Anda di halaman 1dari 7

Alat Berat dan Kapasitas Produksi

A. PENJADWALAN PRODUKSI
Menentukan bagaimana produksi dicapai dalam kurun waktu yang telah ditentukan, sehingga
semua element yang terkait dengan produksi tersebut harus di detailkan. Penjadwalan biasanya
disajikan dalam bentuk tabulasi seperti contoh di bawah ini.
Tabulasi meliputi antara lain :
a. Volume produksi : komoditi dan waste
b. Volume drilling & blasting
c. Jam Kerja alat
d. Jarak angkut

B. PENJADWALAN JAM KERJA (ROSTER)


a. Jam KerjaJam kerja sangat menentukan jumlah dan ukuran alat yang akan digunakan. Jam
kerja ini dipengaruhi oleh pola shift kerja, kondisi alam, metodologi pergantian shift dan pola
maintenance alat.
Dibawah contoh perhitungan jam kerja.
Perhitungan Hari Kerja

Jumlah hari setahun 365 hari


Dikurang hari libur 10 hari
Jadwal hari Kerja 355 hari
Dikurang Hari Hujan* 40 hari
Jumlah hari kerja (available) 315 hari
Jumlah shift per hari 3 shift
Jumlah Shfit pertahun 945 shift

Perhitungan Jam Kerja


Jam per shift 8.0 jam
Dikurang pergantian shift 0.2 jam
Dikurangi Istirahat makan 0.5 jam
Dikurangi traveling, blasting 0.5 jam
Jam available per shift 6.8 jam
Jadwal jam Kerja per tahun 6426 jam

b. Physical Availability (PA)


Ketersediaan alat yang dapat digunakan untuk bekerja, besarnya physical availability untuk alat-
alat baru biasanya diatas 90%. Nilai ini sangat tergantung kepada perawatan dan penyediaan
suku cadang..
Contoh untuk kasus di atas, apabila untuk perawatan diperlukan 1 jam dalam 1 shift maka
Availability = (5.8+1.2)/(5.8+1.2+1) = 87.5%

c. Use of Availability. (UA)


Jam kerja alat yang digunakan pada saat alat itu kondisi tidak rusak.
Contoh untuk kasus di atas : alat efektif bekerja 5.8 jam, sedangkan waktu stand by 1.2 jam
Use of availability = 5.8/(5.8 + 1.2) x 100% =83%

d. Produksi
Produksi = skedul jam kerja x UA x PA x produktivitas
Contoh : produktivitas alat = 150 m3/jam
Produksi pershift = 8jam x 87.5% x83% x 150 m3/jam = 870bcm/shift

FORMULA
PA = (W+S)/ (W+S+R)
UA = W/(W+S)
Skedule jam kerja (SK) = W + S + R
Produktivitas (P) = Vol / W
Produksi (Q) = SK x PA x UA x P
Q = (W+S+R) x (W+S)/(W+S+R) x W/(W+S) x Vol/W
dimana :
PA = Physical availability
UA = use of availability
W = working
R = break down
Contoh : Skedul jam kerja 8 jam/ shift, kehilangan waktu 1.2 jam, perawatan 1 jam,
produktivitas alat 150 bcm/jam
Jumlah produksi pershift : =(5.8+1.2+1)x(5.8+1.2)/ (5.8+1.2+1)x5.8/(5.8+1.2)x 150 bcm/jam
= 8 x 87.5% x 83% x 150 = 870 bcm/shift

KARAKTERISTIK FISIK MATERIAL


Karakteristik fisik material yang akan digali baik tanah penutup maupun komoditi harus
diketahui secara pasti, hal ini untuk menentukan tipe alat yang cocok untuk digunakan serta
untuk memperkirakan produktivitasnya. Yang paling utama diketahui dalam pekerjaan
pemindahan tanah
mekanis adalah :

a.Kemudah galian (Excavability)


Dalam penggalian tanah mekanis kemudah galian biasanya dikatagorikan kedalam : free dig,
rippable dan un-rippable. ketiga kriteria ini sangat berdampak terhadap penetuan jenis dan
tingkat produktivitas alat gali-muat. Untuk menentukan kriteria tersebut biasanya diketahuai dari
analisa geotechnik, sehingga sebelum proses penggalian perlu dilakukan penelitian :
- Analisa log bor, menegetahui batas atara batuan asli dan lapukan
- survey seismik untuk mengetahui kecepatan seismik dari batuan yang akan digali
- Analisa engineering meliputi : kondisi air tanah, tipe batuan, stregth, joint spacing.

b.Berat Jenis
Berat jenis batuan harus ditentukan dengan pasti, hal ini untuk memastikan agar tidak terjadi
kekurangan beban dan kelebihan beban karena keduanya dapat menyebabkan kerugian. Kalau
terjadi kekurangan beban produktivitas alat tidak optimum, sedangakan kelebihan muatan alat
akan cepat rusak.
c.Swell
Apabila tanah asli digali atau diberaikan, maka terjadi perubahan volume karena adanya
pengembangan, perubahan volume dari asli bank cubic metre (bcm) menjadi gembur loose
cubic metre (lcm) disebut dengan swell. Swell sangat penting diketahui dalam pemindahan
tanah meknis karena material yang dimuat dan diangkut adalah dalam bentuk terberai (loose)
sedangkan kemajuan penggalian dihitung dalam kondisi tanah asli (bcm). Misal kalau swell
faktor tinggi maka produktivitas alat dalam bcm akan menurun.

Produktivitas Alat Berat


Oleh : aldinardian-blog | Tanggal : 2015-12-15 23:52:22 | Kategori : Materi Kuliah , | Komentar : 7

Dunia pertambangan sangat erat sekali ketergantungannya dengan alat berat. Kegiatan utama
dalam dunia pertambangan adalah gali-muat-angkut dimana pada kegiatan tersebut
menggunakan alat berat yang memiliki spesifikasi maupun harga yang bervariasi. Maka
perhitungan akan produktivitas alat merupakan modal penting dalam manajemen suatu proyek
pertambangan.

Dalam perhitungan produktivitas alat berat di dunia pertambangan satuan yang umum digunakan
adalahn Ton/jam atau BCM/jam, jika dihasilkan perhitungan dengan satuan yang tidak sesuai
atau tidak diinginkan maka perlu dikonversi. Hal ini berkaitan dengan jumlah cadangan yang
akan ditambanng, sehingga akan diketahui umur tambang. Dari premis tersebut maka dapat
diketahui perhitungan umur tambang adalah:

Kembali lagi pada topik perhitungan produktivitas alat, masing-masing alat berat memiliki
perhitungan produktivitas spesifik yang berbeda-beda. Contoh perhitungan produktivitas
bulldozer :

Keterangan:

Qbd : Produktivitas Bulldozer (LCM/jam)


CT : Cycle Time (menit)

Kbl : Kapasitas blade (m3)

FKbl : Faktor Koreksi blade (

FK : Faktor Koreksi (Efisiensi Kerja, Availability, dll; %)

Fk : Faktor Konversi (missal Swell Factor, % Swell, dll)

Berbeda dengan perhitungan produktivitas excavator, yaitu :

Keterangan:

Qex : Produktivitas Excavator (LCM/jam)

t1 : waktu land bucket (detik)

t2 : waktu loaded swing (detik)

t3 : waktu dump bucket (detik)

t4 : waktu empty swing (detik)

Kb : Kapasitas bucket (m3)

FF : Fill Factor (%)

FK : Faktor Koreksi (Efisiensi Kerja, Availability, dll; %)

Fk : Faktor Konversi (missal Swell Factor, % Swell, dll)

Sedangkan perhitungan produktivitas dumptruck adalah :


Keterangan:

Qdt : Produktivitas Dumptruck (LCM/jam)

t1 : waktu berangkat isi (menit)

t2 : waktu dumping (menit)

t3 : waktu pulang kosong (menit)

t4 : waktu spotting (menit)

t5 : waktu loading (menit)

Kb : Kapasitas bak (m3)

FF : Fill Factor (%)

FK : Faktor Koreksi (Efisiensi Kerja, Availability, dll; %)

Fk : Faktor Konversi (missal Swell Factor, % Swell, dll)

Sebenarnya perhitungan produktivitas secara umum sama, yaitu periode waktu (perjam) dibagi
dengan CT (Cycle Time), lalu dikalikan dengan kapasitas (bucket, bak,atau blade). Pada masing-
masing alat berat yang berbeda-beda adalah dalam perhitungan CT. Kemudian, Faktor koreksi
dan Faktor koreksi bucket/bak/blade merupakan pendekatan empiris untuk mencapai keadaan
senyata mungkin, karena dalam kenyataannya excavator dengan spek kapasitas bucket 2 m3,
hanya mampu menampung material loose sebesar 1,6 m3 misalnya. Catatan lagi, terdapat angka
60 atau 3600 dalam rumus perhitungan produktivitas spesifik masing-masing alat berat
mengindikasikan bahwa waktu edar alat (CT) dalam satuan menit atau detik (yang akan
dikonversi dengan angka 60 atau 3600 menjadi jam).

CYCLE TIME (WAKTU EDAR UNIT)


Cycle Time yaitu waktu yang diperlukan oleh alat berat untuk melakukan satu siklus kerja. Dalam operasi
alat berat produksi di lapangan, umumnya semua berjalan pada sebuah siklus.

Siklus Excavator = gali, ayun muat, buang, ayun kosong, gali, dst.
Siklus Dump truck = muat, travel isi, buang, travel kosong, muat, dst.

Disamping aktivitas-aktivitas tersebut terdapat pula waktu menunggu (delay time) bila terjadi antrian
untuk mengisi atau memuat.

Komponen waktu edar untuk alat dorong, misalnya bulldozer adalah waktu dorong material sampai
jarak tertentu, waktu kembali mundur, manuver, maupun siap dorong kembali.

Waktu Edar (cycle time) terdiri dari dua jenis, yaitu :

1. waktu tetap (fixed time), yang termasuk kedalam waktu tetap adalah waktu pengisian atau
pemuatan termasuk manuver dan menunggu, waktu pengosongan muatan, waktu membelok
dan mengganti gigi dan percepatan,
2. variabel (variable time), adalah waktu mengangkut muatan dan kembali kosong .

Hal-hal yang mempengaruhi nilai cycle time alat angkut :

1. Skill Operator, dikarenakan operator harus memahami prosedur penggunaan dan perawatan
unit.
2. Tikungan jalan yang tajam, karena dapat memperlambat kecepatan alat angkut dan
berpengaruh pada cycle time alat angkut itu sendiri.
3. Jalan yang licin, terutama pasca terjadinya hujan sehingga diperlukan ekstensi waktu untuk
rawatan jalan dan slippery time.
4. Banyaknya persimpangan jalan yg crowded sehingga memaksa unit alat angkut untuk
memperlambat kecepatan bahkan berhenti untuk mengantri berlalu lalang.
5. Kerusakan Jalan, dalam hal ini pun kita harus memperhatikan nilai Daya Dukung Tanah terhadap
Unit-Unit yang berlalu lalang melewatinya, juga memperhatikan material yang berkualitas untuk
dijadikan jalan produksi, serta penambahan Unit Grader untuk memperbaiki kualitas jalan
dengan tepat waktu agar tidak mengganggu kegiatan produksi tambang.
6. Kondisi unit, hal ini sangat krusial, karena itu diperlukan maintenance secara berkala untuk
memantau kondisi unit.
7. Kesehatan Operator, karena itu sangat penting halnya untuk mengutamakan semboyan : "Safety
First", terutama kesehatan dan waktu istirahat yang teratur (Minimal 8 jam untuk operator alat).
8. Dimensi manuver di point loading.
9. Terdapatnya bongkahan material besar yang mengganggu travel unit alat angkut.

(http://tambgeophy-kov.blogspot.co.id/2013/11/cycle-time-waktu-edar-unit.html)
Dalam melakukan operasi penambangan bijih nikel, ada beberapa kendala yang ditemui terutama dalam
upaya untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi produksi. Salah satu kendala adalah tidak efektifnya
kerja alat berat yang disebabkan oleh drawbar pul dan rimpul dari alat angkut tersebut. drawbar pul dan
rimpul ini salah satunya disebabkan oleh adanya kondisi medan jalan yang di lewati alat angkut
sendiri yang terlalu curam yang dapat mempengaruhi tenaga yang di berikan terhadap roda
penggerak untuk menarik beban tersebut. Maka untuk mengatasi masalah ini kita dapat mendesain
medan jalan yang memiliki perbedaan ketinggian yang terlalu tinggi, agar tenaga yang di keluarkan
oleh alat terhadap roda penggerak untuk menarik beban tidak terlalu besar . Agar tenaga yang
dibutuhkan alat berat tidak terlalu besar dan alat berat dapat berjalan sesuai dengan waktu edar
yang sudah di tentukan.

Anda mungkin juga menyukai