Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SEMINAR

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. S DENGAN GANGGUAN


SENSORI PERSEPSI: HALUSINASI PENDENGARAN AKIBAT
SKIZOPRENIA PARANOID DIRUANGAN SHINTA (KELAS I )
RUMAH SAKIT MARZOEKI MAHDI BOGOR.

oleh :

KELOMPOK RUANGAN SHINTA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
FORT DE KOCK BUKTTINGGI
TAHUN 2017
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
FORT DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN 2017

LEMBARAN KONSULTASI / BIMBINGAN SKRIPSI

Nama Kelompok : Kelompok Ruang Shinta (Kelas I)


Jurusan : Profesi Ners
Pembimbing I : Ns.Sitti Nuraeni,S.Kep
Pembimbing II : Ns.Fairuz Ali Abdad,S.Kep
Judul Seminar :Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan Gangguan
Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran akibat
Skizoprenia paranoid.

Bimb Hari / Materi Pembimbing Tanda


Tangan
ke Tanggal
pembimbing
I

II

III

IV

V
PERNYATAAN PERSETUJUAN

JUDUL :Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan Gangguan


Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran akibat
Skizoprenia paranoid.

NAMA KELOMPOK :RUANGAN SHINTA (KELAS I)

JURUSAN : PROFESI NERS STIKES FORT DE KOCK

BUKITTINGGI

Makalah ini diperiksa dan disetujui oleh pembimbing dan diperkenankan

untuk ditampilkan di hadapan Pembimbing dan Audience Program Profesi Ners

Stikes Fort De Kock Bukittinggi

Bogor, Maret 2017

Pembimbing I Pembimbing II

(Ns.Sitti Nuraeni,S.Kep ) ( Ns.Fairuz Ali Abdad,S.Kep )


KATA PENGANTAR

Puji syukur kelompok ucapkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kelompok sehingga dapat

menyelesaikan makalah ini dengan judul Asuhan Keperawatan pada Tn. S

dengan Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran akibat Skizoprenia

paranoid.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi

dalam rangka untuk menyelesaikan pendidikan Akhir siklus keperawatan jiwa di

Rumah sakit Marzoeki Mahdi Bogor.

Dalam penyusunan proposal ini kelompok banyak mendapatkan bimbingan,

arahan, dan dukungan dari berbagai pihak. Terutama Ibu Ns.Sitti Nuraeni S.Kep

selaku Pembimbing I serta Ibu Ns.Fairuz Ali Abdad,S.Kep selaku Pembimbing II

yang penuh perhatian dan kesabaran, yang telah mengarahkan dan telah memberikan

bimbingan, pemikian, serta dorongan semangat kepada kelompok.

Kelompok menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, hal ini

bukanlah suatu kesenjangan melainkan karena keterbatasan ilmu dan kemampuan

kelompok, untuk itu kami harapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun dari

semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.

Bogor, Maret 2017

Kelompok
DAFTAR ISI

KATA PANGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ...ii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ..iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... .. 1


B. Tujuan ....................................................................................................... .. 2
1. Tujuan Umum.................................................................................... . .. 2
2. Tujuan Khusus..................................................................................... 2
C. Metode Telahaan ....................................................................................... .. 3

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep dasar Shcizofrenia Paranoid. ........................................................ ...4


B. Konsep Dasar Halusinasi .......................................................................... ..10
C. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Schizofrenia Paranoid ........... ...15

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian............................................................................................ .... ..15


B. Pemeriksaan Fisik..................................................................... ............... ..18
C. Analisa data............................................................................................. . ..25
D. Diagnosa Keperawatan............................................................................... 27
E. Intervensi................................................................................................ .. ..28
F. Implementasi dan Evaluasi.................................................................... .. ..33

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengkajian ................................................................................................ ..38


B. Diagnosa................................................................................................... ..40
C. Intervensi................................................................... ............................... ..41
D. Implementasi ............................................................................................ ..44
E. Evaluasi .................................................................................................... ..47

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... ..50


B. Saran .......................................................................................................... ..50

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Proses keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa merupakan

tantangan yang unik karena masalah kesehatan jiwa mungkin tidak dapat dilihat

secara langsung, seperti pada masalah kesehatan fisik yang memperlihatkan

bermacam gejala disebabkan berbagai hal. Kejadian masa lalu yang sama dengan

kejadian saat ini, tetapi mungkin muncul gejala yang berbeda. Banyak klien dengan

masalah kesehatan jiwa tidak dapat menceritakan hal yang berbeda dan

kontradiksi.Kemampuan mereka untuk berperan dalam menyelesaikan masalah juga

bervariasi (Keliat, 2009).

Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupa meningkatkan dan

mempertahankan perilaku klien yang berperan pada fungsi yang terintegrasi. (Stuart,

2006). Penyakit mental, disebut juga gangguan mental, penyakit jiwa, atau gangguan

jiwa adalah gangguan yang mengenai satu atau lebih fungsi mental. Penyakit mental

adalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya emosi, proses berfikir, dan

persepsi (penangkapan panca indera). Penyakit mental ini menimbulkan stres dan

penderitaan bagi penderita dan keluarganya.

Keperawatan jiwa komunitas adalah pelayanan keperawatan yang

komprehensif, holistik, dan paripurna yang berfokus pada masyarakat yang sehat

jiwa, rentan terhadap stres ( resiko gangguan jiwa ) dan dalam tahap pemulihan serta

pencegahan kekambuhan (gangguan jiwa), (keliat, 2011)

Pelayanan kesehatan jiwa berbasis komunitas merupakan strategi yang terbaik

untuk dapat mencapai masyarakat yang tetap sehat, yang beresiko dapat dicegah agar

tidak terjadi gangguan, dan yang mengalami gangguan menjadi sembuh dan produktif

kembali. Salah satu masalah keperawatan jiwa adalah gangguan sensori persepsi
halusinasi adalah hilagnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan

internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (duni luar). (Farida Kusumawati, 2010)

Menurut Varcolis, halusinasi dapat didefinisikan sebagai terganggunya persepsi

sensori seseorang, dimana tidak terdapat stimulus. (Iyus Yosep, 2010). Menurut UU

No. 3 tahun 1966 yang dimaksud dengan gangguan jiwa yaitu kondisi terganggunya

fungsi mental, emosi, pikiran,kemauan, perilaku psikomotorik dan verbal yang

menjelma dalam kelompok gejala klinis, yang disertai oleh penderitaan dan

mengakibatkan terganggunya fungsi humanistik individual.

Menurut (Rasmun, 2003), salah satu yang dapat mengakibatkan terjadinya

gangguan mental atau psikiatri (gangguan jiwa) yaitu krisis multi dimensi yang

terjadi pada masyarakat. Masyarakat yang mengalami krisis diberbagai bidang seperti

bidang ekonomi tidak hanya mengalami gangguan kesehatan fisik berupa gangguan

gizi, terserang infeksi, tetapi juga dapat mengalami gangguan mental (jiwa). Bila

individu tidak dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi, maka akan

menimbulkan gangguan untuk berkonsentrasi dan berorientasi pada realita.

Jumlah pendududuk yang mengalami gangguan jiwa di indonesia diperkirakan

terus meningkat. Bahkan,khusus untuk gangguan jiwa berat, jumlahnya bisa

mencapai 6 juta orang. Data tersebut berdasar riset kesehatan dasar. Menurut riset itu,

jumlah populasi penduduk indonesia yang terkena gangguan jiwa berat mencapai 1-

3% diantara total penduduk. Jika penduduk indonesia diasumsikan 200 juta, 3% dari

jumlah itu adalah 6 juta orang. ini bukan angka prediktif. Tapi, ini adalah angka

prevalensi (angka kejadian) berdasarkan risat kesehatan dasar.

Menurut catatan WHO, depresi menempati empat besar penyakit dengan beban

kesehatan tertinggi. Diprediksikan pada tahun 2020, penyakit itu menempati dua

terbesar dengan beban tertinggi, ujarnya. Itu disebabkan mereka yang terkena

penyakit tersebut kehilangan hari-hari aktifnya. Kualitas hidupnya turun, demikian

juga produktivitasnya. Sehingga, menjadi beban orang lain.


Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang jumlah pasien gangguan

jiwa di Kabupaten Karawang di 46 Puskesmas di Karawang sebanyak 4134 jiwa

menderita Psikosis, 15.841 jiwa menderita Neurosa, 99 jiwa menderita

Penyalahgunaan obat-obatan, 254 jiwa menderita Retradasi Mental, 362 jiwa

menderita Epilepsi, 23.007 jiwa menderita gangguan jiwa lain. Di daerah Tanjung

Pura, sebanyak 121 jiwa menderita Psikosis, 160 jiwa menderita Neurosa, 4 jiwa

menderita Retradasi Mental, 4 jiwa menderita Epilepsi, dan sebanyak 130 jiwa

menderita Gangguan Jiwa Lain.

Adapun peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan jiwa

diantaranya, preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif. Upaya preventi yaitu dengan

mencegah perilaku yang dapat merusak diri sendiri dan orang lain. Upaya promotif

yaitu memberikan pendidikan kesehatan bagi keluarga tentang merawat klien

gangguan sensori persepsi halusinasi. Upaya kuratif yaitu kolaborasi dengan tim

kesehatin untuk memberikan pengobatan, dan upaya rehabilitatif yaitu membantu

klien dalam kegiatan sehari-hari dan dapt kembali menjadi kehidupan normal.

Alasan kelompok mengambil kasus pasien Tn.S dengan diagnosa Schizofrenia

Paranoid adalah karena pasien telah berulang dirawat dengan kasus yang sama

sebanyak 16 kali.jadi kami ingin mengkaji lebih lanjut penyebab alasan masuk

berulang pada pasien Tn.S.

Berdasarkan data diatas kelompok tertarik untuk mengangkat masalah ini

dengan pembuatan karya tulis ilmiah dengan judul : Asuhan Keperawatan pada

Tn. S dengan Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran akibat

Skizoprenia paranoid.
B. Tujuan Penulisan.

1. Tujuan Umum.

Mampu menggambarkan pelaksanaan asuhan keperawatan secara langsung dan

komprehensif meliputi aspek bio-psiko-sosial-spiritual dengan pendekatan proses

keperawatan kepada klien dengan perubahan persepsi sensori: halusinasi

pendengaran pada Skizofrenia Paranoid.

2. Tujuan Khusus.

a. Mampu melakukan hasil pengkajian klien dengan gangguan persepsi

sensori: halusinasi pendengaran.

b. Mampu menentukan diagnosa keperawatan serta memprioritaskan masalah

yang timbul pada klien dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi

pendengaran.

c. Mampu membuat rencana tindakan keperawatan pada klien dengan

gangguann persepsi sensori: halusinasi pendengaran.

d. Mampu melakukan pelaksanaan tindakan keperawatan dan hasil asuhan

keperawatan yang telah diberikan kepada klien dengan gangguan persepsi

sensori: halusinasi pendengaran.

e. Mampu mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah diberikan

kepada klien dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran..

f. Mampu membandingkan antara konsep dengan kenyataan pelaksanaan

asuhan keperawatan klien dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi

pendengaran.

C. Metode Telaahan.

Metode yang digunakan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah

metode deskriptif dalam bentuk studi kasus yaitu pemaparan kasus sesuai bentuk dan

kenyataan yang ada, berupa laporan asuhan keperawatan


Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah :

1. Observasi, yaitu dengan partisifasi aktif ( pemberian asuhan keperawatan

langsung kepada klien ) dan nonpartisifasi ( melakukan pengamatan kepada klien

untuk melihat keadaan dan respon klien ).

2. Wawancara, yaitu komunikasi yang di lakukan dengan tanya jawab dengan klien

dan keluarga.

3. Pemeriksaan fisik, adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan cara

inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi untuk mengetahui keadaan fisik dan

kesehatan klien.

4. Studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan data-data klien dari klien dan keluarga

klien, dengan cara mempelajari dan mencatat kejadian yang ada hubungannya

dengan kasus yang di terangkan dalam catatan medis.

5. Studi kepustakaan, yaitu mempelajari dan menganalisa buku-buku sebagai

referensi sesuai dengan masalah yang dibahas.

6. Asuhan Keperawatan Langsung, yaitu penulis memberikan asuhan keperawatan

langsung kepada klien dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.

D. Sistimatika Penulisan.

Karya tulis ini, penulis susun dalam 4 (empat) bab yang terdiri atas:

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : TINJAUAN TEORITIS

BAB III : TINJAUAN KASUS.

BAB IV : PEMBAHASAN

BAB V : PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai