Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Rujuk

Rujuk adalah kembalinya suami kepada istri yang telah dicerai ( bukan talak bain ) yang masih berada
dalam masa iddah kepada nikah asal yang sebelum diceraikan dalam waktu tertentu.

Rukun Rujuk

Suami yang merujuk


Istri yang dirujuk
Ucapan yang menyatakan rujuk
Saksi

Bersandar pada surah Ath-Thalaq ayat 2 dinyatakan :

Artinya : Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau
lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu
dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu
orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan
Mengadakan baginya jalan keluar.

Dan juga sesuai dengan sabda Rasulullah SAW :

Artinya : Dari Imran bin Husain RA bahwasanya ia ditanya tentang seorang lelaki yang mentalak istrinya
kemudian merujuknya dengan tidak memakai saksi, maka ia berkata : saksikanlah atas talaknya dan
saksikan pula pada rujuknya. (HR Abu Dawud : Hadits Mauquf dengan sanad sahih )

Persaksian disini bersifat sunat, qarinah menurut para ulama ialah mempersaksikan talak, kesaksian
waktu talak tidak wajib, pun dengan demikian tidak wajib pula pada saat rujuk. Menjadi sah tanpa ada
kerelaan pihak perempuan dan tanpa sepengetahuannya, sebab hanya mengembalikan dan
mengukuhkan atau mengekalkan nikah yang telah ada.

Syarat Rujuk

Suami yang merujuk dengan kehendak sendiri tanpa ada unsur paksaan
Istri yang dirujuk dalam keadaan raji yang masih dalam keadaan iddah dan istri tersebut telah
dicampuri.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

Artinya : Dari Ibnu Umar RA bahwasanya ketika ia mencerai istrinya, Nabi SAW bersabda kepada Umar :
Perintahkanlah agar ia merujuk istrinya. ( HR Bukhari & Muslim ).

Adapun istri yang belum dicampuri jika ditalak langsung putus pertalian antara keduanya karena istri
tidak mempunyai iddah.
Cara Melakukan Rujuk

Cara melakukannya ada dua cara, secara tertulis atau dengan ucapan (sighat).

1. Dengan surat yang ditulis suaminya sendiri tetapi tidak dibaca dianggap sebagai kategori kinayah,
artinya harus ada niat suami pada saat menulis surat tersebut.
2. Dengan ucapan ( sighat ), rujuk dengan cara ini ada dua macam :
Ucapan sharih, ialah ucapan yang tegas dan jelas maksudnya, misalnya :
aku kembalikan kau pada nikahku
aku rujuk engkau
aku terima kembali engkau.
Ucapan kinayah, ucapan yang tidak tegas maksudnya, misalnya :
aku nikahi engkau
aku pegang engkau.
Pada yang bersifat kinayah ini disyaratkan memiliki niat dari suami. Disyaratkan ucapan
tersebut tidak bertaliq ( menggantung) seperti ucapan :
kurujuk engkau jika engkau mau, hal semacam ini tidak sah walaupun istrinya mau,
begitupula merujuk berbatas waktu seperti ucapan :
kurujuk engkau sebulan.

Anda mungkin juga menyukai