Anda di halaman 1dari 15

Truma Radiasi

Pembimbing:
dr. Hj. Arlina Yunita marsida, Sp.M

Oleh:
Raodah
Pendahuluan

Trauma dapat mengakibatkan kerusakan pada bola


mata dan kelopak, saraf mata dan rongga orbita.
Kerusakan mata akan dapat mengakibatkan atau
memberikan penyulit sehingga mengganggu fungsi
penglihatan.

Trauma radiasi yang paling banyak ditemukan adalah


sinar inframerah, sinar ultraviolet, dan sinar X dan sinar
terionisasi. Trauma pada mata memerlukan perawatan
yang tepat untuk mencengah terjadinya penyulit yang
lebih berat yang mengakibatkan kebutaan.
TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1. Anatomi Bola Mata


Trauma Radiasi

Sinar X dan sinar


Sinar inframerah Sinar ultraviolet
terionisasi.
Sinar Infra Merah

Dapat terjadi pada saat menatap gerhana matahari dan pada


saat bekerja dipemanggangan

Bila seseorang berada pada jarak 1 kaki selama satu


menit didepan kaca yang mencair dan pupilnya melebar
atau midriasis maka suhu lensa akan naik sebanyak 9
derajat celcius. Demikian pula iris yang mengabsorpsi sinar
infra merah akan panas sehingga berakibat tidak baik
terhadap kapsul lensa didekatnya. Absorpsi sinar infra
merah oleh lensa akan mengakibatkan katarak dan
eksfoliasi kapsul lensa.
Penatalaksanaan
Bergantung pada
beratnya lesi akan Steroid sistemik dan
terdapat skotoma lokal.
sementara ataupun
permanen. Tidak ada
pengobatan terhadap
akibat buruk yang
sudah terjadi kecuali
mencengah terkenanya
mata oleh sinar infra
merah ini.
Trauma Sinar Ultra Violet

Sinar ultara violet merupakan sinar


gelombang pendek yang tidak terlihat
mempunyai panjang gelombang antara 350-
290 nM. Sinar ultara violet banyak terdapat
pada saat bekerja las, dan menatap sinar
matahari atau pantulan sinar matahari diatas
salju. Sinar ultara violet akan segera
merusak epitel kornea.
Gejala Klinis
Pasien yang telah tekena sinar ultra violet
akan memberikan keluhan 4-10 jam setelah
trauma.
Pasien akan merasa mata sangat sakit.
Mata seperti kelilipan atau kemasukan pasir.
Fotofobia.
Blefarospasme.
Konjungtiva kemotik.
P Sikloplegia.
E
N
A Antibiotika lokal.
T
A
L
A Analgetik.
K
S
A
Mata ditutup untuk selama 2-3 hari.
N
A
A
N Biasanya sembuh dalam 48 jam.
Sinar Ionisasi dan Sinar X

Sinar Ionisasi dibedakan dalam bentuk :


Sinar alfa yang dapat diabaikan.
Sinarbeta yang dapat menenbus 1
cm jaringan.
Sinar gama.
Sinar X.
Sinar X merusak retina dengan gambaran
seperti kerusakan yang diakibatkan diabetes
melitus berupa dilatasi kapiler, perdarahan,
mikroaneuris mata dan eksudat. Luka bakar
akibat sinar X dapat merusak kornea yang
mengakibatkan kerusakan permanen yang
sukar diobati. Biasanya akan terlihat sebagai
keratitis dengan iridosiklitis.
Penatalaksanaan

Bila terjadi simblefaron pada


Antibiotika tropikal
konjungtiva dilakukan tindakan
dengan steroid 3 x1.
pembedahan.

Siklopenik 1x1
Pencengahan Trauma Mata

1. Trauma tumpul akibat kecelakaan tidak dapat


dicengah, kecuali trauma tumpul perkelahian.
2. Diperlukan perlindungan pekerja untuk
menghidarkan terjadinya trauma tajam.
3. Setiap pekerja yang sering berhubungan dengan
bahan kimia sebaiknya mengerti bahan apa
yang ada ditempat kerjanya.
4. Pada pekerja las sebaiknya menghindarkan diri
terhadap sinar dan percikan bahan las dengan
memakai kaca mata.
5. Awasi anak yang sedang bermain yang mungkin
berbahaya untuk matanya.
KESIMPULAN

Sinar infra merah dapat terjadi pada saat menatap


gerhana matahari dan pada saat bekerja
dipemanggangan. Bila seseorang berada pada jarak 1
kaki selama satu menit didepan kaca yang mencair dan
pupilnya melebar atau midriasis maka suhu lensa akan
naik sebanyak 9 derajat celcius.
Sinar ultara violet merupakan sinar gelombang
pendek yang tidak terlihat mempunyai panjang
gelombang antara 350-290 nM. Sinar ultara violet
banyak terdapat pada saat bekerja las, dan menatap
sinar matahari atau pantulan sinar matahari diatas
salju. Sinar ultara violet akan segera merusak epitel
kornea. Sinar Ionisasi dan sinar x dapat
mengakibatkan katarak dan rusaknya retina.
DAFTAR PUSTAKA

Vaughan & Asburys, 2010, Oftalmologi Umum, Ed 17, Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Wulandari. 2015 . Diakses tanggal 08 oktober 2016.


http
://respiratory.usu.ac.id/bitstream/123456789/6381/1/10E00180.pdf .
Ilyas, S; Yulianti, S.R; 2011, Ilmu Penyakit Mata Ed Jakarta:
Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia.
Aldy, F. 2009. Diakses tanggal 09 oktober 2016.
http
://respiratory.usu.ac.id/bitstream/123456789/6381/1/10E00180.pdf .

Anda mungkin juga menyukai