Anda di halaman 1dari 10

Struktur Anatomi Jantung dan Mekanisme

Peredaran Darah

Rizka Chairani (102013053) / A1

Mahasiswi, Fakultas Kedokteran, Ukrida

Jl. Arjuna Utara no 6, Jakarta Barat

rizka.2013fk053@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak: Dalam tubuh kita ada suatu sistem yang memungkinkan agar setiap jaringan di
tubuh kita mendapatkan dapat memperoleh cukup oksigen dan nutrisi-nutrisi lainnya yang
dibutuhkan oleh jaringan-jaringan tersebut untuk bermetabolisme, sistem tersebut adalah
sistem peredaran darah. Dimana darah berfungsi untuk mengangkut dan mendistribusikan
oksigen serta nutrisi keseluruh tubuh maupun mengangkut sisa hasil metabolisme dari
jaringan diseluruh tubuh.

Kata Kunci : Jantung, anatomi, darah

Abstract: In our bodies there is a system that allows that every tissue in our body to get
enough oxygen and can obtain other nutrients required by the tissues to metabolize, the
system is the circulatory system. Where the blood serves to transport and distribute oxygen
and nutrients throughout the body and transports waste products of metabolism of tissues
throughout the body.

Key words : Heart, anatomy, blood

1
I. Pendahuluan
Latar belakang
Dalam tubuh kita ada suatu sistem yang memungkinkan agar setiap jaringan di
tubuh kita mendapatkan dapat memperoleh cukup oksigen dan nutrisi-nutrisi lainnya
yang dibutuhkan oleh jaringan-jaringan tersebut untuk bermetabolisme, sistem tersebut
adalah sistem peredaran darah. Dimana darah berfungsi untuk mengangkut dan
mendistribusikan oksigen serta nutrisi keseluruh tubuh maupun mengangkut sisa hasil
metabolisme dari jaringan diseluruh tubuh.
Sistem sirkulasi ini dibantu oleh organ jantung serta vaskularisasi dan
persarafannya. Jantung adalah sebuah pompa yang berfungsi untuk memompa darah
yang masuk kedalam jantung,untuk kemudian didistribusikan keseluruh tubuh. Jantung
merupakan salah satu organ yang sangat vital bagi manusia. Oleh karena itu gangguan
pada organ maupun pada vaskularisasinya dapat berakibat fatal, misalnya saja serangan
jantung.

II. Isi
Anatomi jantung
Struktur makro

Gambar 1. Struktur anatomi jantung

Jantung (lihat gambar 1) terletak di dalam mediastinum dan mempunyai berat


sekitar 230-250 gr. Mediastinum adalah ruangan dalam rongga dada yang terletak
diantara pleura mediastinalis sinistra dan dextra. Mediastinum mempunyai batas-batas,

2
yaitu batas ventral berbatasan dengan sternum sedangkan yang dorsal berbatasan
dengan columna vertebralis thoracalis, untuk batas bagian lateral adalah pleura
mediastinalis dextra dan sinistra, dan batas bagian cranial adalah apertura thoracis
superior. Mediastinum sendiri dibagi menjadi dua bagian, yaitu mediastinum superior
dan mediastinum inferior.1
Batas-batas pada jantung meliputi, batas anteriornya adalah sebagian atrium kanan
dan sebagian ventrikel kiri serta seluruh ventrikel kanan. Batas lateral (kanan-kiri)
adalah paru kanan dan kiri. Batas posteriornya adalah apex cordis yang merupakan
bagian jantung yang letaknya inferolateral dari ventrikel sinistrum dan basis cordis.
Letak basis cordis ada yang dibagian superior dari atrium sinistrum dan ada yang
dibagian posterior dari atrium sinistrum, yang bagian superior adalah aorta ascendens
dan trunkus pulmonalis, sedangkan yang bagian posterior adalah vena cava superior,
vena cava inferior, dan vena pulmonalis.2
Jantung dilapisi oleh suatu jaringan ikat tebal yaitu pericardium. Pericardium
adalah kantong berdinding ganda yang dapat membesar dan mengecil, membungkus
jantung dan pembuluh darah besar. Pericardium meliputi pericardium fibrosa dan
pericardium serosum. Lapisan fibrosa terdiri dari kolagen yang membentuk lapisan
jaringan ikat rapat untuk melindungi jantung yang terletak di antara pulmo kanan-kiri
yang dilalui oleh arteri vena pericardiacophrenica dan nervus phrenicus. Lapisan
serosum terdiri atas parietal melapisi bagian dalam pericardium fibrosa dan visceral
(epicardium) yang menutupi dan melekat pada permukaan jantung, diantara kedua
lapisan ini terdapat ruangan yang disebut kapasitas pericardium. Pericardium serosum
bagian superior melekat dan mengelilingi pembuluh darah besar jantung seperti pada
aorta, trunkus pulmonalis, dan arteri pulmonalis. Sedangkan pericardium serosum
bagian posterior mengelilingi dan melekat pada vena besar seperti vena cava inferior,
vena cava superior, dan vena pulmonalis.1,2
Jantung mempunyai empat ruang didalamnya, yaitu atrium dextra, atrium sinistra,
ventrikel dextra, dan ventrikel sinistra. Antara atrium dextra dan sinistra dibatasi oleh
suatu sekat atau septum interatriale dan antara ventrikel dextra dan sinistra dibatasi oleh
septum interventriculare. Septum interventriculare sendiri terbagi dua, yaitu yang tebal
(pars muscularis) dan yang tipis (pars membranacea).
Atrium dextra terletak ventrosuperior dan terdiri bangunan ini terdiri dari bagian
dalam atrium dan luar atrium. Bagian dalam atrium terdapat osthium (muara) dari vena
cava superior dan vena cava inferior, fossa ovalis (tadinya foramen ovale), musculus

3
pectinati, dan crista terminalis, serta merupakan muara dari sinus coronarius.
Sedangkan yang bagian luar terdapat aoricula dextrum (bentuk seperti kuping) dan
sulcus terminalis yang merupakan alur yang terletak antara vena cava superior dan vena
cava inferior (jejas dari musculus pectinati dan hanya ada pada atrium kanan).
Bangunan pada ventrikel dextra yaitu katup tricuspidalis, musculus papilaris, dan corda
tendineae yang merupakan penghubung antara musculus papilaris dengan katup
tricuspidalis. Dinding sebelah dalam dari ventrikel dextra ini adalah trabeculae carneae.
Atrium sinistra letaknya dorsosuperior. Sama seperti pada atrium dextra, atrium
sinistra punya dua bangunan, yaitu dalam atrium dan luar atrium. Bagian dalam atrium
adalah osthium vena pulmonalis dan bagian luarnya adalah aoricula sinistra serta vena
pulmonalis. Pada ventrikel sinistra bangunanya sama seperti pada ventrikel dextra
hanya saja katupnya nanti yang berbeda, yaitu katup bicuspidalis, musculus papilaris,
dan corda tendineae. Dinding sebelah dalam dari ventrikel sinistra ini juga trabeculae
carneae.1
Struktur mikro
Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan yaitu endokardium, miokardium, dan
epikardium. Endokardium itu identik atau mirip dengan tunika intima pada pembuluh
darah, miokardium identik dengan tunika media, dan epikardium identik dengan tunika
adventitia. Untuk epikardium dibedakan lagi menjadi dua, yaitu epikardium visceral
dan epicardium parietal.
Lapisan epikardium merupakan lapisan paling atas dari dinding jantung dan
tersusun atas epitel selapis gepeng. Endokardium pada atrium tebal, sedangkan
endokardium pada ventrikel tipis. Kebalikan dari miokardium, miokardium pada atrium
tipis dan miokardium pada ventrikel tebal.
Rangka pada jantung sebagian besar terdiri atas jaringan ikat padat dan merupakan
bangunan penyokong dan tempat sebagian besar otot jantung dan katup jantung
melekat. Bagian utama dari rangka jantung adalah septum membranaseum, trigonum
fibrosum, dan anulus fibrosus (merupakan pangkal dari katup). Katup jantung sendiri
terdiri atas lempengan jaringan ikat yang berpangkal pada anulus fibrosus.
Pada jantung ada suatu sistem hantar rangsang yang mempunyai kecepatan hantar
rangsang yang lebih besar daripada serat otot jantung biasa, yaitu serat purkinye.
Diameter serat purkinye ini lebih besar dari serat otot jantung biasa, mempunyai banyak
sarkoplasma, jumlah miofibril sedikit, dan terletak ditepi serat atau subendokardium.

4
Selain ada sistem pembuluh darah dengan sirkulasi tertutup, jantung juga
mempunyai suatu sistem drainase terbuka yaitu sistem limf. Aliran dari sistem ini
hanya satu arah dari perifer ke jantung, beda dengan sistem pembuluh darah yang dua
arah (bolak-balik). Sistem limf ini dimulai dari ujung kapiler yang buntu dan berfungsi
untuk mengangkut cairan limf dari ruang ekstraseluler ke pembuluh limf yang lebih
besar dan kemudian bermuara ke duktus torasikus dekster dan duktus limfatikus
dekster. Pada sebagian besar organ tubuh, kapiler darah sebenarnya didampingi oleh
kapiler limf, kecuali pada beberapa tempat seperti SSP, tulang rawan, tulang, sumsum
tulang, timus, gigi, dan plasenta. Fungsi dari sistem pembuluh limf ini adalah untuk
mengembalikan cairan dan protein plasma, limfosit, serta antibodi yang telah terbentuk
didalam limfonodus kembali ke dalam darah.
Vaskularisasi
Arteri yang bertanggung jawab dalam pendarahan jantung adalah arteri coronaria
yang terletak pada sulcus coronarius. Arteri coronaria ada dua, yaitu arteri coronaria
dextra (kanan) dan sinistra (kiri), letak pasti dari kedua arteri ini adalah dibawah
auricula kanan untuk arteri yang kanan dan dibawah aurikula kiri untuk arteri yang kiri.
Masing-masing arteri ini akan bercabang nantinya, untuk arteri coronari kiri akan
bercabang menjadi dua yaitu ramus descendens arteri coronaria sinistra yang berjalan
bersama arteri cordis magna dan ramus circumflexa yang berjalan pada sisi kiri jantung.
Sedangkan untuk percabangan arteri coronaria kanan ada dua juga yaitu pada sebelah
kanannya adalah ramus marginalis arteri coronaria dextra dan ramus descendens
coronaria dextra yang berjalan bersama vena cordis media didalam sulcus
interventricularis posterior.
Ada mekanisme yang dinamakan valva atau katup cordis pada cor. Ada tiga valva
yaitu valva atrioventiculare, valva aortae, valva trunci pulmonalis. Valva
atrioventiculare adalah katup diantara atrium dengan ventrikel, katup ini terbagi dua
yaitu katup bicuspidalis disebelah kiri dan katup tricuspidalis pada sebelah kanan.
Untuk katup bicuspidalis ada dua bagian yaitu anterior dan posterior. Yang katup
tricuspidalis ada tiga, anterior, tengah, dan posterior. Valva aortae merupakan katup
pada aorta, mempunyai tiga katup yaitu sinistra, dextra, dan posterior. Dan valva trunci
pulmonalis adalah katup antara ventrikel kanan dengan arteri pulmonalis, ada tiga katup
yaitu sinistra, dextra, anterior.
Sedangkan untuk vena yang bertanggung jawab dalam pendarahan jantung
dibedakan menjadi dua, yang bermuara pada sinus coronarius (berada dalam sulcus

5
coronarius) dan yang tidak bermuara pada sinus coronarius. Untuk vena yang bermuara
pada sinus coronarius adalah vena cordis parva, vena cordis media, vena cordis magna,
dan vena posterior ventrikel sinistra obliqua arteri sinistri. Sedangkan yang tidak
bermuara pada sinus coronarius adalah venus cardiacae anteriores dan venus cardiacae
minimae.
Peredaran darah
Mekanisme peredaran darah pada saat manusia masih dikandungan atau sebelum
terlahir dengan mekanisme peredaran darah setelah manusia lahir itu berbeda. Berbeda
karena ketika bayi terlahir ada beberapa perubahan struktur yang terjadi terutama pada
plasentanya. Karena ketika bayi terlahir, bayi sudah tidak membutuhkan plasenta yang
menguhubungkannya dengan ibunya, sebab ia sudah dapat mendapatkan asupan gizi
dari luar dan mencernanya secara mandiri.3
Sebelum lahir
Darah dari plasenta menuju ke ductus venosus hati lalu ke vena cava inferior dan
masuk ke atrium kanan. Dari atrium kanan ini sebagian besar darah kemudian masuk ke
ventrikel kanan dan sebagian kecilnya masuk ke atrium kiri melalui foramen ovale.
Darah yang tadi masuk kedalam ventrikel kanan sebagian besarnya ke paru-paru untuk
dibersihkan dan sebagian kecil ke arcus aorta melalui ductus arteriosus bothali.
Sedangkan yang tadi menuju atrium kiri kemudian masuk ke ventrikel kiri. Lalu darah
yang berasal dari paru-paru bercampur masuk ke dalam ventrikel kiri dan dipompakan
keseluruh tubuh melalui aorta ascendens dan arcus aorta.
Setelah lahir
Pada saat pemotongan tali pusat, arteriosus umbilical bagian proximal berubah
menjadi arteri vesicalis superior dan arteriosus umbilical bagian distal berubah menjadi
ligamen umbilicalis mediale. Pada saat bayi menangis, foramen ovale yang berada di
antara atrium kanan dan atrium kiri menutup karena perbedaan tekanan, sehingga darah
dari atrium kanan tidak dapat langsung ke atrium kiri lagi seperti pada peredaran darah
sebelum bayi terlahir. Dan ductus arteriosus bothali berubah menjadi ligamen bothali,
sedangkan ductus venosus hati berubah menjadi ligamen teres hepatis.
Mekanisme peredaran darahnya menjadi sebagai berikut, darah dari atrium kanan
masuk ke ventrikel kanan melalui katup tricuspidalis lalu dipompakan melalui trunkus
pulmonalis menuju ke paru-paru untuk dibersihkan. Lalu darah tersebut melalui vena
pulmonalis masuk ke atrium kiri lalu masuk ke ventrikel kiri melalui katup bicuspidalis
(mitral). Darah yang berada di ventrikel kiri kemudian dipompakan keseluruh tubuh

6
melalui tiga aorta, yang pertama yaitu aorta ascendens (yang bertanggung jawab
terhadap bagian jantung itu sendiri) melalui arteri coronaria kanan dan kiri. Yang kedua
arcus aorta (yang bertanggung jawab terhadap bagian tubuh atas jantung) melalui arteri
anonyma, arteri carotis communis sinistra, dan arteri subclavia sinistra. Dan yang
ketiga adalah aorta descendens (yang bertanggung jawab terhadap bagian tubuh bawah
jantung). Darah yang tadi dipompakan keseluruh tubuh akan masuk kembali ke atrium
kanan melalui vena cava superior (yang bertanggung jawab terhadap bagian tubuh atas
jantung), vena cava inferior (yang bertanggung jawab terhadap bagian tubuh bawah
jantung), dan sinus coronarius (yang bertanggung jawab terhadap bagian jantung itu
sendiri).
Persarafan jantung

Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom yaitu saraf simpatis dan parasimpatis.
Serabut - serabut saraf simpatis mempersarafi daerah atrium dan ventrikel termasuk
pembuluh darah koroner. Saraf parasimpatis terutam memberikan persarafan pada
nodus sinoatrial, atrioventrikular dan serabut - serabut otot atrium, dapat pula menyebar
ke ventrikel kiri.

Saraf parasimpatis yang berasal dari plexus cardiacus merupakan cabang dari
nervus vagus, ada dua saraf yaitu ramus cardiacus superior dan inferior. Sedangkan
yang simpatis ada empat yaitu ganglion cervicalis superior, ganglion cervicalis media,
ganglion cervicalis inferior, dan ganglion symphatis thoracalis I-V. Plexus cardiacus
sendiri dibagi dua yaitu plexus cardiacus superficialis dan plexus cardiaca profunda.

EKG
EKG merupakan tes yang dilakukan untuk memeriksa apakah ada kelainan atau
tidak pada kerja jantung kita yang menandakan kondisi patologis. Prinsip dari
penggunaan EKG adalah jantung sama dengan organ pembangkit listrik tubuh yang
mengandung sejumlah besar air dan elektrolit yang merupakan volume conductor
(media yang menghantarkan listrik ke segala arah). Alat untuk melakukan tes EKG ini
adalah galvanometer yang sangat peka.
Pada tahun 1903, Einthoven menemukan galvanometer dawai (string
galvanometer). Prinsip galvanometer itu adalah dua elektroda perekam ditempatkan
dikulit dan dihubungkan dengan string, lalu string akan bergetar bila ada arus listrik dan
sumber cahaya dan alat optic, kemudian direkam bayangan getaran string dikertas film,

7
yang menghasilkan elektrokardiogram yang merupakan hasil indirect recorder. Direct
recorder sudah menggunakan tinta dan pena, sehingga hasil EKG sudah dapat langsung
dicatat menggunakan jarum yang dipanaskan, sehingga kertasnya seperti dibakar. Jika
ada listrik yang sampe kepermukaan tubuh terjadilah defleks garis dasar sehingga
menghasilkan kurva yang spesifik. Defleks ke atas berarti positif (+) dan defleks ke
bawah berarti negatif (-).
Pada pemeriksaan EKG rutin terdiri dari 12 sadapan, yang dibagi kedalam tiga
kelompok. Sadapan yang pertama adalah sadapan Einthoven (I, II, III)., yang kedua
Augmented Extremity Lead Goldberger atau AEL (aVR, aVL, aVF), dan sadapan dada
atau sadapan precordial Wilson (V1, V2, V3, V4, V5, V6). Untuk sadapan dada
seorang atlit kadang ada sadapan V7, V8, dan V9. Sadapan I, II, III membentuk segitiga
sama sisi dengan jantung ditengah-tengah. Hukum Einthoven adalah Jumlah aljabar
sadapan II = jumlah aljabar sadapan I + III (II = I+ III). AEL untuk aVR adalah
elektroda + untuk di RA (Right Arm), aVL adalah elektroda + di LA (Left Arm), aVF
adalah elektroda positif di LL (Left Leg). RA, LA, LL ketiganya melalui tahanan tinggi
5000 ohm,sehingga ketika disatukan membentuk zero potential yaitu elektroda - .
Untuk sadapan dada harus diletakan ditempat yang tepat, jika tidak maka hasil rekaman
berubah. V1 diletakan di ruang interkostalis IV garis parasternal kanan. V2 diletakan di
ruang interkostalis IV garis parasternal kiri. V3 di letakan dipertengahan garis lurus
yang menghubungkan V2 dan V4. V4 diletakan di ruang interkostalis V garis
midklaviculer kiri. V5 diletakan pada titik potong antara garis axilaris kiri depan
dengan garis horizontal melalui V4. V6 diletakan pada titik potong antara garis axilaris
kiri tengah dengan garis horizontal melalui V4 dan V5.4
Gelombang EKG dinyatakan dengan abjad Einthoven (P, Q, R,S ,T , U). Jantung
normal dengan irama sinus pada rekaman EKG terlihat disetiap denyut atau siklus,
dimulai dengan gelombang P, lalu diikuti dengan kompleks QRS dan gelombang T.
Kadang-kadang dibelakang gelombang T ada gelombang U. Gelombang P merupakan
depolarisasi atrium, normalnya + kecuali pada aVR - . Segmen PR/PQ itu isoelektrik
dengan AV delay sekitar 0,08-0,12 detik. Interval PR/PQ mempunyai waktu hantaran
impuls atriroventrikel (atrio ventricular conduction time) dan merupakan hasil
pengukuran disadapan II, nilai normalnya adalah 0,12-0,2 detik, pemanjangan interval
PR menunjukan adanya blok AV derajat ringan atau derajat I. Kompleks QRS
merupakan depolarisasi ventrikel, dengan gelombang Q merupakan depolarisasi septum
ventrikel (defleksi negatif, amplitudo kecil), gelombang R merupakan depolarisasi

8
dinding lateral ventrikel (defleks positif, amplitudo lebih besar), dan gelombang S
merupakan depolarisasi ventrikel bagian dorsolateral (defleksi negatif). Segmen ST
normalnya isoelektrik artinya dapat naik atau turun sedikit, nilainya bervariasi sekitar
-0,5 2 mm. Dan gelombang T merupakan proses repolarisasi ventrikel, (defleksi
positif, kecuali pada aVR normalnya - . Interval QT menunjukan lamanya proses listrik
sistol ventrikel. Gelombang U merupakan defleksi positif sesudah T dan penyebabnya
belum jelas. Interval RR pada irama sinus menunjukan lamanya waktu satu siklus
jantung (jarak antara dua puncak RR). Pembacaan hasil tes dapat dilihat pada kertas
hasil tes (Lihat gambar 2).

Gambar 2. Hasil tes EKG.4

Hubungan nyeri dada dan nyeri pada lengan


Nyeri dada akibat serangan jantung biasanya disebut dengan angina pektoris. Nyeri
angina ini letaknya adalah retrosternal (ditengah belakang atau sebelah kiri). Pada
beberapa kasus memang terkadang angina ini nyerinya bisa menjalar sampai ke
epigastrium, gigi, dagu kiri, bahu, lengan kiri, ataupun ke belakang scapula kiri. Jadi
terkadang orang yang menderita sakit jantung juga merasakan sakit pada lambung atau
epigastriumnya atau biasanya bagian tubuh sebelah kiri seperti dagu dan lengan.5
Nyeri angina dapat terjadi kapanpun, baik dalam keadaan sedang beraktivitas
bahkan dalam keadaan sedang beristirahat. Nyeri angina pektoris sifatnya adalah diffuse
pain atau nyerinya menyebar, tidak tajam sehingga rasanya akan lebih seperti dada
tertindih atau penuh. Rasa sakit tidak lebih 10 menit dan dengan istirahat rasa sakit
menghilang atau biasanya dapat diberikan Nitroglisserin.5

9
III. Penutup
Kesimpulan
Jantung merupakan organ penting tubuh yang berfungsi sebagai organ pemompa
darah yang berjalan ditubuh kita. Tanpa pompa darah tidak dapat mengalir dan
mengantarkan nutrisi serta oksigen keseluruh tubuh. Sama halnya seperti bagian tubuh
lainnya, jantung dapat mengalami gangguan patologis yang menyebabkan rasa sakit
dan tidak nyaman, bahkan dalam banyak kasus menyebabkan kematian. Oleh karena itu
gangguan patologis ini harus segera dideteksi agar dapat dilakukan tindakan
pengobatan dan pemulihan pada jantung. Gangguan ini dapat dideteksi dengan salah
satunya adalah pemeriksaan EKG. Dengan melihat hasil tes EKG, dapat terlihat jika
ada irama sinus jantung yang berada diluar batas normal, hal ini berarti
mengindikasikan adanya gangguan pada jantung.
Pada kasus dapat disimpulkan bahwa perempuan tersebut terkena serangan
jantung, dilihat dari hasil EKG yang tidak seperti pada orang normal. Juga dari gejala-
gejala yang dirasakannya yaitu berupa nyeri dada yang menjalar ke lengan atau biasa
disebut nyeri angina pektoris (nyeri angina akibat serangan jantung).

Daftar pustaka
1. Santoso G. Anatomi sistem pernapasan. Edisi I. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2007.
2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2004.
3. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC; 2008.
4. Thaler MS. The only EKG book youll ever need, 5th ed. Lippincott Williams &
Wilkins;2007.
5. Libby, Peter,et al. Other manifestations of coronary artery disease. braunwalds heart
disease:a textbook of cardiovascular medicine, 8th ed. USA;2008,p.1396.

10

Anda mungkin juga menyukai