Anda di halaman 1dari 11

5.

1 Induktansi
Suatu komponen yang yang banyak digunakan dalam rangakaian elektronika
(khususnya yang menggunakan arus bolak-balik) adalah induktor. Pada prinsipnya suatu
pengahantar yang berbentuk gulungan atau lilitan dapat dianggap sebagai induktor. Salah satu
sifat induktor adalah kemampuannya menyimpan energi dalam medan magnet, dan ukuran
yang menyatakan besar kecilnya kemampuan induktor energi disebut induktans.

5.1.1 Induktansi Bersama (Induktans Silang)


Perhatikan dua buah kumparan yang dalam keadaan diam satu terhadap yang
lain (Gambar 5.16). Kumparan I terdiri atas N1 lilitan dan dihubungkan dengan sumber
tegangan bolak-balik (dinyatakan dengan lambang ~) sedangkan kumparan II terdiri
atas N2 lilitan tanpa dihubungkan dengan sumber tegangan luar.
Akibat perubahan arus yang dihasilkan sumber pada kumparan I, fluks magnet
yang melalui kumparan II juga berubah terhadap waktu, sehingga timbul ggl induksi
pada kumparan II.

(5.16)

Gambar 5.16 Dua kumparan dalam keadaan diam. Perubahan arus pada kumparan yang
satu menyebabkan ggl induksi pada kumparan yang lain.

Indeks 21 menyatakan bahwa besaran tersebut timbul pada kumparan II dan


disebabkan oleh kumparan I, demikian pula sebaliknya. Pada persoalan ini, perubahan
fluks magnet semata-mata hanya disebabkan oleh perubahan arus, sehingga perubahan
fluks pada persamaan 5.16 dapat ditulis :

Mengingat 21 sebanding dengan i1, maka :

sehingga persmaan tersebut dapat pula ditulis :

(5.17)
Dari persamaan 5.16 dan persamaan 5.17, memberikan hasil :

(5.18)

Dengan

(5.19)

Besaran M21 pada persamaan 5.19 disebut induktans bersama (mutual


inductance) antara kumparan I dan kumparan II serta dalam SI dinyatakan dalam satuan
Henry (H). Dengan cara yang sama, untuk kumparan I akan diperoleh hubungan :

(5.20)

Dengan

(5.21)

Dapat dibuktikan, bahwa secar umum berlaku M12 = M21, sehingga induktans
bersama (silang) sering dinyatakan dengan notaris M saja. Perlu diperhatikan bahwa
harga induktans bersama (silang) yang dinyatakan dalam persamaan 5.19 maupun
persamaan 5.21 tidak bergantung pada arus meskipun pada persamaan-persamaan
tersebut nampak seolah-olah M bergantung pada arus. Hal ini disbabkan karena
sebanding dengan i sehingga hasil baginya bukan merupakan fungsi i lagi.

Contoh 5.7:
Suatu silinder berongga dengan luas penampang luar 8 cm2 dilit dengan kawat
penghantar sejumlah 40 lilitan, kemudain disekat dengan bahan isolator dan dililit lagi
dengn kawat penghantar lain sejumlah 20 lilitan. Panjang kumparan pertama (l1 adalah
40 cm; kumparan kedua diatur simetri terhadap kumpran pertama (Gambar 5.17) dan
luas penampang kedua dianggap sama dengan luas penampang silinder.
(a) Tentukan induktans bersama (silang) antara kumparan I dan II.
(b)Jika kumparan pertama dialiri arus i1 = 2 cos 100 t, hitung ggl induksi pada
kumparam II.
(c) Jika kumparan II dialiri arus i2 = 2 cos 100 t, hitung ggl induksi kumparan I.

Gambar 5.17

Penyelesaian :
(a) Kumparan I dianggap cukup panjang sehingga induksi magnet ditimbulkannya di daerh
dalam kumparan II.

(b)

(c)

V.4.2 Induktans Diri

Ditinjau suatu kumparan yang mempunyai N lilitan. Jika kumparan tersebut dialiri arus yang
berubah terhadap waktu seperti pada Gambar 5.18, maka fluks magnet dalam kumparan
tersebut juga berubah terhadap waktu, sehingga akan terjadi ggl induksi dalam kumparan itu
sendiri. Induksi yang demikian ini dinamakan induksi diri, dan ggl induksi yang terjadi pada
kumparan ditentukan dari Hukum Lenz-Faraday, yaitu :

(5.22)

Gambar 5.18 Kumparan dialiri araus yang berubah terhadap waktu

Mengingat m berbanding lurus dengan i, maka persamaan tersebut dapat pula dituliskan
sebagai berikut :
(5.23)
Dengan mendefinisikan induktans dan induktans (L) sebagi :

(5.24)
Maka persamaan 5.23 dapat ditulis menjadi :

(5.25)

Dalam SI induktans diri dinyatakan dalam satuan henry (H) dan suatu kumparan yang
mempunyai induktans tertentu disebut induktor. Dalam diagram rangakaian, induktor
dilukiskan dengan simbol

Contoh 5.8 :
Sebuah induktor terbuat dari kumparan kawat penghantar dengan 100 lilitan. Jika panjang
kumparan l =16 cm dan luas penampangnya 8 cm2, hitungla :
(a) Induktans diri kumparan tersebut.
(b)Induktans diri kumparan jika kumparan tersebut disisipi antibesi dengan = 500 o

Penyelesaian :
(a) Dengan menganggap medan magnet didalam kumparan bersifat serba sama, sehingga

, maka fluks magnet dalam kumparan :

Induktans kumparan :

(b)Dengan adanya antibesi dengan = 500 o, maka B dan fluks magnet dalam kumparan
menjadi 500 kali semuala. Dengan demikian, induktans kumparan menjadi 500 kali
semula.
V.5 Rangkaian R-L

Perhatikan suatu rangkaian yang terdiri atas baterai (), resistor (R) dan induktor (L) yang
dihubungkan seri melalui saklar S seperti pada Gambar 5.19. Andaikan pada t = 0 saklar S
ditutup, maka rangkaian mulai dialiri arus yang bertambah besar menuju harga stasionernya.
Selama pertambahan arua berlangsung induktor menghasilkan ggl yang melawan
pertambahan arus. Ggl induksi pada induktor ini sering dikenal sebagai ggl balik (back emf),
karena arahnya berlawanan dengan arah ggl baterai.

Gambar 5.19 Rangakian seri R-L


Dari persamaan 5.25 ggl balik yang dihasilkan induktor adalah :

Mengingat arus bertambah besar, maka di/dt bernialai positif sehingga L berharga negatif.
Hal ini berarti menjadi penurunan tegangan dari titik a ke titik b ketika melintasi konduktor.
Dengan menggunakan Hukum Kirchhoff II pada rangakian tersebut (loop), diperoleh :

(5.26)
Untuk menyelesaikan persamaan 5.26, diupayakan penggantian variabel melalui hubungan

, sehingga dx = - d i.

Dalam variabel baru tersebut, persamaan 2.26 menjadi :

Xo = menyatakan harga x pada saat t = 0, yaitu , karena i = 0 pada saat t = 0. Dengan


menggunakan hubungan antara X dan i, hasil terakhir tersebut ekivalen dengan :
Selanjutnya dengan mendefinisikan tetapan waktu () untuk rangkaian R-L.

(5.28)
Persamaan 5.27 dapat dinyatakan dengan :

(5.29)

Contoh 5.9 :
Suatu rangkaian seperti pada gambar 5.20 mempunyai R = 6, L = 30 mH, dan = 12 V.
Pada saat t = 0, saklar S dihubungkan dengan posisi l.
(a) Tentukan tetapan waktu rangkaian.
(b)Tentukan arus dalam rangkaian pada t = 2 ms.
(c) Jika setelah arus stasioner tercapai saklar dengan cepat dipindahkan keposisi 2, tentukan
arus dalam rangakaian sebagi fungsi waktu yang dihitugn dari saat saklar dipasang pada posisi
2.

Gambar 5.20 Gambar skematis rangkaian contoh 5.9

Penyelesaian :
(a) Tetapan waktu rangkaian :

(b)Arus pada rangkaian, gunakan persamaan 5.29 :

(c) Jika saklar dipindahkan ke posisi 2, maka = 0 sehingga persamaan 5.26 menjadi :
i0 menyatakan besar arus dalam rangkaian pada saat saklar menyentuh posisi 2, yaitu harga
arus stasioner untu soal
(a) dan

(b) yang besarnya . Dengan demikian, arus dalam rangkaian jika saklar pada posisi 2 adalah:

Terlihat bahwa arus tidak langsung berhenti, akibat ggl balik yang berusaha mempertahankan
arus semula.

V.6 Energi Mangnet dalam Induktro

Energi magnet yang dimaksudkan dalam bagian ini adalah energi yang tersimpan dalm medan
magnet yang dihasilkan oleh induktor berarus. Telah diuraikan bahwa ggl induksi yang
dihasilkan oleh induktor menghalangi baterai untuk memperbesar arus sesaat dalam rangkaian.
Kerja yang dilakukan oleh baterai tersebut tersimpan dalam induktor. Dengan demikian, secara
umum dapat dinyatakan bahwa energi yang diberikan (dihasilkan) oleh baterai dalam
rangkaian R L, sebagian hilang sebagai kalor joule dan sebagian lain tersimpan dalam
induktor. Hal ini dapat terlihat jika persamaan 5.26 dengan arus i, sehingga diperoleh :

(5.30)
di
i menyatakan kerja oleh baterai, i2R menyatakan kalor joule, dan L = menyatakan energi
dt
yang tersimpan dalam induktor (medan magnet).
Jika energi yang tersimpan dalam induktor dinyatakan dengan Um, maka daya yang
tersimpan dalam induktor haruslah dengan suku yang kedua ruas kanan persamaan 5.30,
sehingga dapat dituliskan :

(5.31)
Perhatikan bahwa hubungan energi-arus dalam konduktor pada persamaan 5.31 serupa dengan
Q
hubungan energi-muatan dalam kapasitor ( ). Kesamaan yang lain adalah hubungan antara
C
rapat energi dan medan yang menyimpan energi tersebut. Untuk mudahnya, tinjaulah suatu
solenoida dengan jumlah lilitan N, luas penampang A dan panjang L. Menurut persamaan 5.24
induktans solenoida adalah :

n menyatakan jumlah lilitan per satuan panjang dan v volume ruang yang dihubungkan
solenoida. Jika solenoida tersebut dialiri arus i, maka medan magnet di dalam solenoida :
B = o n i
Dan energi yang tersimpan didalam solenoida :

2
= 12 (5.32)

Dengan menggunakan hubungan pada persamaan 4.43 yang memberikan o H pada ruang
hampa, maka persamaan 5.32 dapat dinyatakan :
= 12 2 (5.33)
Rapat energi, yaitu energi tiap satuan volume, yang tersimpan dalam suatu medan magnet
dapat dituliskan :
2
= (5.34)
2
Atau
= 12 2 (5.35)
Meskipun persamaan 5.34 dan persamaan 5.35 diperoleh melalui contoh yang sangat
sederhana, namun dapat dibuktikan bahwa hubungan rapat energi dan medan magnet yang
dinyatakan dalam kedua persamaan tersebut , berlaku secara umum. Jika induktor disisipi
dengan bahan yang mempunyai permeabilitas , maka rapat energi yang tersimpan di
dalamnya :
2
= 2 = 12 2 (5.36)
B. Kapasitor

1) Pengertian Kapasitor
Dua penghantar berdekatan yang dimaksudkan untuk diberi muatan sama tetapi
berlawanan jenis disebut kapasitor. Sifat menyimpan energi listrik / muatan listrik.
Kapasitas suatu kapasitor (C) adalah perbandingan antara besar muatan Q dari salah satu
penghantarnya dengan beda potensial V antara kedua pengahntar itu.

2) Kegunaan Kapasitor
Kapasitor memiliki beberapa kegunaan, antara lain:
a) Untuk menghindari terjadinya loncatan listrik pada rangkaian2 yang mengandung
kumparan bila tiba2 diputuskan arusnya.
b) Rangkaian yang dipakai untuk menghidupkan mesin mobil
c) Untuk memilih panjang gelombang yang ditangkap oleh pesawat penerima radio.
3) Bentuk kapasitor
Bentuk bentuk kapasitor sebagai berikut.
a) Kapasitor bentuk keping sejajar
b) Kapasitor bentuk bola sepusat
c) Kapasitor bentuk silinder

Q
Bila luas masing2 keping maka : E
0 0 A
Q.d
Tegangan antara kedua keping : V E.d
0 A
4) Hubungan Kapasitor

a. Hubungan Seri

Q Q Q Q
Vab ; Vbc ; Vcd ; Vad
C1 C2 C3 Cs
1 1 1 1

Cs C1 CKapasitor
2 C3 yang dihubungkan seri akan mempunyai muatan yang sama.
QQ Q Q 1 2 3
b. Hubungan Paralel

Q1 C1V ; Q2 C2V ; Q3 C3V ; Q C pV ;


C p C1 C2 C3
Kapasitor yang dihubungkan paralel, tegangan antara ujung2 kapasitor adalah
sama, sebesar V. Energi Kapasitor Sesuai dengan fungsinya, maka kapasitor yang
mempunyai kapasitas besar akan dapat menyimpan energi yang lebih besar pula.
W 12 CV 2 12 QV

Anda mungkin juga menyukai