Diagnosis dalam endodontik tidak hanya untuk mengetahui keadaan pulpa, namun juga
keadaan jaringan periapikal. Diagnosa yang tepat diperlukan untuk merencanakan perawatan
yang tepat. Diagnosis pulpa dan periapikal dapat ditegakkan secara tepat setelah melalui tahap
pemeriksaan terlebih dahulu, mulai dari pemeriksaan subjektif, pemeriksaan klinis dan
pemeriksaan penunjuang.1
a. Pemeriksaan subjektif
Pemeriksaan subjektif mulai dari keluhan utama pasien, perjalanan penyakit, riwayat medis dan
riwayat dental pasien perlu untuk ditanyakan pada pasien. Wawancara yang baik dengan pasien
akan dapat memberikan informasi lengkap yang dibutuhkan untuk penegakan diagnosa. Tahap
awal pasien dibiarkan untuk menjelaskan dengan kalimatnya sendiri sambil dokter gigi
mengarahkan pasien untuk memberikan jawaban sesuai dengan informasi yang diperlukan.2
b. Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan klinis dimulai dengan pemeriksaan vital sign pasien seperti pemeriksaan
tekanan darah, denyut nadi, respirasi, dan temperatur. Pemeriksaan dilanjutkan dengan
pemeriksaan ekstraoral untuk melihat apakah terdapat keadaan yang abnormal. Pemeriksaan
tersebut diantaranya pemeriksaan muka pasien, bibir, leher dan kepala. Pemeriksaan dilakukan
dengan pemeriksaan visual dan juga palpasi untuk melihat apakah ada perubahan warna atau
adanya pembengkakan.1
Drg. Deli Mona SpKG
Pemeriksaan intraoral dilakukan setelah ekstraoral pasien diperiksa dan dicatat dengan
benar. Pemeriksaan intraoral diantaranya pemeriksaan terhadap gigi geligi dan juga jaringan
lunak yang ada di rongga mulut. Pemeriksaan terhadap gigi yang dikeluhkan pasien dilakukan
setelah pemeriksaan intraoral secara umum telah dilakukan. Pemeriksaan gigi yang dikeluhkan
pasien harus melalui tahap pemeriksaan yang lengkap untuk mendiagnosis keadaan pulpa dari
gigi tersebut.1
Keadaan pulpa gigi dapat diketahui dengan melakukan beberapa tes yang terdiri dari tes
termal berupa panas atau dingin dan tes elektrik menggunakan electric pulp tester. Tes lainnya
yaitu untuk mengetahui adanya kelainan pada periapikal yaitu dengan tes mekanikal yang terdiri
Tes elektrik dengan menggunakan electric pulp tester dilakukan dengan cara
mengeringkan gigi yang akan diperiksa terlebih dahulu. Ujung dari pulp tester ditempelkan pada
bagian incisal gigi atau pada bagian cusp. Kontak antara ujung tip dari pulp tester dengan gigi
difasilitasi dengan medium konduktor terlebih dahulu seperti pasta gigi atau fluoride gel. 3
Tes panas dapat dilakukan dengan menggunakan burnisher yang dipanaskan atau gutta-
percha yang dipanaskan. Tes dingin dilakukan dengan menggunakan chlorethil yang
disemprotkan pada cotton pellet dan ditempelkan pada kavitas. Jika pemeriksaan kavitas baik
pada pemeriksaan termal maupun elektrik didapatkan pasien menyatakan adanya rasa sakit dan
bertahan lama atau rasa sakit yang hebat menunjukkan pulpa tidak normal, dan jika pasien tidak
Tes palpasi dan perkusi tidak ditujukan untuk mengetahui vitalitas pulpa, tetapi tes ini
ditujukan untuk mengetahui apakah terdapat kelainan pada jaringan lunak disekitar apeks atau
Drg. Deli Mona SpKG
tidak. Tes palpasi dilakukan dengan menggunakan jari dan menekan pada seluruh jaringan
disekitar gigi. Tes perkusi dapat dilakukan dengan menggunakan tangkai kaca mulut tidak hanya
pada bagian oklusal namun juga pada bagian fasial dan lingual gigi. Pasien yang menyatakan
adanya rasa sakit ketika dilakukan tes palpasi atau perkusi menunjukkan adanya kelainan pada
jaringan periapikal.2, 3
c. Pemeriksaan Radiografi
Pemeriksaan radiografi adalah salah satu tes yang harus selalu dilakukan bersamaan
dengan evaluasi simptom dan pemeriksaan klinis.3 Pemeriksaan radiografi digunakan untuk
mengetahui kedalaman kavitas dan juga untuk mengetahui keadaan jaringan lunak sekitar gigi.
Adanya gambaran radiolusen pada apeks gigi menunjukkan adanya kelainan periapikal.2
Pulpa sering diklasifikasikan menjadi 4 kondisi, yaitu pulpa normal, pulpitis reversibel,
a. Pulpa Normal
Pulpa normal diartikan dengan keadaan dimana tidak ada simptom pada gigi dan respon
normal terhadap tes vitalitas pulpa tanpa adanya inflamasi. Pulpa normal tidak menunjukkan
b. Pulpitis Reversibel
Pulpitis reversibel adalah suatu keadaan yang menunjukkan adanya inflamasi ringan pada
jaringan pulpa yang didapatkan dari pemeriksaan subjektif dan objektif. Inflamasi pulpa pada
Drg. Deli Mona SpKG
pulpitis reversibel akan hilang setelah penyebab atau iritan dihilangkan dan kondisi pulpa masih
dapat dikembalikan ke kondisi pulpa normal jika dilakukan perawatan yang adekuat baik dengan
adanya pulp capping maupun tidak dengan pulp capping sesuai dengan keadaan pulpanya.3
Pulpitis reversibel sering disebabkan oleh lesi karies awal, erosi, atrisi, dan fraktur email. Pulpitis
reversibel ini terjadi akibat adanya permeabilitas dentin akibat terbukanya tubuli dentin yang
Simptom
Pulpitis reversibel biasanya ditandai dengan rasa sakit yang tajam dan sementara ketika
diberi rangsangan seperti rangsangan dingin atau panas. Rasa sakit tidak bertahan lama dan akan
Pemeriksaan Radiografi
keadaan normal.2, 4, 5
Tes perkusi
Gigi dengan pulpitis reversibel menunjukkan respon yang negatif terhadap tes perkusi.4
Tes vitalitas
Hasil tes vitalitas menunjukkan pulpa masih vital dan memiliki respon terhadap
c. Pulpitis Irreversibel
Pulpitis irreversibel merupakan kondisi inflamasi yang persisten pada pulpa yang dapat
terjadi dalam keadaan akut maupun kronis. Pulpitis irreversibel biasanya diakibatkan oleh karies
dan ini merupakan lanjutan dari pulpitis reversibel yang tidak dilakukan perawatan.4 Kondisi
pulpa pada pulpitis irreversibel masih vital, namun kondisi pulpa ini tidak dapat dikembalikan
pada keadaan normal dan tidak dapat dengan hanya dilakukan prosedur restoratif biasa, keadaan
Simptom
Timbulnya rasa sakit yang tajam dan rasa sakit akan bertahan dalam waktu lama setelah
rangsangan dihilangkan. Rasa sakit juga kadang bisa datang dengan sendirinya secara spontan
tanpa adanya rangsangan. Pada tahap lanjut, rasa sakit bisa muncul sangat mengganggu dan
Pemeriksaan Radiografi
Gambaran radiografi akan menunjukkan adanya karies yang dalam dan luas. Daerah
periapikal biasanya terlihat normal, namun dapat menunjukkan adanya sedikit pelebaran pada
Tes perkusi
Drg. Deli Mona SpKG
Gigi dengan pulpitis irreversibel biasanya akan terasa sakit pada saat dilakukan tes
perkusi. 4
Tes vitalitas
Hasil tes vitalitas menunjukkan pulpa masih vital dan memiliki respon terhadap
d. Nekrosis Pulpa
Nekrosis pulpa adalah suatu keadaan matinya jaringan pulpa akibat pulpitis yang tidak
dirawat. Nekrosis pulpa yang tidak dirawat akan dapat menyebabkan infeksi menyebar ke
jaringan sekitar akar gigi. Matinya pulpa menyebabkan gigi tidak memiliki respon terhadap tes
Simptom
Tidak ada keluhan sakit dari pasien terutama pada saat minum air panas atau dingin,
namun dapat terjadi rasa sakit pada saat mengunyah.5 Gigi yang nekrosis mengalami perubahan
warna atau diskolorisasi dan pasien mengeluhkan bahwa gigi tersebut pernah terkena trauma,
ataupun terdapat karies yang pernah mengalami sakit yang hebat serta rasa sakit hilang dalam
Pemeriksaan Radiografi
Gambaran radiografi pada gigi dengan nekrosis pulpa akan terlihat adanya lesi karies
yang dalam dan luas. Biasanya gigi yang nekrosis disertai dengan adanya lesi periapikal, dimana
gambaran radiografi berupa radiolusensi dan dapat juga terjadi pelebaran ligament periodontal.4
Drg. Deli Mona SpKG
Tes Vitalitas
Pulpa yang nekrosis tidak memiliki respon terhadap tes vitalitas. Pada gigi yang memiliki
akar lebih dari satu, hasil test vitalistas dapat berbeda tergantung dari saluran akar mana yang
mengalami nekrosis.4
Periodontitis apikal akut merupakan inflamasi yang sangat sakit pada periodontium yang
dapat ditimbulkan oleh trauma, penyebaran bakteri dari gigi yang terinfeksi, bahan irigasi, dan
Simptom
Pasien dengan periodontitis apikal akut mengeluhkan bahwa gigi terasa sakit pada saat
menggigit. Pasien dapat merasakan rasa sakit berdenyut dan rasa sakit juga dapat terjadi secara
spontan. Rasa sakit akan hilang dalam durasi waktu yang singkat, tidak ada pembengkakan.4, 7
Rasa sakit juga timbul ketika menggigit. Rasa sakit biasanya muncul dalam waktu relatif
singkat.6
Tes vitalitas
Tes vitalitas dapat menunjukkan respon negatif atau positif tegantung dari apakah gigi
Pemeriksaan Radiografi
Periapikal granuloma atau juga yang sering disebut dengan periodontitis apikal kronis
adalah jaringan granulasi yang terbentuk karena adanya inflamasi yang berlangsung kronis
disekitar apeks gigi yang nekrosis atau non vital. Jaringan granulasi muncul karena adanya
respon pertahanan jaringan terhadap mikroorganisme dan toksinnya yang berasal dari jaringan
Simptom
Biasanya periapikal granuloma tidak menimbulkan rasa sakit atau asimptomatik, namun
dapat menjadi sakit apabila daam keadaan eksaserbasi akut. Gigi tidak sensitif bila diperkusi,
tidak ada mobility gigi dan juga tidak ada respon terhadap tes vitalitas.4, 7, 8
Pemeriksaan radiografi
Lesi dapat dideteksi melalui pemeriksaan radiografi. Gambaran radiografis dari lesi yaitu
terjadinya penebalan dari ligamen periodontal disekitar apeks gigi. Terdapat gambaran
Abses apikal akut merupakan respon inflamasi yang hebat terhadap mikroorganisme yang
melibatkan jaringan periradikular. Abses apikal akut ini ditandai dengan terbentuknya pus pada
apeks gigi yang nekrotik. Abses ini akan menimbulkan rasa sakit yang hebat. Gigi biasanya
Drg. Deli Mona SpKG
menjadi mobility dan hiperoklusi.4 Simptom yang ditimbulkan juga dapat berupa keterlibatan
sistemik seperti kenaikan suhu tubuh dan malaise. Pembengkakan yang ditimbulkan juga
menghasilkan rasa tidak nyaman. Gigi yang terlibat biasanya akan menunjukkan reaksi yang
positif pada saat dilakukan palpasi maupun perkusi. Gambaran radiografi menunjukkan adanya
gambaran area radiolusen pada daerah periapikal yang dapat dilihat dengan jelas.7
Abses apikal kronis merupakan abses yang sudah berlangsung lama. Abses apikal kronis
biasanya asimpotamik, dan pasien mempunyai riwayat sakit yang tajam namu berkurang dan
kemudian tidak pernah muncul kembali. Tes vitalitas akan menunjukkan pulpa dalam keadaan
non vital. Pemeriksaan radiografi akan menunjukkan adanya bagian yang radiolusen difus pada
area apeks gigi yang nekrose.4 Abses ini biasanya sudah menghasilkan komunikasi baik secara
intraoral, dan sebagian juga dapat secara ekstraoral. Komunikasi yang dihasilkan berupa saluran
sinus.7
e. Kista Radikular
Kista radikular merupakan kista inflamasi yang disebebkan oleh infeksi pada jaringan
pulpa yang menyebar pada jaringan periapikal disekitarnya. Hal ini dapat terjadi karena karies,
trauma maupun karena iritasi oleh bahan restorasi. Kista ini asimptomatik dan sering dijumpai
setelah dilakukan pemeriksaan radiografi pada gigi yang nekrose. Kista ini akan menghasilkan
pembengkakan yang membesar secara lambat dan dapat mencapai ukuran yang besar.
Kehilangan tulang akan terjadi ketika kista membesar dan membuat tulang menjadi tipis dan
akan menimbulkan massa yang kenyal. Tampilan radiografi dari kista ini akan telihat area
Perawatan penyakit pulpa dan periapikal dapat dilakukan dengan perawatan endodontik.
Perawatan endodontik dibagi atas dua macam yaitu perawatan untuk gigi vital dan non vital.
Perawatan untuk gigi vital dapat dilakukan dengan pulp capping, pulpotomi dan pulpektomi, dan
perawatan untuk gigi non vital dapat dilakukan dengan perawatan saluran akar.9
Indirect pulp capping adalah prosedur perawatan yang dilakukan pada gigi vital dengan
karies yang dalam yang sudah mendekati pulpa. Pada prosedur ini semua jaringan karies dibuang
kecuali jaringan karies dentin yang tidak mengalami perubahan warna yang berada diatas atap
pulpa. Jaringan karies yang berada di atas atap pulpa dibiarkan dengan tujuan mencegah
tereksposnya pulpa.10
Perawatan pulpa vital dengan pulpitis reversibel tanpa adanya riwayat sakit spontan dapat
dilakukan dengan penempatan material yang biokompatibel untuk melindungi pulpa. Material
yang sering digunakan dalam pulp capping baik indirect maupun direct adalah kalsium hidroksid
dimana bahan ini memiliki manfaat selain melindungi pulpa juga dapat merangsang
terbentuknya dentin reparatif yang baik untuk penyembuhan. Material lainnya yang juga sering
digunakan untuk pelapis pulpa adalah glass ionomer dimana glass ionomer memiliki kelebihan
yaitu memiliki kemampuan melekat yang baik pada dentin serta mengeluarkan fluoride yang
d. Gigi mobiliti
b. Buang jaringan karies lunak dengan eskavator atau dengan round bur
c. Lapisan tipis dentin dan karies pada dasar kamar pulpa ditinggalkan untuk mencegah
tereksposnya pulpa
g. Setelah 2-3 bulan, evaluasi apakah sudah terbentuk dentin reparative, dentin lunak akan
menjadi keras
Direct pulp capping adalah perawatan pulpa vital yang dilakukan dengan menempatkan
material yang biokompatibel pada sisi pulpa yang terekspos untuk mempertahankan vitalitas
Sama halnya dengan indirect pulp capping, pada direct pulp capping juga digunakan
material sebagai pelapis pulpa yang terekspos untuk melindungi pulpa dan membantu
penyembuhan. Material yang digunakan seperti kalsium hidroksid, glass ionomer dan mineral
trioxide aggregate (MTA). MTA sangat efektif digunakan pada direct pulp capping karena MTA
dapat diaplikasikan pada tempat yang mengalami pendarahan, serta komposisi dari MTA
a. Pulpa yang terekspos secara mekanis seperti kesalahan dalam preparasi atau karena
b. Bersihkan pendarahan dengan larutan saline dan keringkan dengan cotton pellet
d. Beri restorasi sementara selama 6-8 minggu seperti zinc oxide eugenol
e. Setelah 2-3 bulan buka tambalan sementara dan cek apakah terdapat simptom pasien dan
f. Jika sudah tebentuk jaringan keras atau dentin reparatif maka selanjutnya lakukan
g. Jika terdapat simptom pasien dan prognosis tidak sesuai harapan maka lakukan
3) Pulpotomi
Pulpotomi adalah perawatan pulpa vital yang dilakukan dengan membuang pulpa yang
ada pada kamar pulpa dengan tujuan untuk mempertahankan vitalitas dari jaringan pulpa yang
tersisa. Pulpotomi dapat dilakukan secara parsial yang disebut dengan partial pulpotomi. Partial
pulpotomi merupakan pengangkatan jaringan pulpa yang ada dikamar pulpa tapi tidak sampai
pada orifis, sedangkan pulpotomi secara umum merupakan pengangkatan jaringan pulpa yang
ada di kamar pulpa sampai pada orifis dengan menyisakan jaringan pulpa yang ada pada saluran
akar.12 Pulpotomi dilakukan dengan tujuan apeksogenesis pada gigi permanen muda dimana
Pulpotomi juga dilakukan pada gigi desidui yang mengalami trauma dimana pulpa masih
vital, tidak ada tanda-tanda sakit gigi spontan da tidak ada tanda-tanda kelainan pada jaringan
Indikasi Pulpotomi:13
a. Pulpa vital pada gigi permanen muda yang mengalami injuri mekanik seperti kesalahan
dalam preparasi maupun mengalami injuri traumatik tidak lebih dari 72 jam
Prosedur Pulpotomi: 1, 7
a. Anestesi
c. Preparasi kavitas dan buang jaringan pulpa pada kamar pulpa sampai orifis
d. Irigasi
4) Pulpektomi
vital yang ada pada saluran akar sampai pada foramen apikal. Pulpektomi diindikasikan untuk
gigi dengan pulpitis irreversibel ataupun gigi yang diperlukan untuk perawatan crown and
bridge.1
Drg. Deli Mona SpKG
a. Lakukan anestesi
d. Lakukan preparasi
e. Buka atap pulpa dengan round bur dan buang seluruh jaringan pulpa pada kamar pulpa
dengan ekskavator
f. Kontrol pendarahan
h. Irigasi dengan NaoCl dan H202 , jangan akhiri irigasi dengan H202
j. Irigasi
k. Jika pasien direncanakan satu kali kunjungan, maka lakukan obturasi, tapi jika pasien
direncanakan dua kali kunjungan maka berikan medikamen antar kunjungan pada saluran
l. Restorasi
Penyakit periapikal merupakan penyakit yang diakibatkan oleh infeksi pada saluran akar
yang biasanya terjadi karena adanya karies. Hal yang paling penting untuk merawat penyakit
periapikal ini adalah dengan perawatan endodontik pada gigi selain perawatan pendahuluan
Periodontitis apikal akut merupakan inflamasi yang menimbulkan rasa sakit pada pasien.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh karena gigi yang terinfeksi, baik pada gigi yang masih vital
Pada gigi dengan rasa sakit yang akut tidak dianjurkan untuk melakukan perawatan
endodontik. Inisial terapi untuk gigi dengan periodontitis akut adalah dengan trepanasi untuk
megurangi rasa sakit yang akut akibat inflamasi. Pemberian analgetik juga dianjurkan untuk
mengurangi rasa sakit pasien. Antibiotik dianjurkan untuk pasien yang disertasi gejala sistemik
seperti demam.2 Gigi dengan periodontitis apikalis akan terdorong keatas karena eksudat
inflamasi sehingga pada saat pasien beroklusi akan terasa sakit, oleh karena itu gigi tersebut
perlu dibebaskan dari oklusi. Gigi dengan periodonttis apikalis perlu secepatnya dilakukan
apikalis kronis ini rasa sakitnya ringan, kecuali jika muncul keadaan eksaserbasi akut. Perawatan
untuk periodontitis apikalis kronis adalah menghilangkan iritan yaitu pulpa yang nekrotik dengan
Perawatan yang dilakukan pada abses apikal akut adalah dengan drainse abses secepat
mungkin. Pemberian antibiotik dianjurkan jika terdapat gejala sistemik yang menyertai. Gigi
dengan abses apikal akut akan terasa sakit jika beroklusi oleh karena itu untuk mengurangi rasa
Drg. Deli Mona SpKG
sakit, gigi dibebaskan dari oklusi. Perawatan kemudian dilanjutkan dengan perawatan saluran
akar.4
Abses apikal kronis biasanya asimptomatik. Perawatan yang diperlukan untuk kasus ini
adalah dengan debridement untuk menghilangkan iritan berupa pulpa nekrotik di slauran akar
dan perawatan saluran akar yang baik diperlukan. Abses apikal kronis ditandai dengan adanya
saluran sinus, namun saluran sinus ini tidak diperlukan perawatan khusus, saluran ini akan hilang
5) Kista Radikular
Perawatan kista radikular dapat dilakukan dengan cara perawatan endodontik dan
apikoektomi. Ekstraksi dilakukan pada gigi jika terdapat kehilangan tulang yang parah. Selain
menangani pulpa yang nekrotik akibat perjalanan karies maupun trauma. Perawatan saluran akar
1) Tahap-tahap preparasi :
a. Preparasi akses
Drg. Deli Mona SpKG
Preparasi akses yang baik diperlukan untuk membuang seluruh atap kamar pulpa,
mendapatkan visualisasi yang baik, untuk memudahkan instrumentasi, dan untuk mencegah
terjadinya perforasi pada dasar kamar pulpa. Preparasi akses dimulai dengan pemasangan isolasi
seperti rubber dam. Preparasi akses dilakukan dengan menentukan outline shape terlebih dahulu
Preparasi akses dimulai pada pertengahan gigi dengan menggunakan round diamond bur
sampai menembus kamar pulpa. Seluruh atap kamar pulpa dibuang, dapat dengan menggunakan
round bur maupun tapered diamond bur untuk mengurangi resiko rusaknya dasar kamar pulpa
sewaktu membuang seluruh atap kamar pulpa.15 Preparasi dapat juga dilakukan dengan
menggunakan long shank round bur, dimana bur ini memiliki tangkai yang panjang sehingga
dapat menjangkau kamar pulpa pada gigi yang jauh jarak kamar pulpanya dengan bagian terluar
gigi sehingga tidak dapat ditembus dengan round bur biasa. Preparasi harus menghasilkan akses
yang benar-benar terlihat orifis saluran akar untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam
Pengukuran panjang kerja pada perawatan saluran akar merupakan hal yang essensial
sebelum perawatan dilakukan. Pengukuran panjang kerja dapat dilakukan dengan cara radiografi.
Panjang kerja yang didapatkan dikurangi 1 mm untuk menjaga kontriksi apikal yang berada pada
apeks gigi.5 Pengukuran panjang kerja juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat
electronic-apex locator. Alat ini dapat menunjukkan panjang kerja dengan cara memasang dua
elektroda, satu dipasang pada file yang dimasukkan ke dalam saluran akar dan satu lagi di bibir
Drg. Deli Mona SpKG
atau mukosa pipi. Panjang kerja yang didapatkan setelah pengukuran merupakan panduan
panjang instrumen yang akan digunakan dalam melakukan preparasi saluran akar.15
Preparasi saluran akar merupakan tahap penting dalam perawatan endodontik yang
bertujuan untuk membersihkan saluran akar dan juga menciptakan bentuk saluran akar yang
dapat diisi dengan bahan pengisi sehingga dapat mencegah terjadinya reinfeksi. Preparasi saluran
akar termasuk dalam triad endodontik pada tahap cleaning and shaping. Tahap ini merupakan
tahap yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Shaping adalah membentuk saluran akar
sehingga dentin yang terinfeksi dapat dibuang, sedangkan cleaning merupakan irigasi saluran
akar dengan agen antibakterial sehingga bersih dari bakteri dan debris.7