Jembatan Bab 1
Jembatan Bab 1
Jembatan Bab 1
pelaksanaan yang efektif dan efisien, biaya dan mutu serta waktu yang telah
ditentukan.
Sebagai bagian dari transportasi, khususnya transportasi darat, teknologi jembatan
berkembang sejalan dengan peradapan manusia. Dan hingga sekarang bidang teknologi
jembatan sangat maju. Namun kemajuan yang dialami diawali dengan proses cut and try.
Dapat dikatakan bahwa ide teknologi jembatan muncul dari pengalaman kehidupan
manusia. Misalnya pengalaman manusia dimana pohon yang tumbang melintasi sungai
pada saat banjir, dapat dimamafatkan untuk penyebrangan. Atau contoh alamiah lain yang
dapat melahirkan ide jembatan gantung adalah menyebrangnya hewan atau mausia dengan
memanfaatkan akar pohon dari satu pohon ke pohon lain.
Pengalaman praktis dari kehidupan manusia dalam mengatasi alam, didukung
dengan pengetahuan akan ilmu-ilmu gaya, melahirkan teknologi jembatan yang kian hari
bertambah maju. Hal ini dapat kita lihat dan jumpai dalam kenyataan sekarang ini, dimana
teknologi jembatan sudah sangat maju.
Sebagaimana uraian sebelumnya, perkembangan teknologi jembatan diawali dari
proses cut and try. Selanjutnya dengan metode empiris, dibuatlah beberapa pikiran
intelegensi tentang kekuatan bahan dalam membangun jembatan.
Konstruksi jembatan pada periode ini tidak berbeda jauh dari periode
Romawi Kuno. Bentuk lengking dan pilar-pilar batu masing sering digunakan
sekitar abad ke-12 di Prancis, pilar jembatan dibual dalam bentuk segi tiga pada
bagan huludan dikenal dngan is tilah streaminglining dari kayu.
Pada periode ini, tiang-tiang pancang telah dipakai untuk mengatasi masalah
tanah dasar. Tiang-tiang tersebut dipancang secara berkelompok dengan jarak yang
rapat sehingga membentuk satu kasatuan kelompok tiang yang solid. Bagian atas
tiang dilapisi tiga lapisan kayu sebagai kepala tiang (pile cap) dan dijepit dengan
besi. Kemudian lapisan batu ditempatkan sebagai pangkal jembatan dan dibuat
lengkung.
Dari penjelasan diatas, dapat dikatakan bahwa jembatan kayu untuk konstruksi
jembatan berat dengan bentang sangat panjang sudah tidak ekonomis lagi. Jadi jembatan
kayu lebih sesuai untuk konstruksi sederhana dengan bentang pendek.
Jembatan beton adalah jembatan yang menggunakan bahan beton bertulang dan beton
prategang, Dalam hal ini mutu beton Mutu beton dipengaruhi oleh:
Mutu material : pasir, batu
Mutu alat : pencampur, pengangkut,
Mutu perencanaan campuran
Mutu formwork.
Mutu proses pengecoran.
Mutu pemeliharaan.
250m atau bentang seri 300m. Bila digunakan dalam jembatan cable stayed, jarak bentang
dapat mencapai 450m.
Beton pratekan dengan bahan berkekuatan tinggi merupakan alternatif menarik untuk
jembatan bentang panjang. Bahan ini dipergunakan secara luas pada struktur jembatan sejak
tahun 1950-an.
Pembangunan jembatan beton yang terbagi menjadi beberapa segmen sukses
dikembangkan dengan konsep kombinasi pratekan, gelagar kotak, dan konstruksi
kantilever. Jembatan gelagar kotak dengan segmen pratekan telah dibangun pertama
kali di Eropa Barat pada 1950. Jembatan Californias Pine Valley seperti yang
ditunjukkan gambar 2.23. terdiri 3 bentangan 340 ft (103.6 m), 450 ft (137.2 m), dan
380 ft (115.8 m) dengan pier setinggi 340 ft (103.6), merupakan jembatan cast-in-place
segmental pertama yang dibangun di Amerika Serikat tahun 1974.
Jembatan pratekan segmental dengan segmen pratekan atau cast-in-place dapat
diklasifikasikan menurut metode konstruksi menjadi:
(1)kantilever penyeimbang, (2) bentang per bentang,
(3) pengadaan incremental, dan
(4) pentahapan. Pemilihan antara segmen cast-in-place, pratekan atau berbagai metode
konstruksi yang lain tergantung pada jenis proyek, kondisi lapangan, batasan
lingkungan dan publik, waktu pelaksanaan konstruksi, dan ketersediaan alat.
- Jembatan Gantung
Gelagar digantung oleh penggantung vertikal atau mendekati vertikal yang
kemudian digantungkan pada kabel penggantung utama yang melewati menara dari
tumpuan satu ke tumpuan lainnya. Beban diteruskan melalui gaya tarik kabel. Desain
ini sesuai dengan jembatan dengan bentang yang terpanjang.
Jembatan gantung tertua dan terbesar pada abad ke-18 adalah jembatan Menai
Straits di Inggris yang dibangun pada tahun 1825. Jembatan ini masih menggunakan
menara batu dan kabel dari rantai besi untuk menggantung jalan raya. Pada tahun 1939
kabel penggantung diganti dengan baja batangan.
Awal kemajuan inovasi jembatan gantung ialah pada saat dibangunnya jembatan
gantung Niagara di Amerika Serikat. Struktur jembatan ini mempunyai dua dek, dek
bagian atas untuk jalan rel dan bagian bawah untuk lalu-lintas jalan raya. Dek ini
berupa stiffeningtruss yang terbuat dari kayu. Bentang jembatan digantung pada 4
kelompok kabel, didukung dengan 4 bangunan menara dan ujung kabel diangkitkan
dalam solid rok dibelakangnya.
Penggunaan kabel baja (wire steel) menggantikan kabel besi untuk pertama kali
digunakan pada jembatan gantung Brooklyn, New York (1867). Ciri khusus
jembatan ini adalah kabel yang menjari terarah dek dari tower, yang lebih stabil
terhadap angin.
- Jembatan Pelengkung
STRUKTUR JEMBATAN
Secara umum struktur jembatan dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu struktur atas
struktur bawah dan pondasi.
1. Struktur Atas (Superstructures)
Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung yang meliputi berat
sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalu-lintas kendaraan, gaya rem, beban
pejalan kaki, dll.
Struktur atas jembatan umumnya meliputi :
a) Trotoar :
o Sandaran dan tiang sandaran,
o Peninggian trotoar (Kerb),
o Slab lantai trotoar.
b) Slab lantai kendaraan,
c) Gelagar (Girder),
d) Balok diafragma,
e) Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan melintang),
f) Tumpuan (Bearing).
dsb. untuk kemudian disalurkan ke fondasi. Selanjutnya beban-beban tersebut disalurkan oleh
fondasi ke tanah dasar.
Struktur bawah jembatan umumnya meliuputi :
a) Pangkal jembatan (Abutment),
o Dinding belakang (Back wall),
o Dinding penahan (Breast wall),
o Dinding sayap (Wing wall),
o Oprit, plat injak (Approach slab)
o Konsol pendek untuk jacking (Corbel),
o Tumpuan (Bearing).
b) Pilar jembatan (Pier),
o Kepala pilar (Pier Head),
o Pilar (Pier), yg berupa dinding, kolom, atau portal,
o Konsol pendek untuk jacking (Corbel),
o Tumpuan (Bearing).
3. Fondasi
Fondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh beban jembatan ke tanah dasar. Berdasarkan
sistimnya, fondasi abutment atau pier jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam jenis,
antara lain :
a) Fondasi telapak (spread footing)
b) Fondasi sumuran (caisson)
c) Fondasi tiang (pile foundation)
o Tiang pancang kayu (Log Pile),
o Tiang pancang baja (Steel Pile),
o Tiang pancang beton (Reinforced Concrete Pile),
o Tiang pancang beton prategang pracetak (Precast Prestressed Concrete Pile), spun pile,
o Tiang beton cetak di tempat (Concrete Cast in Place), borepile, franky pile,
o Tiang pancang komposit (Compossite Pile).
Agus Mujiono_22
Pondasi
Hasil survei dan investigasi digunakan sebagai dasar untuk membuat rancangan teknis yang
menyangkut beberapa hal antara lain :
a) Kondisi tata guna lahan, baik yang ada pada jalan pendukung maupun lokasi jembatan
berkaitan dengan ketersediaan lahan yang ada.
b) Ketersediaan material, anggaran dan sumberdaya manusia.
c) Kelas jembatan yang disesuaikan dengan kelas jalan dan volume lalu lintas.
d) Pemilihan jenis konstruksi jembatan yang sesuai dengan kondisi topografi, struktur tanah,
geologi, hidrologi serta kondisi sungai dan perilakunya.
2. Analisis Data
Sebelum membuat rancangan teknis jembatan perlu dilakukan analisis data hasil survei dan
investigasi yang meliputi, antara lain :
a) Analisis data lalu-lintas.
Analisis data lalu-lintas digunakan untuk menentukan klas jembatan yang erat hubungannya
dengan penentuan lebar jembatan dan beban lalu-lintas yang direncanakan.
b) Analisis data hidrologi.
Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya debit banjir rancangan, kecepatan aliran,
dan gerusan (scouring) pada sungai dimana jembatan akan dibangun.
c) Analisis data tanah.
Data hasil pengujian tanah di laboratorium maupun di lapangan yang berupa pengujian sondir,
SPT, boring, dsb. digunakan untuk mengetahui parameter tanah dasar hubungannya dengan
pemilihan jenis konstruksi fondasi jembatan.
Agus Mujiono_22
d) Analisis geometri.
Analisis ini dimaksudkan untuk menentukan elevasi jembatan yang erat hubungannya dengan
alinemen vertikal dan panjang jalan pendekat (oprit).
Tabel berikut menyajikan rangkuman jenis konstruksi, bahan konstruksi dan bentang maksimum
jembatan standar Bina Marga yang ekonomis dalam keadaan normal yang sering digunakan.
Agus Mujiono_23
Tabel Bentang maksimum jembatan standar untuk berbagai jenis dan bahan
BAHAN JENIS BENTANG MAX.(M)
Beton Culvert 4.00 6.00
Slab bridge 6.00 8.00
T-Girder, I-Girder 6.00 25.00
Beton PCI-Girder 15.00-35.00
Prategang Prestressed Box 40.00 50.00
Girder
Baja Truss bridge 60.00 100.00
Komposit Compossite bridge 10.00 40.00
Contoh jembatan non-standar yang telah dibangun di Indonesia, dapat dilihat pada Tabel dibawah
ini.
Untuk membandingkan kelebihan dan kekurangan masing-masing bahan dan jenis konstruksi
jembatan yang akan dibangun di suatu daerah, perlu dilakukan evaluasi dengan memberi
penilaian pada masing-masing bahan dan jenis konstruksi jembatan tersebut seperti contoh yang
disajikan pada Tabel dibwah ini.
Keterangan nilai :
4 = sangat menguntungkan,
3 = menguntungkan,
2 = cukup menguntungkan,
1 = kurang menguntungkan.
Agus Mujiono_25
Agus Mujiono_26
Agus Mujiono_27
Agus Mujiono_28
Agus Mujiono_29
Agus Mujiono_30
Agus Mujiono_31
Agus Mujiono_32
Agus Mujiono_33
Agus Mujiono_34
Agus Mujiono_35
Agus Mujiono_36
Agus Mujiono_37
Agus Mujiono_38
Agus Mujiono_39
Agus Mujiono_40