD 1945

1. Pembukaan UUD 1945 sebagai Pernyataan Kemerdekaan yang


terinci.

* Proklamasi pada hakekatnya memiliki makna;

- Pernyataan kemerdekaan.

- Tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan berkaitan dengan


kemerdekaan.

* Baik suatu pernyataan maupun tindakan-tindakan yang akan


dilaksanakan setelah kemerdekan rinciannya adalah sbb:

(1) melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indo.

(2) memajukan kesejah. Umum dan mencerdaskan kehidup bgs.

(3) ikut melaksanakan ketertiban dunia.

(4) membentuk pemerintahan Negara dgn menyusun UUD Negara.

(5) UU yang dimaksud adalah suatu susunan Negara yang


berkedaulatan rakyat.

(6) Negara RI berdasarkan sila I,II, III, IV, V


2. Kedudukan dan Fungsi Pembukaan UUD 1945 sebagai Dasar,
Rangka dan Suasana bagi Kehidupan Negara dan Tertib Hukum
Indonesia.

(1) Pembukaan berdudukan sbg pandangan hidup bangsa adalah


merupakan dasar filsafat, asas kerohanian, dan basis berdirinya
Negara RI (dasar).

(2) Diatas dasar itulah berdiri suatu negara yang berkedaulatan rakyat.

(3) Kemudian dasar tersebut diwujudkan pelaksanaan dan


penyelenggaraan Negara yang tercantum dalam hukum positif
Indo. (UUD 1945 )

(4) Di atas UUD sebagai basis berdirinya bentuk, susunan dan system
pemerintahan, serta peraturan hukum positif bgs Indo.

(5) Keseluruhannya merupakan tujuan Negara untuk mencapai


kebahagian hidup (sebagai suasana)

3. Pembukaan memuat Sendi-Sendi Mutlak Kehidupan Negara.

Sendi-sendi tersebut adalah sbb:

(1) Hakekat dan sifat Negara.


(2) Tujuan negara.
(3) Kerakyatan (demokrasi).
(4) Dasar pemerintahan Negara.
(5) Bentuk susunan Pemerintahan.
4. Nilai-Nilai Hukum/Ketentuan Tuhan, Hukum Kodrat dan
Hukum Etis yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.
ALINEA I HUKUM KODRAT

HUKUM ETIS SUMBER BAHAN


CITA-CITA DAN
ALINEA II KEMERDEKAAN SUMBER NILAI
HUKUM TUHAN
ALINEA III
HUKUM ETIS

ALINEA IV HUKUM FILOSOFIS SUMBER BENTUK

(PANCASILA) DAN SIFAT

PELAKSANAAN HUKUM POSITIF PELAKSANAAN

NEGARA DAN NEGARA

INDONESIA PELAKSANAANNYA INDONESIA

Kuliah VII

4. FUNGSI PEMBUKAAN UUD 1945

Pembukaan UUD 1945 mengandung Pokok Pikiran yang meliputi suasana


kebatinan dari UUD Negara Indo. Pokok Pikiran itu diwujudkan dalam cita-
cita hukum (Rechtsidee) yang menguasai hukum dasar tertulis (UUD) dan
tidak tertulis (konvensi).

Pokok Pikiran tersebut dijabarkan secara normative dalam pasal-pasal UUD


1945 sbb:

1. Pokok Pikiran Pertama, menegaskan bahwa:


Diterimanya aliran pengertian Negara Persatuan yaitu:

melindungi segenap bangsa.


Mengatasi paham perorangan, golongan,
(merupakan penjabaran sila ketiga).

Pokok Pikiran Kedua, merupakan cita-cita yang ingin dicapai yaitu:

Penetapan tentang aturan-aturan yang akan dilaksanakan


Setiap WN mempunyai hak dan kewajiban yang sama.
( Penjabaran sila kelima).

Pokok Pikran Ketiga, mengandung konsekwensi logis tentang system


Negara, yaitu:

Kedaulatan rakyat yang mendasarkan pada


musyawarah/perwakilan.
(penjabaran sila keempat)

Pokok Pikiran Keempat, mengandung isi tentang kewajiban pemerintah


dan penyelenggara Negara untuk:
memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dengan
upaya menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dan
nilai-nilai luhur kemanusiaan. (penjabaran sila I dan sila II )

Dalam kehidupan kenegaraan haruslah mendasarkan pada suatu moral


dasar Negara yaitu:

Ketuhanan Yang Mahaesa,


dan Kemanusiaan yang adil dan beradab
sehingga untuk mewujudkan diperlukan adanya:

suatu keadilan dalam hidup bersama, dan


tujuan untuk melindungi segenap bangsa Indo.
Cita-cita tersebut haruslah dijiwai segenap bangsa :
Warga Negara
Penyelenggara Negara.
Pimpinan Partai Politik, Golongan
1. Pembukaan UUD 1945 merupakan Suasana Kebatinan dari UUD 1945
Suatu UUD terdiri dari:
Bagaimana dictum pasal-pasalnya.
Bagaimana prakteknya.
Bagaimana suasana kebatinannya
Berdasarkan Penjelasan dalam Pembukaan UUD 1945 yang terdiri dari 4
pokok pikran adalah merupakan asas kerohanian Negara Pancasila yang
memberi arah bagi cita-cita hukum (Rechtsidee) dari UUD dan peraturan
perundang-undangan lainnya.

2. Pembukaan UUD 1945 mewujudkan Cita-cita Hukum yang menguasai


Hukum Dasar Negara

* Pembukaan UUD 1945 merupakan Kaidah Pokok fundamental (Norma


Dasar).

* Mengandung Nilai-Nilai Universal:

* Hukum / Ketentuan Allah/Tuhan.

* Hukum Kodrat.

* Hukum Etis.

* Hukum Filosofis

Hukum Tuhan, Hukum Kodrat, dan Hukum Etis merupakan bahan dan sumber
Hukum positif Indonesia, sedangkan

Hukum Filosofis merupakan bentuk dan dan sifat Negara.


3. Pembukaan UUD 1945 merupakan Sumber Semangat bagi UUD 1945
Dalam Pembukaan UUD 1945 terkandung didalamnya Pokok Pikiran yang
memuat isi Pancasila: adalah merupakan sumber semangat bagi:

Penyelenggara Negara.
Pimpinan Pemerintahan.
Partai Politik.
Pimpinan Golongan.
Sumber Semangat itu berupa:

Semanagat Ketuhanan
Semangat Kemanusiaan
Semangat Persatuan
Semangat Kerakyatan dan
Semangat Keadilan Sosial.

5. Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Batang Tubuh UUD 1945

1. Pokok Pikiran dalam Pembukaan dijelmakan dalam pasal-pasal UUD


2. Pembukaan UUD memuat dasar Pancasila, filsafat Negara.
3. Sifat Hubungan Pembukaan dengan Batang Tubuh UUD
Bagian I, II, III dari Pembukaan tidak mempunyai hubungan
Kausal Organis dengan Batang Tubuh.
Bagian IV mempunyai hubungan kausal Organis yang
mencakup:
UUD ditentukan akan ada.

Yang diatur dalam UUD tentang Pembentukan pemerintahan


Negara.
Negara Indonesia berbentuk Republik.
Ditetapkan dasar kerohanian Negara ( Pancasila)

6. Hubungan Antara Pembukaan UUD dengan Pancasila.


> Secara Formal:

Rumusan Pancasila ada dalam Pembukaan (alinea IV)


Pembukaan UUD merupakan Pokok Kaidah Fundamental.
Tidak dapat dipisahkan keduanya.
Pancasila yang ada dalam Pembukaan tetap terlekat dalam
kelangsungan hidup bangsa Indo.
> Secara Materil:

Inti dari Pokok Kaidah Fundamental adalah Pancasila

7. Hubungan Antara Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi 17


Agustus 1945

Terdapat beberapa pernyataan:

1. Pernyataan Proklmasi kemerdekaan ada pada alinea ketiga pembukaan


UUD

2. Pembukaan UUD bersamaan ditetapkan dengan UUD.

3. Pembukaan UUD merupakan uraian terinsi sebagai pendorong semangat


kemerdekaan untuk bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Beberapa sifat hubungan:

1. Adanya penegasan hak kodrat, dan hak moral setiap bangsa akan
kemerdekaan.
2. Penegasan bahwa perjuangan sesuai dengan peri kemanusiaan dan
perikeadilan.
3. Memberi pertanggungjawaban kepada bangsa bahwa kemerdekaan
diperoleh melalui perjuangan, disusun dalam Negara Kesatuan Indonesia
yang berdasarkan kedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Pancasila.

UNDANG-UNDANG DASAR 1945

I. UUD 1945 terdiri :

Hukum Dasar tertulis.


Hukum Dasar tidak tertulis

UNDANG-UNDANG DASAR TERTULIS

UUD ( Constitutional Law ) adalah suatu naskah yang memaparkan kerangka


dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan negara dan
menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badan tersebut.

UUD 1945 bersifat:

Singkat, karena hanya memuat 37 pasal, aturan peralihan, dan


tambahan.
Supel (elastic) dapat menyesuaikan dengan perkembangan dan
situasi masyarakat.
Berdasarkan sifat UUD 1945 tersebut maka:

Rumusannya jelas dan merupakan hukum tertulis yang


mengikat semua Warga negara, pemerintah dan penyelenggara
negara
Karena hanya memuat aturan-aturan pokok saja, maka dapat
dikembangkan sesuai dengan perkembangan masyarakat.
Norma-norma, aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan
dilaksanakan secara konstitusional.
UUD merupakan tertib hukum tertinggi sehingga merupakan
alat kontrol terhadap norma hukum yang ada dibawahnya.

UNDANG-UNDANG TIDAK TERTULIS

UU tidak tertulis adalah aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara


dalam praktek penyelenggaraan negara.

UU tidak tertulis ( Convensi) mempunyai sifat-sifat:

Kebiasaan yang berulang terjadi dan terpelihara dalam


masyarakat.
Tidak bertentangan dengan UUD tertulis.
Diterima oleh seluruh masyarakat.
Bersifat pelengkap dari UUD tertulis.

II. KONSTITUSI

Kata

Constitution ( Inggeris),
Constitutie (Belanda).
Grondwet (Jerman)
Berarti UU yang tertulis

Dalam ketatanegaraan konstitusi mempunyai arti

- Lebih luas daripada UUD, karena terdapat Hukum dasar tertulis dan
tidak tertulis.
- Sama dengan UUD, artinya hanya memuat UUD tertulis saja.
III. STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA BERDASARKAN UUD
1945.

Berdasarkan Asas Demokrasi yang berarti:

Sistem pemerintahan yang berasal dari rakyat.


Mengakui adanya kebebasan dan persamaan hak warga
negara.
Secara Umum sistem pemerintahan yang bersifat demokratis haruslah
mendasarkan pada.

Keterlibatan WN dalam pembuatan keputusan politik.


Tingkat persamaan diantara WN
Tingkat kebebasan diakui oleh WN.
Suatu Sistem perwakilan.
Suatu sistem pemilihan kekuasaan mayoritas
Dalam suatu sistem demokrasi akan kita jumpai:

Supra struktur Politik,


- Legislatif, eksekutif, dan yudikatif.

Infra struktur Politik ( Parpol, Golongan, Golongan penekan,


Alat komunkasi Politik, Tokoh-tokoh Politik).

Demokrasi berdasar UUD 1945 adalah:

a. Konsep Kekuasaan, terdiri:

1. Kekuasaan ditangan Rakyat


2. Pembagian kekuasaan
3. Pembatasan kekuasaan
b. Konsep Pengambilan Keputusan.

c. Konsep Pengawasan.

d. Konsep partisipasi .

SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA.


Tujuh kunci pokok sistem pemerintahan negara:

Indo. Adalah negara yang berdasarkan Hukum (Rechtstaat)


Sistem Konstitusional.
Kekuasaan Negara Tertinggi di tangan MPR
Presiden adalah Penyelenggara Negara Yang tertinggi di
bawah Majelis.
Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.
Menteri Negara adalah Pembantu Presiden, dan tidak
bertanggung jawab kepada DPR.
Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas.

ISI POKOK BATANG TUBUH UUD 1945.

Bab I. Bentuk dan Kedaulatan ( Pasal 1 ).


Bab II. MPR ( Pasal 2, dan 3 )
Bab III. Kekuasaan Pemerintahan Negara (Pasal 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
12, 13, 14, dan 15)
Bab IV. DPA (Pasal 16)
Bab V. Kementerian Negara (Pasal 17)
Bab VI. Pemerintahan Daerah (Pasal 18)
Bab VII. DPR (Pasal 19, 20, 21, dan 22)
Bab VIII. Hal Keuangan (Pasal 23)
Bab IX. Kekuasaan Kehakiman (Pasal 24 dan 25)
Bab X. Warga Negara (Pasal 26, 27, dan 28)
Bab XI. Agama (Pasal 29)
Bab XII. Pertahanan Negara (Pasal 30)
Bab XIII. Pendidikan (Pasal 31 dan 32)
Bab XIV. Kesejahteraan Sosial (Pasal 33 dan 34)
Bab XV. Bendera dan Bahasa (Pasal 35 dan 36)
XVI. Perubahan UUD (Pasal 37)

Pasal-pasal yang berisi tentang sistem pemerintahan negara, termasuk


pengaturan tentang kedudukan, tugas, wewenang dan saling hubungan
dengan kelembagaan negara.

Pasal-pasal yang berisi hubungan negara dengan warga negara dan


penduduk serta berisi konsepsi negara diberbagai bidang : Politik,
Ekonomi, Sosial Budaya, Hamkam, dll.

HAKEKAT PEMBUKAAN UUD 1945

Alinea pertama : Pasal-pasal 27, 28, 29, 30, 31

Alinea kedua : Pasal-pasal 23, 27, 28, 29, 31, 33, 34

Alinea ketiga : Pasal-pasal 29

Alinea keempat : Pasal-pasal 1, 32, 35, 36

Hubungan Antara Lembaga-lembaga Negara Berdasarkan Undang-


Undang Dasar 1945

1. Hubungan Antara MPR dan Presiden


2. Hubungan Antara MPR dengan DPR
3. Hubungan antara DPR dengan Presiden
4. Hubungan Antara DPR dengan Menteri-menteri
5. Hubungan Antara Presiden dengan Menteri-menteri
6. Hubungan Antara Mahkamah Agung dengan lembaga Negara
Lainnya.
7. Hubungan Antara BPK dengan DPR
8. Hubungan Antara DPA dengan Presiden
9. Kedudukan dan hubungan Tata Kerja Lembaga Tertinggi Negara
dengan/atau Lembaga-lembaga tinggi Negara Menurut Ketetapan
MPR No. III/MPR/197

Hak Asasi Manusia Menurut Undang-Undang Dasar 1945

Rincian hak-hak asasi manusia dalam pasal-pasal UUD 1945 adalah


sebagai berikut :

a. Hak atas Kebebasan untuk Mengeluarkan Pendapat


Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 28:

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran baik


lisan maupun tulisan dan sebagainya diatur dalam undang-undang.

Declaration of Human Right, Pasal 19., Convenant on Civil and


Political Right Pasal 19.

b. Yang Sama di Muka Bumi


Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 27 ayat (1)

Segala warga negara bersamaan kedudukannya di muka hukum dan


pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya.
Declaration of Human Right, Pasal 27., Convenant on Civil and
Political Right, Pasal 26.

c. Hak atas Kebebasan Berkumpul


Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 28

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran


dengan lisan maupun tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan
undang-undang.

Declaration of Human Right, Pasal 20., Convenant on Civil and


Political Right, Pasal 21

d. Hak atas Kebebasan Beragama


Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 29

(1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk


memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut
agamanya dan kepercayaannya itu.

Declaration of Human Right, Pasal 18

e. Hak atas Penghidupan yang Layak


Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 27 ayat (2), Pasal 34

Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang


layak, (Pasal 27 ayat (2). Fakir miskin dan anak-anak terlantar
dipelihara oleh negara, Pasal 34.

Declaration of Human Right, Pasal 25., Convenant on Economic,


Social and Cultural Right, Pasal 11
f. Hak atas Kebebasan Berserikat
Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 28

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran


dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-
undang.

Declaration of Human Right, Pasal 23, (4) ; Convenant on


Economic, Social and Cultural Right, Pasal 8 ; Convenant on
Civil and Political Right, Pasal 13

g. Hak atas Pengajaran


Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 31

(1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.

(2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu


pengajaran nasional yang diatur dalam undang-undang.

Declaration of Human Right, Pasal 26., Convenant on Economic,


Social and Cultural Right, Pasal 13.

h. Hak atas Kewarganegaraan


Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 26

(1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang Indonesia asli,


dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-
undang.

(2) Syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan


undang-undang.

Declaration of Human Right, Pasal 15., Convenant on Civil and


Political Right, Pasal 24

Anda mungkin juga menyukai