PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2015 Data WHO dengan kenaikan dan tingkat persentase dari tahun
ginjal.
(Depkes 2004).
1
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penulisan
1. Rumah Sakit
masukan dalam
2. Institusi Pendidikan
2
3. Klien dan keluarga
penanggulangannya.
3
BAB II
A. Pengertian
B. Etiologi
penyebab :
4
4. Gangguan jaringan penyambung : lupus eritematosus sistemik,
timbal.
Pada tahap ini, ada beberapa hal yang terjadi dalam tubuh
penderita, di antaranya:
d) Pasien asimtomatik
yang paling ringan, karena faal ginjal masih dalam kondisi baik.
5
Bahkan, hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan bahwa faal
diberi beban kerja yang berat, seperti tes pemekatan kemih dalam
penderita, di antaranya:
dapat dicegah.
berfungsi telah rusak. Selain itu, kadar BUN dan kreatinin serum
6
3. Gagal ginjal (faal ginjal kurang dari 10%)
antaranya:
penderita, di antaranya:
f) oliguria, dan
7
tubuh. Biasanya, penderita menjadi oliguri (pengeluaran kemih
didalam darahnya.
Pada stadium ini, ginjal tidak dapat menyerap air dari air
jantung.
8
enak dimulut, dan penderita mengalami penurunan berat badan
D. Patofisiologi
Fransisca, 2008).
2008).
9
bikarbonat (HCO3). Penurunan ekskresi fosfat dan asam organik
10
E. Manifestasi Klinik
Gangguan
urokrom.
berkurang).
11
Klien merasa semutan dan seperti terbakar, terutama
ditelapak kaki.
c) Ensefalopati metabolik
d) Miopati
4. Sistem kardiovaskular
cairan
5. Sistem endokrin
sekresi insun.
12
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
2. Pemeriksaan EKG
3. Ultrasonografi (USG)
obstruksi oleh karena batu atau masa tumor, juga untuk menilai
apakah proses sudah lanjut (ginjal yang lisut). USG ini sering
13
dipakai oleh karena non-infasif, tak memerlukan persiapan
apapun.
fungsi ginjal, menilai bentuk dan besar ginjal dan apakah ada
Pada GGK lanjut tak bermanfaat lagi oleh karena ginjal tak
kalsifikasi metastatik.
14
G. Penanganan dan Pengobatan
1. Transplantasi ginjal
fungsi ginjal yang sudah rusak. Orang yang menjadi donor harus
15
2. Dialisis (Cuci darah)
16
c) Obat-obatan
3) Eritropoietin
4) Zat besi
17
diberikan dalam bentuk tablet (ditelan) atau injeksi
(disuntik).
kalsium.
18
BAB III
KIDNEY DISEASE)DI RUANG IRNA II RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA MATARAM
TAHUN 2017
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : Tn. H
Umur : 49 tahun
Agama : Islam
Alamat : Ampenan
Suku/bangsa : sasak/Indonesia
ginjal kronik )
Nama : Nurhidayati
Umur : 46 tahun
Agama : islam
Suku/bangsa : sasak/Indonesia
19
Alamat : Ampenan
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
kesadaran.
Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 X/menit
N : 80
S : 380C
RR : 20 x/menit
20
e. Genograam
Keterangan :
: Laki-laki : pasien
: garis pernikahan
: garis keturunan
21
22
3. Pengkajian Bio, Psiko, SOsial,Spiritual
a. Pola bernapas
frekuensi makan 3 X/hari dengan porsi yang cukup dan minum 6-8
c. Pola eliminasi
4-5 X/hari.
d. Pola mobilisasi
mandiri dan tidak dibantu oleh orang lain. Selama sakit klien
23
e. Pola istirahat tidur
f. Pola berpakaian
hangat bila bil cuaca dingin dan selalu menjaga suhu tubuh
kadang naik kadang turun, pada sat pengkajian suhu tubuh klien
380C.
j. Pola berkomunikasi
24
Selama sakit klien mengatakan tidak ada gangguan dalam
k. Pola bekerja
l. Pola bermain
infuse.
m. Pola beribadah
4. Pemeriksaan fisik
20 X/menit
4. TB : 165 cm, BB : 65 kg
Kepala : inspeksi
25
bentu wajah oval, rambut warna hitam terlihat
bersih.
Palpasi
nyeri tekan.
Mata : inspeksi
Palpasi
Hidung : ispeksi
Palpasi
Mulut : inspeksi
Palpasi
Telinga : inspeksi
26
Palpasi
ada kelainan
Leher : inspeksi
Palpasi
tiroid.
Dada : inspeksi
Palpasi
nyeri tekan.
paru sonor
Ekstremitas: atas
inspeksi
Bawah
lengkap
27
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak
ada odem.
5. Pemeriksaan penunjang
1. Cek lab
pemeriksaan normal
Glukosa : 14 g Mg % <160
sewaktu
direk
2. Cek elektrolit
Elektrolit
6. Terapi obat-obatan
28
2. Cek elektrolit
7. Analisa data
dengan buruk
konsistensi cair
Do : klien Deficit volume
tampak lemas cairan
turgor kulit
lebih dari 2
detik, mulut
kering
Do : klien
tubuh : 380C,
29
bibir kering
Perubahan set
point
Suhu sistemik
meningkat
hipertermi
Do : berkurang nutrisi
klien hanya
menghabiskan
setangah porsi
dari makan
biasanya, klien
tampak lemas.
B. DIAGNOSA
30
2. Hipertermi berhubungan dengan suhu sistemik meningkat
C. PERENCANAAN
Rencana Tindakan
Keperawatan
intake akurat
Mempertahankan hidrasi
31
tidak ada rasa haus memotivasi klien
berlebihan makan
tingkat kesadaran
output
Berikan
antipiretik
Berikan pengobatan
untuk penyebab
mengatasi demam
Selimuti pasien
32
Kolaborasikan
pemberian IV
kompres pasien
paha
mengidentifikasi untuk
kelurga klien
Tidak terjadi
saat member makan
penurunan berat
klien
badan
Anjurkan keluarga
33
untuk memberikan
subtansi gula
Ajarkan pasien
untuk membuat
catatan makanan
harian
Monitor jumlah
nutrisi dan
kandungan kalori
Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
34
D. PELAKSANAAN
Pelaksanaan I
/jam Keperawatan
mengkolaborasikan tanda-tanda
terpenuhi
35
Selasa/1 Hipertermi Memonitor suhu untuk mengetahui
kesadaran mengetahui
Berikan klien
antipiretik untuk
memberikan menyeimbangkan
36
mengatasi mengganti cairan
menyelimuti pasien
pasien
mengkolaborasikan
pemberian IV
menganjurkan
keluarga untuk
mengompres pasien
paha
37
menganjurkan yang hilang
menganjurkan nutrisi
keluarga untuk
memberikan
subtansi gula
mengajarkan pasien
untuk membuat
catatan makanan
harian
Memonitor jumlah
nutrisi dan
kandungan kalori
memberikan
informasi tentang
kebutuhan nutrisi
38
Pelaksanan II
/jam Keperawatan
mengkolaborasikan tanda-tanda
terpenuhi
39
Rabu/18- Hipertermi Memonitor suhu untuk mengetahui
kesadaran mengetahui
Berikan klien
antipiretik untuk
memberikan menyeimbangkan
menyelimuti pasien
pasien
mengkolaborasikan
40
pemberian IV
menganjurkan
keluarga untuk
mengompres pasien
paha
41
menganjurkan nutrisi
keluarga untuk
memberikan
subtansi gula
mengajarkan pasien
untuk membuat
catatan makanan
harian
Memonitor jumlah
nutrisi dan
kandungan kalori
memberikan
informasi tentang
kebutuhan nutrisi
42
43
DAFTAR PUSTAKA
EGC
:EGC
M. Arif dkk. 2001. Kapita Selekta, Gagal ginjal kronik Hal 531,
44