Anda di halaman 1dari 10

KRONOLOGI PERISTIWA G 30 S/ PKI

disusun Oleh :

MELISA

MADRASAH TSANAWIYAN SUNAN KALIJOGO


Desa Rejosari Kecamatan Kalidawir
TULUNGAGUNG
2017
Kronologi Peristiwa G30S PKI
Agustus 1960: Partai Masyumi dan Partai Sosialis Indonesia Dibubarkan
Bulan Agustus tahun 1960, Masyumi dan Partai Sosialis Indonesia (PSI) yang merupakan
partai pesaing PKI dibubarkan pemerintah. PKI pun semaki giat melakukan mobilisasi masa
untuk meningkatkan pengaruh dan banyak anggota. Partai-partali lainnya seperti NU dan PNI
pun dilumpuhkan.
Tahun 1963: PKI Mendesak Untuk Kekuasaan
Persaingan pun semakin sengit. PKI berusaha mendesak untuk mendapatkan kekuasaan yang
semakin besar. Oleh karena itu, PKI melakukan strategi ofensive dipilih untuk mencapai
tujuannya. Di tingkat pusat Partai Komunis Indonesia mulai berusaha secara sungguh-
sungguh untuk duduk di dalam kabinet. Pada tahun sebelumnya partai ini umumnya hanya
melancarkan kritik terhadap pemerintah khususnya para menteri yang mempunyai pandangan
politik yang beda dengan PKI.
Sedangkan di daerah persoalan yang muncul lebih pelik karena bersinggungan dengan konfil
yang lebih radikal. Aksi ini merupakan aksi pengambil alihan tanah milik pihak-pihak mapan
di desa dengan paksa dan menolak janji bagi hasil yang lama.
Tahun 1964: Perlawanan Aksi Sepihak
Selama tahun 1964 perlawanan terhadap aksi sepihak semakin lama semakin kuat. Hubungan
antara PKI dan AD (Angkatan Darat) semakin memanas. Sindiran dan kritik dilontarkan
kepada petinggi AD.
Tahun 1965: Menyerang Pejabat Anti PKI
Pada bulan awal-awal tahun 1945, PKI menyerang para pejabat yang anti dengan PKI dengan
menuduh Kapitalis Birokrat Korup!". Unsur pembentukan angkatan ke 5 selain Angkatan
Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, Polisi yang dikemukakan oleh PKI diakui memang
semakin memperkeruh suasana terutama dalam hubungan antara PKI dan AD. Tentara telah
membayangkan bagaimana 21 Juta tani dan buruh bersenjata bebas dari pengawasan mereka.
Gagasan ini berarti pengukuhan aksi politik yang matang. Bermuara pada dominasi PKI yang
hendak mendirikan pemerintahan komunis yang pro dengan RRC ( Republik Rakyat Cina) di
Indonesia. Usulan ini pada akhirnya memang gagal direalisasikan.

Isu Dewan Jenderal AD


PKI kemudian meniupkan isu tentang
adanya Dewan Jenderal di kubu Angkatan
Darat yang sedang mempersiapkan sebuah
kudeta. PKI memberikan dokumen Diel
Tris yang ditandatangani Duta Inggris di
Indonesia. Isi dari dokumen itu ditafsirkan
sebgai isyarat adanya operasi pihak Inggris.
Meskipun kebenaran dari dokumen itu
diragukan. Jenderal Ahmad Yani lalu
menyanggah keberadaan Dewan Jenderal
ini ketika Presiden Soekarno bertanya
kepadanya.
Namun, pertentangna antara PKI dan AD
masuk pada puncaknya. Pelda Soejono yang berusaha untuk menghentikan penyerobotan
tanah perkebunan tewas dibunuh oleh sekelompok orang dari BPI dalam peristiwa Bandar
Betsy di Sumatera Utara. Jenderal Ahmad Yani menuntut agar mereka yang terlibat dalam
peristiwa Bandar Betsy diadili. Sementara itu di Mangpingan PKI berusaha mengambila alih
secara paksa tanah wakaf Pondok Modern Gontor seluas 160 Hektar. Sebuah tindakan yang
membuat semakin marah dari kalangan Islam.
Apalagi ketika 4 bulan sebelumnya telah terjadi peristiwa Kani Goro Kediri, dimana BTI
telah membuat kacau peserta mental training pelajar Islam Indonesia dan memasuki tempat
ibadah ketika subuh tanpa melepas alas kaki yang penuh dengan lumpur kemudian
melecehkan Al Quran.

Peristiwa G30S PKI


Suasana pertentangna antara PKI dan
AD beserta golongan lain non PKI
semakin memanas. Menjelang tanggal
30 September 1965. Apalagi pada bulan
Juli sebelumnya, Soekarno tiba-tiba
jatuh sakit. Tim dokter Cina yang di
datangkan DN Aidit untuk memeriksa
Soekarno menyimpulkan bahwa
Presiden RI tersebut kemungkinan akan
meninggal atau lumpuh.
Maka dalam rapat polik biro PKI pada
tanggal 28 September 1965. Pimpinan
PKI pun memutuskan untuk bergerak.
Dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung
perwira yang dekat dengan PKI.
Pasukan pemberontak melaksanakan
Gerakan 30 September atau Peristiwa
G30S PKI dengan menculik dan juga
membunh para Jenderal dan perwira di pagi buta pada tanggal 1 Oktober 1965. Jenazah para
korban kemudian dimasukan ke dalam sumur tua yang berada di daerah lubang buaya
Jakarta.
Sedangkan Jenderal Abdul Haris Nasution berhasil lolos dari upaya penculikan. Akan tetapi
putrinya yaitu Ade Irma Suryani menjadi korban. Di Jogjakarta ketika peristiwa G30S PKI
juga melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap perwira AD yang anti dengan PKI
yaitu Kolonel Katamso dan Letnan Kolonel Sugiono.
Pada berita RRI pagi harinya Letkol Untung lalu menyatakan pembentukan Dewan Revolusi.
Dalam situasi tidak menentu itu, panglima komando strategis AD yaitu Mayjen Soeharto
segera berkeputusan mengambil alih pimpinan Angkatan Darat.
Setelah mengumpulkan pasukan yang masih setia pada Pancasila, operasi penumpasan
Gerakan 30 September pun segera dilakukan. Ketika diketahui bahwa Gerakan 30 September
ini ada hubungannya dengan PKI. Maka pengejaran terhadap pimpinan dan pendukung PKI
juga terjadi. Gerakan 30S PKI pun berhasil ditumpas menandai berakhirnya dari gerakan
Partai Komunis Indonesia (PKI).
7 JENDRAL KORBAN G 30 S / PKI

Ahmad Yani

Menteri/Panglima Angkatan Darat ke-6


Masa jabatan
23 Juni 1962 1 Oktober 1965
Presiden Soekarno
Didahului oleh Abdul Harris Nasution
Digantikan
Pranoto Reksosamudro
oleh
Informasi pribadi
19 Juni 1922
Lahir Purworejo, Jawa Tengah, Hindia
Belanda
1 Oktober 1965 (umur 43)
Meninggal
Jakarta, Indonesia
Suami/istri Yayu Rulia Sutowiryo Ahmad Yani
Anak 8
Pekerjaan Tentara
Agama Islam
Dinas militer
Pengabdian Indonesia
Dinas/cabang
TNI Angkatan Darat
Masa dinas 1943-1965

Pangkat
Jenderal TNI Anumerta
Penghargaan Pahlawan Revolusi
Siswondo Parman

Komandan Pusat Polisi Militer TNI Angkatan Darat ke-5


Masa jabatan
1950 1953
Didahului oleh Kolonel Cpm A.Y. Mokoginta
Digantikan oleh Letkol Cpm M.Y. Proyogo
Informasi pribadi
4 Agustus 1918
Lahir
Wonosobo, Jawa Tengah
1 Oktober 1965 (umur 47)
Meninggal
Lubang Buaya, Jakarta
Pekerjaan TNI
Dinas militer
Pengabdian Indonesia
Dinas/cabang
TNI Angkatan Darat
Masa dinas 1945 - 1965

Pangkat
Letnan Jenderal TNI (Anumerta)
Unit Polisi Militer (CPM)
Penghargaan Pahlawan Revolusi
Letnan Jenderal R. Suprapto

Lair: Purwokerta, Jawa Tengah, 1 Oktober Agustus 1965


Tilar donya: Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965
Pasarean: TMP Kalibata - Jakarta
Mas Tirtodarmo Harjono

Informasi pribadi
Mas Tirtodarmo Harjono
Lahir 20 Januari 1924
Surabaya, Jawa Timur
1 Oktober 1965 (umur 41)
Meninggal
Lubang Buaya, Jakarta
Pekerjaan Tentara
Dinas militer
Pengabdian Indonesia
Dinas/cabang
TNI Angkatan Darat
Masa dinas 1945 - 1965

Pangkat
Letnan Jenderal TNI (Anumerta)
Penghargaan Pahlawan Revolusi
D.I. Pandjaitan

Informasi pribadi
Donald Isaac Panjaitan
Lahir 9 Mei 1925
Balige, Sumatera Utara
1 Oktober 1965 (umur 40)
Meninggal
Lubang Buaya, Jakarta
Suami/istri Marieke Pandjaitan br Tambunan
1. Catherine Pandjaitan
2. Masa Arestina
3. Ir (Ing) Salomo Pandjaitan
Anak 4. Letnan Jenderal (Purn)
Hotmangaraja Panjaitan
5. Tuthy Kamarati Pandjaitan
6. Riri Budiasri Pandjaitan
Pekerjaan TNI-AD
Agama Kristen Protestan
Dinas militer
Pengabdian Indonesia
Dinas/cabang
TNI Angkatan Darat
Masa dinas 1945 - 1965

Pangkat
Mayor Jenderal TNI (Anumerta)
Penghargaan Pahlawan Revolusi
Sutoyo Siswomiharjo

Informasi pribadi
28 Agustus 1922
Lahir
Kebumen, Jawa Tengah
1 Oktober 1965 (umur 43)
Meninggal
Lubang Buaya, Jakarta
Agus Widjojo
Anak
Nani Nurachman
Dinas militer
Pengabdian Indonesia
Dinas/cabang
TNI Angkatan Darat
Masa dinas 19451965

Pangkat
Mayor Jenderal TNI Anumerta
Penghargaan Pahlawan Revolusi
Pierre Tendean

Tendean, kr. 1963


Informasi pribadi
21 Februari 1939
Lahir
Batavia, Hindia Belanda
1 Oktober 1965 (umur 26)
Meninggal
Jakarta, Indonesia
A.L Tendean (Ayah)
Cornet M.E (Ibu)
Relasi
Mitze Farre (Kakak)
Rooswidiati (Adik)
Alma mater Akademi Militer (1962)
Agama Kristen Protestan
Dinas militer
Pengabdian Indonesia
Dinas/cabang
TNI Angkatan Darat
Masa dinas 1962-1965

Pangkat
Kapten (Anumerta)
Unit Zeni
Penghargaan Pahlawan Revolusi

Anda mungkin juga menyukai