Lapsus Heg
Lapsus Heg
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi
Mual dan muntah pada kehamilan adalah gejala awal kehamilan umumnnya.
Hampir 80% wanita hamil mengalami keluhan mual dan muntah atau emesis
gravidarum. Emesis gravidarum adalah mual dan muntah yang dikeluhkan terus
melewati 20 minggu pertama kehamilan, tidak mengganggu aktivitas sehari-hari,
tidak menimbulkan komplikasi patologis. Hiperemesis gravidarum adalah muntah
dan mual dalam kehamilan dimana telah terjadi ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit dan defisiensi nutrisi. Batasan untuk hiperemesis gravidarum yaitu telah
terjadi episode muntah lebih dari 3 episode muntah setiap hari dengan ketonuria
dan kehilangan berat badan lebih dari 3 kilogram atau 5% dari berat badan.
Keluhan muntah kadang-kadang begitu hebat dimana segala apa yang dimakan
dan diminum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan
mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan terdapat
aseton dalam urin.1,3,6,7
2.2 Epidemiologi
Di United States, hiperemesis gravidarum terjadi pada 0,5 2% kehamilan.
Dari penelitian ditemukan angka kejadian 0,8% untuk hiperemesis gravidarum
dan rata-rata 1,3% yang dirawat dirumah sakit dengan rata-rata perawatan 2-4
hari.6
Sebelum ditemukan rehidrasi intravena, hiperemesis adalah penyebab mayor
kematian ibu. Saat ini kematian karena kasus ini sangat jarang tetapi angka
morbidity termasuk Wernicke encephalopathy karena defisiensi vitamin B1,
Mallory-Weiss tears, ruptur esophagus,pneumothorax, dan acute tubular necrosis.
Hiperemesis adalah penyebab kedua rawat inap dalam kehamilan setelah
kehamilan preterm.6
Faktor resiko hiperemesis gravidarum termasuk kehamilan ganda atau
gemelli, primigravida, obesitas, gangguan metabolik, riwayat hiperemesis
2
gravidarum pada kehamilan sebelumnya, kelainan trofoblastic, kelainan psikologi
(anorexia nervosa atau bulimia).1,8,9
2.3 Etiopatogenesis
Etiologi hiperemesis gravidarum masih belum diketahui dengan jelas
meskipun beberapa faktor biologi, psikologi, dan sosiokultural yang dapat
berkontribusi sebagai penyebab. Teori lain juga mengatakan bahwa muntah dan
mual dalam kehamilan mungkin merupakan sebuah evolusi adaptasi untuk
mencegah intake makanan yang berpotensial memiliki racun. Seperti substansi
berbahaya berupa mikroorganisme dalam daging atau toxin dalam sayur-sayuran.
Dengan menghindari terkonsumsinya komponen toksik tersebut, maka dianggap
embrio terlindung dari keguguran. Namun, hipotesis mengenai faktor endokrin
adalah penyebab primer yang paling sering dikutip. 1,3,6,10,11
3
dibandingkan yang terlihat pada subyek kontrol (Jordan et al., 1999). Penelitian
terkini menunjukkan hubungan antara HG dan kadar HCG yang tinggi, namun
peran HCG dalam patogenesis HG masih belum jelas. Perawatan harus dilakukan
dalam menyimpulkan bahwa hubungan kausal karena kondisi lain terkait dengan
tingkat HCG yang tinggi, seperti koriokarsinoma, tidak menyebabkan mual dan
muntah, dan banyak hamil wanita dengan kadar HCG yang tinggi tidak menderita
HG. Selain itu, proporsi besar pasien dengan HG di mana gejala berlanjut setelah
trimester pertama ketika kadar HCG yang telah turun, dan juga pengamatan
bahwa pemberian HCG sebagai fase luteal mendukung atau untuk memicu
pematangan oosit tidak menimbulkan gejala atau naik HG atau mual muntah,
mengurangi terhadap hipotesis HCG sebagai satu-satunya faktor dalam etiologi
HG. 1,3,6,10,11
Gambar 1.
Hubungan peningkatan gejala mual dan muntah dengan level
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) 4
Progesteron
Karena aktivitas hormonal korpus luteum meningkat pada trimester awal
ketika hiperemesis umumnya muncul, peneliti mencari hubungan antara
hiperemesis dan level progesteron. Progesteron diduga menyebabkan mual dan
muntah dengan cara menghambat motilitas lambung dan irama kontraksi otot-otot
polos lambung. 1,3
Estrogen
Esrogen memiliki efek pada beberapa mekanisme yaitu dapat memodulasi
beberapa faktor penyebab hiperemesis. Estrogen memiliki beberapa mekanisme
4
yang bisa memodulasi faktor yang menyebabkan HG. Tingkat estrogen yang
tinggi menyebabkan waktu transit usus dan pengosongan lambung lebih lambat,
dan mengakibatkan peningkatan akumulasi cairan yang disebabkan oleh hormon
steroid tinggi. Pergeseran pH dalam GIT dapat menyebabkan manifestasi
subklinis dari Infeksi Helicobacter pylori, yang dapat berhubungan dengan gejala
sistem pencernaan.1,3,6,10,11
Tiroid
Karena kesamaan struktural dengan TSH, meningkatnya kadar HCG dapat
menyebabkan stimulasi berlebihan hormon kelenjar tiroid (Kimura et al., 1993).
Ia mengemukakan bahwa insiden tinggi hipertiroidisme transien pada pasien HG
disebabkan oleh peningkatan sirkulasi kadar HCG, reseptor hormon tiroid
hipersensitif terhadap HCG atau produksi jenis HCG yang lebih potensial untuk
merangsang kelenjar tiroid. Selama kadar HCG puncak pada kehamilan normal,
kadar TSH serum turun dan merupakan bayangan dari gambaran puncak HCG,
kadar triiodothyronine dan T4 bebas meningkat secara signifikan pada saat ini.
Temuan ini mengindisikan bahwa HCG memainkan peran penting dalam
menyebabkan hipertiroidisme dan didukung dengan ditemukannya hiperstimulasi
tiroid dalam kasus kehamilan mola dan gemmeli, yakni kondisi yang
berhubungan dengan kadar HCG tinggi.10
Dalam studi lanjutan, pasien HG dengan hipertiroidisme yang lebih
cenderung memiliki kadar elektrolit yang abnormal, peningkatan kadar enzim hati
dan muntah yang lebih parah .10
Bukti mendukung hubungan antara kadar HCG dan kehamilan tirotoksikosis
transien, tetapi peran yang tepat dalam HG, bagaimanapun,masih belum jelas.
Apakah tingkat HCG dapat berpartisipasi dalam memicu terjadinya muntah atau
menjadi konsekuensi paralel dari hipersekresi HCG masih belum diketahui.
Penyebab lain hipertiroidisme seperti penyakit Graves 'tidak menimbulkan gejala
HG. Selain itu, hipertiroidisme lebih sering terjadi tetapi tidak eksklusif hanya
pada pasien HG, dan banyak pasien HG tidak menderita hipertiroidisme.10
5
Penyebab Psikologi
Secara historis, muntah pada wanita hamil dianggap mewakili berbagai
konflik psikologi. Mual dan muntah diyakini hasil penolakan terhadap keamilan
atau ketidaksiapan untuk menjadi seorang ibu akibat kepribadian yang tidak
dewasa, kecemasan dan tekanan yang dialami selama kehamilan. 12
Hipotesis lain mengemukakan bahwa hiperemesi gravidarum digambarkan
dengan gejala histeria atau depresi. Hiperemesis gravidarum dapat menajdi hasil
dari stres psikogenik, kemiskinan dan konflik perkawinan.12
Peneliti telah menemukan dukungan untuk patogenesis ini karena penyebab
biologis yang belum jelas dan memberikan penjelasan yang memuaskan, dimana
ditemukan adanya penurunan angka kejadian muntah setelah pasien masuk di
rumah sakit jauh dari pengaruh keluarga dan tanggung jawab. Peneliti lain
menolak teori ini dan menytakan bahwa gejala psikologi adalah hasil dari stres
dan hanya beban fisik dari hiperemesis bukan penyebab.12
2.4 Klasifikasi
Secara klinis, hiperemesis gravidarum dibedakan atas 3 tingkatan, yaitu:3,12
Tingkat I
Muntah yang terus-menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan minuman,
berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar makanan, lendir
dan sedikit cairan empedu, dan yang terakhir keluar darah. Nadi meningkat
sampai 100 kali per menit dan tekanan darah sistolik menurun. Mata cekung dan
lidah kering, turgor kulit berkurang dan urin sedikit tetapi masih normal.
Tingkat II
Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus hebat,
subfebril, nadi cepat dan lebih dari 100-140 kali per menit, tekanan darah sistoik
kurang dari 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus, aseton,
bilirubin dalam urin, dan berat badan cepat menurun.
6
Tingkat III
Walaupun kondisi tingkat III sangat jarang, yang mulai terjadi adalah gangguan
kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti tetapi dapat terjadi
ikterus, sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin, dan proteinuria.
2.6 Diagnosis
Pada anamnesis ditemukan amenore yang disertai dengan keluhan muntah
pada usis kehamilan kurang dari 20 minggu dan pekerjaan sehari-hari terganggu.
Pada pemeriksaan ditemukan tanda-tanda dehidrasi seperti fungsi vital didapatkan
nadi meningkat 100 kali per menit, tekanan menurun pada keadaan berat, subfebril
hingga gangguan kesadaran (apatis-koma). Dapat juga ditemukan kulit pucat,
ikterus, sianosis, dan berat badan menurun.8,12
Pada pemeriksaan laboratorium termasuk hematokrit, elektrolit,
transsaminase, bilirubin, fungsi tiroid, dan status urin (ada tidaknya badan keton
7
dan pH). Pemeriksaan laboratorium dapat dijumpai hiponatremia, hipokalemia,
dan peningkatan hematokrit. Hipertiroid yang abnormal juga dapat dijumpai.8,12,13
Ultrasonography dapat dilakukan untuk menyingkirkan kehamilan ganda,
kelainan trophoblast dan neoplasia. Untuk mendiagnosa adanya kelainan
psikologis dibutuhkan konsultasi psikologi.12
2.7 Komplikasi
Hiperemesis graviarum dapat menyebabkan komplikasi yang ringan dan
buruk. Berat badan menurun, dehidrasi, asidosis metabolik, alkalosis,
hypokalemia, kelemahan otot, EKG yang abnormal, tetani, dan gangguan
psikologi dapat dimasukkan dalam komplikasi yang ringan. Komplikasi yang
mengancam hidup yaitu ruptur esofagus karena muntah yang berat, wernickes
encephalopathy, central pontine myelinolysis, retinal haemorrhage, kerusakan
ginjal, spontan pneumomediastinum, intrauterin growth retardation, dan
kematian janin.5
Hiperemesis gravidarum yang berat dapat menyebabkan persediaan
karbohidrat habis dan tidak memadai untuk mempertahankan tingkat glukosa
darah. ketika hal ini terjadi maka tubuh akan berespon dengan cara
glukoneogenesis yaitu dengan membentuk glukosa selain dari karbohidrat yaitu
dari lemak dan protein. Produk sampingan dari glukoneogenesis ini adalah benda
keton yang bila berlebih dapat ditemukan pada darah dan urin.12
2.8 Penatalaksanaan
2.8.1 Tata Laksana Awal
Pasien hiperemesis gravidarum dengan dehidrasi berat atau ketonuria harus
dirawat inap di rumah sakit dan dilakukan rehidrasi dengan cairan natrium klorida
atau ringer laktat, penghentian pemberian makanan per oral selama 24-48 jam,
serta pemberian antiemetik jika dibutuhkan. Volume dan penggantian elektrolit
(setidaknya 3 L per hari), perbaikan elektrolit potensial, vitamin dan nutrisi
parenteral berupa karbohidrat dan asam amino solution disarankan. Cairan
dekstrosa dapat menghentikan pemecahan lemak. Untuk pasien dengan defisiensi
vitamin, tiamin 100 mg diberikan sebelum pemberian cairan dekstrosa.
8
Penatalaksanaan dilanjutkan sampai pasien dapat mentoleransi cairan per oral dan
didapatkan perbaikan hasil laboratorium.2,3,4,5,7,11,13, 14
9
Drug Administration) telah mengeluarkan peringatan black-box sehubungan
dengan penggunaan obat ini. Resiko komplikasi meningkat seiring durasi
pengobatan dan total dosis kumulatif; penggunaan diatas 12 minggu harus
dihindari. . 2,4,5,7,14
5-hydroxytryptamine receptor antagonist, seperti ondansetron,
penggunanaanya meningkat pada hiperemesis gravidarum tetapi informasi sangat
terbatas tentang kegunaannya untuk wanita hamil. Sebuah percobaan acak
membandingkan ondansetron dan promethazine dalam kehamilan menunjukkan
kesamaan efektifitas, tetapi ondansetron memiliki lebih sedikit efek sedatif.
Dalam sebuah kasus melibatkan 169 bayi yang terekspose ondansetron pada
trimester awal, 3,6% memiliki kelainan mayor. 2,4
Droperidol dahulu efektif digunakan untuk mual dan muntah dalam
kehamilan, tetapi sekarang tidak digunakan karena beresiko menyebabkan
interval QT memanjang pada EKG dan aritmia. Telah dilaporkan kematian pada
pasien yang mendapat dosis kurang dari dosis standar obat ini. 1,4
Methylprednisolone adalah salah satu pilihan dalam kasus refrakter. Dalam
percobaan acak yang melibatkan 40 wanita, methylprednisolone lebih baik dari
promethazine untuk menangani mual dan muntah dalam kehamilan. 1,5,7,11
Dalam metaanalisis pada 4 penelitian, penggunaan glucocorticoid sebelum 10
minggu pada kehamilan berhubungan dengan resiko cleft lip dengan atau tanpa
cleft palatum. 1,4
10
kehamilan.Dosisnya adalah 250 mg kapsul akar jahe bubuk per oral, empat kali
sehari.2,3,4,14
Terapi akupunktur untuk meredakan gejala mual dan muntah masih menjadi
kontroversi. Penggunaan acupressure pada titik akupuntur Neiguan P6 di
pergelangan lengan menunjukkan hasil yang tidak konsisten dan penelitiannya
masih terbatas karena kurangnya uji yang tersamar. Dalam sebuah studi yang
besar didapatkan tidak terdapat efek yang menguntungkan dari penggunaan
acupressure, namun The Systematic Cochrane Review mendukung penggunaan
stimulasi akupunktur P6 pada pasien tanpa profilaksis antiemetik. Stimulasi ini
dapat mengurangi risiko mual. Terapi stimulasi saraf tingkat rendah pada aspek
volar pergelangan tangan juga dapat menurunkan mual dan muntah serta
merangsang kenaikan berat badan. 2,3,4,14
Gambar 3
Algoritme terapi farmakologi untuk mual dan muntah dalam
kehamilan3
11
Tabel 1
Terapi farmakologi mual muntah dalam kehamilan4
2.9 Prognosis
Pada sebagian besar kasus, mual dan muntah dalam kehamilan akan
sembuh dengan sendirinya setelah usia kehamilan 20 minggu. Dengan penangan
yang baik prognosisnya sangat memuaskan namun dapat menjadi fatal bila terjadi
deplesi elektrolit dan ketoasidosis yang tidak dikoreksi dengan tepat dan cepat.1,12
12
BAB III
STATUS PASIEN
Umur : 35 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Suku : Aceh
3.2 ANAMNESA
Keluhan utama : Hamil muda dengan mual muntah berlebihan
13
RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU
Hipertensi : (-)
Asma : (-)
Asma : (-)
Riwayat Haid :
Menarche : 13 tahun
Haid : teratur
Siklus : 28 hari
Nyeri haid :-
Lama Haid : 6-7 hari
Riwayat Nikah :
Merupakan pernikahan yang pertama dan sudah sudah berjalan 10 tahun.
14
3.3 ANAMNESIS OBSTETRI
Hari Pertama Haid Terakhir : 23 April 2017
Riwayat Persalinan :
Riwayat Obstetri :
G4P3A0 0 T/H uk 9-11 minggu
1. Perempuan, aterm, hidup, berat badan lahir 2800 gram, lahir spontan di
tolong oleh bidan, lahir tahun 2006.
2. Laki-laki, aterm, berat badan lahir 2900 gram, lahir spontan ditolong
bidan, lahir tahun 2011.
3. Laki-laki, aterm, berat badan lahir 3000 gram, lahir SC di RSUD
Langsa, lahir tahun 2013.
4. Hamil ini.
15
B. STATUS GENERALISATA
- Kepala : Normocephali
- Mata : Konjungtiva palpebra anemis (-/-), sclera ikterik (- /-),
mata cekung (+/+)
- Leher : Trakea midline (+), pembesaran KGB (-)
- Telinga : Normotia
- Hidung : secret (-), deviasi septum (-)
- Thoraks :
o Inspeksi : Simetris (+/+), jaringan parut (-)
o Palpasi : SF : ka=ki
o Perkusi : Sonor
o Auskultasi : Vesikuler (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)
- Abdomen
Inspeksi : Simetris (+), distensi (-), bekas luka operasi (-), venektasi (-),
linea alba (-), linea gravidarum (-)
Palpasi : Soepel (+), nyeri tekan (-), turgor kembali lambat (-)
Perkusi : Tympani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
- Ekstremitas Atas : Oedem (-/-)
- Ekstremitas Bawah : Oedem (-/-)
C. STATUS GINEKOLOGI
a. Pemeriksaan luar : abdomen terlihat simetris, TFU 1 jari atas simfisis, soepel,
nyeri tekan (-), defans muscular (-), peeriksaan leopold
belum bisa dinilai.
b. Inspekulo : Tidak dilakukan
c. Vaginal toucher : Tidak dilakukan
Hematokrit : 40,3 %
16
Eritrosit : 4,50 mm3
Gol. Darah :O
Protein : (-)
Bilirubin : (-)
Reduksi : (-)
3.6 DIAGNOSA
G4P3A0 Hamil 9-11 minggu + Hiperemesis Gravidarum
3.7 PENATALAKSANAAN
- Inf. RL s/s Dex 5% + inj. Neurobion 500 mg
2 : 1 20 gtt /i
- Inj. Ranitidin/ 8 jam
- Inj. Ondansetron/ 8 jam
- Sohobion 2 x 1
- Observasi Diet
17
3.8 FOLLOW UP
(13 juli 2017)
S : Mual (+), muntah (+) 2x, lemas (+), sakit kepala (+)
O : TD : 110/70 mmHg
Nadi : 76 x/menit
Nafas : 18 x/menit
Suhu : 36,40C
2 : 1 20 gtt/i
Sohobion 2 x 1
Observasi Diet
O : TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Nafas : 20 x/menit
Suhu : 36,40C
18
P : Inf. RL s/s Dex 5% + inj. Neurobion 500 mg
2 : 1 20 gtt/i
Sohobion 2 x 1
Observasi Diet
O : TD : 110/70 mmHg
Nadi : 76 x/menit
Nafas : 20x/menit
Suhu : 37,00C
P : Ranitidin 3x1
Sohobion 2x1
Pasien PBJ
19
BAB IV
PEMBAHASAN
20
BAB V
KESIMPULAN
1. Sekitar 50-90% perempuan hamil mengalami keluhan mual dan muntah. Keluhan ini
biasanya disertai dengan hipersalivasi, sakit kepala, perut kembung, dan rasa lemah pada
badan. Keluhan-keluhan ini secara umum dikenal sebagai morning sickness. Istilah ini
sebenarnya kurang tepat karena 80% perempuan hamil mengalami mual dan muntah
sepanjang hari.
2. Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur
kehamilan 20 minggu.
3. Sebab pasti belum diketahui. Frekuensi kejadian adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-
faktor predisposisi yang dikemukakan : Sering terjadi pada primigravida, molahidatidosa,
diabetes, dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG, faktor organik, faktor
psikologik, Faktor endokrin.
4. Keluhan muntah kadang-kadang begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan
diminum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu
pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urin
5. Hiperemesis gravidarum dibagi atas 3 tingkatan dimana terdapat perbedaan gejala dan
tanda dari setiap tingkatan.
6. Hiperemesis graviarum dapat menyebabkan komplikasi yang ringan dan buruk. Berat
badan menurun, dehidrasi, asidosis metabolik, alkalosis, hypokalemia, kelemahan otot,
EKG yang abnormal, tetani, dan gangguan psikologi dapat dimasukkan dalam komplikasi
yang ringan.
7. Pasien hiperemesis gravidarum harus dirawat inap di rumah sakit dan dilakukan rehidrasi
dengan cairan natrium klorida atau ringer laktat, penghentian pemberian makanan per oral
selama 24-48 jam, serta pemberian antiemetik jika dibutuhkan
8. Keberhasilan pengobatan bisa dilihat dari berkurangnya keluhan serta berapa lama pasien
dirawat di rumah sakit
9. Sangat penting sekali memberikan edukasi mengenai penyakit ini terhadap pasien untuk
menghindari berulangnya kembali penyakit tersebut.
21
DAFTAR PUSTAKA
22
DAFTAR ISI
23