Gorontalo adalah sebuah Provinsi di Indonesia yang lahir pada tanggal 5 Desember
2000. Seiring dengan munculnya pemekaran wilayah yang berkenaan dengan Otonomi
Daerah di Era Reformasi, provinsi ini kemudian dibentuk berdasarkan Undang-Undang
Nomor 38 Tahun 2000, tertanggal 22 Desember dan menjadi Provinsi ke-32 di Indonesia.
Ibukota Provinsi Gorontalo adalah Kota Gorontalo (sering disebut juga Kota
Hulontalo) yang terkenal pula dengan julukan "Kota Serambi Madinah".
Pakaian Adat Gorontalo Mukuta dan Biliu adalah sepasang pakaian adat Gorontalo yang
umumnya hanya dikenakan pada saat upacara perkawinan. Mukuta dikenakan oleh mempelai
pria dan Biliu dikenakan oleh mempelai wanita. Pakaian Adat Gorontalo Mukuta dan Biliu
sendiri disusun atas kain berwarna kuning keemasan persis seperti ditampilkan pada gambar
di atas, selain pula ada yang ber warna ungu dan hijau. Penggunaan pakaian tersebut akan
dilengkapi dengan beragam pernik dan aksesoris seperti penutup kepala, ikat pinggang,
terompah, dan lain sebagainya dengan sebutan khusus.
TARIAN ADAT GORONTALO
Tari dana-dana merupakan tari pergaulan remaja gorontalo. Tarian ini dilakukan
oleh 2 sampai 4 orang laki-laki. Tarian ini dimainkan dengan gerakan-gerakan yang dinamis
dan lincah. Dalam tarian ini seluruh anggota badan harus bergerak sesuai dengan irama
musik. Tarian ini diiringi oleh alat musik gambus dan rebana serta lagu berisi pantun yang
bertema percintaan atau nasehat-nasehat yang bertemakan kehidupan remaja. Tarian dana-
dana memang menggambarkan sosok remaja yang energik dengan gairah hidup yang besar,
kehidupan dunia remaja dan keakraban pergaulan remaja.
Tarian dana-dana dari Gorontalo ini mulai dikenal seiring dengan masuknya
pengaruh agama Islam ke Gorontalo. Pada tahun 1525 M, Tari Dana-Dana turut serta
menyebarkan dakwah Islam di Gorontalo. Tarian ini dipentaskan pada saat pesta pernikahan
Sultan Amay dan Putri Owotango. Tarian ini sebenarnya dibawakan secara berpasang-
pasangan antara remaja laki-laki dan perempuan. Akan tetapi, ketatnya ajaran Islam pada saat
itu tidak mengijinkan laki-laki bisa dengan mudah menyentuh perempuan yang bukan
muhrimnya sehingga tari dana-dana hanya dibawakan oleh kaum laki-laki saja.
Tari Dana-Dana terbagi menjadi dua fungsi yaitu tari penyambutan dan tari
perayaaan. Tari penyambutan biasa ditampilkan pada saat penyambutan tamu sedangkan tari
perayaan sendiri ditampilkan pada saat perayaan-perayaan hari besar atau perayaan adat. Tari
dana-dana juga memiliki daya pikat tersendiri di bidang pariwisata. Tarian ini juga seringkali
dipentaskan dalam rangkaian acara promosi pariwisata provinsi Gorontalo.
RUMAH ADAT GORONTALO