Anda di halaman 1dari 6

Keracunan insektisida

Insektisida adalah racun serangga yang banyak dipakai dalam pertanian, perkebunan dan dalam rumah
tangga. Keracunan insektisida biasanya terjsi karena kecelakaan dan percobaan bunuh diri. Jarang sekali
karena pembunuhan.

Penggolongan

Insektisida dapat digolongkan dalam :


Hidrokarbon terkhlorinasi (Chlorinated Hydrocarbon)
Inhibitor kolinestrase, yang terbagi ke dalam:
- Organofosfat
- Karbamat

Insektisida golongan hodrokarbon terkhlorinasi

Hidrokarbon terkhlorinasi adalah zat kimia sintetik yang stabil beberapa minggu sampai beberapa
bulan setelah penggunaannya. Umumnya larut dalam lemak tetapi tidak larut dalam air,

Termasuk golongan ini adalah DDT, Aldrin,dieldrin, endrin, chlordane, lindane, methoxyclor,
toxaphane, dan BHC (Benzene hexa chloride) yang hampir sama dengan DDT.

Farmakokinetik

DDT (Dikloro difenil trikloro etana = klorofenotan) lamat diabsorpsi melalui saluran cerna.
Insektisida dalam bentuk bubuk tidak diabsorpsi melalui kulit, tetapi bila dilarutkan dalam solven organk
mungkin bias diabsorpsi melalui kulit. Absorpsi dapat pula melalui pernafasan bila seseorang terpapar
dengan aerosol. Setelah diabsorpsi, DDT dalam jumlah besar ditimbun dalam lemak. DDT mengalami
degradasi dengan lambat dalam jaringan menjadi DDA (asam dikloro difenil asetat), dan mungkin pula
produk degradasi lain. Setelah pemberian, DDT sedikit sekali atau tidak ada DDT dalam bentuk tidak
berubah dijumpai dalam urin. Tetapi ekskresi klorin organic melalui saluran kemih meningkat, dan
mencapai puncaknya dalam 24 jam, kemudian perlahan-lahan turun sampai 10 hari. Sbagian besar klorin
ini terdapat dalam bentuk DDA. Hanya 20% dari DDT yang ditelan dijumpai sebagai DDA dalam urine.

Farmakodinamik

DDT merupakan stimulator SSP yang kuat dengan efek eksitasi langsung pada neuron, yang
mengakibatkan kejang-kejang dengan mekanisme yang belum jelas. Derajat kejang sebanding dengan
kadar DDT dalam otak. Kejang bersifat epileptiform dengan interval kejang yang makin lama semakin
singkat. DDT juga mengakibatkan sensivitas miokardium meningkat. Kematian terjadi akibat depresi
pernafasan atau akibat fibrilasi ventrikel.
Takaran toksik DDT pada manusia adalah 1 gram dan takaran fatalnya 30 gram. fatal pada
binatang untuk Aldrin 2-5 gra,, dieldrin 2-5 gram, endrin 10 mg/ Kg BB, chlordane 6 gram, lindane 15-30
gram, methoxychlor 350-500 gram, toxaphene 2-7 gram.

Tanda dan gejala keracunan

Manifestasi utama keracunan adalah muntah-muntah, tremor dan kejang-kejang. Gejala pada
keracunan ringan adalah merasa lelah, berat dan sakit pada tungkai, sakit kepala, paresthesia pada lidah,
bibir dan muka, gelisah dan lesu mental. Gejala pada keracunan berat adalah pusing, gangguan
keseimbangan, bingung, rasa tebal pada jari-jari, termor, mual, muntah, fasikulasi, midriasis, kejang tonik
dan klonik, kemudian koma.

Pemeriksaan Kedokteran Forensik

Diagnosis keracunan ditegakkan berdasarkan anamnesa adanya kontak dengan insektisida,


misalnya ekerja sebagai penyemprot hama, adanya gejala keracunan dan pemeriksaan laboratorium
terhadap darah dan urin,

Pada keracunan kronik, dilakukan biopsy lemak tubuh yang diambil pada perut setinggi garis
pinggang minimal 50 gram dan dimasukkan kedalam botol bermulut lear dengan penutup dari gelas dan
ditimbang dengan ketelitian sampai 0,1 mg. pada keadaan normal, insektisida golongan ini dalam lemak
tubuh terdapat kurang dari 15 ppm.

Pengobatan

Prinsip pengobatan pada keracunan akut :

Tindakan darurat medik:

Bilas lambung dengan air hangat2-4 liter.

Emetika, sirup ipekak 15 ml, kemudian diberi minum air, susu, atau sari buah. Bila dalam 15 menit tidak
timbul muntahh segera ulang kembali dengan takaran yang sama.

Kulit yang terkontaminasi dicuci dengan air dan sabun. Pakaian yang terkena racun harus dilepaskan.

Berikan pernafasan buatan dengan oksigen bila terdapat gangguan pernafasan.

Tindakan umum :
Antikonvulsan, luminal 100 mg, subkutan tiap jam sampai kejang teratasi atau pemberian luminal telah
mencapai 500 mg, bila kejang hebat, beri sodium pentobarbital 100-500 mg i.v, kemudian disusul dengan
pemberian 100 mg luminal subkutan secukupnya.

Stimulant tidak boleh diberikan, terutama ephinephrin, karena akan menimbulkan fibrilasi ventrikel,
mengingat bahwa pasa keracunan insektisida golongan ini menyebabkan miokardium menjadi sensitive
(seperti halnya pada pemerian kloroform)

Prinsip pengobatan pada keracunan kronik :

- Pindahkan korban dari lingkungan pekerjaan agar tidak kontak lagi dengan racun
- Diet tinggi karbohidrat, vitamin, dan kalsium untuk mencegh nekrosis hati.
- Untuk mencegah infeksi dapat diberikan antibiotika

Keracunan ringan akan sembuh dengan sempurna, sedangkan pada keracunan berat dengan
kejang-kejang hebat dan lama, penyembuhannya sukar diramalkan. Penyembuhanmungkin memerlukan
waktu 2 sampai 4 minggu.

Insektisida Golongan Inhibitor Kolinestrase

Insektisida yang termasuk dalam golongan ini terbagi antara lain dalam golongan fosfat organic
dan karbamat. Keduanya mempunyai cara kerja yang sama, yaitu dengan mengikat enzim
asetilkolinestrase.

Farmakokinetik

Inhibitor kolinestrase diabsorpsi secara cepat dan efektif melalui oral, inhalasi, mukosa dan kulit.
Stelah diabsorpsi sebagian besar diekskresikan dalam urin, hampir seluruhnya dalam bentuk metabolit.
Metabolit dan senyawa aslinya di dalam darah dan jaringan tubuh terikat pada protein. Enzim-enzim
hidrolitik dan oksidatif terlibat dalam metabolisme senyawa organofosfat. Selang waktu antara absorpsi
dengan ekskresi bervariasi.

Farkamakodinamik

Setelah masuk dalam tubuh akan mengikat enzim asetilkolinestrase (AChE), sehingga AChE
menjadi inaktif dan terjadi akumulasi sasetilkolin. Asetilkolin bekerja pada ganglion simpatik dan
parasimpatik, reseptor parasimpatik, neuromuscular junction, neuro transmitter sel-sel saraf dan medulla
kelenjar suprarenal. Keadaan ini menimbulkan efek yang luas.
Potensiasi aktivitas parasimpatik postganglionic, mengakibatkan kontraksi pupil, stimjlasi otot
saluran cerna, stimulasi saliva dan kelenjar keringat, kontraksi otot bronkial, kontraksi kandung kemih,
nodus sinus jantung dan nodus atrio-ventrikular dihambat. Depolarisasi yang menetap pada otot-otot
rangka, sehingga mula-mula teradi fasikulasi yang disusul dengan blok neuromuscular dan paralisis.
Mula-mula stimulasi disusul dengan depresi pada sel SSP sehingga menghambat pusat pernafasan dan
pusat kejang. Stimulasi dan blok yang bervariasi pada ganglion, sehingga tekanan darah dapat naik atau
turun serta dilatasi atau miosis pupil.

Kematian disebabkan kegagalan pernafasan dan blok jantung. Takaran ftal untuk golongan
organofosfat, malathion 1-5g, parathion 10mg/ Kg BB, Systox 100 mg, dan tetraasetilpirifosfat 0,4
mg/KGBB. Takaran fatal utntuk golongan karbamat, aldicarb 0,9-1 mg/KgBB dan propoxur 95
mg/KgBB.

Tanda dan Gejala Keracunan

Manifestasi utam keracunan adalah gangguan penglihatan, kesukaran bernafas dan hiperaktif
gastrointestinal. pada keracunan akut gejala timbul dalam 30-60 menit dan mencapai punccaknya 2-8 jam.
Pada keracunan ringan tampak anoreksia, sakit kepala, pusing, lemah, gelisah, tremor lidah dan kelopak
mata, miosis dan pemglihatan kabur. Gejala keracunan sedang adalah mual, salivasi, lakrimasi, kejang
perut, muntah, banyak berkeringat, nadi lambat dan fasikulasi otot-otot, gejala keracunan berat adalah
diare, pupil pin point dan tidak bereaksi, pernafasan sukar, edema paru, sianosis, kendali sfingter hilang,
kejang, koma dan blok jantung.

Gejala keracunan kronik organofosfat timbul akibat penghamatan kolinestrase dan akn menetap
selama 2-6 minggu, menyebabkan keracunan akut yang ringan. Tetapi bila terpapar lagi dalam jumlah
kecil dapat timbul gejala yang berat. Untuk golongan karbamat, ikatan denga AChE bersifat sementara
dan akan terlepas kembali dalam beberapa jam (reversible), sehingga tidak akan timbul keracunan kronik.

Pemeriksaan Kedokteran Forensik

Keracunan insektisida golongan ini dapat diduga bila gejala-gejala ceoat timbul, bila gejala baru
timbul lebih dari 6 jam, pasti buan keracunan insektisida golongan ini. Gejala bersifat progresif, makin
lama makin lambat. Gejala-gejala tidak dapat dimasukkan ke dalam suatu sindroma penyakit apapun,
dapay menyerupai penyakit gastroenteritis, ensefalitis, pneumonia danlain lain dan pengobatan biasa tidak
menolong. Dari anamnesis terdapat riwayat kontak denga racun golongan ini.

Diagnosis keracunan ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala keracunan yang kompleks dan
pemeriksaan laboratorium (TLC, spektrofotometri dan kromatografi gas). Pada korban yang meninggal
tidak ditemukan tanda-tanda khas. Pada kasus keracunan akut hanya ditemukan tanda-tanda asfiksia,
edema paru dan perbendungan organ-organ tubuh. Mungkin tercium bau zat pelarut misalnya bau minyak
tanah. Minyak tanah sendiri dapat menimbulkan kercaunan berupa depresi SSP dan bila teraspirasi dapat
menimbulkan pneumonitis.

Pada percobaan binatang dengan keracunan kronik dapat ditemukan nekrosis sentral dan
degenerasi bengkak keruh pada hati,vasikuolisasi, girolisis dan retikulasi basofilik yang jelas pada otak
dan medulla spinalis, perlemakan pada miokardium, degenerasi sel tubuli ginjal.

Laboratorium

Untuk pemeriksaan toksikologi perlu diambil darah, jaringan hati, limpa, paru dan lemak badan.
Penentuan kada AChE dalam darah dan plasma dapat dilakukan dengan cara tintometer (Edson) dan cara
paper-strip (Acholest).

Cara Edson ; berdasarkan perubahan Ph darah.

AChE

Ach kolin + asam asetat

Ambil darah korban dan tambahkan indicator brom-timol-biru, diamkan beberapa saat maka akan
terjadi perubahan warna. Bandikngkan warna yang timbul dengan warna standar pada comparator disc
(cakram pembanding), maka dapat ditentukan kada AChE dalam darah.

% aktifitas AChE darah Interpretasi


75%-100% dari normal Tidak ada keracunan
50%-75% dari normal Keracunan ringan
25%-50% dari normal Keracunan
0%-25% dari normal Keracunan berat

Cara Acholest :

Ambil serum darah koran dan teteskan pada kertas acholest bersamaan dengan control serum
darah normal. Pada kertas acholest sudah terdapat Ach dan indicator. Waktu perubahan warna pada kertas
tersebut dicatat. Perubahan warna harus sama dengan perubahan warna pembanding ( serum normal)
yaitu warna kuning telur,

Interpretasi : kurang dari 18 menit, tidak ada keracunan, 20-35 menit, keracunan ringan, 35-150 menit,
keracunan berat.
Pemeriksaan toksikologi dapat dilakukan dengan cara:

Kristalografi

Bahan yang dicurigai berupa sisa makanan/ minuman, mutahan, isi lambung dimasukkan
kedalam gelas beker, dipanaskan dalam aceton dan disaring dengan kertas saring. Filtrate yang didapat,
diteteskan dalam gelas arloji dan dipanaskan sampai kering, kemudian dilihat dibawag mikroskop. Bila
terbentuk Kristal-kristal seperti sapu, ini adalah golongan hidrokarbon terklorasi.

Kromatografi lapisan tipis (TLC)

Kaca berukuran 20 cm x 20 cm, dilapisi dengan absorben gel silikat atau dengan aluminium
oksida, lalu dipanaskan dalam oven 110 C selama 1 jam. Filtrate yang akan diperiksa diteteskan dengan
mikropipet pada kaca, disertai dengan tetesan lain yang telah diketahui golongan dan jenis serta
konsentrasinya sebagai pembanding. Ujung kaca TLC dicelupkan kedalam pelarut, biasanya n-HExan,
celupan tidak boleh mengenai tetesan tersebut diatas. Dengan daya kapilarisasi maka pelarut akan di Tarik
keatas sambal melarutkan filtra-filtrat tadi. Hasilnya adalah warna hitam (gelap) berarti golongan
hidrokarbon terklorinasu, arna hijau dengan dasar dadu berarti golongan organofosfat.

Pengobatan

Pada keracuanan akut

Tindakan darurat

- Berikan sulfas atropine dalam dosis tinggi


- Pernafasan buatan dan oksigen. Pernafasan buatan mulut kemulut tidak boleh dilakukan
- Kulit yang terkontaminasi dicuci dengan air atau sabun, dan dilakukan senelum timbul gejala
- Bilas lambung atau emetika.
- Laksativa, Mg-sulfat 25 gr dalam 1 gelas air.
- Pemberian antidotum. Sulfas atroin 2 mg dan diulang dalam 3-6 menit sampai timbuk tanda
atropinisasi ( wajah merah, mulut kering, dilatasi pupil dan nadi cepat). Pertahankan
atropinisasi dengan mengulang pemberian atropi 2 mg.

Tindakan umum

- Sekresi jalan nafas dikeluarkan dengan postural drainage atau dengan penyedot kateter.
- Hindari pemakaian morfin, aminofilin, barbiturate, fenotiazin dan obat yang menimbulkan
depresi pernafasan lain
- Kejang diatasi dengan obat anti kejang.

Anda mungkin juga menyukai

  • Flora Normal PDF
    Flora Normal PDF
    Dokumen23 halaman
    Flora Normal PDF
    Viachi Akemi Adm
    Belum ada peringkat
  • Referat Rhinosinusitis Rsud Langsa
    Referat Rhinosinusitis Rsud Langsa
    Dokumen30 halaman
    Referat Rhinosinusitis Rsud Langsa
    Viachi Akemi Adm
    Belum ada peringkat
  • Heg
    Heg
    Dokumen23 halaman
    Heg
    Viachi Akemi Adm
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Heg
    Lapsus Heg
    Dokumen23 halaman
    Lapsus Heg
    Viachi Akemi Adm
    Belum ada peringkat
  • Farmakologi Keracunan
    Farmakologi Keracunan
    Dokumen59 halaman
    Farmakologi Keracunan
    Viachi Akemi Adm
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengatar Anestesi
    Kata Pengatar Anestesi
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengatar Anestesi
    Viachi Akemi Adm
    Belum ada peringkat
  • Lapkas Anestesi
    Lapkas Anestesi
    Dokumen28 halaman
    Lapkas Anestesi
    Viachi Akemi Adm
    Belum ada peringkat
  • Hiv
    Hiv
    Dokumen25 halaman
    Hiv
    Viachi Akemi Adm
    Belum ada peringkat
  • Ver Rsud Langsa
    Ver Rsud Langsa
    Dokumen6 halaman
    Ver Rsud Langsa
    Viachi Akemi Adm
    Belum ada peringkat
  • Tinea Capitis
    Tinea Capitis
    Dokumen18 halaman
    Tinea Capitis
    Viachi Akemi Adm
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    Viachi Akemi Adm
    Belum ada peringkat
  • Hipertensi Dalam Kehamilan
    Hipertensi Dalam Kehamilan
    Dokumen24 halaman
    Hipertensi Dalam Kehamilan
    Viachi Akemi Adm
    Belum ada peringkat
  • Penyakit Kulit
    Penyakit Kulit
    Dokumen35 halaman
    Penyakit Kulit
    andre
    Belum ada peringkat
  • Ca Cervix
    Ca Cervix
    Dokumen35 halaman
    Ca Cervix
    Viachi Akemi Adm
    Belum ada peringkat
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Dokumen31 halaman
    Presentation 1
    Viachi Akemi Adm
    Belum ada peringkat
  • Lapkas Anestesi
    Lapkas Anestesi
    Dokumen28 halaman
    Lapkas Anestesi
    Viachi Akemi Adm
    Belum ada peringkat
  • Buletin Kanker PDF
    Buletin Kanker PDF
    Dokumen44 halaman
    Buletin Kanker PDF
    Zahra Shnta
    Belum ada peringkat
  • Menstruasi
    Menstruasi
    Dokumen21 halaman
    Menstruasi
    Viachi Akemi Adm
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Viachi Akemi Adm
    Belum ada peringkat
  • Lapkas Interna Teori Ni Dah
    Lapkas Interna Teori Ni Dah
    Dokumen32 halaman
    Lapkas Interna Teori Ni Dah
    Viachi Akemi Adm
    Belum ada peringkat
  • Lapkas Interna SIROSIS
    Lapkas Interna SIROSIS
    Dokumen32 halaman
    Lapkas Interna SIROSIS
    Viachi Akemi Adm
    Belum ada peringkat
  • Buletin Kanker PDF
    Buletin Kanker PDF
    Dokumen44 halaman
    Buletin Kanker PDF
    Zahra Shnta
    Belum ada peringkat
  • Tinea Capitis
    Tinea Capitis
    Dokumen18 halaman
    Tinea Capitis
    Viachi Akemi Adm
    Belum ada peringkat
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Dokumen9 halaman
    Presentation 1
    Viachi Akemi Adm
    Belum ada peringkat
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Dokumen35 halaman
    Presentation 1
    Viachi Akemi Adm
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    Viachi Akemi Adm
    Belum ada peringkat
  • Lapkas Interna Teori Ni Dah
    Lapkas Interna Teori Ni Dah
    Dokumen32 halaman
    Lapkas Interna Teori Ni Dah
    Viachi Akemi Adm
    Belum ada peringkat
  • Anamnes Is
    Anamnes Is
    Dokumen5 halaman
    Anamnes Is
    Viachi Akemi Adm
    Belum ada peringkat