PROBOLINGGO- Bukannya mendapatkan kesembuhan, seorang
balita, NR, penderita Tetanus malah tewas setelah mendapatkan suntikan PPC (Penicilin) di Rumah Sakit DR Saleh.
NR anak dari pasangan Ita dan Kurnia Warga Kedupok, Kedupok,
Probolinggo diduga menjadi korban salah suntik. Seharusnya penyuntikan dilakukan melalui bokong (Intra moskuler), tapi oleh dokter NR justru disuntik melalui urat nadi (Intra Vena).
"Obat jenis Penicilin tidak boleh disuntikan melalui pembuluh
Vena,"ujar Idah Azizah, keluarga korban, Rabu (21/9/2011).
Akibatnya korban yang mengalami tetanus pada bagian tumit kanan
menjadi kejang-kejang. Tak hanya itu, suhu badan NR pun langsung tinggi hingga akhirnya dia meninggal dunia.
Mengetahui kondisi pasien memburuk, pihak rumah sakit justru
tidak segera mengambil tindakan dan hanya memeriksa urat nadi karena dokter yang merawatnya sedang pulang kampung.
Pihak keluarga menuding adanya kelalaian pihak rumah sakit karena
salah suntik dan keterlambatan penanganan medis pasca ddi suntik PPC.
Menanggapi tudingan, Bambang Agus, direktur RSUD DR Saleh
menegaskan akan dibentuk tim untuk menangani kasuss ini. "Kalau mau dibilang malapraktik harus perlu dilakukan uji medis lebih lanjut," terangnya.
Dari kasus diatas, seharusnya dokter yang melakukan
tindakan tersebut dapat memberikan pertanggungjawabannya. Dikarenakan, pasien yang telah ia suntik kehilangan nyawanya sehingga keluarganya dalam hal ini orang tua NR yang harus kehilangan anaknya. Kenudian, dari pihak rumah sakit harus ikut serta bertanggung jawab, karena salah satu dokter dari rumah sakit telah melakukan malpraktek yang pada akhirnya juga akan melanggar hak asasi manusia, yaitu hak untuk hidup yang dimiliki oleh sang pasien, NR.