Anda di halaman 1dari 4

Ayu Aprilia | Obesitas pada Anak Sekolah Dasar

Obesitas pada Anak Sekolah Dasar

Ayu Aprilia
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Di Indonesia, masalah obesitas menjadi masalah gizi yang belum dapat diselesaikan. Beberapa faktor yang dapat
menimbulkan obesitas, yaitu pola makan yang tidak baik, genetik, aktivitas fisik. Aktivitas fisik dapat menimbulkan obesitas
akibat terbatasnya lapangan bermain dan kurangnya fasilitas untuk bermain sehingga anak lebih memilih bermain di dalam
rumah dan semakin majunya teknologi seperti video games, playstation, televisi dan komputer yang menyebabkan anak
malas untuk melakukan aktivitas fisik. Pada anak sekolah, obesitas dapat berlanjut hingga dewasa dan menimbulkan
beberapa penyakit kardiovaskular seperti diabetes mellitus, osteoarthritis dan kanker dan penyakit lainnya.

Kata Kunci: aktivitas fisik, anak sekolah, obesitas

Obesity in Primary School Children


Abstract
In Indonesia, obesity is the nutritional problem that cannot be solved. Some factors can rise obesity, such as bad diet,
genetic, physical activity. Physical activity can lead to obesity due to the limited field of play and the lack of facilities for
playing so that children prefer to play in the house and technologies such as video games, playstation, television and
computers cause children are lazy for doing physical activity. In elementary student, obesity may continue into adulthood
and lead to cardiovascular diseases such as diabetes mellitus, osteoarthritis and cancer and other diseases .

Keyword: elementary student, obesity, physical activity

Korespondensi : Ayu Aprilia, alamat Jl. Soemantri Brojonegoro, Pondok Arbenta, Bandar Lampung, no HP 081273813624, e-
mail apriliaayudr@gmail.com

Pendahuluan
Kegemukan dan obesitas terjadi akibat meningkat lebih dari tiga kali lipat dari 5%
asupan energi lebih tinggi daripada energi yang hingga 17,6%.2,3,4
dikeluarkan. Asupan energi tinggi disebabkan Obesitas merupakan keadaan indeks
oleh konsumsi makanan sumber energi dan massa tubuh (IMT) anak yang berada di atas
lemak tinggi, sedangkan pengeluaran energi persentil ke-95 pada grafik tumbuh kembang
yang rendah disebabkan karena kurangnya anak sesuai jenis kelaminnya. Sejak tahun 1970
aktivitas fisik dan sedentary life style.1 hingga sekarang, kejadian obesitas meningkat
Prevalensi kegemukan dan obesitas pada 2 (dua) kali lipat pada anak usia 2-5 tahun dan
anak sekolah (6-12 tahun) sebesar 9,2%. usia 12-19 tahun, bahkan meningkat tiga kali
Sebelas provinsi, seperti D.I. Aceh (11,6%), lipat pada anak usia 6-11 tahun. Di Indonesia,
Sumatera Utara (10,5%), Sumatera Selatan prevalensi obesitas pada anak usia 6-15 tahun
(11,4%), Riau (10,9%), Lampung (11,6%), meningkat dari 5% tahun 1990 menjadi 16%
Kepulauan Riau (9,7%), DKI Jakarta (12,8%), tahun 2001.5,6
Jawa Tengah (10,9%), Jawa Timur (12,4%),
Sulawesi Tenggara (14,7%), Papua Barat Isi
(14,4%) berada di atas prevalensi nasional. Dari Obesitas masih merupakan masalah
hasil penelitian terhadap anak-anak sekolah kesehatan bagi anak maupun dewasa, oleh
dasar di New York, dari 3069 sampel karena komplikasi jangka pendek obesitas itu
didapatkan prevalensi anak yang obesitas sendiri berakibat terhadap pertumbuhan
sebesar 24% dan overweight sebesar 43%, tulang, penyakit endokrin, kardiovaskular dan
sedangkan hasil penelitian yang telah dilakukan sistem gastrointestinal.7
di United States didapatkan prevalensi sejak Kesejahteraan yang meningkat dan
tahun 1980 hingga sekarang untuk usia 2-5 berubahnya pola makan pada masyarakat
tahun meningkat dua kali lipat dari 5% hingga mengakibatkan peningkatan konsumsi lemak
12,4% dan untuk anak usia 6-11 tahun oleh masyarakat. Berkurangnya lapangan
tempat bermain serta makin tersedianya

MAJORITY| Volume 4 | Nomor 7 |Juni 2015| 45


Ayu Aprilia | Obesitas pada Anak Sekolah Dasar

hiburan dalam bentuk tontonan televisi, Faktor sosial ekonomi. Perubahan


permainan video atau playstation pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya
menyebabkan berkurangnya aktivitas fisik hidup, pola makan, serta peningkatan
terutama oleh anak-anak. 8 pendapatan mempengaruhi pemilihan
Obesitas secara umum didefenisikan
jenis dan jumlah makanan yang
sebagai peningkatan berat badan yang
dikonsumsi.12
disebabkan oleh meningkatnya lemak tubuh
The National Health and Medical
secara berlebihan. Obesitas sering
Research Council (NHMRC)
dihubungkan dengan Indeks Massa Tubuh
merekomendasikan penggunaan dari The
(IMT) dimana berat badan (kg) dibagi tingggi
United States Centers for Disease Control and
badan (m2). Anak dengan IMT persentil (P) 85
Prevention BMI percentile charts. Akhir-akhir
diklasifikasikan sebagai berat badan lebih dan
ini terdapat peningkatan prevalensi obesitas.
IMT P 95 diklasifikasikan sebagai obesitas.8
Australian Health and Fitness Survey yang
Faktor-faktor penyebab obesitas:
bekerja sama dengan Australian Council for
Faktor genetik, Parental fatness
Health, Physical Education and Recreation
merupakan faktor genetik yang berperan
(ACHPER) tahun 1985 mengambil lebih dari
besar. Bila kedua orang tua obesitas, 80%
8000 sampel anak sekolah di Australia dengan
anaknya menjadi obesitas; bila salah satu
rentang umur 715 tahun. Studi ini melaporkan
orang tua obesitas, kejadian obesitas menjadi
peningkatan overweight dan obesitas dari
40 % dan bila kedua orang tua tidak obesitas
11,8% pada anak laki-laki dan 10,7% pada anak
kejadian obesitas, prevalensi menjadi 14 %.
perempuan menjadi lebih besar 19% pada anak
Hipotesis Barjer menyatakan bahwa perubahan
laki-laki dan 21% pada anak perempuan dalam
lingkungan nutrisi intrauterin menyebabkan
3 tahun.13
gangguan perkembangan organ-organ
Prevalensi obesitas pada anak usia 617
pertumbuhan terutama kerentanan terhadap
tahun di Amerika Serikat dalam tiga dekade
pemrograman janin yang dikemudian hari
terakhir meningkat dari 7,610,8% menjadi 13
bersama-sama dengan pengaruh diet dan
14%. Prevalensi overweight dan obesitas
stress lingkungan merupakan predisposisi pada
pada anak usia 618 tahun di Rusia adalah 6%
kemudian hari.9
dan 10%, di Cina adalah 3,6% dan 3,4% dan di
Faktor lingkungan. Aktivitas fisik
Inggris adalah 2231% dan 1017%,
merupakan komponen utama dari energy
bergantung pada umur dan jenis kelamin.
expenditure, yaitu sekitar 20-50 % dari total
Prevalensi obesitas pada anak-anak sekolah di
energy expenditure. Penelitian di negara maju
Singapura meningkat dari 9% menjadi 19,6%
mendapatkan hubungan antara aktifitas fisik
berdasarkan Studi pada 1997-2000 dan pada
yang rendah dengan kejadian obesitas. Individu
negara-negara berkembang di dunia
dengan aktivitas fisik yang rendah mempunyai 13
menunjukan hasil yang hampir sama.
resiko peningkatan berat badan sebesar 5 kg.
Obesitas yang terjadi pada masa anak-
Penelitian di Jepang menunjukkan resiko
anak dapat beresiko tinggi untuk menjadi
obesitas yang rendah (OR: 0,48) pada
obesitas pada masa dewasanya nanti. Masa
kelompok yang mempunyai kebiasaan
anak-anak adalah masa pertumbuhan dan
olahraga, sedang penelitian di Amerika
perkembangan sehingga kegemukan pada
menunjukkan penurunan berat badan dengan
masa anak menyebabkan semakin banyaknya
jogging (OR: 0,57), aerobik (OR: 0,59), tetapi
jumlah sel otot dan tulang rangka sedangkan
untuk olahraga tim dan tenis tidak
obesitas pada orang dewasa hanya terjadi
menunjukkan berat badan yang signifikan.10
pembesaran sel-sel saja sehingga kemungkinan
Faktor nutrisional. Peranan faktor nitrisi
penurunan berat badan ke normal akan lebih
dimulai sejak kandungan dimana jumlah lemak
mudah. Anak yang mengalami obesitas pada
tubuh dan pertumbuhan bayi dipengaruhi
masanya 75% akan menderita obesitas pula
berat badan ibu. Kenaikan berat badan dan
pada masa dewasanya dan berpotensi
lemak anak dipengaruhi oleh waktu pertama
mengalami berbagai penyebab kesakitan dan
kali mendapat makanan padat, asupan tinggi
kematian antara lain penyakit kardiovaskular
kalori dari karbohidrat dan lemak serta
dan diabetes mellitus dan akibat yang
kebiasaan mengkonsumsi yang mengandung
ditimbulkan obesitas ini akan mempunyai
energi tinggi.11

MAJORITY| Volume 2 | Nomor 7 |Juni 2015| 46


Ayu Aprilia | Obesitas pada Anak Sekolah Dasar

dampak terhadap tumbuh kembang anak itu bahwa terdapat hubungan antara aktivitas fisik
sendiri.14 dengan obesitas pada anak. Anak yang tidak
Kegemukan tidak hanya disebabkan oleh rutin berolahraga memiliki risiko obesitas
kebanyakan makan dalam hal karbohidrat, sebesar 1,35 kali dibandingkan dengan
lemak, maupun protein, tetapi juga karena responden yang rutin berolahraga. Selain itu
kurangnya aktivitas fisik. Obesitas pada anak ternyata anak yang tidak rutin berolah raga
adalah faktor penentu yang sangat penting justru cenderung memiliki asupan energi yang
terhadap obesitas pada usia dewasa. Indeks lebih tinggi dibandingkan anak yang rutin
Massa Tubuh (IMT) yang tinggi pada remaja berolah raga. Makanan dan aktivitas fisik dapat
memprediksikan peningkatan risiko kematian mempengaruhi timbulnya obesitas baik secara
dan penyakit kardiovaskular. Lebih dari 60% bersama maupun masing-masing.19,20
anak overweight sebelum masa pubertas akan Penelitian lainnya didapatkan hasilnya
berlanjut hingga masa dewasa awal, hal ini 77,5% anak obesitas yang menghabiskan waktu
penting untuk diperhatikan karena obesitas lebih dari 8 jam untuk tidur dalam satu hari,
memiliki dampak yang signifikan terhadap 85% anak obesitas menghabiskan waktu lebih
kesehatan, status psikososial, kualitas hidup dari 2 jam untuk waktu menonton TV, bermain
dan usia harapan hidup.15,16 game, dan internet dalam satu hari, dan 70%
Salah satu yang menjadi faktor resiko anak obes yang menghabiskan waktunya
adalah anak usia sekolah. Hasil penelitian bermain di luar rumah kurang dari 2 jam per
Husaini yang dikutip Hadi (2005) hari.21
mengemukakan bahwa, dari 50 anak yang Untuk mengurangi angka kejadian
mengalami gizi lebih, 86% akan tetap obesitas obesitas, The United States Dietary Guidelines
hingga dewasa dan dari 50 anak perempuan for Americans merekomendasikan untuk anak-
yang obesitas, 80% akan tetap obesitas hingga anak sekolah melakukan aktivitas fisik paling
dewasa.17 tidak untuk melakukan aktivitas fisik selama 60
Hal ini juga dapat ditemui pada menit setiap hari.22
penelitian yang dilakukan oleh Angel (2013)
diperoleh 44 (64,7%) kasus obesitas terjadi Ringkasan
pada siswa berjenis kelamin laki-laki sedangkan Obesitas masih merupakan masalah
untuk siswa berjenis kelamin perempuan kesehatan bagi anak dan dewasa. Obesitas
hanya 24 (35,3%) kasus dan dari 136 anak SD secara umum didefenisikan sebagai
yang menjadi responden diperoleh 100 anak peningkatan berat badan yang disebabkan oleh
SD yang memiliki intensitas aktivitas ringan dan meningkatnya lemak tubuh secara berlebihan.
36 anak SD yang memiliki intensitas aktivitas Faktor-faktor yang menyebabkan obesitas
sedang. Dari 100 responden yang memiliki antara lain faktor genetik, faktor lingkungan,
intensitas aktivitas ringan terdapat 58 anak faktor nutrisional dan faktor sosial ekonomi.
yang mengalami obesitas dan sisanya 42 anak Obesitas pada anak adalah faktor penentu
tidak mengalami obesitas. Sedangkan dari 36 yang sangat penting terhadap obesitas pada
responden yang memiliki intensitas aktivitas usia dewasa. Untuk mengurangi angka kejadian
sedang terdapat 10 anak yang mengalami obesitas, The United States Dietary Guidelines
obesitas dan sisanya 26 anak yang tidak for Americans merekomendasikan untuk anak-
mengalami obesitas.18 anak sekolah melakukan aktivitas fisik paling
Aktivitas fisik yang dilakukan setiap hari tidak selama 60 menit setiap hari. Aktivitas fisik
bermanfaat bukan hanya untuk mendapatkan yang dilakukan setiap hari bermanfaat bukan
kondisi tubuh yang sehat tetapi juga hanya untuk mendapatkan kondisi tubuh yang
bermanfaat untuk kesehatan mental, hiburan sehat tetapi juga bermanfaat untuk kesehatan
dalam mencegah stres. Rendahnya aktivitas mental, hiburan dalam mencegah stres.
fisik merupakan faktor utama yang Rendahnya aktivitas fisik merupakan faktor
mempengaruhi obesitas. Kebiasaan olahraga utama yang mempengaruhi obesitas.
didasarkan atas aktivitas fisik anak dalam
kesehariannya antara lain kebiasaan berjalan Simpulan
kaki dan bersepeda. Proporsi anak yang tidak Obesitas yang terjadi pada anak-anak
rutin berolah raga sebesar 39,4%. Penelitian dapat mengganggu pertumbuhan dan
yang dilakukan oleh Mustelin menunjukkan perkembangan dan dapat menimbulkan

MAJORITY| Volume 4 | Nomor 7 |Juni 2015| 47


Ayu Aprilia | Obesitas pada Anak Sekolah Dasar

beberapa penyakit seperti penyakit Wabitsch M, editor. Basel: Karger AG;


kardiovaskular dan diabetes mellitus. 2004. hlm. 170-80.
11. Fatimah SN. Terapi Diet dan Aktivitas Fisik
Daftar Pustaka pada Penanggulangan Obesitas. Jakarta:
1. Departemen Kesehatan Republik CV Sagung Seto; 2009. hlm. 9-18.
Indonesia. Laporan Riset Kesehatan Dasar 12. Snetselaar L. Nutrition Counseling Skills for
[Internet]. Jakarta: Badan Penelitian dan the Nutrition Care Proces Fourth Edition.
Pengembangan Kesehatan; 2013 [disitasi Lowa City: Jones and Bartlett Publishers;
tanggal 28 November 2014]. Tersedia dari: 2009.
http://www.litbang.depkes.go.id/sites/do 13. Centers for Disease Control and
wnload/rkd2013/Laporan_Riskesdas2013. Prevention. Physical education curriculum
PDF. analysis tool. Department of Health and
2. Departemen Kesehatan Republik Human Services; 2006.
Indonesia. Laporan Riset Kesehatan Dasar 14. Agoes S, Poppy M. Mencegah dan
[Internet]. Jakarta: Badan Penelitian dan Mengatasi Kegemukan pada Balita.
Pengembangan Kesehatan;2010; [disitasi Jakarta: Puspa Swara; 2003.
tanggal 28 November 2014]. Tersedia dari: 15. Almatsier. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta:
http://www.litbang.depkes.go.id/sites/do Gramedia Pustaka Utama; 2003.
wnload/rkd2013/Laporan_Riskesdas2010. 16. World Health Organization Europe
PDF. Regional. Prevalence of Overweight and
3. Lorna ET, Deborah GL, Terry M, Linda M, obesity in children and Adolescents.
Steven DH, Thomas RF. Childhood obesity Europe: World Health Organization
in new york city elementary school Europe Regional; 2009.
students. Am J Public Health. 2004; 17. Hadi H. Beban Ganda Masalah Gizi dan
94(9):1496500. Implikasinya Terhadap Kebijakan
4. National Collaborative On Childhood Pembangunan Kesehatan. Pidato
Obesity Research. Childhood Obesity in Pengukuhan Guru Besar Fakultas
the United States. US: National Kedokteran; 2005 Feb 5; Yogyakarta:
Collaborative On Childhood Obesity Universitas Gadjah Mada; 2005.
Research; 2009. 18. Angel L, Nelly M, Franly O. Hubungan
5. Centers for Disease Control and Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Obesitas
Prevention. Growth charts for the United Pada Anak SD di Kota Manado. Ejournal
States: methods and development. keperawatan (e-Kp). 2013; 1(1):1-4.
Washington. Department of Health and 19. World Health Organization. Obesity:
Human Services; 2000. Preventing and managing the global
6. Soegondo, S. Berbagai Penyakit dan epidemic. Geneva: World Health
Dampaknya terhadap Kesehatan dan Organization; 2000.
Ekonomi. Jakarta: Widyakarya Nasional 20. Mustelin L, Silventoinen K, Pietilainen K,
Pangan dan Gizi (WNPG) IX; 2008. Rissanen A, Kaprio J. Physical activity
7. Sjarif D. Anak gemuk, apakah sehat? reduces the influence of genetic effects on
Jakarta: Divisi anak dan penyakit bmi and waist circumference: a study in
metabolic Fakultas Kedokteran Universitas young adult twins. Int. J. Obes. 2009:
Indonesia; 2004. 33(1):29-36.
8. Jhon M. Obesity in children tackling a 21. Pramudita, RA. Faktor resiko pada anak
growing problem. Australian Family sekolah dasar di kota Bogor [Internet];
Physician. 2004; 33(1/2):33-6. 2011 [disitasi tanggal 27 November 2014].
9. Freedman DS. Childhood Obesity and Tersedia dari:
Coronary Heart Disease. Dalam: Kiess W, http://repository.ipb.ac.id/handle/12345
Marcus C, Wabitsch M, editor. Obesity in 6789/52932
Childhood and Adolescence. Basel: Karger 22. U.S. Department of Health and Human
AG; 2004. hlm. 194-206. Services & U.S. Department of Agriculture.
10. Bluher S. Type 2 Diabetes Melitus in Dietary guidelines for Americans edisi 6.
Children and Adolesscent : The European Washington: U.S. Government Printing
Perspective. Dalam: Kiess W, Marcus C, Office; 2005.

MAJORITY| Volume 2 | Nomor 7 |Juni 2015| 48

Anda mungkin juga menyukai