Anda di halaman 1dari 21

I.

Judul
EVALUASI PENGGUNAN BAHAN BAKAR PADA ALAT ANGKUT
(DUMPTRUCK) TERHADAP GEOMETRI JALAN DI PT . X
II. Alasan Pemilihan Judul
Setiap operasi penambangan memerlukan jalan angkut (hauling road)
sebagai sarana infrastruktur yang vital di dalam lokasi penambangan dan
sekitarnya, jalan tambang berfungsi sebagai penghubung lokasi - lokasi penting
antara lain lokasi tambang dengan area (crushing plant), pengolahan bahan galian,
perkantoran, perumahan karyawan dan tempat-tempat lain di wilayah
penambangan.
Konstruksi jalan tambang secara garis besar sama dengan jalan angkut di
kota. Perbedaan yang khas terletak pada permukaan jalannya (road surface) yang
jarang sekali dilapisi oleh aspal atau beton seperti pada jalan angkut di kota,
karena jalan tambang sering dilalui oleh peralatan mekanis yang menggunakan
roda berantai misalnya bulldozer, excavator,track loader.
Fungsi utama jalan angkut secara umum adalah untuk menunjang
kelancaran operasi penambangan terutama dalam kegiatan pengangkutan. Medan
berat yang mungkin terdapat disepanjang rute jalan tambang harus diatasi dengan
mengubah rancangan jalan untuk meningkatkan aspek manfaat dan keselamatan
kerja, selain itu kondisi jalan tambang yang baik akan mengoptimalkan hasil
produksi sesuai dengan rencana dan target produksi.
Untuk mengetahui kemampuan alat angkut dalam melakukan pekerjaan
perlu dilakukan pengontrolan secara berkesinambungan terhadap kapabilitasnya
dengan memperkirakan kemampuan produksi alat angkut tersebut. Oleh sebab itu
dalam memperkirakan kemampuan produksi alat angkut, salah satu factor
komponen yang harus dipertimbangkan yaitu geometri jalan yang dilalui oleh alat
angkut.
Dalam hal ini perhitungan geometri jalan harus di sesuaikan dengan yang
di butuhkan, pada penambangan batubara kondisi jalan harus baik, terutama akses
jalan antara lokasi penambangan dengan tempat penampungan pertama,
perhitungan geometri jalan harus di pertimbangkan, karena alat-alat berat
beroperasi secara massal dan kontinu sertiap harinya. Kondisi jalan yang tidak
baik akan berpengaruh terhadap waktu edar alat angkut, produksi alat angkut,
keselamatan operator alat angkut dan konsumsi bahan bakar dari alat angkut, hal
ini dapat menyebabakan perusahaan mengalami kerugian yang besar dalam
melakukan kegiataan penambangannya.

III. Tujuan Penelitian


Tujuan dari kegiatan penilitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui keadaan geometri jalan tambang dari Front Penambangan
(Pit) menuju tempat penampungan yang berdampak pada penggunaan
bahan bakar
2. Menganalisa penyebab-penyebab yang mempengaruhi konsumsi bahan
bakar pada alat angkut.
3. Menghitung tingkat penggunaan bahan bakar berdasarkan geometri
jalan.

IV. Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Bagaimana geometri jalan angkut dari Front Penambangan (Pit) menuju
tempat penampungan di PT. X ?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi konsumsi bahan bakar pada alat
angkut ?
3. Bagaimana penggunaan bahan bakar pada PT. X di dasarkan dari
geometri jalan ?

V. Batasan Masalah
Penelitian tentang Pengaruh Geometri Jalan Terhadap Konsumsi Bahan
Bakar Alat Angkut yang akan dilakukan ini memiliki beberapa batasan masalah,
yaitu :
1. Pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini hanya pada
geometri jalan tambang dan jumlah konsumsi bahan bakar yang digunakan
oleh alat angkut dalam kegiatan pengangkutan.
2. Pada penelitian ini tidak membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan
produktivitas alat angkut (cycle time, efisiensi kerja, match faktor).
3. Pembahasan dan penyelesaian masalah hanya dari sisi teknis geometri
jalan tambang dan jumlah komsumsi bahan bakar dari alat angkut yang
ada pada saat ini dan tidak membahas dari segi ekonomis.

VI. Dasar Teori


Masalah jalan merupakan yang penting dalam penentuan lancar dan
tidaknya operasi penambangan, yang tentunya mempengaruhi kemampuan alat
angkut yang beroperasi. Dalam proses pembuatan jalan angkut berkaitan erat
dengan :

1. Geometri Jalan Tambang


Pada pengertiannya, geometri jalan yang memenuhi syarat adalah bentuk
dan ukuran-ukuran dari jalan tambang itu sesuai dengan tipe baik bentuk, ukuran
dan spesifikasi dari alat angkut yang dipergunakan dan kodisi medan yang ada
sehingga dapat menjamin serta menunjang segi keamanan dan keselamatan
operasi pengangkutan. Geometri jalan tersebut merupakan hal yang mutlak harus
dipenuhi.
Adapun faktor-faktor geometri yang akan mempengaruhi keadaan jalan
angkut adalah sebagai berikut :
1.1. Lebar Jalan Angkut
a). Lebar pada jalan lurus
Penentuan lebar jalan angkut minimum untuk jalan lurus didasarkan pada
rule of thumb yang dikemukakan menurut Aasho Manual Rural High-
Way Design dengan persamaan sebagai berikut :

L = (nWt )+(n+1 )(0,5 Wt ) ; meter


Keterangan : L = Lebar minimum jalan angkut lurus, meter
n = Jumlah jalur
Wt = Lebar alat angkut total, meter
Nilai 0,5 pada rumus diatas menunjukkan bahwa ukuran aman kedua
kendaraan berpapasan adalah sebesar 0,5 Wt, yaitu setengah lebar terbesar
dari alat angkut yang bersimpangan. Ukuran 0,5 Wt juga digunakan untuk
jarak dari tepi kanan atau kiri jalan ke alat angkut yang melintasi secara
berlawanan.

(sumber :google.co.id/search?q=bentuk+tangki+dumptruc:2017)

Gambar 1

Lebar Jalan Angkut

b) Lebar pada jalan tikungan


Lebar jalan angkut pada tikungan selalu lebih besar dari pada lebar pada
jalan lurus. Untuk jalur ganda, lebar minimum pada tikungan dihitung
berdasarkan pada :
1. Lebar jejak ban
2. Lebar juntai atau tonjolan (overhang) alat angkut bagian depan dan
belakang roda saat membelok
3. Jarak antara alat angkut yang bersimpangan
4. Jarak (spasi) alat angkut terhadap tepi jalan.
Perhitungan terhadap lebar jalan angkut pada tikungan atau belokan dapat
menggunakan persamaan :
W= n (U + Fa + Fb + Z) +C
C = Z = (U + Fa + Fb)

Keterangan :
W = Lebar jalan angkut pada tikungan, meter
n = Jumlah jalur
U = Jarak jejak roda kendaraan, meter
Fa = Lebar juntai depan, meter
Fb = Lebar juntai belakang, meter
Ad = Jarak as roda depan dengan bagian depan truck, meter
Ab = Jarak as roda belakang dengan bagian belakang truck, meter
C = Jarak antara dua truck yang akan bersimpangan, meter
Z = Jarak sisi luar truck ke tepi jalan, meter

(sumber :google.co.id/search?q=bentuk+tangki+dumptruck : 2017)

Gambar 2

Lebar Jalan Angkut Pada Tikungan

1.2. Radius Tikungan Jalan


Jari-jari tikungan (belokan) berhubungan langsung dengan bentuk dan
kontruksi alat angkut yang digunakan. Untuk itu dalam keperluan perencanaan
jalan angkut, diperhitungkan alat angkut yang terbesar yang akan melewati
jalan angkut tersebut. Dalam penerapannya jari-jari tikungan yang dijalani oleh
roda depan dan roda belakang membentuk sudut sama dengan besarnya
penyimpangan roda. Jari-jari tikungan minimum umumnya digunakan untuk
menentukan besarnya area manufer di pemukaan kerja.

R=V 2 /127(e +f ) 8)

Keterangan :
R : radius tikungan jalan
V : kecepatan kendaraan
f : koefisien roda dan jalan
e : superelevasi
Atau
R = Wb/ sin
dengan :
R = Jari-jari lintasan roda depan, meter.
Wb = Jarak sumbu roda depan dan belakang.
= Sudut penyimpangan roda depan.

Wb

(Sumber:google.co.id/search?q=bentuk+tangki+dumptruck:2017)

Gambar 3

Radius tikungan putar


1.3. Kemiringan Jalan Angkut (Grad)
Kemiringan jalan angkut (grade) merupakan suatu faktor penting yang
harus diamati secara detail dalam kegiatan kajian terhadap kondisi jalan tambang.
Hal ini dikarenakan kemiringan jalan angkut berhubungan langsung dengan
kemampuan alat angkut, baik dalam pengereman maupun dalam mengatasi
tanjakan.
Kemiringan jalan angkut biasanya dinyatakan dalam persen (%) yang
dapat dihitung dengan mempergunakan rumus sebagai berikut:
h
grade
x
dengan :
h : Beda tinggi antara dua titik yang diukur.
: Jarak antara dua titik yang diukur.

1.4. Konstruksi Jalan Angkut


Konstruksi jalan adalah suatu lapisan penyusun jalan yang tersusun dari
bahan-bahan perkerasan dan diletakkan diatas tanah atau subgrade.
Secara umum perkerasan jalan angkut harus cukup kuat untuk memenuhi dua
syarat, yaitu :
a. Secara keseluruhan harus mampu untuk menahan berat atau beban
kendaraan maksimum yang berat diatasnya. Sehingga apabila daya
dukung jalan yang ada tidak dapat menahan beban yang diterima, maka
kondisi jalan akan mengalami penurunan dan pergeseran jalan maupun
tanah dasarnya yang selanjutnya berakibat jalan akan bergelombang dan
banyak cekungan-cekungan
b. Permukaan jalan harus mampu untuk menahan gesekan roda kendaraan,
pengaruh air dan hujan. Jika hal ini tidak terpenuhi untuk permukaan
jalan (road surface) akan mengalami kerusakan yang pada mulanya
terjadi lubang-lubang kecil, semakin besar dan kemudian akan menjadi
rusak berat.
Tujuan utama dalam konstruksi perkerasan jalan angkut adalah
membangun dasar jalan yang memungkinkan, dimana dalam pengangkutan
muatan, pemindahan beban pada poros roda yang diteruskan melalui lapisan
pondasi tidak melampaui daya dukung tanah dasar (subgrade). Suatu alat yang
ditempatkan di atas material akan memberikan ground pressure. Perlawanan yang
diberikan material itulah yang disebut dengan daya dukung material.
Untuk menghitung kemampuan jalan angkut terhadap berat beban
kendaraan dan muatannya yang akan melaluinya, maka perlu diketahui berat
beban kendaraan yang diteruskan roda terhadap permukaan jalan melalui as roda
biasanya bergantung dari tekanan ban dalam dan kekuatan ban luar dan daya
dukung material.
Berat beban yang dilimpahkan pada permukaan jalan dengan bidang
kontak berbentuk ellips yang luasnya dapat dihitung dengan rumus :
Luas bidang kontak (in2) =

Setelah luas bidang kontak (contact area) antara roda kendaraan dengan
permukaan jalan diketahui, maka besarnya beban kendaraan yang diterima oleh
permukaan jalan dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Beban yang diterima permukaan jalan :
( psi ) =
(sumber : google.co.id/search?q=bentuk+tangki+dumptruck : 2017)

Gambar 4

Distribusi Beban Roda Melalui Lapisan Perkerasan

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Bahan Bakar


Faktor yang mempengaruhi penggunaan bahan bakar dapat dibagi menjadi
dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi : tipe dan
ukuran mesin, daya keluaran, jenis transmisi, rasio gigi (axle ratio), konstruksi
ban, berat kendaraan, dan bentuk aerodinamis kendaraan.
Adapun faktor eksternal meliputi : pengguna (operator) yang
mempengaruhi penggunaan bahan bakar yaitu pola mengemudi, panjang lintasan
dan banyaknya waktu berhenti, teknik mengemudi (akselerasi, kecepatan,
perlambatan, dan jumlah ganti gigi), perawatan mesin, penggunaan fitur aksesoris,
muatan alat, kondisi jalan, dan faktor cuaca, konsumsi bahan bakar kendaraan
tidak hanya bergantung pada karakteristik mesin saja, tetapi juga dipengaruhi oleh
karakteristik transmisi, tahanan dalam (internal resistance) dari gigi yang
beroperasi, drawbar pull (rimpull), gaya-gaya penghambat eksternal, jarak
angkut, dan kecepatan pengoperasian.
2.1. Kemiringan Jalan (Grade), berhubungan langsung dengan kemampuan
alat angkut (baik dari penggunaan rem maupun dalam mengatasi
tanjakan). Kemiringan jalan angkut biasanya dinyatakan dalam persen
(%).
h
Grade = x 100 %
x
2.2. Tahanan Gulir (Rolling Resistance) yaitu jumlah segala gaya-gaya luar
yang berlawanan dengan arah gerak kendaraan yang berjalan di atas jalur
jalan atau permukaan tanah (Partanto Prodjosumarto, 1983). Tahanan
gulir semakin besar akan menyebabkan gaya yang diperlukan untuk
menarik kendaraan di atas tanah semakin besar. Dalam hal ini, tenaga
yang diperlukan ikut meningkat yang mengakibatkan konsumsi bahan
bakar semakin besar.
2.3. Tahanan Kemiringan (Grade Resistance) adalah gaya yang melawan dan
membantu gerak kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang
dilaluinya. Tahanan kemiringan dapat dihitung dengan persamaan di
bawah ini :

Grade resistance = W x Sin


2.4. Tahanan Aerodinamis (Aerodynamic Resistance) pada suatu kendaraan
disebabkan oleh dua hal yaitu, pressure drag karena bentuk mobil dan
gesekan pada permukaan mobil.

Tahanan aerodinamis, dapat dihitung dengan rumus dibawah ini :

Ra = x Cd xx AF

3. Efisiensi Kerja
Efisiensi kerja sangat berpengaruh terhadap tercapainya suatu produksi.
Tinggi rendahnya efisiensi kerja sangat tergantung pada faktor motivasi
dan disiplin kerja operator, sedangkan produktifitas kerja sangat
tergantung kepada keadaan tempat kerja, keadaan material yang digali dan
dimuat serta pengalaman operator itu sendiri. Efisiensi kerja dapat
dihitung dengan persamaan seperti di bawah ini :
We
E= x 100 %

4. Konsumsi Bahan Bakar


Dalam menghitungan konsumsi bahan bakar ada 2 cara ataupun metode
yang di pilih :
Menghitung konsumsi bahan bakar dalam buku pemindahan tanah
mekanis (PTM) oleh Ir. Susy Fatena Rostiyanti, M.Sc. Bahwa
jumlah bahan bakar untuk alat berat yang menggunakan bensin atau
solar berbeda-beda. Rata-rata alat yang menggunakan bahan bakar
bensin 0,06 galon per horse-power per jam, sedangkan alat yang
menggunakan bahan bakar solar mengonsumsi bahan bakar 0,04 galon
per horse-power per jam. Nilai yang didapat kemudian di kalikan
dengan faktor pengoperasian. Untuk lebih jelasnya maka rumus
penggunaan bahan bakar perjam adalah sebagai berikut :
Bensin : BBM = 0,06 x HP x eff
Solar : BBM = 0,04 x HP x eff
Cara Mengukur Isi Tangki BBM Manual menggunakan rumus
volume tabung dan Menghitung volume cairan pada tangki
silinder horizontal menggunkan aplikasi
1. Menghitung volume BBM berdasarkan rumus tabung ( tabung berbentuk
silinder)Posisi Tabung / Tangki BBM (posisi dari depan)

(Sumber : google.co.id/search?q=Cara+Mengukur+Isi+Tangki+BBM+Manual)
(Sumber : google.co.id/search?q=Cara+Mengukur+Isi+Tangki+BBM+Manual )

Posisi tabung dari samping


Dihitung menggunakan rumus : V = phi x r x r x t

Mencari Permukaan Minyak:

(Sumber : google.co.id/search?q=Cara+Mengukur+Isi+Tangki+BBM+Manual)
Dihitung dengan cara :
Akar Labor pemmican minyak = (r x r) - ((t-r) x (t-r))
Menghitung LUAS 2 SEGITIGA = AKAR x (t-r) :
(Sumber : google.co.id/search?q=Cara+Mengukur+Isi+Tangki+BBM+Manual)
Menghitung Luas Potongan Kue:

(Sumber : google.co.id/search?q=Cara+Mengukur+Isi+Tangki+BBM+Manual)
Dengan rumus : ((a sin x 2) :360) x luas lingkaran
Menghitung Luas Busur :

(Sumber : google.co.id/search?q=Cara+Mengukur+Isi+Tangki+BBM+Manual)
Luas Busur = Luas Potongan Kue - Luas 2 Segitiga
Menghitung Luas Minyak:
dengan cara :
Luas Minyak = Luas Lingkaran - Luas Busur
Menetukan Volume Minyak:
dengan cara :
Volume Minyak = Luas Minyak x Panjang Tangki
Sehingga melelui cara diatas, dapat diketahui bahwa isi minyak dalam satuan
Liter.
1. Menghitung volume BBM pada tangki silinder horizontal
menggunakan aplikasi

(Sumber : google.co.id/search?q=Cara+Mengukur+Isi+Tangki+BBM+Manual)

Dengan menggunakan panduan gambar tabung dibawah ini dapat di hitung


volume dengan aplikasi
Contoh pengukuran dengan aplikasi :
(Sumber : google.co.id/search?q=Cara+Mengukur+Isi+Tangki+BBM+Manual)
untuk menggunakannya, janganlah memberi nilai masukan Tinggi cairan
melebihi nilai 2 x Jari jari.

VII. Metodologi Penilitian


Dalam penelitian ini, dimaksudkan untuk mengambil dan mengumpulkan
data- data yang berkaitan dengan pengaruh geometri jalan terhadap konsumsi
bahan bakar alat angkut. Oleh karenanya penelitian yang dilakukan mencakup
studi literatur, kemudian dilanjutkan dengan melakukan analisis dari keduanya
untuk mendapatkan penyelesaian masalah sesuai yang diharapkan. Prosedur
penelitian antara lain :

1. Studi Literatur
Studi literatur mencakup hal- hal yang berhubungan dengan geometri jalan
angkut dan konsumsi bahan bakar alat angkut , diantaranya :
a. Geometri jalan
b. Faktor- faktor yang mempengaruhi konsumsi bahan bakar pada alat angkut
adalah sebagai berikut :
Kemiringan Jalan (Grade)
Tahanan Gulir (Rolling Resistance)
Tahanan Kemiringan (Grade Resistance)
c. Effesiensi kerja dari alat angkut
2. Studi Lapangan
Melakukan pengambilan data secara langsung terhadap kondisi geometri
jalan dan proses kegiatan pengangkutan oleh alat angkut yang memiliki
keterkaitan dengan masalah penelitian, sebagai berikut :
a. Lebar jalan angkut, lebar jalan pada tikungan, kemiringan jalan
angkut, konstruksi jalan angkut.
b. Faktor- faktor yang mempengaruhi konsumsi bahan bakar pada
alat angkut adalah sebagai berikut :
Kemiringan Jalan (Grade)
Tahanan Gulir (Rolling Resistance)
Tahanan Kemiringan (Grade Resistance)

c. Effesiensi kerja dari alat angkut, seperti :


We = waktu kerja efektif
Wt = waktu kerja tersedia
Wd= total idle time
Wtd= total delay time
3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data bertujuan untuk memberikan gambaran secara rinci
tentang permasalahan yang ditemukan pada daerah penelitian dan mengumpulkan
data- data yang berhubungan dengan penelitian ini agar dapat menjawab dan
menyelesaikan permasalahan yang ada. Data yang diperoleh dibagi menjadi dua
bagian yaitu :
a. data primer, merupakan data yang di ambil langsung dari lapangan
dengan melakukan pengukuran terlebih dahulu. Data primer dalam
penelitian ini meliputi:
kemiringan jalan
lebar jalan
slope
lebar jalan tikungan
kemiringan dari tikungan
waktu tempuh kendaraan
b. data sekunder, merupakan data yang pendukung yang di dapat dari
perusahaan, instansi maupun dari internet yang tidak memerlukan
pengukuran langsung di lapangan. Data sekunder pada penelitian ini
antara lain:
profil perusahaan
metode penambangan
spesifikasi alat angkut
peta penambangan
jadwal kerja
data curah hujan
1. pengolahan data
tahapan selanjutnya merupakan tahapan pengolahan data. Pengolahan
data merupakan, langkah perhitungan dari data primer dan sekunder,
tahapannya adalah sebagai berikut:
a. pembuatan profil jalan berdasarkan jalan tambang perusahaan pada peta
penambangan
b. perhitungan rimpull berdasarkan profil jalan dan spesifikasi alat angkut
c. perhitungan konsumsi bahan bakar berdasarkan dua (2) poin di atas.
d. Mengukur geometri jalan secara langsung di lapangan kemudian
membuat profil jalannya
e. Menghitung waktu tempuh secara langsung di lapangan
f. Menghitung tingkat pemakaian bahan bakar secara langsung selama
jam kerja.
g. Menghitung konsumsi bahan bakar dari hasil data pengukuran
2. Analisan data
Pada tahapan ini hasil dari pengolahan data di lakukan analisa untuk
mengetahui:
a. Tingkat pemakain bahan bakar pada jalan lurus
b. Tingkat pemakaian bahan bakar pada tanjakan
c. Menganalisa hubungan jalan lurus dan tikungan terhadap tingkat
konsumsi bbm.

VIII. Diagram Alir Penelitian


Studi literatur
-geometri jalan
-faktor - faktor yang
mempengaruhi konsumsi bahan
bakar (grade,RR,GR)
- effesiensi kerja

Studi lapangan

Pengumpulan data

Data primer : Data sekunder :


- Kemiringan jalan - Profil perusahaan
- Data lebar jalan angkut, - Metode penambangan
slope, jari- jari - Spesifikasi alat angkut
tikungan,kemiringan - Peta penambangan
tikungan - Jadwal kerja
- Waktu tempuh - Data curah hujan
kendaraan
- Pemakaian BBM

Pengolahan dan Perhitungan Data


- pembuatan profil jalan
- Perhitugan rimpull
- Perhitungan konsumsi bahan bakar
- Menghitung waktu tempuh secara teoritis
- Menghitung bahan bakar secara langsung

Analisis Data
- Tingkat pemakaian bahan bakar pada jalan lurus
- Tingkat pemakaian bahan bakar pada jalan tanjakan
- Menganalisa hubungan jalan lurus dan tikungan terhadap
tingkat konsumsi BBM

Kesimpulan dan Saran


Daftar Pustaka
1. Ir. yanto Indonesia,(2010), Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan Teknik
Pertambangan, UPN, Yogyakarta.

2. Ir. Susy fatena R,M .Sc. (2008), alat berat untuk proyek konstruksi,edisi
II,Jakarta.

3. www.google.com (perhitungan konsumsi bahan bakar secara matematis dan


aplikasi )

Rencana Jadwal Kegiatan Penelitian


Minggu
No. Rencana Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8

1 Orientasi Lapangan

2 Studi Literatur

3 Studi Lapangan

4 Pengumpulan Data

5 Pengolahan data

6 Analisis dan Kesimpulan

7 Penulisan Laporan Akhir

Anda mungkin juga menyukai