Tarian Lego
Tarian Lego
Kabupaten Alur, NTT dikenal dengan julukan Negeri 1000 Moko karena alat
musik dari Alor yang cukup legendaris. Alat musik tersebut, tidak hanya berfungsi
sebagai alat musik saja, Moko merupakan alat musik yang terbuat dari perunggu dan
seringkali digunakan sebagai mas kawin serta membayar sejumlah denda.
Alat musik Moko tersebut, juga dimanfaatkan oleh masyarakat Alor sebagai
iring-iringan pada tarian tradisional yaitu pada tarian Lego-lego. Tarian daerah asal
Alor NTT ini, dimainkan oleh laki-laki maupun perempuan dengan masal.
Oleh sebab itu, penampilan tarian Lego-lego pun akan sangat ramai. Formasi
khusus yang dapat dilihat dari tarian Lego-lego ialah posisi bergandengan tangan dan
membentuk lingkaran besar. Apabila dilihat dari gerakan tarianannya, dapat
disimpulkan pola lantai tarian Lego-lego adalah pola lantai garis melengkung. Para
penari akan membuat lingkaran sambil menari bersama-sama. Penggunaan pola lantai
ini menimbulkan kesan persatuan dan persaudaraan di antara penarinya.
Kesenian dari Alor ini secara turun-temurun diwariskan pada setiap generasi,
sehingga sampai saat ini masyarakat Alor masih sering menampilkan tarian Lego-
lego. Awal mula kemunculan tarian Lego-lego, digunakan sebagai tarian dalam
upacara adat, sebagai bentuk syukur masyarakat setempat.
Tarian Lego-lego selain dimainkan bersama dengan iringan alat-alat musik,
terkadang tarianan tradisional ini pun hanya diiringi oleh nyanyian dari para penari
dengan ditambahkan suara gemerincing dari gelang kaki penari.
Tarian Lego-lego juga disebut sebagai tarian multi etnik, dikarenakan
ditariankan oleh banyak orang tanpa memandang gender, agama, status sosial, klan
dan bahasa, seluruh penari bersatu dan menari dalam pertunjukan tradisi lisan yang
disebut dengan Lego-lego.
Tarianan tradisional khas NTT ini cukup unik, dikarenakan ada proses
pentransferan ilmu pengetahuan secara lisan pada masyarakat dan tidak hanya sekadar
pertunjukan tarian saja.