Anda di halaman 1dari 5

Pembangkit Listrik Tenaga Air

(PLTA)

Disusun Oleh:
AHMAD RENDI MAULANA
(161910101035)

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2017
ASPEK-ASPEK DALAM DESAIN PLTA
A. DESAIN PLTA
PLTA adalah pembangkit listrik yang mengandalkan energi potensial dan
kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik. Aliran air dimanfaatkan dan diubah
menjadi energi listrik melalui putaran turbin dan generator.
Rekayasa di bidang PLTA telah berkembang dengan pesat. Ditemukannya
turbin-turbin yang mempunyai efisiensi tinggi, penggunaan pembangkit listrik tenaga
pompa, dan tunnel dalam PLTA banyak mempengaruhi konsep dalam mendesain
PLTA. Konsep-konsep PLTA yang sudah ada dewasa ini juga akan dipertimbangkan
dalam desain PLTA berikutnya. Berikut ini merukan hal yang harus di lakukan untuk
mendesain PLTA sebagai berikut.
Secara umum ada 5 tahapan sebelum pembangunan PLTA dapat terwujud.
Tahapan tersebut adalah :
Studi Pendahuluan (Preliminary Study)
Studi Kelayakan
Studi Dampak Lingkungan
Desain Rinci
Pembangunan, yang dibagi menjadi 3 tahapan lagi yaitu : persiapan konstruksi,
pekerjaanutama, dan memonitor data hidrologi. Persiapan konstruksi meliputi
pembuatan akses jalanatau memperbaiki jalan yang sudah ada dan
mempersiapkan sumber tenaga untuk keperluankonstruksi.
Mulai dari studi pendahuluan sampai pembangunan diperlukan waktu yang berkisar
antara 7 sampai 15 tahun, tergantung dari besar atau kecilnya proyek.Untuk dapat
membuat desain suatu PLTA diperlukan survei dan studi tentang berbagai aspek.
Berikut ini merupakanSurvei dan studi yang diperlukan tersebut adalah:
Survei topografi
Studi geologi dan fondasi
Studi meteorologi dan hidrologi
Penyelidikan material bangunan
Studi sarana komunikasi
Studi dampak lingkungan, dan
Studi tata letak
B. SKEMA PLTA
Keterangan gambar :
1. Sungai/Kolam Tandon, untuk tempat penampungan air
2. Intake, pintu masuk air sungai/tandon
3. Katup pengaman, berfungsi sebagai katup pengatur intake
4. Headrace tunnel, pipa antara tandon dan sebelum masuk penstock
5. Penstock (pipa pesat), untuk mengalirkan dan mengarahkan air ke turbin serta
untuk mendapatkan tekanan hidrostatis yang besar.
6. Surge tank, berfungsi sebagai pengaman tekanan air yang tiba-tiba naik saat
katup pengatur ditutup
7. Main stop valce, berfungsi sebagai katup pengatur turbine
8. Turbine, mengubah energi potensial air menjadi energi gerak
9. Generator, menghasilkan energi listrik dari energi gerak
10. Main transformer, untuk transfer energi listrik antar dua sirkuit dengan induksi
elektromagnetik.
11. Transmission line, penyalur energi listrik ke konsumen

C. MEKANISME KERJA PLTA

1. Pertama-tama, ada air yang masuk dari sungai/ waduk/ bisa juga disebut dengan
tandonke turbin melalui suatu alat yang dinamakan penstock. Kemudian ada
suatu katup pengaman yang berguna untuk memberikan atau mengatur aliran air
dari tempat semula dan masuk ke headrace di tunnel yang berfungsi juga untuk
menghentikan aliran dari air tersebut.
2. Kedua, energi yang dihasilkan dari air potensial tersebut mampu menggerakkan
turbin dan menghasilkan suatu energi gerak yang dikonversikan juga menjadi
energi listrik oleh bantuan generator. Cara kerja pembangkit listrik tenaga air
sederhana yang selanjutnya yaitu energi listrik dari generator tersebut kemudian
diatur lalu ditransfer dengan alat yang dinamakan main transformer supaya
sesuai dengan kapasitas dari transmission line yang meliputi tegangan, daya dan
lainya untuk didistribusikan ke rumah-rumah warga.

D. PERHITUNGAN YANG TERKANDUNG DALAM PLTA

1. Menghitung DAYA dalam PLTA

Dimana :
P = daya (Watt)
= densitas (masa jenis) air (~1000 kg/m3),
h = tinggi air (intake terhadap generator),
r = flow rate (m3/s)
g = gravitasi ( 9.8 m/s2)
k = koefisien efisiensi dari 0 sampai 1. Energi lebih besar dapat diperoleh
dengan menambah turbin atau menggunakan turbin yang lebih besar.
2. Menghitung Debit dalam PLTA
Q = V / t = (A.L) / (L/v) = A.v
Dimana :
V = volume fluida yang mengalir (m3)
t = waktu (detik)
A = luas penampang (m2)
v = kecepatan aliran (m/detik)
Q = debit aliran fluida (m3/detik)

3. Kecepatan Spesifik

,
NS = N
,
Dimana :
Ns = Kecepatan spesifik (m.Kw)
N = Kecepatan putar (rpm)
P = Output turbin (Kw)
H = Tinggi (m)

.
N=

Dimana :
f = Frekuensi (Hz)
P = Jumlah Kutub

4. Diameter Spesifik
Diameter Spesifik (Ds) adalah diameter turbin yang menghasilkan daya
sebesar satu satuan daya pada tinggi terjun (Hnetto) satu satuan panjang.

/
=

E. CONTOH KASUS PROYEK DALAM PLTA

PLTA di Sungai Asahan


Sungai Asahan mempunyai debit antara 60 m3/detik pada musim kemarau
hingga lebih dari 180m3/detik pada musim penghujan. Aliran air Sungai Asahan
berasal dari Danu Toba. Danau Tobamemiliki kandungan air sekitar 2.800 juta ton
dengan curah hujan lebih kurang 2.000 mm/tahun.
Di DAS Asahan terdapat 3 waduk dan 2 PLTA. Waduk ada 2 macam yaitu
waduk pengaturdi Suar dan dua waduk untuk PLTA yaitu di Siguragura yang
berupa bendungan gravitasi betondan di Tangga yang berbentuk bendungan busur
beton. Daerah genangan berada di antara tebingdan tidak berpenduduk dan
luasnya cukup kecil.
PLTA Siguragura merupakan PLTA bawah tanah sehingga secara visual
kelihatan bahwatidak banyak mengganggu lingkungan sekitar yang masih berupa
hutan lebat. Ruangan bawahtanah terletak pada kedalaman 220 m di bawah
permukaan tanah. Ruangan ini mempunyai luassekitar 3.000 m2 dan mempunyai
volume sekitar 100.000 m3. Sedangkan PLTA Tangga terletak di atas tanah.
Bangunan utama hanya terdiri atas pembangkit dan trafo utama sedangkan
ruangkendali berada di Siguragura. Luas areal pembangkit sekitar 2.800 m 2 dan
untuk ruang trafoseluas 22.000 m2.
Daya terpasang PLTA Siguragura sebesar 286 MW sedangkan untuk
PLTA Tangga sebesar317 MW. Untuk mengatur kestabilan aliran air bagi kedua
PLTA ini digunakan waduk pengaturdi Siruar. PLTA Siguragura terletak 8.8 km
di hilir waduk pengatur. PLTA Tangga terletak 4.9km di hilir PLTA Suguragura.

Gambar PLTA di sungai asahan

Anda mungkin juga menyukai