Anda di halaman 1dari 2

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PEMBINAAN UPAYA KESEHATAN


TAHUN 2015

Kementerian/Lembaga : Kementerian Kesehatan RI


Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan
Unit Eselon II : Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar
Program : Pembinaan Upaya Kesehatan
Kegiatan : Dukungan Manajemen Provinsi
Output : Komitmen Pengelola dan pelaksana program gigi dan
mulut di Kab/Kota dan Puskesmas.
Komponen :Pertemuan Koordinasi program kesehatan gigi dan
mulut Kab/Kota

1. Latar Belakang
A. Dasar Hukum
a. UU No.32 tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Peraturan Pemerintah No.65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan & Penerapan
Standar Pelayanan Minimal
c. Peraturan Pemerintah No.38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah daerah Kab/Kota
d. Peraturan Presiden RI no.72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
e. Permenkes RI No. 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
f. Rencana Strategis Kemenkes tahun 2015- 2019.

B. Gambaran Umum Singkat

Pemerintah melalui kebijakan bidang kesehatan yang tertuang didalam Undang-Undang


no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, menyatakan bahwa pelayanan kesehatan gigi dan
mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam
bentuk peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi, dan
pemulihan kesehatan gigi yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan
berkesinambungan dan dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan gigi perseorangan,
pelayanan kesehatan gigi masyarakat, Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Kegiatan
tersebut dapat dilaksanakan di dalam gedung dan di luar gedung Puskesmas.
Hasil studi morbiditas SKRT-Surkesnas 2001 menunjukkan dari prevalensi 10 kelompok
penyakit terbanyak yang dikeluhkan masyarakat, penyakit gigi dan mulut menduduki urutan
pertama dengan prevalensi 60% penduduk. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit
masyarakat yang dapat menyerang semua golongan umur, dan yang mempunyai sifat
progresif bila tidak dirawat/ diobati. Penyakit gigi dan mulut yang terbanyak dialami
masyarakat di Indonesia adalah karies gigi dan penyakit/kelainan pada jaringan penyangga
gigi (periodental disease). Kedua penyakit tersebut menimbulkan gangguan fungsi kunyah
yang dapat menyebabkan terganggunya penyerapan dan pencernaan makanan. Juga gigi
gangrain (busuk) merupakan fokal infeksi yang menimbulkan penyakit pada organ tubuh
lainnya.
Pencabutan gigi masih menjadi kasus yang paling sering dilakukan di Puskesmas hal ini
disebabkan antara lain perawatan gigi sejak dini tidak dilakukan dengan baik.
Masih tingginya kasus tersebut menjadikan tantangan tersendiri bagi tenaga kesehatan
gigi di Puskesmas untuk melakukan sebuah inovasi yang bertujuan memutuskan mata rantai
kasus kerusakan gigi dan menurunkan angka kesakitan gigi.

Menurut SKRT Th 2001, Secara Nasional Indeks DMF-T pada usia sekolah (12 th) 1,1
sudah mendekati target DMF-T < 1. Tetapi untuk Provinsi Jawa Tengah sesuai hasil
Riskesdas tahun 2007, DMF-T usia sekolah (12 Th) adalah 5,4 masih jauh di atas target
nasional. Hal ini menunjukkan bahwa Status Kesehatan Gigi dan Mulut masyarakat Jawa
Tengah masih rendah, yang dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah perilaku
menyikat gigi masyarakat yang tidak sesuai anjuran dan motivasi berobat gigi yang masih
rendah.
Oleh karenanya perlu adanya peningkatan pelayanan UKGS di seluruh puskesmas yang
ada di Provinsi Jawa Tengah melalui refreshing UKGS Inovatif. yang berorientasi pada
kegiatan promotif & preventif dengan menggunakan 2 (dua) prinsip tahapan yaitu:
1. Tahapan Promotif yang dalam pelaksanaannya terdiri atas dua yakni promotif yang
bersifat masal dan yang bersifat individual;
2. Tahapan Preventif, berupa surface protection dan tindakan awal mengatasi karies
dengan teknik ART (Atraumatic Restorative Treatment ) yaitu upaya tepat guna yang
tidak memerlukan sarana prasarana , metoda dan tenaga yang kompleks.

TUJUAN
Umum : Meningkatkan pengetahuan , kemampuan dan ketrampilan peserta tentang UKGS
Inovatif.
Khusus :
1. Peningkatan pengetahuan peserta tentang Irenes Donut.
2. Peningkatan kemampuan & ketrampilan peserta dalam teknik ART

PESERTA
37 orang x 2 kelas = 74 orang yang terdiri dari: 30 orang tenaga kesehatan gigi puskesmas
30 orang pemegang program gigi kab/kota
14 orang lintas program dan lintas sektor Provinsi.

TEMPAT PELAKSANAAN :
Di Semarang selama 3 hari ( 2 paket fullboard), termasuk praktek lapangan di salah satu TK/PAUD
dikota Semarang.

NARA SUMBER
1. Narasumber Pusat
2. Narasumber Provinsi ( Pengarah )

BIAYA :
Satker 04 Dana Dekonsentrasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2015

Semarang, September 2015


Penanggung Jawab Kegiatan
Kepala Seksi UKM

Rita Utrajani, SKM, MKes


NIP. 19680103 199203 2 006

Anda mungkin juga menyukai