Anda di halaman 1dari 2

Kerangka Dasar Akuntansi Keuangan

Bagikan :

Tweet

Laporan keuangan perusahaan umumnya disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berterima
umum untuk industri dimana perusahaan itu dikategorikan. Prinsip prinsip akuntansi berterima umum
tersebut mencakup semua standar serta interpretasi yang dikeluarkan oleh badan penyusun standar.
Misalnya untuk perusahaan perbankan, laporan keuangannya harus disusun sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi untuk industri perbankan, untuk perusahaan tambang maka laporan keungannya
harus disusun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi untuk industri pertambangan. Penerapan prinsip
prinsip ini harus dilakukan agar pemakai laporan keuangan bisa membandingkan kondisi perusahaan
satu sama lainnya dalam industri yang sama sehingga dapat menilai kelebihan dan kekurangan masing
masing perusahaan. Jika demikian maka akan memudahkan pemakai laporan keuangan dalam membuat
keputusan.

Pengertian dan Manfaat Kerangka Dasar

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa prinsip prinsip akuntansi yang berterima umum yang digunakan
sebagai pedoman untuk melakukan praktek pelaporan keuangan disusun berdasarkan kerangka
pemikiran berupa konsep konsep dasar yang berhubungan dengan laporan keuangan tersebut.
Kumpulan dari konsep-konsep dasar yang melandasai penyusunan dan penyajian laporan keuangan ini
diisebut dengan istilah kerangka dasar akuntansi keuangan atau kerangka konseptual akuntansi
keuangan. Menurut Ikatan AkuntanIndonesia (IAI), kerangka dasar ini disebut dengan istilah Kerangka
Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keungan yang didefinsikan sebagai konsep konsep pemikiran
yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para pemakai eksternal. (IAI, 2004,
hal.1)

Kerangka dasar ini diperlukan mengingat manfaatnya yaitu:

Kerangka dasar akan memberikan definisi yang luas mengenai tujuan, istilah serta konsep konsep yang
terdapat dalam praktek penyusunan dan penyajian laporan keuangan saat ini. Penentuan definisi,
istilah, tujuan dan konsep dasar maka kerangka dasar dapat memberikan penjelasan mengenai batas
batas akuntansi dan pelaporan keuangan. Dengan demikian akan memberikan kesamaan pemahaman
antara penyusun maupun pemakai dalam menginterpretasikan laporan keuangan.

Kerangka dasar berguna untuk pengembangan standar baru dan peninjauan atas standar yang pernah
ada. Hal ini disebabkan oleh lingkungan usaha yang selalu berkembang seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan lingkungan usaha secara otomotis akan menimbulkkan
berbagai jenis transaksi baru yang memerlukan pengaturan cara melaporkan dan menyajikannya dalam
laporan keuangan.
Kerangka dasar juga bermanfaat untuk memilih metode yang paling tepat untuk pelaporan aktivitas
perusahaan. Hal ini disebabkan standar untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang ada
menyediakan lebih dari satu pilihan pelaporan untuk transaksi tertentu.

IAI (2007, hal. 1) menyatakan bahwa tujuan kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan
keuangan adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi:

Komite penyusun standar akuntansi keuangan dalam pelakasanaan tugasnya

Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur dalam standar
akuntansi keuangan

Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum

Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan .

Tujuan Laporan Keuangan

Penetapan tujuan laporan keuangan meliputi kegiatan kegiatan seperti mengidentifaksi siapa pemakai
laporan keuangan, mengidentifikasi keputusan apa saja yang dilakukan oleh pemakai laporan keuangan
dan kebutuhan informasinya baik jenis maupun banyaknya. Dengan mengetahui tujuan laporan
keuangan akuntan dapat menentukan

Anda mungkin juga menyukai