Anda di halaman 1dari 7

2.

Sejarah, obat-obatan, indikasi, dan kontraindikasi anestesi umum

2.1 Sejarah anestesi umum

Ether anesthesia pertama kali ditemukan oleh Crawford Long pada tahun 1842.

Nitrous oxide diperkenalkan oleh Horace Wells pada tahun 1844.

Chloroform diperkenalkan oleh James Simpson pada tahun 1847.

William Morton memperkenalkan gaseous ether pada tanggal 16 Oktober 1846.

o Demonstrasi kepada publik yang berisikan sebuah ruang operasi, ether

dome, di mana Gilbert Abbot menjalankan operasi dengan keadaan pasien

yang tidak sadar di Massachusetts General Hospital.

Queen Victoria (lahir 1819, masa pemerintahan: 1839 1901)

o Penyelamatan di tahun 1853 terhadap anak kedelapan Victoria, yang juga

merupakan anak termudanya, Prince Leopold, berhasil dilaksanakan:

chloroform digunakan oleh Dr John Snow, anaesthetist pertama di dunia.

Pada tahun 1887, Frederic Hewitt menciptakan mesin gas & oksigen.

Pada tahun 1910, Mc Kesson memperkenalkan intermittent flow machine, yang

mengontrol control O2 dan N2 jika diminta.

Pada tahun 1929, Cyclopropane diperkenalkan.


Pada tahun 1935, Thiopentone, agen anestesi intravena yang pertama kali

diperkenalkan.

Pada tahun 1956, Halothane diperkenalkan.

2.2 Obat-obatan yang digunakan dalam premedikasi

a. Benzodiazepines:

Contoh: Diazepam, Midazolam, Oxazapam, Lorazepam.

Menimbulkan anxiolysis, sedasi and amnesia

b. Opiod Aanalgesics:

Contoh: Morphine, Fentanyl, Pethidine, Pentozocaine dll.

Menimbulkan sedasi and analgesi.

c. Anticholinergic Agents:

Contoh: Atropine, Glycopyrolate, Scopolamine

Dosis

o Atropine- 0.12 mg/kg

o Glycopyrolate- 0.44mg/kg
Meningkatkan denyut jantung dengan memblok aksi dari acetylcholine pada

reseptor muscarinic di SA node.

Sangat berguna dalam mencegah intraoperative bradycardias yang dihasilkan

dari stimulasi sinus karotid ataupun vagal.

Antisialagouge action

o Glycopyrolate lebih potensial dan merupakan long acting drying agent,

memungkinkan untuk meningkatkan denyut jantung.

o Scopolamine merupakan antisialagouge yang lebih efektif daripada

atropine.

Sedasi dan amnesia:

o Glycopyrolate tidak merintangi pertahanan dari darah di dalam otak dan

oleh sebab itu tidak menyebabkan sedasi/ amnesia.

o Scopolamine mempunyai efek sedatif dan amnesic yang baik.

o Atropine menyebabkan pengigauan pada orang-orang usia lanjut,

sehingga glycopyrolate lebih baik daripada atropine untuk orang-orang

usia lanjut.

d. Aspiration Prophylaxis:

Histamine receptor (agen pemblok reseptor H2)

o Contoh: Cimetidine, Ranitidine, dan Famotidine.


Obat-obatan gastro kinetic

o Contoh: Metoclopramide

Antacids

o Contoh: Sodium citrate solution

Antiemitic agents

o Contoh: Droperidol, Metoclopramide, Phenothiazines seperti

Ondasteron, Prochlorperazine

2.3. Indikasi anestesi umum

a. Kecemasan dan rasa takut yang tinggi

Sedasi sadar terbukti 97% berpengaruh untuk menanggulangi rasa takut pada

pasien kedokteran gigi dewasa. Pada pasien tersebut terdapat sedikit indikasi untuk

anestesi umum. Bagaimanapun juga, anestesi umum merupakan satu-satunya teknik

yg dapat dilakukan pada sisa 3% tersebut. Tipe anestesi umum bervariasi menurut

rencana perawatan yang akan dilakukan: anestesi umum ultralight untuk prosedur

pembedahan berdurasi pendek atau pada anestesi umum bagi pasien yang

menggunakan anestesi umum konvensional yang berdurasi panjang menyangkut

tipe lain perawatan dental. Pada beberapa kasus adalah bijaksana bila pasien

dirawatinapkan dan menggunakan jasa anestesiologi serta teater operasi pada

penanganan pasien tersebut.


b. Orang dewasa atau anak-anak yang memiliki mental atau physical disability, pasien

tua, atau pasien disorientasi

Penggunaan teknik sedasi sadar pada pasien tersebut dapat efektif namun dapat

juga tidak efektif. Ketika tidak efektif, dapat diindikasikan anestesi umum. Pada

perawatan yang memerlukan waktu yang lama untuk diselesaikan seperti

periodontik, endodontic, bedah mulut, dan prosedur restorasi biasanya dibutuhkan

oleh pasien tersebut. Dianjurkan ketika teknik sedasi sadar tidak tersedia ataupun

menjadi tidak efektif, maka pasien tersebut dapat dibawa ke rumah sakit untuk

mendapatkan perawatan yang lebih lanjut sehingga pasien tersebut mendapatkan

perawatan sesuai standar selama dan setelah prosedur anestesi.

c. Infant dan anak-anak

Teknik sedasi sadar sebelumnya telah dibahas memiliki sedikit kegunaan pada

pasien berusia sangat muda, terutama dikarenakan pasien tidak dapat kooperatif.

Inhalasi oral dan sedasi sadar IV mungkin tidak efektif pada pasien ini, sedangkan

obat-obatan yang diadministrasikan secara intramuscular mungkin dapat lebih

efektif.

Pada pasien yang berusia amat muda, anestesi umum bermanfaat bagi pasien dan

staff dental. Trauma selama penanganan dental dapat diminimalisir, staff dapat

mengontrol penanganan dengan baik, dan keamanan serta kenyamanan pasien

terjaga.
d. Prosedur traumatic jangka pendek

Prosedur dengan durasi singkat (kurang dari 30 menit) ketika penanganan

traumatic nature seperti pengangkatan tulang pada impaksi molar ketiga, mungkin

merupakan indikasi bagi penggunaan anestesi umum ultralight yang menggunakan

IV barbiturate atau propofol.

e. Prosedur traumatic jangka panjang

Walaupun pada kebanyakan pasien dewasa dapat mentolerir prosedur pengobatan

selama 1-2 jam, tetapi sebagian pasien yang tidak dapat mentolerir hal tersebut.

Oleh karena itu alternative penggunaan anestesi umum dapat dijadikan pilihan yang

tepat. Prosedur yang membutuhkan waktu 4 jam atau lebih sebaiknya

menggunakan prosedur anestesi umum.

2.4 Kontraindikasi anestesi umum

Berikut ini adalah kontraindikasi pada administrasi anestesi umum baik

pada lingkungan rumah sakit ataupun fasilitas rawat jalan:

1. Kurangnya pelatihan yang adekuat oleh dokter

2. Kurangnya personalia yang terlatih

3. Kurangnya perlengkapan yang memadai

4. Kurangnya fasilitas yang memadai

5. ASA IV dan ASA III pada pasien compromised secara medis


Pada kebanyakan pasien compromised akan lebih menguntunkan bila

dilakukan evaluasi preoperative sebelum dilakukan permulaan perawatan,

konsultasi medis yang tersedia, dan perawatan kegawatdaruratan. Pasien

compromised sydah dapat diindentifikasikan selama dilakukannya pemeriksaan

rutin dan pemeriksaan fisik yang dilakukan di klinik dental.

Pasien-pasien lain yang tidak termasuk kandidat untuk pemberian anestesi

umum bagi pasien rawat jalan adalah:

1. Pasien dengan sejarah poliomyelitis, dengan terlibatnya otot dada.

2. Pasien dengan sejarah myasthenia gravis.

3. Pasien dengan penurunan kardiak atau pulmonary yang signifikan.

4. Pasien obesitas, khususnya pada pasien yang memiliki tubuh pendek, leher

tebal, yang memiliki kemungkinan sulit untuk penanganan airway.

5. Pasien dengan sejarah malignant hyperthermia (hyperpyrexia).

Anda mungkin juga menyukai